Pada episode sebelumnya, Ji Na
menolong Tae Woon yang tak sadarkan diri dengan memberi nafas buatan. Dalam
alam bawah sadarnya, Tae Woon melihat kejadian di masa lalu. Tae Woon kecil bertemu
dengan seorang gadis saat mengambil layangan yang tersangkut. Gadis kecil itu pernah
bertemu dengan ayah Tae Woon. Tae Woon yang tengah berusaha mengambil layangan
pun terjatuh dan menimpa gadis itu.
Tae Woon tersadar. Ia seperti
mengalami shock terapi (mungkin terkejut karena Ji Na menciumnya). Tae Woon
bangun dan berjalan seperti robot. Semua staf mengira itu bagian dari
pertunjukan. Mereka memuji kinerja Ji Na dan memberinya applaus.
Ji Na menyusul Tae Woon. Tae Woon
masih seperti orang linglung. Apalagi saat ia teringat akan ciuman tadi, linglungnya
bertambah parah. Ji Na khawatir terjadi sesuatu dengan Tae Woon. Apa kau
baik-baik saja? Tae Woon malah berkata bunga-bunganya baik-baik saja. Ji Na
kesal. Yang ia khawatirkan itu Tae Woon bukan bunga-bunga.
Tae Woon berniat kabur. Ia tidak
berani menatap wajah Ji Na. Tapi Ji Na mencegatnya. Ji Na melihat leher Tae Woon
merah. Apa ini terjadi selama pertunjukan? Tae Woon berbohong tidak. Ji Na
merasa frustasi. Ia memarahi Tae Woon karena lebih mementingkan bunga. Tae Woon
meminta maaf. Ji Na kembali memarahinya. Kenapa kau meminta maaf? Akulah yang
harusnya meminta maaf.
Melihat Tae Woon diam dan hanya
menunduk. Ji Na merasa bersalah plus khawatir. Tak ada luka di bagian lain,
'kan? Tae Woon mengatakan ia benar-benar baik-baik saja. Ji Na menyuruh Tae Woon
menunggu sebentar, ia akan pergi membeli obat. Tapi Tae Woon tidak mau. Ia
meminta Ji Na kembali ke kantor. Ia benar-benar baik-baik saja.
Ji Na menutup mulut Tae Woon
dengan jarinya. “Aku tak ingin mendengar keluhan nantinya. Jangan katakan
apa-apa dan tetap di sini. Aku akan pergi membeli obat.” Ji Na bergumam bikin
frustrasi saja. Ji Na hendak pergi tapi tiba-tiba ada sepeda motor yang lewat.
Hampir saja menabrak Ji Na. Beruntung Tae Woon cepa-cepat menariknya.
Posisi mereka seperti posisi
klimak suatu dansa. Ji Na terbelalak kaget. Wajah mereka sangatlah dekat. Tae
Won cepat-cepat membetulkan posisi dan memarahi Ji Na karena kejadian tadi sangatlah
berbahaya. Seharusnya Ji Na tadi tidak ngotot. Tae Woon lalu menyelimuti Ji Na
dengan jaketnya dan menyuruhnya kembali. Kalau tadi di kantor Tae Woon shock
karena Ji Na menciumnya, sekarang kebalikannya, Ji Na yang shock karena
wajahnya berdekatan dengan Tae Woon.
**
Ji Na kembali ke kantor. Ia
melihat jaket Tae Woon. Ji Na menggerutu kenapa ia terus-terusan terlibat dengan
Tae Woon. Ji Na teringat akan kejadian tadi. Tae Woon bersikap seperti pria
yang baik (Tae Woon menyelimutinya dengan jaket). Ji Na cepat-cepat membuang
jauh pikiran itu. Ji Na merasa heran kenapa Tae Woon tiba-tiba berakting macho
seperti itu.
Lagi membicara soal Tuan Malang,
tanya ahjumma yang tiba-tiba muncul dan mengagetkan Ji Na. Walaupun Ji Na
menyangkal tapi ahjumma hafal benar hanya Tuan Malang yang mampu melakukan
sesuatu yang begitu memalukan. Ji Na berniat pergi tapi ahjumma menagih janji kapan
Ji Na mentraktirnya. Ji Na bertanya apa yang ahjumma suka. Iga gulung spesial,
jawab ahjumma penuh harap. Sayang sekali, Ji Na belum gajian jadi belum bisa
mentraktir ahjumma.
**
Ketua IM memancing bersama
seorang ahjussi. Tapi mereka belum mendapatkan apa-apa. Ahjussi itu menebak
ketua datang ke sini bukan untuk memancing tapi untuk makan ramen. Ketua
mengatakan tak ada yang salah jika makan ramen di sini. Padahal banyak restoran
yang bagus di sekitar sini, kata ahjussi itu. Ketua Im berujar sudah saatnya
baginya untuk membiarkan generasi muda menikmati restoran yang bagus.
“Generasi muda yang mana? Siapa
yang Anda maksud? Direktur Kang?” tanya ahjussi itu penasaran. Tapi Ketua hanya
tersenyum. Ahjussi itu menebak siapa yang Ketua maksud. Ahjussi itu malah
menambahkan sebuah perumpaan. “Mereka bilang kaki lilin itu gelap. Saya kira
rumor itu benar.”
Ketua Im berkata tidak. Aku akan
mendapatkan izin terakhirmu. Tapi ahjussi seakan tidak percaya, sebab ketua
hanya mengatakan itu. Ketua menyuruh ahjussi itu menghubungi Jaksa Hwang datang
ke rumah minggu depan. Ahjussi itu mengiyakan perintah ketua. Tapi ia penasaran
apa yang di tonton ketua sampai sebegitu fokusnya. Ketua menjawab pesta ulang
tahun perusahaan yang baru saja diunggah. Ketua terlihat terkejut melihat
Ji Na melakukan pertunjukan sulap bersama Tae Woon. Tapi aNNa merasa
terkejutnya ketua karena melihat Tae Woon tampil di publik.
**
Soo Ji dan pria kacamata yang
baru saja masuk ke taman merasa heran melihat Tae Woon menyirami lantai bukan
bunga. Paling parahnya, wajah Tae Woon memerah githu (tapi kurang merah kayak
Yeon Hee di EXO Next Door). Pria kacamata bertanya apa yang Tae Woon makan
sampai wajahnya menjadi seperti ini. Tae Woon dengan polos berkata ludah
wanita. Soo Ji memarahi Tae Woon kenapa dia memakan itu? Apa Tae Woon mencium
seseorang?
Dengan terbata-bata Tae Woon
berkata itu hanya kecelakaan. Mereka menyuruh Tae Woon mengatakan dengan siapa.
Tapi Tae Woon memilih mengunci mulutnya rapat-rapat. Soo Ji menebak pasti dengan
wanita sampah (wanita sampah yang di maksud adalah Ji Na. Soo Ji memanggilnya
begitu karna Ji Na menginjak kotoran yang di gunakan Tae Woon sebagai pupuk
buat bunganya).
Tae Woon merasa malu hingga ia
menutup wajahnya dengan pot siraman. Pria kacamata lucu sendiri melihat tingkah
Tae Woon. “Hei. Apa kau dari luar angkasa atau planet lain? Kenapa kau begitu
bereaksi dengan ludahan wanita?” Tae Woon berkata ia tak tahu entah kenapa karena
ini pertama kali baginya. Ia begitu terkejut. Pria kacamata menyuruh Tae Woon
berbalik biar ia melihat wajah Tae Woon.
“Astaga... Wajahmu benar-benar
lenyap. Bagaimana ini bisa terjadi?” Ujar pria kacamata memoyongkan bibir Tae
Woon, tapi bibirnya sendiri juga ikutan monyong. Hehe Pria kacamata merasa seperti makan empedu
ayam. Ia lalu menyuruh Soo Ji menggambar tangga.
Soo Ji pun mengambar tangga
(seperti permainan githu). Tae Woon dan pria kacamata bergoyang sembari
menunggu Soo Ji selesai mengambar. Masing-masing dari mereka berharap bukan
mereka yang mendapatkannya. Namun, pria kacamata di nyatakan kalah. Soo Ji
bertanya apa yang harus mereka lakukan hari ini. Pria kacamata mencoba merayu
Soo Ji. Ia minta maaf karena telah membuat So Ji memakai wig botak tempo hari.
Ternyata hukumannya pria kacamata
memakai kostum badut selama 2 jam menggantikan Tae Woon. Soo Ji menyuruhnya
pergi menjalankan tugas. Walau dengan berat hati, pria kacamata itu pun pergi.
Tae Woon baru menyadari ia kehilangan walkman-nya di pantry. Tae Woon berlari
menyusul pria kacamata. Pria itu menghindari Tae Woon dan ia terjatuh. Tae Woon
berkata ia harus mampir di suatu tempat, nanti ia akan pergi ke pasar.
**
Ji Na menelpon si pesulap dan
memarahinya. Ji Na tak mau dengar alasan apapun tentang diare yang entah dari
mana datangnya. Seharusnya pesulap itu menjaga diri, mengingat betapa
pentingnya acara ini. Mata Ji Na tertuju pada botol kosong di atas meja. Ia
teringat akan Hye Mi yang menyembunyikan botol kosong itu ketika ia muncul
semalam. Ji Na berjanji akan mengirim barang-barang pesulap itu. Tapi pesulap
itu harus membayar ongkos pengiriman.
Tae Woon kaget melihat Ji Na
berada di Pantry. Ia langsung bersembunyi takut ketahuan. Ji Na melihat walkman
Tae Woon yang ketinggalan di atas meja. Ji Na heran benda seperti itu masih
ada. Ji Na mencoba memutarnya. Wah,, Ji Na seperti terhipnotis. Ia benar-benar
menikmati lagu dalam walkman itu sampai-sampai ia tidak menyadari kehadiran Hee
Chul
“Apa yang kau lakukan?” tanya
Hee Chul mengagetkan Ji Na.
Ji Na kaget dan melepaskan ear
phone. Hee Chul melihat kotak sulap. Ia menebak itu pasti kotak ajaib dari
penampilan yang terkenal. Ji Na gatau harus berkata apa sampai Hee Chul
menanyakan walkman yang di pegangnya. Apa itu punyamu? Ji Na mengatakan tidak.
Ia lalu bertanya apa Hee Chul melihat penampilannya. Ia mendengar pejabat
perusahaan tak datang ke pesta. Hee Chul menjawab ia melihatnya melalui saluran
TV perusahaan.
“Oooh... Anda melihatnya melalui
TV... Saya kira Anda tak melihat bagian yang paling penting.”
“Bagian yang paling penting?”
“Ya. Ada adegan di mana saya
membawa orang mati hidup kembali.”
“Oh, sulap...”
“Ya. Ciuman sulap.” Ujar Ji Na
tersenyum bangga. Tae Woon mendengar itu dan memegang bibirnya.
“Ciuman sulap... Jangan
menggunakannya sesuai keinginanmu lagi.” ujar Hee Chul. Ji Na bertanya apakah
itu perintah dari atasan, atau permintaan pribadi? Bukannya menjawab. Hee Chul
dan Ji Na sama-sama tertawa kecil.
Hee Chul lalu mengajak Ji Na
pergi makan malam bersama jika ia tidak punya rencana lain malam ini. Setelah
mengatakan itu, Hee Chul pun pergi. Ji Na memegang pipinya yang hampir
memerah. Ciiieee cieeee
Setelah Ji Na pergi, Tae Woon
pun mengambil walkman-nya. Ia mendengarkan lagu yang di putar Ji Na tadi. Tae
Woon lalu memegang bibirnya.
**
Ji Na masuk ke toilet dan melampiaskan
kebahagiaannya. “Ahhhhh,, apa yang harus aku lakukan? Dia memintaku keluar
untuk makan malam.” Ji Na begitu bahagia karena restoran yang di pesan Hee Chul
merupakan restoran tradisinal Korea yang paling populer dan di kenal sebagai
tempat jamuan keluarga terbaik sebelum pernikahan.
“Apa kau mau bertemu denganku di
'Together Forever'?” Ujar Ji Na meniru gaya Hee Chul. hahaha
**
Tae Woo pergi berbelanja. Ia
terus saja memegang bibirnya. Ia teringat akan perkataan Ji Na tentang ciuman
sulap. Dan karena ciuman itu, ia seperti mendengar nama Ji Na di seluruh
penjuru pasar. Setiap orang seakan menyebut nama Ji Na. Padahal jina yang di
maksud adalah lewat bukan nama orang. hahaha
Sesampainya di restoran, Ji Na
begitu senang saat mengetahui Hee Chul memesan ruang 'Love Bird`buat dinner
mereka. Namun betapa terkejutnya Ji Na saat sampai di ruang itu, ternyata tidak
hanya ia saja yang di undang oleh Hee Chul tapi semua staf wanita.
“Kau tak berpikir akan menjadi
satu-satunya, 'kan?” ujar Hee Chul. Hahaha wajah Ji Na mudah di tebak sih.
Alasan Hee Chul mengajak mereka
makan di sini karena ia suka makanan tradisional Korea. Hee Chul juga mengajak
stafnya pergi ke bar untuk putaran kedua setelah selesai makan di sini. Staf
Hee Chul yang kebanyakan perempuan merasa di mengerti. Mereka bertepuk tangan
atas kebaikan dan perhatian bos mereka. >.<
Tiba-tiba seorang staf bercerita
tentang Yong Bae. Kata staf itu, siapapun yang kuliah di Universitas Hangook
pasti mengenal YB. Ternyata YB yang di bicarakan adalah teman SMA Julia. Kalau
saja Julia tidak kuliah di LN, pasti ia sudah berkencan dengan YB. Julia
mendengar YB kuliah di Universitas Hangook. Julia lalu menanyakan kontak YB
pada Ji Na yang katanya lulusan Hangook (kenyataannya tidak).
“Aaa... Itu...” ujar Ji Na
terbata-bata
“Aku yakin dia punya informasi
kontaknya. Akan aneh jika dia tak punya.” Timpal Hye Mi. Ji Na hanya bisa
menggigit bibirnya, gatau harus berkata apa. Untung ada Manager Oh. Manager Oh mengira Yong Bae penyanyi Dragon B
yang sedang di bicarakan Julia. Julia menggeleng kepalanya, tidak mungkin itu
dia. Wajah mereka berbeda tidak mungkin itu Yong Bae yang ia kenal. Tapi Manager
Oh bersikeras itu Yong Bae.
“Oh, itu benar. Aku lihat di TV
kalau Dragon B kuliah di Universitas Hangook...” Ji Na hampir saja keceplosan.
Ia pun cepat-cepat meralat kalau maksudnya, Yong Bae adalah seniornya. Manager
Oh merasa di atas angin karena kata-katanya tentang Yong Bae benar adanya. Haha
padahal itu hanya akal-akalan Ji Na saja.
Julia lalu mengganti topik. Ia
menanyakan tipe wanita yang di sukai Hee Chul. Hee Chul melihat sekelilingnya.
“Hmmm... Aku suka wanita yang
bekerja dengan baik... tetapi juga tahu bagaimana mengelola waktu dengan baik. Seorang
wanita yang bergairah... Bahkan lebih baik jika ia juga minum dengan baik.”
Sepertinya Hee Chul sengaja mengerjai stafnya deh. >.<
Sontak semua langsung mengangkat
gelas mereka. Mari kita minum. Hye Mi dan Ji Na yang paling semangat. Ehh Hee
Chul malah meletakan kembali gelasnya. (Tuh kan pasti ia mau mengerjai stafnya)
**
Saat di toilet, Ji Na sengaja
menyindir Hye Mi tentang diet. Hye Mi berkata ia selalu diet 365 hari setahun. Emang
kenapa Ji Na berkata seperti itu. Ji Na langsung berkata karena Hye Mi membawa pencahar
di tasnya. Ia mendengar pencahar itu hebat dalam menjalankan diet. Hye Mi
tertegun mendengar kata-kata Ji Na namun ia mengakui kalau ia cenderung menyukai
metode primitif seperti itu.
Hye Mi lalu bertanya apa Ji Na merencanakan
semua itu. Jatuh dari panggung dan kehilangan kesadaran. Tampaknya sedikit terlalu
dramatis. Ji Na membalas kalau ia tak ingin menempatkannya pada suatu acara
yang dramatis. Tapi pasangannya mendadak mengalami diare. Dia bilang dia selalu
buang air besar di pagi hari. Kenapa kau berpikir itu terjadi padanya
tiba-tiba?
Hye Mi dengan diplomatisnya
berkata kau tak mengharapkanku mengetahui jadwal ususnya bergerak kan. Keadaan
hening sejenak. Mereka saling membalas dengan tatapan tajam. Tiba-tiba Manager
Oh masuk. Apa yang kalian lakukan? Ji Na langsung menjawab mereka akan segera
keluar.
**
Staf wanita yang lain sibuk
karaokean tapi Ji Na dan Hye Mi sibuk bertanding minum di depan Hee Chul. Tak
terhitung berapa banyak botol yang mereka habiskan. Hee Chul sendiri hanya bisa
menonton ulah kedua stafnya. Bahkan Ji Na dan Hye Mi bertanding minum dengan
menggunakan mangkuk kaca besar. Ji Na sih masih kuat minum tapi tidak bagi Hye
Mi, ia ambruk setelah meminum dari mangkuk kaca itu.
**
Tae Woon merawat bunga yang sakit.
Pria kacamata protes kenapa Tae Woon melakukannya. Nanti juga mati. Namun Tae
Woon berujar bunga juga seperti manusia. Setidaknya ia mencoba yang terbaik. Jika
ia melakukan perawatan seperti ini, dapat membuat bunganya hidup sedikit lebih
lama. Kenapa ia harus menyerah?
“Kurasa untukmu, bunga adalah
sahabat, keluarga, dan pacarmu.” Ujar pria kacamata kemudian meminta Soo Ji
melemparkan snack kepadanya. Padahal ia dalam posisi berdiri dengan kepala di
bawah dan kaki di atas. Soo Ji
memintanya makan sambil duduk saja tapi pria kacamata itu menolak. Menurutnya,
kerongkongan adalah hal yang menakjubkan. Jika kau berlatih, kau bisa makan sambil
berdiri dengan kepala. Aku akan berhasil.
Namun Soo Ji berkata belajar
untuk ujian pengacara tidak cocok untuk si pria kacamata. Seharus ia bergabung dengan
kelompok sirkus. Pria kacamata membenarkan kata-kata Soo Ji. Ia merasa heran
kenapa orang tuanya tak seperti Soo Ji yang tahu apa yang ia inginkan. Soo Ji
mengatakan karena mereka adalah orang tuamu. Mereka adalah satu-satunya orang
yang tdk akan menyerah padamu.
Soo Ji mulai menggambar tangga
lagi. Kali ini Tae Woon yang kalah. So ia harus memakai kostum badut. Tapi
kostum badutnya tidak seperti kemarin. Melihat itu, pria kacamata pun protes
ini sangat tidak adil. Kemarin ia memakai kostum penguin yang mengenakan sarung
tangan karet. Karena tidak mau menjadi satu-satunya yang menderita. Si pria
kacamata menghukum Tae Woon tidak berbicara selama dua jam ke depan.
~
Bersambung ke bagian 2 ~
makasih sinopsisnyaa
BalasHapusbolak balik berkali kali e baru nongol
tp gambarnya kemana yah 😆😆
Kok gambarnya ndak ada? Tapi gak apa. Tolong buatkan ep 6 nya
BalasHapusKok gak ada gambarnya ?????????????????
BalasHapusGmbarnya mna mb? Gk seru klw gk ad gmbar
BalasHapus