Semua staf keluar dengan keadaan
yang mabuk. Terlebih Manager Oh, hampir-hampir ia tidak bisa menopang tubuhnya
yang gembrot itu. Hee Chul melihat Ji Na keluar. Hee Chul berniat mengantar Ji
Na pulang. Tapi Ji Na menolak. Hee Chul
mengatakan ini sudah larut. Sepertinya kau juga minum banyak. Aku akan
membawamu pulang. Hee Chul membuka pintu mobil buat Ji Na.
Hye Mi yang mabuk parah keluar
di papah Julia. Ia mengira Hee Chul menunggunya. Julia langsung memasukan Hye
Mi ke mobil Hee Chul. Ji Na yang kecewa pura-pura tersenyum merelakan Hee Chul
mengantar pulang Hye Mi. (Tapi kok bukan hanya Ji Na yang kecewa ya, wajah Hee
Chul radar-radar kecewa juga ga bisa mengantar pulang Ji Na.) >.<
Setelah Hee Chul pergi,
tiba-tiba Ji Na merasa mual. Ji Na baru merasakan efek dari puluhan alkohol
yang di minumnya. Ia berjalan di tengah-tengah jalan sambil bergoyang hingga
mengakibatkan macet. Seorang ahjussi menegurnya. Hei nyonya, jangan minum jika
kau tak bisa mengatasinya!
“Nyonya? Aku bukan nyonya, ya!” Ji
Na protes pada ahjussi dalam mobil itu. ahjussi itu menjalankan mobilnya tiba-tiba
membuat Ji Na hampir terjatuh. Untung badut Tae Woon segera menangkapnya.
Badut Tae Woon memberikan
intruksi kalau Ji na tidak boleh ebrjalan di tegah jalan tapi Ji Na tak
mengerti. Badut Tae Woon berniat pergi. Ji Na memukulinya dengan tas hingga ia
terjatuh. Melihat itu, Ji Na tertawa.
“Apa yang kau lakukan di sini? Apakah
kau tahu betapa aku ingin melihatmu ketika aku masih kecil? Anak-anak kaya akan
ke taman hiburan... dan mereka akan membual karena melihatmu dengan ibu dan
ayah mereka. Aku tak pernah sekali pun bisa pergi ke sana. Sebagai seorang
gadis kecil, aku begitu cemburu. Kenapa kau hanya tinggal di taman hiburan
Seoul... dan menyakiti gadis kecil sepertiku? Tidak apa-apa. Ini bukan masalah
besar. Ada begitu banyak hal yang ingin aku lakukan denganmu.” Ji Na pun mengajak
badut Tae Woon pergi.
Ji Na menarik badut Tae Woon
sambil bergoyang. Seorang anak kecil dalam mobil bersama ayahnya merasa heran
melihat itu. Ji Na di piggy back oleh badut Tae Woon. Mereka lalu bermain game
dan bola tembak bersama. Tae Woo yang tak begitu ahli pun terkena bola dan
jatuh pingsan. hahaha
**
Hee Chul tidak langsung membawa
Hye Mi pulang ke rumah. Ia membawa Hye Mi ke sungai Han sambil menunggunya
sadar. Setelah sadar, Hee Chul berkata pada Hye Mi kalau ia sudah menghubungi
ayah Hye Mi dan mengatakan Hye Mi akan pulang terlambat. Hye Mi mengucapkan terima
kasih. Hee Chul mengajaknya pulang tapi Hye Mi berkata ia berpikir tentang apa
yang Hee Chul katakan terakhir kali.
“Apa yang aku katakan?” tanya
Hee Chul. Hye Mi mengatakan Hee Cul berkata padanya ia tak perlu putus asa. Hee
Chul tersenyum mendengar itu. Ia menduga kata-katanya mengganggu Hye Mi.
“Hanya karena aku tak kekurangan
apa-apa bukan berarti aku tidak berpikir.” Ujar Hye Mi serius
“Aku hanya berpikir kau berusaha
terlalu keras.”
“Apa kau ingin aku memberitahumu
alasannya? Ada sesuatu yang benar-benar ingin aku miliki. Aku tidak kekurangan
apa-apa... Tapi aku mati-matian sangat mengingini sesuatu. Itu sebabnya aku
ingin mendapatkan pengakuanmu.” Hye Mi merasa lega mengatakan itu. Ia lalu
mengajak Hee Chul pulang.
**
Ji Na menawari badut Tae Woon
soju. Tapi badut Tae woon diam saja. Ji Na tertawa. Aku kira itu akan aneh jika
beruang berbicara. Bagaimanapun, aku merasa sangat senang karena kau adalah beruang.
Ji Na minum setenguk dan kembali berceleloteh.
“Aku tak perlu mencoba membuatmu
terkesan. Aku merasa begitu nyaman di sekitarmu. Kau dulu tinggal di
pegunungan, 'kan? Aku dulu tinggal di pesisir. Aku tak selalu tinggal di sana. Setelah
bisnis ayahku bangkrut... kami tidak punya pilihan selain pergi ke kampung
halamannya. Hari pertama kami pindah ke pesisir... baunya begitu amis. Aku
ingin merobek hidungku.” Ji Na menarik hidung badut Tae Woon hingga lepas.
“Pernahkah kau ke laut? Apa yang
kau pikirkan tentang laut? Apa kau berpikir itu indah? Laut itu kelihatan romantis
ketika kau melihatnya sesekali. Tapi menyakitkan jika kau harus melihatnya
setiap hari. Tidak peduli berapa banyak kau melihatnya, itu selalu sama. Sama
sepertiku, tidak peduli seberapa keras mencoba tetap seperti ini. Itu sebabnya
aku pergi. Aku ingin menunjukkan kepada mereka bahwa aku sudah berubah. Aku
ingin meruntuhkan rumah lama kami... dan membangun rumah baru yang bagus. Jadi
ibuku tak perlu bekerja begitu keras. Aku ingin dia hidup menikmati laut yang
indah. Itu sebabnya aku pergi. Aku begitu sakit dan lelah karena laut itu. Tapi
saat ini, aku merindukannya dari waktu ke waktu. Lucu, 'kan?” Ji Na lalu menghapus
air matanya
Ji Na kembali minum lagi. Ia
meminta badut Tae Woon menjaga rahasia yang telah ia ceritakan. Ji Na hampir saja
ambruk kalau saja Tae Woon tidak cepat menahannya. Tae Woon menjaga Ji Na
sampai kedainya tutup. Tae Woon lalu membopong Ji Na. Ia melihat ada gerobak
kosong di tengah taman. Tae Woon pun meletakan Ji Na di dalam gerobak itu. Tae
Woon menyelimuti Ji Na dengan koran bekas dan kardus. Tae Woon nampak puas
melihat Ji Na tidur nyenyak di tempat tidur barunya itu.. hehehe
Pagi menjelang. Tae Woon pergi
membeli minuman hangat untuk Ji Na. Tapi saat ia kembali, Ji Na bersama
gerobaknya hilang entah kemana. Ternyata Ji Na di bawa oleh seorang bapak-bapak
yang empunya gerobak itu. Tapi bapak-bapak itu tidak menyadari ada seorang
bidadari cantik yang tidur dalam gerobaknya. Bapak-bapak itu baru sadar ketika
Ji Na bangun dan menjadi pusat perhataian di tengah jalan. hehehe
Ji Na membersihkan dirinya di
toilet umum. Ketika ia mengambil perlengkapan make up, ia mendapati hidung
beruang dalam tas. Ji Na bertanya-tanya apa ini. Ia pun teringat akan kejadian
semalam. Ji Na shock dan berteriak histeris di dalam toilet. hahaha
Ji Na ke kantor tanpa mengganti
pakaian. Ia bertemu dengan sunbaenimnya. Sunbaenimnya belum pulih dari mabuk. Sunbaenimnya
merasa heran melihat Ji Na dalam keadaan fit. Padahal semalam mereka minum
bersama dan ia hampir mati tapi Ji Na malah baik-baik saja. Sunbaenim merasa
mual. Ji Na menawarkan membeli minum tapi di tolak. Sunbeanim mengajak Ji Na
sarapan saja.
Hye Mi tiba-tiba muncul. Ia heran
melihat Ji Na mengenakan pakaian yang sama dari kemarin. Apa kau tidak pulang,
tanya Hye Mi. Belum sempat Ji Na menjawab, Hye Mi mengungkapkan rasa senangnya
karena Direktur Kang mengantarnya pulang semalam. Ji Na lalu berbohong ia tidur
di hotel dekat sini karena ia tak ingin terlambat bekerja. Meskipun itu sangat
tidak bisa di percaya.
“Benarkah? Aku datang dari Dongducheon...
Ini perjuangan berat datang jauh-jauh dari rumah.” ujar Sunbaenim.
“Aku mencari studio sekitar sini
juga. Lain kali, Anda bisa menginap di tempat saya.” Kata Hye Mi
“Aku kira gadis dari keluarga kaya
sangat berbeda. Yang satu berbicara tentang studio... Yang lain, sebuah hotel.”
Usai mengatakan itu sunbaenim pergi meninggalkan Ji Na dan Hye Mi. Ji Na
menatap sinis Hye Mi lalu menyusul sunbaenim.
**
Di ruang rapat. Semuanya seperti
tidak ada semangat saat Hee Chul bertanya apa ada ide yang lain. Manager Oh melihat
sekeliling, oh ada Ji Na yang suntuk. Ia menggunakan kesempatan ini untuk bebas
tugas. “Ji Na-ssi, kau seharusnya mempresentasikan idemu pada pertemuan ini.”
Ji Na tak tahu apa yang harus ia
presentasikan. Otaknya mulai bekerja. “Ada seorang wanita seperti kedelai yang
difermentasi. Suatu hari dia bertemu dengan kecap manis seperti seorang pria. Gadis
itu memberikan pria kecap itu semua yang ia miliki. Tapi belakangan dia tahu
jika pria kecap itu palsu. Dia hanya pewarna makanan yang buruk yang
berpura-pura menjadi kecap. Dia tidak benar-benar mencintai gadis itu. Dia
hanya memanfaatkannya. Namun ketika pria kecap yang asli muncul... dan
merangkul rasa sakit gadis itu. Itulah bagaimana kecap asli yang terbuat dari
fermentasi kedelai datang dan jadi... “
Semua yang mendengarnya merasa
aneh. Ji Na lalu bertanya bagaimana membuat cerita seperti ini menjadi
pertunjukan wayang tradisional? Jangan hanya menggunakan kedelai difermentasi. Meraka
harus benar-benar jatuh cinta padanya. Dan tak di sangka, ide gila Ji Na di
terima beberapa staf dan juga Hee Chul tentunya. Hye Mi malah kaget Hee Chul
bisa menyukai ide Ji Na itu.
Usai rapat. Sunbaenim berterima
kasih pada Ji Na karena sudah menyelamatkan mereka tadi. Manager Oh bertanya
pada Ji Na kapan ia punya waktu untuk mempersiapkan pertunjukan sulap dan
melakukan semua ini? Ji Na berbohong ia terjaga sepanjang malam. Manager Oh
memuji Ji Na hebat sekali.
Ji Na tak sengaja mendengar
pembicaraan ahjumma office girl dan seorang staf. Ji Na penasaran apa yang
mereka katakan. Kebetulan Hye Mi datang membawa air buat staf itu. Staf itu pun
menceritakan tugas yang di berikan ketua. Setiap karyawan wanita bergiliran melakukan
sesuatu setiap pagi. Dan hampir semua staf wanita membenci menjalankan tugas
itu. Sontak Ji Na dan Hye Mi berebutan mau melakukan tugas itu. Tapi sebagai seorang
tenaga magang, mereka tidak memenuhi syarat itu. Namun mereka berdua ngotot mau
melakukannya. Ji Na pun berkata ia akan melakukannya setiap hari. Alhasil Ji Na
yang akan menjalankan tugas itu. haha lagi-lagi Hye Mi kalah.
**
Soo Ji membawa sebuah sarang
burung yang berisi telur-telur yang akan menetas yang di tinggalkan induknya. Soo
Ji bingung harus menaruhnya dimana. Tae Woon menolong Soo Ji mencari tempat
buat telur-telur itu.
Ji Na mencari alamat toko bunga
yang di beri sunbaenimnya. Ji Na tak menyangka itu adalah toko bunga, ia pkir
itu toko ubi jalar. Ji Na masuk ke dalam. Ya ampun, ini kan tokonya Tae Woon.
Ji Na mencari-cari ke seluruh
penjuru tapi tidak menemukan siapapun. Hingga akhirnya Ji Na melihat
pemandangan yang membuat dirinya berpikiran negatif (Tae Woon menolong Soo Ji
meletakan sarang itu di bawa bunga. Tapi posisi Tae Woon di atas Soo Ji.) Ji Na
langsung berlari mendekat dan memukul Tae Woon.
-Bersambung
ke episode 4 di tempat Mbak Lilik-
Komentar
:
Sepertinya Hee Chul mulai
menyukai Ji Na.
Akhir.a dlnjutin jg..
BalasHapusGomawo..
Lanjut kak!! Udah nunggu lama niihh... udah pnasaran bgt!!
BalasHapusLanjut ke episode 6 kak
BalasHapus