Sabtu, 25 April 2015

Sinopsis My Unfortunate Boyfriend Episode 3 - 2

Semua staf keluar dengan keadaan yang mabuk. Terlebih Manager Oh, hampir-hampir ia tidak bisa menopang tubuhnya yang gembrot itu. Hee Chul melihat Ji Na keluar. Hee Chul berniat mengantar Ji Na pulang. Tapi Ji Na menolak.  Hee Chul mengatakan ini sudah larut. Sepertinya kau juga minum banyak. Aku akan membawamu pulang. Hee Chul membuka pintu mobil buat Ji Na.

Hye Mi yang mabuk parah keluar di papah Julia. Ia mengira Hee Chul menunggunya. Julia langsung memasukan Hye Mi ke mobil Hee Chul. Ji Na yang kecewa pura-pura tersenyum merelakan Hee Chul mengantar pulang Hye Mi. (Tapi kok bukan hanya Ji Na yang kecewa ya, wajah Hee Chul radar-radar kecewa juga ga bisa mengantar pulang Ji Na.) >.<

Setelah Hee Chul pergi, tiba-tiba Ji Na merasa mual. Ji Na baru merasakan efek dari puluhan alkohol yang di minumnya. Ia berjalan di tengah-tengah jalan sambil bergoyang hingga mengakibatkan macet. Seorang ahjussi menegurnya. Hei nyonya, jangan minum jika kau tak bisa mengatasinya!

“Nyonya? Aku bukan nyonya, ya!” Ji Na protes pada ahjussi dalam mobil itu. ahjussi itu menjalankan mobilnya tiba-tiba membuat Ji Na hampir terjatuh. Untung badut Tae Woon segera menangkapnya.

Badut Tae Woon memberikan intruksi kalau Ji na tidak boleh ebrjalan di tegah jalan tapi Ji Na tak mengerti. Badut Tae Woon berniat pergi. Ji Na memukulinya dengan tas hingga ia terjatuh. Melihat itu, Ji Na tertawa.

“Apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau tahu betapa aku ingin melihatmu ketika aku masih kecil? Anak-anak kaya akan ke taman hiburan... dan mereka akan membual karena melihatmu dengan ibu dan ayah mereka. Aku tak pernah sekali pun bisa pergi ke sana. Sebagai seorang gadis kecil, aku begitu cemburu. Kenapa kau hanya tinggal di taman hiburan Seoul... dan menyakiti gadis kecil sepertiku? Tidak apa-apa. Ini bukan masalah besar. Ada begitu banyak hal yang ingin aku lakukan denganmu.” Ji Na pun mengajak badut Tae Woon pergi.

Ji Na menarik badut Tae Woon sambil bergoyang. Seorang anak kecil dalam mobil bersama ayahnya merasa heran melihat itu. Ji Na di piggy back oleh badut Tae Woon. Mereka lalu bermain game dan bola tembak bersama. Tae Woo yang tak begitu ahli pun terkena bola dan jatuh pingsan. hahaha

**

Hee Chul tidak langsung membawa Hye Mi pulang ke rumah. Ia membawa Hye Mi ke sungai Han sambil menunggunya sadar. Setelah sadar, Hee Chul berkata pada Hye Mi kalau ia sudah menghubungi ayah Hye Mi dan mengatakan Hye Mi akan pulang terlambat. Hye Mi mengucapkan terima kasih. Hee Chul mengajaknya pulang tapi Hye Mi berkata ia berpikir tentang apa yang Hee Chul katakan terakhir kali.

“Apa yang aku katakan?” tanya Hee Chul. Hye Mi mengatakan Hee Cul berkata padanya ia tak perlu putus asa. Hee Chul tersenyum mendengar itu. Ia menduga kata-katanya mengganggu Hye Mi.

“Hanya karena aku tak kekurangan apa-apa bukan berarti aku tidak berpikir.” Ujar Hye Mi serius

“Aku hanya berpikir kau berusaha terlalu keras.”

“Apa kau ingin aku memberitahumu alasannya? Ada sesuatu yang benar-benar ingin aku miliki. Aku tidak kekurangan apa-apa... Tapi aku mati-matian sangat mengingini sesuatu. Itu sebabnya aku ingin mendapatkan pengakuanmu.” Hye Mi merasa lega mengatakan itu. Ia lalu mengajak Hee Chul pulang.

**

Ji Na menawari badut Tae Woon soju. Tapi badut Tae woon diam saja. Ji Na tertawa. Aku kira itu akan aneh jika beruang berbicara. Bagaimanapun, aku merasa sangat senang karena kau adalah beruang. Ji Na minum setenguk dan kembali berceleloteh.

“Aku tak perlu mencoba membuatmu terkesan. Aku merasa begitu nyaman di sekitarmu. Kau dulu tinggal di pegunungan, 'kan? Aku dulu tinggal di pesisir. Aku tak selalu tinggal di sana. Setelah bisnis ayahku bangkrut... kami tidak punya pilihan selain pergi ke kampung halamannya. Hari pertama kami pindah ke pesisir... baunya begitu amis. Aku ingin merobek hidungku.” Ji Na menarik hidung badut Tae Woon hingga lepas.

“Pernahkah kau ke laut? Apa yang kau pikirkan tentang laut? Apa kau berpikir itu indah? Laut itu kelihatan romantis ketika kau melihatnya sesekali. Tapi menyakitkan jika kau harus melihatnya setiap hari. Tidak peduli berapa banyak kau melihatnya, itu selalu sama. Sama sepertiku, tidak peduli seberapa keras mencoba tetap seperti ini. Itu sebabnya aku pergi. Aku ingin menunjukkan kepada mereka bahwa aku sudah berubah. Aku ingin meruntuhkan rumah lama kami... dan membangun rumah baru yang bagus. Jadi ibuku tak perlu bekerja begitu keras. Aku ingin dia hidup menikmati laut yang indah. Itu sebabnya aku pergi. Aku begitu sakit dan lelah karena laut itu. Tapi saat ini, aku merindukannya dari waktu ke waktu. Lucu, 'kan?” Ji Na lalu menghapus air matanya

Ji Na kembali minum lagi. Ia meminta badut Tae Woon menjaga rahasia yang telah ia ceritakan. Ji Na hampir saja ambruk kalau saja Tae Woon tidak cepat menahannya. Tae Woon menjaga Ji Na sampai kedainya tutup. Tae Woon lalu membopong Ji Na. Ia melihat ada gerobak kosong di tengah taman. Tae Woon pun meletakan Ji Na di dalam gerobak itu. Tae Woon menyelimuti Ji Na dengan koran bekas dan kardus. Tae Woon nampak puas melihat Ji Na tidur nyenyak di tempat tidur barunya itu.. hehehe

Pagi menjelang. Tae Woon pergi membeli minuman hangat untuk Ji Na. Tapi saat ia kembali, Ji Na bersama gerobaknya hilang entah kemana. Ternyata Ji Na di bawa oleh seorang bapak-bapak yang empunya gerobak itu. Tapi bapak-bapak itu tidak menyadari ada seorang bidadari cantik yang tidur dalam gerobaknya. Bapak-bapak itu baru sadar ketika Ji Na bangun dan menjadi pusat perhataian di tengah jalan. hehehe

Ji Na membersihkan dirinya di toilet umum. Ketika ia mengambil perlengkapan make up, ia mendapati hidung beruang dalam tas. Ji Na bertanya-tanya apa ini. Ia pun teringat akan kejadian semalam. Ji Na shock dan berteriak histeris di dalam toilet. hahaha

Ji Na ke kantor tanpa mengganti pakaian. Ia bertemu dengan sunbaenimnya. Sunbaenimnya belum pulih dari mabuk. Sunbaenimnya merasa heran melihat Ji Na dalam keadaan fit. Padahal semalam mereka minum bersama dan ia hampir mati tapi Ji Na malah baik-baik saja. Sunbaenim merasa mual. Ji Na menawarkan membeli minum tapi di tolak. Sunbeanim mengajak Ji Na sarapan saja.

Hye Mi tiba-tiba muncul. Ia heran melihat Ji Na mengenakan pakaian yang sama dari kemarin. Apa kau tidak pulang, tanya Hye Mi. Belum sempat Ji Na menjawab, Hye Mi mengungkapkan rasa senangnya karena Direktur Kang mengantarnya pulang semalam. Ji Na lalu berbohong ia tidur di hotel dekat sini karena ia tak ingin terlambat bekerja. Meskipun itu sangat tidak bisa di percaya.

“Benarkah? Aku datang dari Dongducheon... Ini perjuangan berat datang jauh-jauh dari rumah.” ujar Sunbaenim.

“Aku mencari studio sekitar sini juga. Lain kali, Anda bisa menginap di tempat saya.” Kata Hye Mi

“Aku kira gadis dari keluarga kaya sangat berbeda. Yang satu berbicara tentang studio... Yang lain, sebuah hotel.” Usai mengatakan itu sunbaenim pergi meninggalkan Ji Na dan Hye Mi. Ji Na menatap sinis Hye Mi lalu menyusul sunbaenim.

**

Di ruang rapat. Semuanya seperti tidak ada semangat saat Hee Chul bertanya apa ada ide yang lain. Manager Oh melihat sekeliling, oh ada Ji Na yang suntuk. Ia menggunakan kesempatan ini untuk bebas tugas. “Ji Na-ssi, kau seharusnya mempresentasikan idemu pada pertemuan ini.”

Ji Na tak tahu apa yang harus ia presentasikan. Otaknya mulai bekerja. “Ada seorang wanita seperti kedelai yang difermentasi. Suatu hari dia bertemu dengan kecap manis seperti seorang pria. Gadis itu memberikan pria kecap itu semua yang ia miliki. Tapi belakangan dia tahu jika pria kecap itu palsu. Dia hanya pewarna makanan yang buruk yang berpura-pura menjadi kecap. Dia tidak benar-benar mencintai gadis itu. Dia hanya memanfaatkannya. Namun ketika pria kecap yang asli muncul... dan merangkul rasa sakit gadis itu. Itulah bagaimana kecap asli yang terbuat dari fermentasi kedelai datang dan jadi... “

Semua yang mendengarnya merasa aneh. Ji Na lalu bertanya bagaimana membuat cerita seperti ini menjadi pertunjukan wayang tradisional? Jangan hanya menggunakan kedelai difermentasi. Meraka harus benar-benar jatuh cinta padanya. Dan tak di sangka, ide gila Ji Na di terima beberapa staf dan juga Hee Chul tentunya. Hye Mi malah kaget Hee Chul bisa menyukai ide Ji Na itu.

Usai rapat. Sunbaenim berterima kasih pada Ji Na karena sudah menyelamatkan mereka tadi. Manager Oh bertanya pada Ji Na kapan ia punya waktu untuk mempersiapkan pertunjukan sulap dan melakukan semua ini? Ji Na berbohong ia terjaga sepanjang malam. Manager Oh memuji Ji Na hebat sekali.

Ji Na tak sengaja mendengar pembicaraan ahjumma office girl dan seorang staf. Ji Na penasaran apa yang mereka katakan. Kebetulan Hye Mi datang membawa air buat staf itu. Staf itu pun menceritakan tugas yang di berikan ketua. Setiap karyawan wanita bergiliran melakukan sesuatu setiap pagi. Dan hampir semua staf wanita membenci menjalankan tugas itu. Sontak Ji Na dan Hye Mi berebutan mau melakukan tugas itu. Tapi sebagai seorang tenaga magang, mereka tidak memenuhi syarat itu. Namun mereka berdua ngotot mau melakukannya. Ji Na pun berkata ia akan melakukannya setiap hari. Alhasil Ji Na yang akan menjalankan tugas itu. haha lagi-lagi Hye Mi kalah.

**

Soo Ji membawa sebuah sarang burung yang berisi telur-telur yang akan menetas yang di tinggalkan induknya. Soo Ji bingung harus menaruhnya dimana. Tae Woon menolong Soo Ji mencari tempat buat telur-telur itu.

Ji Na mencari alamat toko bunga yang di beri sunbaenimnya. Ji Na tak menyangka itu adalah toko bunga, ia pkir itu toko ubi jalar. Ji Na masuk ke dalam. Ya ampun, ini kan tokonya Tae Woon.

Ji Na mencari-cari ke seluruh penjuru tapi tidak menemukan siapapun. Hingga akhirnya Ji Na melihat pemandangan yang membuat dirinya berpikiran negatif (Tae Woon menolong Soo Ji meletakan sarang itu di bawa bunga. Tapi posisi Tae Woon di atas Soo Ji.) Ji Na langsung berlari mendekat dan memukul Tae Woon.

-Bersambung ke episode 4 di tempat Mbak Lilik-


Komentar :


Sepertinya Hee Chul mulai menyukai Ji Na.

3 komentar:

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang