Senin, 30 Juni 2014

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 15 Bagian 2



Dr Moon yang mana sebagai ahli anestesi tim Jae Joon, memasangkan alat yang di bawa dr Kim untuk membangunkan pasien mereka dari koma. Hal ini di saksikan oleh keluarga pasien. Hyun Wook yang berada di sana bertanya pada Jae Joon. Tidakkah kau pikir, kau membangunkannya terlalu cepat. Jae Joon dengan tenang mengatakan  sudah waktunya untuk membangunkan pasien.



Tak berselang lama, pasien sadar dari komanya. Anak dan suami pasien tampak bahagia. Suami pasien menghanturkan rasa terima kasihnya kepada Jae Joon. Jae Joon meminta pasien memberi respon dengan berkedip jika pasien mendengar apa yang ia katakan. Pasien pun memberikan respon yang baik (berkedip).

Hyun Wook tampak galau melihat pasien Jae Joon sadar dari koma. Mana pasien mereka belum sadar juga. Di ranjang sebelah, terbaring pasien yang di operasi oleh Hoon. Hoon mengultimatum Seung Hee.

“Hari ini dan besok adalah yang paling penting.  Jangan berhenti mengawasinya.”

Hoon lalu mengajak istri pasien keluar sebentar. Ia mau memberikan penjelasan yang rinci. Namun istri pasien malah menepis tangan Hoon. Tentu, katakan padaku. Istri pasien protes, pasien sebelah baru saja bangun sekarang. Lalu, kenapa suaminya belum sadar.

Hoon menjelaskan pemulihan pasien butuh waktu yang lama. Sebab sebelum pasien di operasi sudah dalam kondisi yang para. Istri pasien tak tahan. Lalu kapan dia akan bangun? Beri aku jawaban yang jelas.

“Kami sedang berusaha menghindari komplikasi, yang mungkin timbul dari operasi. Kami juga sudah berusaha yang terbaik. Bersabarlah beberapa hari lagi.”

“Jadi, berapa lama lagi dia akan bangun?” Seung Hee menahan nafas melihat istri pasien yang terus mengajuhkan pertanyaan itu. Istri pasien malah menuduh Hoon mau menyingkirkan bukti yang bisa mengungkapkan kesalahan Hoon dibelakangnya.

“Bukan seperti itu. Tolong bersabarlah.” Pinta Hoon

“Aku tidak peduli! Bangunkan dia sekarang! Sekarang juga!” Teriak istri pasien.

Hyun Wook dan Seung Hee tidak tega melihat Hoon di marahi seperti itu. Sementara Jae Joon, sepertinya dalam hati tampak senang dengan ketidak beruntungan Hoon.

***

Rapat Komite Disiplin pun di adakan. Hoon berdiri di depan para rekan dokter RS Myung Woo. Ia memberi pernyataan mengenai operasi yang di lakukan oleh dirinya.

“Dia pasien laki-laki berumur 45 tahun. Kami menduga infark miokard, jadi kami melakukan pengujian tambahan. Tes itu menunjukkan, Katup mitral nya yang tidak berfungsi dan atrium kirinya memiliki fibrosis. Itu sebabnya kami mau menanamkan VAD. Namun, kami baru mengetahui kalau dia, ada gangguan pembekuan darah, sehingga aku sebagai ahli bedah kepala memutuskan untuk melakukan operasi SAVER sebagai gantinya.”

Jae Joon memberi isyarat kepada dr Kim. dr Kim lalu melontarkan pertanyaannya. “Kenapa kau memilih operasi SAVER yang sudah lama tidak dilakukan?”

Hoon mencibir apa dr Kim menaruh kakinya dimulutnya. Dr Kim jadi salah tingkah. Sepertinya pertanyaan itu di siapkan oleh Jae Joon. Hoon mengatakan para dokter masih melakukannya. Hanya saja operasi itu sangat sulit dan rumit. Jantungnya sudah diinfeksi fibrosis sebanyak 40%, jadi itu membuat operasinya bertambah sulit. Namun, hasilnya sukses.

Kali ini Jae Joon memberi isyarat kepada dr Keum. Dr Keum bertanya kenapa Hoon sangat yakin. Hoon menjawab bahwa ia sudah melakukannya berkali-kali. Dr Keum kembali bertanya (pertanyaan pancingan. Sengaja di gunakan untuk memojokan Hoon).

“Di mana kau melakukannya.”

Hoon hanya diam saja. Kali ini Jae Joon mengeluarkan suaranya. Apakah di Korea Utara. Hoon tertunduk mendengarnya. Para dokter yang belum tahu asal Hoon jadi berbisik-bisik. Walaupun berat harus menjawab namun Hoon mengiyakan kata-kata Jae Joon.

“Apa semua pasienmu itu selamat? Apa mereka semua selamat?” tanya Jae Joon

“Tidak.”

“Jadi, pasien ini bisa saja mati saat ini. Kau melakukan operasi yang berpotensi membunuh pasien. Aku benar kan?” Hoon melihat Jae Joon sudah berseblangan jalan dengannya. Hoon tak ilang akal. Ia pun balas melontarkan pertanyaan yang sama buat Jae Joon. Apa semua pasien kalian selamat? Apa mereka semua selamat? Jae Joon tampak kesal mendengar itu.

 “Ada pepatah, ahli bedah jantung diakui dengan jumlah pasien yang telah mereka bunuh dalam operasi. Kita bisa terus berlatih dan berlatih jadi kita pastikan kematian mereka tidak akan sia sia. Dengan begitu, kita bisa mencegah kematian diwaktu selanjutnya. Sehingga kita bisa menyelamatkan nyawa orang lain. Hanya ini cara ku minta maaf dengan pasien yang telah aku bunuh.” Tampak Seung Hee menganggukan kepala tanda ia setuju dengan kata-kata Hoon.

“Operasinya sudah berhasil kali ini. Aku yakin semua pasien, yang aku bunuh akan memaafkanku. Jika aku menyerah karena aku takut akan gagal, aku tidak akan pernah dimaafkan.” Tambah Hoon

 “Itu sangat menyentuh. Tapi bukankah terlalu cepat meminta perminta maafan? Kau dapat minta maaf saat pasien sudah bangun nanti.” Ujar Jae Joon. Hoon mengatakan mereka membuatnya tertidur terus agar dia bisa pulih lebih cepat. Namun Jae Joon kembali menyerangnya. Kau tidak membangunkannya, atau kau tidak bisa membangunkannya?

“Apa yang maksudmu itu?”

“Apa kau terus membuat dia tidur agar kau bisa menyembunyikan kalau operasimu itu gagal?” Soo Hyun tampak tak tenang dengan pertanyaan Jae Joon itu. Hoon mengatakan itu tidak akan terjadi. Jae Joon bilang ia terus penasaran, kenapa Hoon terus membuatnya tidur untuk waktu yang lama.

Hoon menjawab mereka akan membangunkan pasien 2 hari lagi. Bagaimana jika dia tidak bangun? Hoon yakin pasien akan bangun.

“Dia harus bangun. Kau bukan hanya kalah dari kompetisi, tapi kau akan jadi pembunuh.” ujar Jae Joon tajam. Terdengar kasak kusuk dari para dokter. Jae Joon terus menyerang Hoon. Kau mengoperasi tanpa persetujuan wali? Hoon tak menghindar, ia malah mengakui kesalahannya karena melakukan operasi tanpa meminta izin terlebih dahulu. Ia bahkan bersedia menerima penalti rumah sakit karena hal itu.

“Ini bukan hanya tentang hukuman. Walinya akan menuntutmu sebagai pembunuh. Apa yang akan kau lakukan?” tanya Jae Joon penuh selidik. Hyun Wook mencoba bersuara. Semuanya akan selesai kok setelah pasien bangun. Jae Joon tanya apa Hoon sudah memberitahu wali, kalau Hoon melakukan operasi SAVER. Hoon bilang tidak.

“Kau sengaja tidak memberitahu mereka?”

“Tidak.”

“Lalu, kenapa kau tidak memberitahu mereka?”

“Itu pilihan dalam keadaan darurat.”

“Darurat apanya? Apa maksudmu itu gangguan pembekuan darahnya?” Hoon membenarkan kata-kata Jae Joon. Jae Joon bertanya pada dr Yang. Kapan Dr Park mengetahui pasien mempunyai gangguan pembekuan darah. Dr Yang mengatakan ia sudah mengatakannya, sebelum dr Park menyayat.

“Jelas dia sudah memberitahu, bahkan sebelum operasi dimulai. Kau sebenarnya punya waktu untuk memberitahu walinya, tapi kau terlalu bersemangat saat memulai. Apa itu benar?”

“Aku pikir harus dioperasi segera, mengingat kondisi pasien.”

“Bukankah sebaiknya kau berhenti karena pasien itu sudah parah sebelumnya?”

“Jika dia bertahan saat operasi, maka...” Jae Joon langsung memukul meja. Menyuruh Hoon cukup dalam memberi alasan. Semuanya kaget. Jae Joon mengatakan pasien tidak memungkinkan untuk dioperasi. Hoon menjawab ia harus menyelamatkan pasien. Jae Joon tersenyum sinis. Alasan itu lagi. Menyelamatkan pasien, ya? Berhentilah seakan cuma kau dokter disini dan berpura-pura hidupmu hanya untuk pasien.

“Dr Han!” tegur Soo Hyun

“Kau pikir, kenapa para dokter meluangkan waktu untuk meminta persetujuan dulu? Persetujuan adalah alat untuk melindungi pasien. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan. Tapi kau mengabaikannya. Apa bisa kau jujur ​​mengatakan pada mereka kalau aku ingin menyelamatkan dan hidup untuk mereka?”

“Aku akan meminta maaf kepada walinya.”

“Minta maaf? Kau tidak memberitahu mereka tentang prosedur yang kau gunakan dan tidak meminta izin dahulu. Pasien sekarang dalam keadaan koma. Wali bodoh mana yang mau menerima perminta maafan darimu?”

Hoon yakin pasien akan bangun. Jae Joon menatapnya tajam lalu menyuruh Hoon segera membangunkan pasien itu. Buktikan pada walinya, kalau tidak ada yang salah dengan dirinya. Soo Hyun tampak cemas. Tapi Seung Hee tak kalah cemasnya.

***

Rapat Komite Disiplin pun usai. Banyak dokter yang mencibir Hoon. mereka mengatai Hoon gila karena mengoperasi tanpa persetujuan wali. Telinga Soo Hyun panas. Soo Hyun jadi meradang mendengarnya. Apa kalian melihat sendiri operasinya? Kenapa kalian bilang dia melakukan itu dengan sengaja? Tutup mulutmu, kalau kalian tidak tahu apapun tentang hal itu!

Dr Kim dan dr Keum menariknya pergi. Aksi berani Soo Hyun dalam membela Hoon itu tak luput dari pandangan Seung Hee. Segitu pentingkah Hoon bagi hidup Soo Hyun?? Atau rasa sayang Soo Hyun ama Hoon lebih dari rasa cinta Seung Hee kepada Hoon?? Mungkin itu yang dia pikirkan. ^^

Soo Hyun merenung di ruangannya. Ia teringat akan desakan Jae Joon meminta Hoon segera membangunkan pasien itu. Kalau tidak, Hoon tidak hanya akan kalah dari kompetisi, tapi ia akan jadi pembunuh. Ia tampak berpikir sesaat lalu beranjak pergi. Sepertinya Soo Hyun sudah mempunyai cara Hoon menolong Hoon.

Apa yang akan dia lakukan ya???

***

Hoon menemui Jae Joon. Ia mencoba meminta bantuan Jae Joon. Hoon tidak bisa membangunkan pasien. Ia memohon Jae Joo memberinya 2 hari lagi. Dengan santai Jae Joon berkata bukan ia yang memutuskannya. Hoon kesal. Hasilnya akan segera ketahuan nanti. Lagian kompetisi mereka kan tidak ada batas waktunya.

Jae Joon bilang Hoon mungkin menipu mereka semua, untuk menyembunyikan kegagalannya. Tentu saja itu tidak benar. Tapi Jae Joon masih dengan dinginnya berkata ia tidak yakin. Hoon jadi malas memohon. Sepertinya Jae Joon kali ini, tidak sehangat yang kemarin.

“Aku pikir kita bisa jadi teman yang baik. Aku tahu kita musuhan karena kita sedang berkompetisi, tapi aku pikir semuanya akan berbeda saat semuanya berakhir. Aku salah.”

“Itu tidak akan pernah terjadi.” Ujar Jae Joon.

Tiba-tiba mereka di kejutkan dengan peringatan tanda darurat di ruang ICU bagian bedah jantung. Hoon bergegas ke sana. Pasien yang koma mengalami serangan jantung. Soo Hyun mencoba memberi kejut jantung. Melalui tiga kali kejut, barulah detak jantung pasien kembali. Soo Hyun menarik nafas lega, begitu pula istri pasien.

Ternyata Soo Hyun mencoba membangunkan pasien. Alhasil pasien mengalami serangan jantung. Hoon tampak terkejut. Istri pasien mencerca mereka. Ia menuduh tim Hoon melakukan operasi yang salah. Soo Hyun meminta istri pasien tidak khawatir. Hal ini biasa terjadi setelah operasi jantung. Istri pasien meradang.

“Bagaimana bisa kau tidak khawatir. Kau bilang kau akan membangunkannya, tapi malah jantungnya berhenti!”

“Masalah seperti ini sudah biasa setelah operasi yang serius. Kami cuma mau membangunkannya sebentar tadi.” Jelas Soo Hyun. Hoon marah Soo Hyun membangunkan pasien.

“Memang kenapa? Aku tidak mengatakan sesuatu yang salah kan.” Jawab Soo Hyun. Hoon mengajaknya berbicara di luar.

***

Hoon menarik Soo Hyun ke sebuang tangga yang cantik dengan gambar grafitinya. Hoon memarahi Soo Hyun. Apa kau ini benar-benar dokter. Soo Hyun tanya kenapa. Hoon bilang Soo Hyun hampir membunuh pasien. Soo Hyun melakukan itu karena ia percaya pada Hoon. Hoon marah karena Soo Hyun tidak menunggunya dulu. Soo Hyun melihat sendiri kalau operasi mereka itu berjalan lancar. Jadi? tanya Hoon.

“Aku pikir aku bisa membangunkannya.” Ujar Soo Hyun

“Kenapa? Kenapa kau melakukan itu?” Suara Hoon meninggi. Soo Hyun lakukan itu karena ia takut Hoon akan dipecat kalau mereka tidak membangunkannya. Hoon marah. Apa urusannya denganmu? Memangnya kau siapa aku?

Soo Hyun dengan nafas tersengal-sengal mengatakan ia menyukai Hoon. Ia berusaha agar Hoon tidak dipecat, karena ia menyukai Hoon.

“Jangan menyuruhku menghilangkan perasaanku ini. Jika aku bisa mengendalikannya, aku tidak akan sejauh ini.” Pinta Soo Hyun

Setelah Soo Hyun mengungkapkan perasaannya, ia merasa lega namun ia masih menunggu apa yang akan Hoon katakan nantinya. Apakah ia juga merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan. Hoon tak tahu harus berkata apa. Ia membalikkan badannya. Soo Hyun tanya apa ini karena Jae Hee?

Dan inilah jawaban Hoon.

“Ayahmu, Oh Joon Kyu. Dia mengirim ayahku, Park Cheol, ke Korea Utara. Dia bersengkokol dengan Jang Seok Joo untuk mengirim ayahku ke Korea Utara.”

“Apa maksudmu?”

“Ayahmu mengirim ayahku ke Korea Utara karena ayahku ingin menjadi saksi dari kasus malpraktek yang terjadi di Myung Woo.” Tangan soo Hyun gemetaran mendengarnya. “Sekarang kalau kau tahu, hilangkanlah perasaan itu.”

Hoon langsung beranjak pergi tanpa menghiraukan perasaan Soo Hyun. Walau terpukul mendengarnya namun Soo Hyun langsung pergi. Mungkin ia berniat bertemu dengan sang ayah meminta penjelasan.

***

Direktur Oh sedang menikmati kopi hangat di ruang tengah sambil membaca sebuah dokumen. Soo Hyun datang langsung menanyai ayahnya. Apa itu benar? Tentu saja sang ayah tak tahu maksud pembicaraan putrinya.

“Apa kau yang mengirim, ayah Dr Park ke Korea Utara?” Sang ayah malah santai mendengarnya. Melihat itu, Soo Hyun bertanya apa itu benar. Direktur Oh tanya apa dia mengatakannya padamu. Soo Hyun meminta ayahnya menjawab perkataannya.

Direktur Oh pun membenarkan. Soo Hyun menangis mendengarnya. ia shock mendengar pengakuan ayahnya. Soo Hyun lemas dan terjatuh.

“Ba.. bagaimana bisa kau melakukan sesuatu yang jahat begini? Bagaimana?” Air mata Soo Hyun mengalir dengan derasnya. Sang ayah berkata ayah Hoon mau bermain-main dengan Myung Woo-nya. Soo Hyun terus bertanya-tanya kenapa ayahnya melakukan hal itu.

Sang ayah yang egois hanya mementingkan kepetingannya. Ia berkata ia melakukannya untuk melindungi Myung Woo. Sang ayah lalu meminta putrinya jangan terlalu dekat dengan Hoon.

“Bagaimana aku bisa berhadapan dengan Dr Park sekarang? Bagaimana?” Tangis Soo Hyun semakin pecah.

“Jangan pernah bertemu dia lagi.”

“Aku akan gila, kalau aku tidak melihatnya.” Ujar Soo Hyun. Hatinya benar-benar hancur tuh.

***

PM mengunjungi RS tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ia bekata “Kompetisinya sudah berakhir sekarang. Aku penasaran siapa yang menang.” Jae Joon menyampaikan kepadanya kalau pasiennya Hoon belum bangun. Lalu bagaimana dengan pasien Jae Joon. Sudah, jawab Jae Joon.

“Baiklah. Aku mau memberi saran. Jika pasiennya bangun sekarang, kita akan undi. Jika tidak, maka Dr Park yang kalah. Bagaimana?”

“Kedengarannya bagus, PM.” Ujar Direktur Oh.

Hyun Wook yang berada di ruangan itu pun tampak tak suka mendengar saran PM. Sementara Jae Joon tersenyum sinis.

***

Hyun Wook dan timnya berkumpul. Hyun Wook meminta Hoon segera membangunkan pasien. Jika tidak pertandingan ini anti-klimaks. Hoon tampak galau juga. sementara Seung Hee memikirkan sesuatu.

“Aku tidak bisa melakukannya sekarang. Dia mengalami serangan jantung kemarin. Mungkin butuh beberapa hari lagi.” ujar Hoon

“Aku pikir dia baik-baik saja.” Seung Hee mengelurkan segnda kecilnya. Lalu memberinya kepada Hoon. “Tanda vitalnya sudah kembali stabil, sejak selesai operasi. Aku sudah memeriksa setiap 2 jam sekali, karena serangan jantungnya kemarin, dan semuanya sudah stabil.”

“Bagus. Aku akan memberitahu mereka, kalau kita siap membangunkannya. Tidak usah ditunda lagi.” Hyun Wook langsung pergi. Tapi Hoon belum yakin 100% ini waktu yang tepat. Seung Hee tersenyum. Ia pikir pasien akan baik-baik saja. Makanya ia meminta Hoon mencoba dulu. Hoon tanya apa ini karena  Seung Hee ingin menang?

Tentu saja tidak. Itu karena Seung Hee percaya pada Hoon. Ia yakin pasien akan bangun setelah operasi besar kemarin.

***

Tim Hoon pun melakukan pencobaan untuk membangunkan pasien dari komanya. Direktur Oh dan Jae Joon ikut menyaksikan. Angka pada monitor BIS menunjukan 81. Namun pasien masih koma. Tidak ada tanda-tanda kesadaran pada dirinya. istri pasien tampak cemas. Sementara Direktur Oh dan Jae Joon juga tampak khawatir. Mereka khawatir pasiennya sadar. Maka tim Hoon-lah yang menjadi pemenangnya.

Takut tim Jae Joon kalah. Maka tanpa membuang-buang waktu, Direktur oh mengatakan ia pikir mereka sudah memiliki pemenangnya. Seung Hee double cemas. Rasa cemasnya ini membuat dirinya berteriak “ Pak!”.

Semuanya kaget dengan ulah Seung Hee. Hmmm apakah cara Seung Hee ini berhasil membangunkan pasien? Tiba-tiba pasien menerima rangsangan dari otaknya. Grafik pada monitor pun bergerak.

Pelan-pelan pasien membuka matanya. Hoon mendekat dan bertanya apa pasien bisa mendengarnya. Pasien mengangguk pelan. Seung Hee tersenyum senang. Istri pasien memastikan apa suaminya bisa melihat dirinya. Seung Hee melepas selang pernapasan. Mulut pasien masih kaku menyebut ini istrinya. Sang istri memeluk suaminya dan menangis haru.

Seung Hee dan hoon tersenyum senang. Sementara Direktur Oh memandang Hoon dengan tatapan tak suka. Direktur pun pergi. Hyun Wook senang sekali. Hoon menatap Jae Joon dengan tatapan menantang.

***

PM pikir pertandingannya seri. Mereka harus melanjutkan kompetisi lagi. Direktur Oh mengiyakan. PM berharap mereka bisa mendapatkan pemenangnya, setelah babak tambahan nanti. Setelah kepergian PM, Direktur Oh menarik nafas lega.

***

Hoon meminta tim Jae Joon mempersiapkan diri untuk babak tambahan. Kata-kata Hoon membuat langkah Jae Joon terhenti. Jae Joon bilang itulah yang ingin ia beritahukan pada Hoon.

“Apa kau ini punya kepribadian ganda?” Jae Joon merasa heran dengan pertanyaan Hoon. Sementara Hyun Wook menahan tawanya. “Kau yang ramah sebelum operasi, tapi sekarang seakan ada darah dimatamu.”

Jae Joon tampak menahan marahnya. Matanya sampai merah githu. Setelah kepergian Jae Joon. Hyun Wook mengatakan perkataan Hoon membuatnya terhibur. Menyenangkan setiap kali dia mengerutkan kening seperti itu.

“Itu karena kau orang yang mengerikan, Tuan.” Hyun Wook kesal Hoon mengatainya. Hei, Kau ini disisinya atau disisiku? Hoon bilang tentu saja ia di sisinya sendiri. Hyun Wook bertambah kesal.

***

Jae Joon mondar-mandir di ruangannya. Ya ampun, kok wajahnya tampak memerah ya. Apa perkataan Hoon masih membuat dirinya panas ya. ^^

Dr Kim datang dan mengatakan Soo Hyun tidak ada di sini hari ini, jadi ia yang akan jadi asisten Jae Joon. Jae Joon tak tahu kabar terbaru Soo Hyun. Ia pikir Soo Hyun cuti. Dr Kim mengatakan Soo Hyun sakit. Karena jam operasi masih jam 5. Berarti masih ada waktu. Jae Joon langsung memakai jasnya dan melangkah pergi.

***

Di apartemen Seung Hee, Soo Hyun tampak kacau. Wajahnya pucat sekali. Ia menghabiskan waktu dengan termenung. Jae Joon datang. Saat melihat kondisi Soo Hyun seburuk itu. Jae Joon mengajaknya ke RS. Soo Hyun bilang ia baik-baik saja.

“Tidak. Kau terlihat mengerikan.”

“Aku sudah bilang aku baik-baik saja!”

“Soo Hyun!”

Soo Hyun meminta maaf. Tuk saat ini, Ia ingin sendirian. Jae Joon khawatir Soo Hyun pingsan nanti. Soo Hyun memohon. Ia perlu sendirian. Jae Joon bertanya apa Hoon berteriak pada soo Hyun karena Soo Hyun mencoba membangunkan pasien. Soo Hyun menggeleng. Lalu, apa yang mengganggumu?

“Jae Joon. Kau bilang Dr Park itu seperti tas cantik yang baru saja di terbitkan. Lalu, kenapa ?” Soo Hyun tak tahan dengan perasaannya yang berkecamuk dalam hati. Air matanya mengalir dengan deras. Soo Hyun mengakui dirinya sangat terluka. Soo Hyun terisak. Jae Joon tak tahan melihatnya. Jae Joon meminta Soo Hyun menceritakan semuanya yang terjadi.

“Aku sudah bilang pada Dr Park kalau aku menyukainya.”

“Apa?”

Soo Hyun benar-benar terluka. Lukanya dalam sekali. Sakit emang saat cinta kita tak di balas. Ehemmm. ^^

“Dia bilang kami tidak mungkin bisa bersama.” Soo Hyun terisak sambil memegang kepalanya yang mau pecah itu. Soo Hyun menatap Jae Joon dan mengatakan aku merasa seperti akan mati. Apa yang harus ku lakukan? (Damn, kenapa dirimu bertanya pada Jae Joon. Hatinya juga tak kalah berantakannya.)

Jae Joon tak tahan lama-lama mendengar isi hati Soo Hyun tentang perasaannya yang begitu dalam pada Hoon. Jae Joon melangkah pergi. Tapi baru dua langkah, Jae Joon mengurungkan niatnya pergi meninggalkan Soo Hyun seorang diri dalam keterpurukannya.

Jae Joon kembali dan memeluk erat Soo Hyun.

“Menangislah. Menangislah sebanyak yang kau mau dalam pelukanku.”

Oh sh*t, ini tindakan romantis yang perna ada dalam sejarah drama korea. Jae Joon, i’m falling in u dear. ^^

***

Putri berdiri di puncak tertinggi kastil. Ia tidak berada di tempat seperti biasanya lagi. Jae Joon termenung seorang diri. Dr Kim datang menghampirinya. Hyung, lari kemana tadi?

Jae Joon bercerita mengenai putri yang tinggal di kastil. Sekarang putri itu menyukai ksatria lain. Dr Kim mengira itu cinta segitiga.

“Aku melihat putri itu menangis setelah dia dibuang oleh ksatria itu karena ditolak. Tapi itu membuatku jadi sedih bukannya marah.” Mata Jae Joon memerah menahan tangis. Maka itu pasti cinta sejati ujar dr Kim.

“Cinta sejati?”

“Ya. Kau sangat membencinya, tapi kau masih merasa sedih karenanya. Aku kira kau hanya mau menaklukkan benteng. Kau benar-benar jatuh cinta dengan sang putri.”

Jae Joon sepertinya tak percaya dirinya benar-benar jatuh cinta ma Soo Hyun.

***

Seung Hee membawa makan buat Soo Hyun. Namun Soo Hyun tidak ada selera makan. Seung Hee menggenggam tangan Soo Hyun. Apa yang terjadi. Soo Hyun mengakui bahwa dirinya telah menyatakan perasaannya pada Hoon. Tapi Hoon malah  menolak. Seung Hee kaget, ia menarik tangannya dari tangan Soo Hyun.

“Aku ini.. Bodoh ya?”

“Dr Oh.”

“Aku baik-baik saja. Tidak perlu menghiburku.” Seung Hee jadi tak enak. Ia hanya bisa meminta maaf pada Soo Hyun. Soo Hyun bingung kenapa Seung Hee malah meminta maaf. Seung Hee memeluk Soo Hyun dan mengatakan ia sangat minta maaf. Soo Hyun yang tak tahu maksud permintaan maaf Seung Hee yang terselubung itu. Soo Hyun malah menenangkan Seung Hee dengan menepuk pundak Seung Hee. (Kasihan mereka berdua)

***

Hoon menjemur pakaian di atap. Jae Hee datang dan mengatakan ia sudah dengar tentang Soo Hyun. Hoon membalas ia juga menceritakannya tentang direktur mereka. Soo Hyun mungkin terkejut. Hoon tidak bermaksud menyakiti Soo Hyun. Jae Hee tampak galau. Ia mendekat dan menyandarkan kepalanya di dada Hoon.

Hoon tanya bagaimana dengan ibunya. Apa dia baik-baik saja. Jae Hee memegang tangan Hoon. “Kau bilang kau butuh 1 bulan kan?” Jae Hee mengangguk pelan. Baiklah. Aku akan bersabar. Berjanjilah kau akan merawatnya.

***

Soo Hyun sedang bercermin. Tapi pikirannya melayang. Ia teringat akan perkataan Hoon dan ayahnya.

“Ayahmu, Oh Joon Kyu...  Mengirim ayahku, Park Cheol, ke Korea Utara.  Dia bersengkokol dengan Jang Seok Joo, untuk mengirim ayahku ke Korea Utara. Ayahmu mengirim ayahku ke Korea Utara karena ayahku ingin menjadi saksi untuk kasus malpraktek yang terjadi di Myung Woo.  Sekarang kau tahu, maka hilangkanlah perasaan itu.”

“Dia mau main-main dengan Myung Woo-ku. Aku melakukannya untuk.. Melindungi Myung Woo.”

Soo Hyun tak kuasa menahan perasaan ini. Perasaan bersalah sama Hoon. Jika saja ayahnya tidak melkukan itu. Mungkin Hoon tinggal dengan tenang di Selatan bukan di Utara.

Soo Hyun akhirnya memberanikan diri berkunjung ke klinik Hoon. ia masuk dan melihat di lantai ada dua pasang sepatu (Milik Jae Hee dan Hoon). soo Hyun mendekat ke meja dan melihat wallpaper Jae Hee di laptop. Soo Hyun melihat sekitar tapi ia tidak menemukan Hoon.

Jae Hee iseng membuka laptop Hoon. Omo omo omo... Gambar Hoon dan Seung Hee saat berlibur terpampang manis di lepy Hoon. Soo Hyun kaget. Ia penasaran dan melihat gambar lainnya. Ya ampun, begitu banyak jepretan Seung Hee dan Hoon di sana.

Soo Hyun tak percaya dengan apa yang di lihatnya ini. hoon dan Seung Hee begitu gembira. Ia pun teringat akan perkataan Hoon tentang Jae Hee melakukan transplantasi ginjal sekitar 2 tahun lalu.  Soo Hyun lalu mencari petunjuk lainnya. Dan ia menemukan kepingan kaset hasil tes kesehatan Seung Hee.

Soo Hyun membuka hasil itu. Dan ia tercengang dengan hasilnya. She’s Jae Hee. Soo Hyun mengatur nafasnya yang tak stabil karena shock mengetahui fakta ini. Soo Hyun kembali teringat akan perkataan Hoon. Jae Hee melakukan transplantasi ginjal karena kedua ginjalnya dalam kondisi buruk.

Tiba-tiba Hoon dan Jae Hee datang. Seung Hee terperanjat melihat kehadiran Soo Hyun tapi Hoon malah santai saja. Soo Hyun mengingat akan permintaan maaf Seung Hee waktu itu. Ia baru menyadari maksud Seung Hee. Mata Soo Hyun tak lepas dari tangan Hoon yang memegang erat tangan Jae Hee. Poor Soo Hyun..


Bersambung ke episode 16 di blog Mbak IU



Komentar :

Waoooooo,,, Jae Joon amazing man. No komen deh.... ^^

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 15 Bagian 1





Episode sebelumnya, Hoon tidak menerima begitu saja permintaan Jae Hee untuk tidak peduli dengan kompetensi. Hoon malah berkata ia sangat ingin menang sekarang dan juga ia tidak akan membiarkan Jae Hee masuk ke ruang operasi itu sendirian. Jae Hee tersenyum haru mendengar pernyataan kekasihnya itu.


Sementara di ruang perawat, dr Kim tak habis-habisnya menggunakan waktu yang ada untuk merayuh perawat Kim dengan merangkulnya dari belakang. Namun sayang seribu sayang, niatnya merangkul perawat Kim gagal karena rekan dokter lain masuk ke ruangan untuk menonton jalannya operasi. Rupanya banyak dokter RS Myung Woo yang penasaran dengan jalannya operasi. Sebab operasi kali ini merupakan operasi yang sangat berbahaya. Pasien mengalami cacat pembekuan darah. Jika mereka melanjutkannya bisa-bisa ada table death.


Bukan Hoon namanya jika ia tidak punya cara ampuh untuk menangani permasalahan di meja operasi. Mereka akan melakukan prosedur *SAVER (SAVER: operasi untuk mengembalikan ventrikel kiri). Dr Yang mengingatkan Hoon jika melakukan operasi ini tanpa persetujuan wali dan terjadi sesuatu, Hoon tidak akan bisa bebas kali ini. Tiba-tiba terdengar bunyi dari monitor. Seung Hee panik. Tekanan darah pasien menurun.

Hoon meminta mereka memulai operasinya. dr Yang keberatan. Hoon menegaskan padanya, pasien juga akan mati kalau dia tidak dioperasi sekarang. Dr Yang mati-matian mengatakan mereka perlu izin wali untuk melakukan operasi. Hoon tidak terima, apa mereka meminta persetujuan setelah pasien meninggal. (Maksudnya tidak ada waktu tersisa untuk meminta persetujuan. Melihat kondisi pasien yang kritis begitu)


Hoon menuju meja operasi. Dr Yang masih berdiri terpaku. Hoon menegurnya karena diam saja bukannya bersiap-siap melakukan operasi. Dr Yang menatap perawat Min, perawat Min hanya menatapnya dalam diam. Mata mereka yang berbicara. Dr Yang pun mendekat. Hoon meminta pada Seung Hee sebagai ahli anestesi, untuk bersiap melakukan "shock".  Dan kepada dr Yang yang merupakan asisten utamanya, Hoon meminta memberitahunya jika ada pendarahan di daerah lain. Hoon menatap satu persatu rekannya. Kemudian ia menutup matanya.

Operasi SAVER pun di mulai. Hoon menyayat tubuh pasien. Presiden yang menyaksikan jalannya operasi pun menanyakan kepada PM, apakah kedua pria itu calon dokter yang akan mengoperasi dirinya. PM mengiyakan. Mereka berdualah yang sedang berkompetisi di Myung Woo. Apa ini babak final, ujar Presiden. PM kembali mengiyakan. Lalu bagaimana cara menentukan pemenangnya? PM mengatakan mereka melakukan operasi jantung. Jadi yang paling penting, menghidupkan kembali jantung setelah operasi. Tampaknya Presiden menyukainya. Wajah PM terlihat tak suka.


Episode 15


Perawat Kim mendelik ngeri melihat Jae Joon yang mengoperasi tubuh pasien dengan menggunakan bor tulang. Dr Kim mencibir menjadi seorang dokter, mereka harus melalui banyak hal seram dan sulit dan juga butuh kerja keras.
 
 
Kebetulan Chang Yi sedang bertugas mengantar galon. Dr Kim memintanya menonton Hyungnya yang sedang melakukan operasi. Chang Yi pun mendekat. Dr Kim sengaja menjelaskan, namun tangannya yang nakal pelan-pelan menyentuh pundak Chang Yi. Chang Yi pura-pura serius menonton tapi kakinya menginjak kaki dr Kim. dr Kim menjerit kesakitan. Dokter lainnya malah keheranan melihat ulahnya. (rasain loh)
Chang Yi tanya mana Hyungnya, perawat Kim menunjuk sebelah kiri layar. Hoon terlihat serius dalam melakukan operasi kali ini. dr Yang meminta perawat Min mengambil bor tulang. Perawat Min mengambilnya. Ia lalu teringat akan Dr Yang yang menyetel bor tersebut. Sepertinya ia curiga dr Yang melakukan sesuatu dengan bor itu. dr Yang lalu meminta bor itu dan memberikannya kepada Hoon. Hoon berniat membor namun perawat Min memintanya memeriksa alat itu lagi. Hoon bilang mereka tidak punya banyak waktu. Ia pun melanjutkan operasinya.

Seung Hee melihat ada yang tidak beres dengan tatapan perawat Min kepada dr Yang. Ia meminta Hoon berhenti, tapi tiba-tiba pisau dari bor itu terlepas dan mengenai tangan Hoon. Semuanya tersentak kaget melihat itu. Chang Yi panik, ia lalu bertanya apa yang terjadi pada dr Kim. Kurasa pisaunya lepas. Hal ini sering terjadi.



Tangan Hoon berdarah, Seung Hee panik. Hoon memintanya tenang. Hoon meminta sarung tangan lagi. Sementara Hyun Wook di ruang penonton tampak kalut. Hoon pun memakai lapis sarung tangannya dan memulai operasi. Seung Hee dan perawat Kim menatap dr Yang penuh selidik. Hoon berhenti membor dan bertanya bagaimana dengan organ vital pasien.

“Tekanan darahnya tidak bagus, tapi...” ujar Seung Hee. Hoon memintanya tetap fokus pada organ vitalnya. Operasi akan di lanjutkan setelah tangan Hoon dijahit. Hoon meminta dr Yang pindah ke tempatnya. Namun belum selangkah dr Yang melangkah, perawat Min menyuruhnya keluar dari ruang operasi. Seung Hee menegur perawat Min. Tapi tidak di indahkan. Kau dengar aku kan? Ujar perawat Min pada dr Yang. Hoon menegur perawat Min. Apa yang kau lakukan? Bicara nanti setelah operasi.

“Keluarlah, Ayah Seung Min!” Teriak perawat Min. Hoon terkejut mengetahui fakta dr Yang adalah suami perawat Min. Sementara dari ruang kerja Direktur Oh. Mereka tampak penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada tim Hoon. Perawat Min mengatakan dr Yang tidak punya hak berada di sini jadi pergilah sekarang. Dr Yang diam terpaku.

Dr Moon melihat keanehan di ruang sebelah. Setelah mengamati, ia pikir Hoon terluka. Salah satu dokter mengatakan Pisau bornya terlepas. Soo Hyun tampak khawatir. Bagaimana bisa Hoon melanjutkan operasinya. Dr Moon bergumam tim Hoon sedang dalam masalah besar. Saat menoleh, ia tambah terkejut dengan keluarnya dr Yang dari ruang operasi.

Dr Yang kesal di permalukan oleh istrinya di hadapan timnya. Tampak Seung Hee berusaha menelpon meminta bantuan. Sementara perawat Min menjahit tangan Hoon. Perawat Min meminta maaf. Ia pikir kejadian tadi adalah kesalahan Dr Yang. Hoon mengatakan mereka akan membicarakannya setelah operasi nanti. Hoon meminta menghubungi dokter lain. Seung Hee mengatakan mereka semua sedang mengoperasi. Mendengar itu, Perawat Min meminta Hoon tidak memasukkan Dr Yang lagi. Lalu kemana mereka meminta bantuan? Satu-satunya jalan adalah menghubungi Jae Joon.

Hoon tersambung dengan Jae Joon. Ia meminta Jae Joon meminjamkan salah satu anggota timnya. Jae Joon menyuruhnya memanggil kembali Dr Yang. Hoon bilang tidak bisa. Jae Joon mengatakan ia akan mengirimkan Kim Chi Gyu. Tim  Jae Joon merasa tak percaya dengan perkataan ketua tim mereka. Bagaimana bisa Jae Joon mengirim seorang dokter magang seperti dr Kim. Secara operasi yang di lakukan tim Hoon bukanlah operasi biasa.

Soo Hyun menatap Jae Joon. Ia meminta penjelasan. Namun Jae Joon cuek bebek. Ia kembali mengoperasi pasiennya. Jae Joon meminta dr Keum fokus. Soo Hyun mengatakan dr Kim belum bisa jadi asisten utama. Jae Joon masih cuek. Bagaimana dengan jantung yang didonor, ujar Jae Joon. Salah satu dokter menjawab akan segera datang. Dr Kim mendapatkan telpon dan bergegas pergi.

Jantung baru buat pasien pun tiba. Jae Joon meminta timnya bersiap. Soo Hyun melangkah ke tempat Jae Joon. Ia mengutarakan niatnya pergi ke kamar sebelah. Jae Joon menjawab mereka sudah mengirim Chi Gyu. Soo Hyun berusaha menyakinkan Jae Joon. Jae Joo tanya kenapa. Soo Hyun bilang ini kan terlalu sulit untuk Chi Gyu. Ia yang akan menggantikannya.

“Apa cuma itu alasanmu mau pergi ke ruang sebelah?” Soo Hyun terdiam mendengar kata-kata Jae Joon. Jae Joo memintanya untuk tidak pergi. Itu hanya rasa ingin tahu Soo Hyun saja. Soo Hyun hanya tertarik pada hal baru untuk sementara. Soo Hyun menoleh ke ruang sebelah. Ia menatap Hoon. Setelah menatap Hoon, ia bertanya apa Jae Joon pikir begitu?

Dr Kim pun sampai. Jae Joon menyuruhnya ke ruang sebelah. Namun Soo Hyun menyuruhnya tinggal di sini saja. Jae Joon menegur Soo Hyun tapi Soo Hyun sudah membulatkan tekatnya. Ia yang akan membantu Hoon. Soo Hyun melangkah pergi. Sesampainya di ruang sebelah. Semua mata yang melihatnya, tak percaya dengan kehadiran Soo Hyun. Termasuk sang ayah yang menontonnya secara live dari layar monitornya. Hoon bertanya kenapa harus kau yang kesini, itik?

“Tutup mulutmu. Kau bahkan tidak bisa mengurusnya sendiri.” Hoon merasa lucu mendengar perkataan Soo Hyun. Hoon merasa tangannya belum sembuh betul, ia mengatakan pada Soo Hyun itu tempatnya. Soo Hyun kaget, apa Hoon ingin ia yang memimpin. Apa tidak bahaya. Hoon mencibir sudah cukup main-mainnya. Pindahlah ke sini. mereka pun berpindah tempat. Tentu saja, hal ini membuat yang melihat akan terperanjat kaget. Bagaimana bisa seorang dokter biasa seperti Soo Hyun, yang sepak terjangnya di bawah Hoon memimpin sebuah operasi yang hanya bisa di lakukan oleh profesor maupun ahli jantung lainnya.

Soo Hyun tanya apa Hoon akan melakukannya dengan tangan kirinya. Bukannya menjawab, Hoon malah menarik nafas panjang. Hal ini membuat Sang Jin bertanya-tanya apa bocah galon akan menggunakan tangan kirinya. Direktur Oh menyuruh putranya lihat saja. Hoon pun memulai operasi dengan tangan kirinya. Hyun Wook mencibir Hoon seperti dewa. Keahlian Hoon ini membuat para dokter maupun perawat yang menonton berdecak tak percaya.

Tim Jae Joon memulai pencangkokan jantung baru ke tubuh pasien. Melihat itu, Sang Jin memuji Jae Joon sangat hebat. Direktur Oh tampak puas dengan kinerja Jae Joon. Tim Jae Joon pun berhasil menanam jantung baru itu di tubuh pasien. Setelah melakukan shock, jantungnya berdetak. Nah sekarang tim Hoon melakukan shock pada jantung pasien mereka. Namun jantung pasien belum berdetak. Isi 70 joule. Shock. Jantung pasien masih diam tanpa detakan. Semua tampak cemas. Hoon kembali melakukan shock dengan 70 joule. Nihil. Dan ketiga kali shock barulah jantung pasien berdetak.

Tim Hoon pun bisa bernafas lega. Hoon tersenyum. Ia melihat ke atas, melambaikan tangannya pada Hyun Wook. Hyun Wook tampak gembira. Chang Yi dan perawat Kim pun demikian. Sementara rekan dokter lainnya masih tercengang karena masih tidak percaya. Direktur Oh tampak tak menyukai keberhasilan Hoon. dan Presdien sepertinya mengakui Hoon benar-benar hebat. PM diam-diam tersenyum licik.

Tim Jae Joon keluar ruang operasi. Dr Kim mengintip ke ruang sebelah, penasaran dengan hasil operasi tim Hoon. Ternyata operasi tim Hoon berhasil, Dr Moon terkejut mendengarnya. Jae Joon diam tanpa kata. Setelah kepergian timnya, Jae Joon mendekat. Ia melihat Soo Hyun yang memimpin jalannya operasi. Hal ini membuat Jae Joon terbakar api cemburu. Secara tidak langsung Hoon mempercayai Soo Hyun memimpin walaupun pertempuran mereka bukalah pertempuran biasa. Mereka tampak menikmati kebersamaan mereka.

Selesai menjahit tubuh pasien. Hoon bernafas lega. Ia tampak gembira. Seung Hee memuji operasi mereka berhasil. Perawat Min ikut memuji Hoon sudah bekerja dengan baik. Hoon balas memuji dan memeluk perawat Min. Perawat Min melepaskan diri dan mengatai Hoon memalukan. Hehe,, Hoon berkeliling memberi selamat pada rekan timnya.

Ia memeluk satu persatu. Tiba di Soo Hyun, Soo Hyun langsung memeluk erat Hoon. Hoon menatap Seung Hee tak enak. Hoon menepuk pundak Soo Hyun. Hei, bebek. Ada apa dengamu. Kau hebat. Hoon pun pergi duluan menemui keluarga pasien. Seung Hee melihat Soo Hyun yang tertunduk lepas. Hwaiting Seung Hee (aNNa dukung kamu kok)

***

Hoon menemui keluarga pasien. Keluarga pasien tampak senang mendengar kabar baik (operasinya berhasil). Namun pasien perlu banyak tidur sebab sebelum memulai operasi, keadaan pasien memang kritis.

“Tidur?  Kenapa?” tanya istri pasien

“Jantungnya perlu beradaptasi, sampai bisa berfungsi dengan normal. Dia juga perlu istirahat biar pulih, jadi kami membuatnya tertidur.”

“Jadi, kapan dia bisa bangun?”

“Mungkin tidur selama 4 hari lebih, cukup untuknya.” ujar Hoon. istri pasien takut ada sesuatu terjadi di operasinya. Namun Hoon meminta istri pasien tenang dan tunggu saja. Sebab mereka sudah melakukan yang terbaik. Istri pasien senang mendengarnya. Ia mengucapkan terima kasihnya.

***

Soo Hyun berlari mendekat saat melihat Hoon. Hoon memintanya melihat pasien mereka di ICU. Namun Soo Hyun ingin mengatakan sesuatu. Hoon berkata nanti saja. Apa Soo Hyun melihat Perawat Min atau Dr Yang. hoon melihat Soo Hyun ingin mengatakan hal penting padanya. Ia memuji Soo Hyun sudah bekerja keras hari ini. Lalu beranjak pergi mencari perawat Min.

Soo Hyun melihat kepergiannya, ia tersenyum dan bergumam apa Hoon tahu apa yang ia lalui untuk ini. (Maksudnya, ia menolak bersama Jae Joon demi menolong Hoon tadi).

***

Dr Yang duduk termenung di tangga darurat. Perawat Min datang dan bertanya apa yang sebenarnya yang ia lakukan? Dr Yang berniat pergi. Perawat Min menegurnya. Dr Yang mengatakan alasannya. Pasien yang mereka operasi hampir mati karena dia tidak punya uang. Perawat Min mengatakan tapi mereka sudah berhasil mengoperasinya.

“Kita berhasil.. Karena Park Hoon. Tapi hanya ada satu Park Hoon di dunia ini. Dia tidak bisa membantu orang seperti kita, setiap kali kita membutuhkannya. Kami butuh uang dan jabatan untuk melindungi diri kita sendiri.”

“Jadi, karena itu kau seperti itu tadi?” dr Yang mengiyakan perkataan istrinya, ia lakukan semua ini demi keluarganya. Perawat Min bertanya apa dr Yang yakin itu bukan karena uang. Apa bedanya, ujar dr Yang.

“Apa mereka sama denganmu?” kata perawat Min

“Aku perlu menafkahi keluargaku.” Perawat Min mengatakan keluarga mereka tidak butuh uang. Mereka hanya perlu ayah dan suami yang membanggakan. Kau mengerti kan. Dr Yang marah, berapa lama lagi ia harus hidup seperti ini. Dan diperlakukan seperti pembantu. Perawat Min meminta dr Yang meminta maaf. dr Yang pun meminta maaf. Sayangnya, maksud perawat Kim dr Yang harus meminta maaf kepada Hoon dan timnya.

Dr Yang tidak mau. Itu tidak akan pernah terjadi kalau harus meminta maaf pada Hoon. Perawat Min meminta alasannya. Ternyata alasannya sederhana. Dr Yang sebel sama Hoon yang selalu membuatnya jengkel dan juga Hoon memiliki segalanya.

Perawat Min mengejar Dr Yang. Ia terkejut melihat Hoon bersandar di tembok. Ternyata Hoon mendengar percakapan mereka tadi. Hoon beralasan suara mereka cukup keras. Jadi, terpaksa ia mendengarnya. Perawat merasa tak enak. Ia lalu meminta maaf.

“Tidak usah khawatir. Ingatanku sangat mengerikan. Aku sudah lupa apa yang baru saja kudengar.” Perawat Min tersenyum mendengarnya. Terima kasih. Tapi lain kali, jangan menguping lagi ya. Mengerti? perawat Min lalu menepuk perut Hoon dan beranjak pergi.

***

Di ruang ICU, tekanan darah pasien yang di operasi Hoon terus menurun. Seung Hee menyuruh perawat menyuntik *Norepinefrin (Norepinefrin: hormon untuk membantu meningkatkan kekuatan kontraksi jantung). Si perawat khawatir. Apa dia akan baik baik saja dokter. Seung Hee mengatakan keadaan ini normal setelah operasi besar. Jangan meributkan itu. Seung Hee setengah menoleh, ia mengatakan wali pasien sedang melihat. Istri pasien beserta kedua anaknya tampak khawatir dari balik pintu.

“Operasinya sangat sulit dan kami berhasil. Tolong jangan buat ini semakin sulit lagi.” ujar Seung Hee
***

Sang Jin mendapatkan informasi dari seseorang Ia menyampaikan kepada ayahnya mengenai pasien yang di operasi Hoon. Dia butuh waktu untuk pulih tapi pasien baik-baik saja. Apa yang harus kita lakukan. Sang ayah mengatakan mereka harus melakukan sesuatu.

Entah apa yang di rencana mereka. Terlihat Sang Jin menemui istri pasien. Sang Jin mengatakan Hoon melakukan operasi dengan cara lama. Rencana mereka awalnya hanya mau menanamkan *VAD (VAD: perangkat membantu kinerja jantung). Istri pasien mengiyakan. Ia tahu alat itu sangat mahal, tapi mereka (Hoon) bilang mereka akan menanamkannya secara gratis. Sang Jin pun mulai menghasut istri pasien.

“Tapi mereka tidak melakukannya. Malah mereka operasi dengan cara lama. Itu sebabnya suamimu masih dalam keadaan koma.”

“Tapi kata dokter, operasinya berhasil.”

“Apa kau pernah dengar dokter yang bilang kalau operasinya gagal? Dia pernah membunuh orang saat mengoperasi sebelumnya.” Istri pasien tampak terkejut. “Dia cuma mau pamer, tapi boom!”

“Bukankah dia lulusan Sekolah Kedokteran Myung Woo? Dia pasti hebat...” Sang Jin langsung menyanggah perkataan wanita itu. Ia mengatakan semua itu tidak mungkin, itu omong kosong. Hoon itu dari Korea Utara.

“Korea Utara?”

“Ya. Dia dari Sekolah Kedokteran Pyongyang.” Istri pasien shock mendengar itu. “Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini, tapi dia pernah membunuh orang saat operasi sebelumnya, dan dia menggunakan operasi ini untuk menebus kesalahannya.” Ujar Sang Jin mengompori.

Istri pasien termakan umpan Sang Jin. Ia tampak kesal.

***

Hyun Woook menemui Direktur Oh. Ia tampak basah basih tentang operasi Hoon yang berhasil.

“Operasi mereka berhasil, Pak. Tapi kau pasti juga setuju kan, Prosedur SAVER itu jauh lebih sulit daripada Transplantasi jantung? Ada alasan jelas kenapa, orang tidak bisa melakukannya.”

“Benar. Aku akui itu operasi yang sulit. Terima kasih. Tapi hanya karena operasinya selesai, bukan berarti kompetisi berakhir.”

“Apa?”

“Kedua pasien masih belum pulih. Kita bisa memutuskan pemenang, setelah mereka bangun nanti.” Ujar Direktur Oh.

Hyun Wook tampak memikirkan kata-kata Direktur Oh.

***

Hoon asal-asalan di atas kursi sambil bermain laptopnya. Hyun Wook bertanya apa Hoon sangat yakin kalau pasien akan bangun, kan? Hoon mengiyakan. Maka Hyun Wook harus dapatkan surat konfirmasi. Hyun Wook tanya surat konfirmasi apanya. Hoon mengatakan operasinya ini jauh lebih sulit, dan lebih hebat. Jadi Hyun Wook harus mendapatkan surat konfirmasi yang menyatakan kalau kami yang memenangkan ini, setelah pasien kami bangun nanti.

Hyun Wook mencibir tak percaya. Tiba-tiba terdengar kegaduhan di depan ruangan. Istri pasien memaksa bertemu dengan Hoon. Namun di halangi oleh rekan dokter lainnya.

Hoon lalu bertemu empat mata dengan istri pasien itu. Istri pasien itu meminta pertanggung jawaban Hoon. Ia dengar ada dokter lain yang pernah melakukan operasi SAVER. Hoon mengatakan tapi hanya itu pilihannya. Seperti yang ku katakan, operasinya berhasil. Istri pasien itu tampak emosi. Apa maksudmu operasinya berhasil? Dia masih koma!

“Aku sudah jelaskan padamu. Itu untuk kesembuhannya.” Ujar Hoon. istri pasien meminta Hoon jangan berbohong padanya.

“Apa maksudmu?”

“Aku sudah dengar, kau pernah membunuh seseorang saat operasi. Kau bahkan bukan dari Sekolah Kedokteran Myung Woo. Kau dari Korea Utara! Kau melakukan operasinya, tanpa meminta persetujuanku dulu!” Emosi ahjumma ini semakin menjadi.

Hoon meminta maaf, ia tidak meminta persetujuan ahjumma dulu. Tapi... Si ahjumma malah membentak Hoon. Cukup! Jika operasi nya benar-benar berhasil, bangunkan dia segera. Hoon mengatakan mereka tidak bisa melakukan itu.

“Bohong! Itu pasti karena operasinya bermasalah! Apa kau baru akan sadar, setelah aku menuntutmu nanti.”

***

Hoon bersama Seung Hee mengontrol pasien merekadi ICU.  Tekanan darahnya rendah dan pembengkakannya normal setelah operasi, ujar Hoon. Seung Hee menoleh ke luar ruangan. Istri pasien sedang mengawasi mereka. Seung Hee berkata ia sudah jelaskan itu padanya sejuta kali.

“Kita harus terus begitu sampai dia mengerti.” ujar Hoon

“Kenapa kita tidak membangunkannya sebentar, jadi walinya tidak akan menemui kita lagi?”

“Kau ingin membuat pasien kita jadi beresiko, hanya karena takut kau akan disibukkan karena walinya? Semuanya akan berakhir saat dia sudah bangun nanti. Kita hanya harus bersabar sedikit. Aku tidak mau melakukan apapun yang membahayakan pasien.”

“Jika kita tidak menunjukkan padanya kalau operasinya berhasil, kita akan dapat masalah besar karena kita tidak meminta izin dulu sebelumnya.”

“Masalah besar apanya?” Seung Hee menjawab mereka mungkin akan menemui komite disiplin. Hoon meminta Seung Hee tidak usah khawatir. Ia yakin pasien akan bangun dan kembali pulih. Lalu mereka akan memenangkan kompetisi ini, jadi tidak usah cemas. Seung Hee mengerti. Hoon meminta Seung Hee tetap stay di dekat pasien. Bahkan jika orang lain memaksa untuk membangunkannya, jangan lakukan itu tanpa izinnya.

Seung Hee mengangguk mengiyakan. Hoon lalu melangkah pergi. Ia menatap istri pasien. Ahjumma itu menatap tajam Hoon. Seakan mau menyantap Hoon. Pikir makanan kali ya. LOL

***

Soo Hyun bergegas pergi. Ia berpapasan dengan Jae Joon di depan ruangan. Soo Hyun berniat melanjutkan jalannya. Jae Joon tanya apa Soo Hyun tidak mau bicara sesuatu padanya. Soo Hyun meminta maaf telah pergi dari ruang operasi. Namun bukan jawaban itu yang ingin Jae Joon dengar. Jae Joon mengatakan Park Hoon bukanlah orang yang tepat untuk Soo Hyun.

Soo Hyun tanya kenapa. Jae Joon tanya apa Soo Hyun tidak tahu. Dia sudah ada yang punya. Soo Hyun membenarkan. Jae Hee. Jae Joon mengatakan itu hanya akan menyakiti Soo Hyun. Soo Hyun bilang Hoon mungkin tidak akan pernah menemukan Jae Hee. Jae Joon menegaskan walau dia tidak didekatnya, tapi dia masih memiliki hatinya. Tidak penting apakah dia akan menemukan dirinya atau tidak.

“Aku tahu itu!” Soo Hyun tampak frustasi

“Soo Hyun..”

“Aku tahu itu. Tapi aku tidak bisa menahan diri. Aku tahu hatinya sudah milik Jae Hee, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku padanya. Kupikir itu hanya rasa ingin tahu ku saja awalnya, dan akan menghilang seiring waktu. Aku terus melupakan dia, tapi semakin keras aku mencoba, semakin sering dia ada dipikiranku, dan aku tidak bisa berhenti menangis tentang hal itu.” Soo Hyun menahan tangisnya. Ia meminta maaf pada Jae Joon. Ia tidak mau menyakiti Jae Joon lagi.

Soo Hyun melangkah pergi tapi Jae Joon menahan tangannya. Jae Joon meminta Soo Hyun jangan pergi. Soo Hyun memohon Jae Joon membiarkan dirinya pergi. Ia berharap Jae Joo mendapatkan yang lebih darinya segera. Pelan-pelan Soo Hyun menarik tangannya dari genggaman Jae Joon.

Soo Hyun melangkah pergi meninggalkan pangeran Jae Joon yang terpuruk di tolak di saat perasaannya itu tulus setulus tulunys untuk Soo Hyun seorang. Poor baby JJ ^^

***

Dr Kim mendorong troli. Saat melihat Chang Yi melintas. Ia tersenyum jahil. Dr Kim memintanya berhenti.

“Kau tahu apa ini?” ujar dr Kim. Chang Yi tampak melepas galonnya. Aku tidak tahu. Menyingkirlah.

“Jangan begitu. Ini disebut *BIS. (BIS: bispectral index, digunakan untuk memantau kedalaman anestesi). Kau tahu apa yang bocah galon dan aku, hadapi kemarin? Perangkat ini akan menentukan pemenangnya.”

“Bagaimana caranya?” Chang Yi jadi penasaran. LOL kemakan settingan dr Kim

Dr Kim mengatakan kita akan melihat apakah pasien akan bangun dengan alat ini. Jika kita melihat nomornya meningkat dilayar ini, itu artinya mereka akan bangun. Tetapi fungsi terbaiknya dari perangkat ini adalah rahasia. Dr Kim lalu mengambil alat itu dan menempelnya di dahinya. Jika aku meletakkannya disini lalu kau juga. dr Kim menempelnnya di dahi Chang Yi. Kita dapat melihat apakah gelombang kita sama atau tidak.

Chang Yi tersenyum dan mengatakan lalu kau akan bisa membaca pikirkan ku kan. Chang Yi menarik alat itu dari dahinya. Dr Kim tahu apa yang akan terjadi kelak. Ia menatap galon-galon itu dengan takut. LOL


~Bersambung ke bagian 2~


Komentar :

Rasanya sebal pengen jitak tuh istri pasien. Emangnya napa kalau Hoon dari Utara? Toh dia berusaha menyelamatkan suaminy. Bukannya berterima kasih malah termakan hasutan Sang Jin. Tapi di pikir-pikir kita juga akan seperti itu kalau itu terjadi sama sodara atau pun rekan kita.

Oh Poor Jae Joon,, suatu saat nanti kamu akan mendapatkan yang terbaik dari pada yang baik. Jangan-jangan gadis Indo atau gadis Kupang. LOL
 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang