Note :
Mian atas
ketidaknyamanannya, lagi-lagi ada kendala dalam mengupload pikunya. Piku akan
segera menyusul.. ^^
***
Soo Hyun tidak terima
dengan perlakuan kasar Prof Cho. Sebagai seorang dokter, sikap Prof Cho ini
sangat berlebihan. Prof Cho tidak terima di nasehati seperti itu oleh dokter
muda seperti Soo Hyun ini. Ia menyuruh Soo Hyun menutup mulutnya. Soo Hyun
tidak takut, ia balik menyuruh Prof Cho menutup mulutnya juga. Prof Cho geram
dan mencengkram kerah baju Soo Hyun dan berniat menamparnya namun tiba-tiba Jae
Joon datang menengahi. Jae Joon sendiri tampak menahan emosinya melihat Soo
Hyun di perlakukan seperti itu.
“Oh, Manager Han. Apa ini
caramu mendisiplinkan Tim-mu?” ujar Prof Cho. Jae Joon maju dan menarik paksa
tangan Prof Cho dari kerah Soo Hyun. Jae Joon menatap tajam Prof Cho dan
bertanya apa ini caramu mendisiplinkan Dept Penyakit Dalam mu. Prof Cho tak
percaya dengan perlakuan kasar Jae Joon yang nyata-nyata membela timnya yang
sudah bersalah. Hyun Wook tak mau masalahnya melebar lagi. Ia pun spontan
memeluk Prof Cho. Ia meminta Prof tenang lalu mengajaknya pergi sebab mereka
belum memulai operasinya juga. Walaupun si Prof memberontak meminta di lepaskan
tapi Hyun Wook terus saja menyeretnya menjauh.
Jae Hee yang melihat
kepergian Prof Cho cs pun bernafas lega. Hoon berbalik menatap ke arah Jae Hee
dalam ruang bedah lalu melempar senyuman manisnya itu. Jae Joon tanya apa Soo
Hyun baik-baik saja. Soo Hyun menjawabnya dengan anggukan. Setelah itu, Jae Joo
menatap Hoon yang masih pamer senyuman sama Jae Hee. Apa yang sebenarnya
terjadi. Hoon berbalik dan menjawab ia sudah menemukan pasien, untuk pertandingan
ke-2 mereka. Sontak membuat Jae Joon dan
Soo Hyun terperangah. Bahkan Hoon mengatakan ia menemukan pasien yang sempurna.
Hoon tersenyum penuh kemenangan. Lalu berbalik memandang pasien dalam ruang
bedah.
♥ Episode 12 ♥
Hoon dan Jae Joon memasuki
ruang bedah. Belum tahu pasti apa permintaan Hoon di sepakati oleh Jae Joon
atau tidak. Tapi sepertinya akan jadi bahan pertimbangan Jae Joon. Ibu Jae Chul
yang tidak jadi di operasi pun di bawah keluar. Hoon jadi tidak enak sama
Perawat Min. Kemudian Hoon meminta Jae Joon melihat layar monitor. Jae Joon
tanya Hoon memulai semua kekacauan ini demi pasien itu. Hoon tersenyum
mengiyakan. Jae Joon lalu melihat monitor.
“Kau pikir apa itu?” ujar
Hoon
“Ada pendarahan di sekitar
Stent yang ditanamkan di RCA (RCA: arteri koroner kanan).” Jae Joon lalu
menatap Hoon. “Apa kau berencana mengoperasi itu? Itu bisa Hemostasis secara
alami. Kau tidak perlu khawatir kecuali dia mengalami Tamponade jantung.”
“Bagaimana kalau dia
mengalaminya? Jika ada Tamponade jantung, sangat tidak mungkin baginya untuk Hemostasis
secara alami. Tidak akan bisa dikontrol hanya dengan obat-obatan.”
“Itu pertanyaan untuk Dept
penyakit dalam.” Jawab Jae Joo singkat
“Bagaimana jika kita
memberinya "shot"?” Semuanya langsung menatap Hoon. “Kau tidak ingat
kau pernah bilang padaku... Aku bisa memilih pasien ke-2 untuk pertandingan
kita berikutnya kan? Aku ingin memilih dia.”
“Jadi.. Pemenang adalah
yang bisa mengoperasinya?” ujar Jae Joon
“Ya. Jika kau mengoperasi dan
menyelamatkan pasien. Kau bisa jadi pemenangnya.” Mendengar itu, Seung Hee tak
bisa mempercayai dengan mudahnya Hoon membuat tantangan ini. Sementara Jae Joon
tampak tertarik, kedengarannya menarik. Secara tidak langsung ia sepakat dengan
usul Hoon ini. Hoon lalu mengajak Jae Hee pergi.
***
Hoon tampak senang. Ia
menyenggol Jae Hee saat melewati pintu. Ia berujar ia mulai menyukai kompetisi
ini. Haruskah kita membuatnya jadi 100 putaran. Jae Hee mengatakan jika Jae
Joon yang mengoperasi, Hoon akan kalah. Hoon santai menanggapinya. Ia tidak
peduli, selama mereka bisa menyelamatkan pasien. Sementara Jae Hee tampak
khawatir. Hoon memintanya tidak khawatir! Bahkan jika Jae Joon berhasil, skor
akan jadi 1:1. Kita masih punya 1 kesempatan lagi nanti. Kita bisa
memenangkannya kok. Hoon pun pergi meninggalkan Jae Hee. Jae Hee hanya bisa
tersenyum memandang kekasihnya itu.
***
Jae Joon masih di ruang
bedah bersama Soo Hyun. Ia menatap layar monitor hasil USG ibu Jae Chul. Soo
Hyun tampak khawatir, ia bertanya apa Jae Joon bisa melakukannya. Jae Joon
menjawab harus bisa. Pasien mungkin mati jika mereka mengabaikannya. Soo Hyun
khawatir Dept Penyakit Dalam akan membuat isu dari masalah ini nanti.
“Aku akan minta izin dari
Direktur. Aku yakin dia akan menyetujuinya kalau aku yang minta. Penyakit ini
karena komplikasi dari operasi.”
“Tapi, kau tahu... Bagaimana
jika ada sesuatu yang tidak beres nanti?”
“Apa maksudnya itu?”
“Pasien ini mungkin adalah
korban kecelakaan medis. Bagaimana jika Dept Penyakit Dalam.. Membuat kesalahan
fatal dan mereka menyembunyikannya?” Jae Joon tampak memikirkan kata-kata
kekasihnya itu. Ada benarnya juga, jangan-jangan ada yang di sembunyikan oleh
Dept penyakit Dalam mengenai penyakit pasien ini.
***
Sementara di ruangannya, Direktur
Oh menampar seorang dokter dari Dept Penyakit Dalam. Bukan hanya sekali namun
dua kali tamparan mendarat di pipinya. Direktur Oh tanya tahun berapa dia
masuk. Prof Cho dengan takut menjawab, dia masuk di tahun ke-3. Mendengar itu,
Direktur Oh marah besar. Bagaimana mungkin Prof Cho membiarkan mahasiswa tahun
ke-3 melakukan operasi Stent yang seharusnya dilakukan seorang Profesor. Prof
Cho hanya bisa mengungkapkan rasa penyesalannya. Direktur Oh mengusir dokter
muda itu pergi. Dokter muda itu menunduk meminta maaf lalu pergi. Setelah
kepergian dokter muda itu, Petugas RS yang berdiri di samping Prof Cho pun
bertanya apa yang harus kita lakukan. Kita akan digugat jika walinya tahu, operasi
itu dilakukan oleh mahasiswa tanpa izin mereka.
Direktur Oh menyuruh
mengirim dokter muda itu ke RS cabang, setelah memberinya pelajaran. Petugas RS
itu pun mengiyakan. Rupanya keluarga pasien belum tahu mengenai operasi yang di
lakukan oleh Dept Penyakit Dalam. Direktur Oh menanyakan keadaan pasien pada
Prof Cho. Prof Cho mengatakan dia punya beberapa pendarahan, tapi kami harap
dia akan berhemostasis secara alami. Direktur Oh senang mendengarnya. Ia
mengingatkan Prof Cho. Hal ini atau yang lainnya ini akan bisa jadi akhir
bagimu, aku, dan RS kita.
***
Hoon berjalan sambil
jingkrak-jingkrak di lorong RS menuju ruang rawat ibu Jae Chul. Ia lalu
memanggil Jae Chul namun Jae Chul yang sibuk memasang jepit rambut di rambut
ibunya pun tak menyadari kehadirannya. Ternyata Jae Chul membeli jepit rambut
itu sebagai hadiah untuk ibunya. Jae Chul mengatakan kerinduannya, ia akan
lebih cepat sembuh kalau ibu juga begitu. Melihat kebersamaan Jae Chul dan
ibunya, membuat Hoon teringat akan perkataan ibunya yang ingin melupakan
segalanya, termasuk ayah dan Hoon. Namun hal itu tidak membuatnya bersedih,
mungkin saat ia melihat anak lain brsama orang tua mereka. Ia ikutan bahagia
karena mereka tidak mempunyai nasib yang sama seperti dirinya.
Ibu Jae Chul pun menyadari
kehadirannya. Ibu memberi isyarat agar Jae Chul menemui Hoon. Jae Chul
mendekat. Hoon menanyakan keadaan ibu Jae Chul. Jae Chul penasaran kenapa
dokter tidak jadi mengoperasi ibunya. Hoon berlutut dan mengatakan ada sesuatu
terjadi tapi kami akan mengoperasinya segera. Jae Chul terlihat senang. Benarkah?
Hoon pura-pura berpikir, hmmm aku akan melakukannya atau si bos hebat bedah
jantung.
“Bos?”
“Ya. Namanya Han Jae Joon.
Dia bukan orang yang paling menyenangkan, tapi dia sangat hebat.”
“Tapi aku lebih menyukaimu.”
Hoon lalu menatap ibu Jae Chul. Ibu kelihatan menahan rasa sakitnya. Namun,
jepit pemberian Jae Chul seakan meredahkan rasa sakitnya. Hoon berujar pasti
Jae Chul dekat dengan ibunya. Jae Chul menjawab tentu saja, dia kan ibuku.
“Ibumu?” Hoon hanya bisa
tersenyum.
(anak lain merasakan kasih
sayang dari ibu mereka namun Hoon, ibu kandungnya pun menolak memeliharanya.
Mungkin itu yang ada di pikiran Hoon)
***
Tae Soo keluar mobil
sambil membawa sebuah boneka beruang yang besar. Tiba-tiba ada yang
menelponnya. Si penelpon mengatakan PM sedang mencarinya. Tae Soo meminta si
penelpon menyampaikan kepada PM ia sedang keluar. Si penelpon harus tahu Tae
Soo dimana biar ia bisa menyampaikan kepada PM nanti. Tae Soo meminta si
penelpon mengatakan pada PM kalau ia sedang dalam perjalanan mengantarkan
boneka. PM pasti akan tahu kok.
Tae Soo di antar oleh seorang
perawat menuju tempat tujuannya. Tempat ini seperti sebuah RS atau juga yayasan
penampung orang cacat. Perawat itu mengantarnya sampai ke depan sebuah kamar.
Sebelum masuk, Tae Soo menatap boneka beruang itu. Ia pun membuka pintunya,
terlihat seorang wanita sedang menatap ke luar jendela. Wanita itu langsung
berbalik saat mendengar bunyi pintu di buka. Omo omo, she’s Park Hoon’s mother. Woww kamar itu hampir
penuh dengan boneka beruang yang sama pula. Ibu Hoon tersenyum menatap Tae Soo.
Saat Tae Soo mendekat, ibu mengatakan Hoon kau di sini.
Tae Soo menyerahkan boneka
beruang itu pada ibu. Ibu mengambilnya dan memeluk erat boneka itu penuh dengan
kerinduan. Sepertinya ibu mengira boneka itu adalah Hoon. Melihat ibu menangis,
Tae Soo membuka kaca mata hitamnya. Kemudian peristiwa 20 tahun lalu terputar
kembali dlaam ingatannya. Saat itu ibu berniat menerobos masuk walaupun banyak pendemo.
Dan Tae Soo datang menyeretnya menjauh.
***
Hoon mendorong Jae Chul ke
taman kaca. Jae Chul tanya apa dokter tidak memiliki ibu. Hoon mengatakan ia
tidak punya ibu yang seperti ibu Jae Chul. Jae Chul tanya apa maksudnya. Hoon
hanya mengatakan ada sesuatu terjadi. Ayah Jae Chul pun datang membawa sekotak
Dunkin Donuts buat Jae Chul. (Jadi ingat Kim Tan. hehehe) Setelah itu mereka
pergi meninggalkan Hoon. Melihat keakraban ayah dan anaknya membuat Hoon
tersenyum manis. Tiba-tiba Hyun Wook datang menepuk pundaknya. Hal itu membuat
Hoon kaget. Hyun Wook memuji Hoon cerdas sekali. Hoon tak mengerti maksud
perkataan Hyun Wook. Hyun Wook mengatakan Hoon melemparkan tanggung jawab itu ke
Han Jae Joon. Hyun Wook kembali memuji Hoon Brilian.
Hoon merangkul Hyun wook
dan mengatakan ini hanya tentang pasien. Tidak ada yang brilian tentang itu.
Hyun Wook berujar kalau dia itu pasien yang bisa saja menggugat RS ini. Hoon
jadi penasaran. Hyun Wook mengatakan bocah di Dept Penyakit Dalam yang
melakukan kesalahan medis itu. Ada mahasiswa tahun ke-3 yang melakukan operasi
stent, yang seharusnya dilakukan oleh seorang profesor. Hal itu mmebuat Hoon
jadi memikirkan sesuatu.
***
Di sebuah tangga darurat
RS. Jae Joon bertemu dengan dr Kim, dokter muda dari Dept Penyakit Dalam yang
melakukan operasi pada ibu Jae chul. Dr Kim menenteng dua buah tas. Ia meminta
maaf kepada Jae Joo. Sepertinya Jae Joon ingin mengorek informasi namun dr Kim
tidak bisa memberitahu Jae Joon lagi. Jae Joon pun meminta dr Kim menjelaskan 1
hal saja. Apa kau orang yang mengoperasi pasien itu. dr Kim mengangguk pelan.
Sementara di ruangan kerja
Hyun Wook. Ia menjelaskan kepada Hoon, jika ada mahasiswa kedokteran melakukan
operasi tanpa izin dari walinya, kita tidak bisa bebas dari gugatan. Mendengar
itu, Hoon mengatakan itu terdengar tidak baik. Bagaimana jika Dr Han bilang dia
tidak mau mengoperasinya. Hyun Wook bilang itu bukan urusan Hoon. Jika dia
tidak mau, maka skor akan jadi 2:0. Permainan berakhir. Hoon kesal sama Hyun
Wook. Ia mengatakan terkadang Hyun Wook terlihat sangat mencurigakan. Hyun Wook
tanya apa. Hoon berujar apa Hyun Wook benar-benar dokter. Hyun Wook membela
dirinya, tentu saja aku dokter. Aku bukan pasien. Hoon mencibir Hyun Wook terlihat
seperti pasien. Pasien yang sangat sakit. Hyun Wook mengelak, ia membalas kalau
Hoon itu yang pasien. Dasar!
***
Setelah mengetahui
kebenarannya. Jae Joon menemui Direktur Oh. Ia menyampaikan kepada Direktur tentang
pasien kedua untuk pertandingan mereka. Sebenarnya Hoonlah yang menyarankannya dan
ia setuju. Direktr Oh ingin melihat pasiennya. Hoon menunjukan USG pasien di
tabletnya. Direktur Oh tentu saja mengetahui hasil USG siapa itu. jae Joon
mengatakan ini sederhana. Selama ia bisa berhasil mengoperasinya, ia yang akan
menang. Namun Direktur Oh malah menolak, jangan pasien itu. Jae Joon berusaha
menyakinkan Direktur. Jika aku tidak melakukannya, Dr. Park yang akan
mengoperasi PM. Direktur tetap pada pendiriannya.
“Apa ini karena takut
adanya gugatan?” Direktur terkejut mendengar kata-kata Jae Joon. Jadi kau sudah
tahu dan kau masih ingin melakukan operasi? Jae Joon mengatakan jika memang
karena itu, kita bisa jelaskan kalau ada kesalahan selama operasi yang pertama.
Direktur berujar apa Jae Joon pikir walinya akan membiarkannya berlalu begitu
saja. Joon Jae bilang ia akan meyakinkan mereka.
“Meyakinkan? Salah. kau
harusnya mengancam mereka. Aku sama sekali tidak pernah melihat orang yang kita
yakinkan akan mencabut gugatannya.”
“Jika kita mengabaikan
dia, dia akan jadi semakin buruk! Dia bisa mati, Pak!”
“Ada banyak pasien yang
meninggal karena komplikasi.”
“Kita bisa
menyelamatkannya dengan operasi. Apa mau di tonton saja pasien itu.. Hanya
karena kau takut dengan gugatan tidak logis.”
“Dept Penyakit Dalam
mereka yang akan menangani ini.”
“Direktur!” Teriak Jae
Joon. Direktur dengan tenangnya mengatakan biarkan anjing tidur berbohong. Jika
ada yang menyebar kalau mahasiswa tahun ke-3 melakukan operasi yang seharusnya
dilakukan seorang profesor, kita akan segera didiskualifikasi untuk melakukan
operasi PM. Jae Joon sedikit meninggikan suaranya, kita bisa menghentikan
gugatannya jika kita mengakui kesalahan kita dan meyakinkan walinya. Direktur menyuruh
Jae Joon menutup mulutnya.
“Apa kau lupa kau berlutut
memohon padaku dan bilang kau akan melakukan apapun yang ku suruh?” Jae Joo
tampak menahan amarahnya. “Apa alasannya? Apa alasan sebenarnya kau.. Sangat
ingin mengoperasi pasien itu?”
Jae Joo hanya bisa meminta
maaf. Ia berniat mengatakan alasannya sebagai dokter... Namun Direktur memotong
perkataannya. Sebagai dokter? Ini sungguh menyakiti moral mu? Baik. Jika kau
benar-benar bersikeras mau melakukannya, aku akan membiarkan dia menjadi pasien
untuk pertandingan ke-2. Direktur pun menelpon Hyun Wook bertemu di kantornya.
Hyun Wook mengajak serta Hoon bertemu dengan Direktur.
***
Kembali lagi di ruang
Direktur. Direktur menyampaikan kepada Hyun Wook mengenai pertandingan ke-2.
Hoon menatap Jae Joon penuh tanda tanya.
Ia tahu Jae Joon pasti sudah menyampaikan kepada Direktur mengenai
pasien itu. Kemudian Direktur membawa mereka ke ruang rawat ibu Jae Chul. Ibu
tampak tertidur pulas saat mereka sampai. Direktur mengatakan tentu kalian
semua tahu siapa dia. Sejauh ini skor masih 1:0 kan? Aku akan memutuskan dia...
Seperti yang kalian inginkan. Tapi, ada persyaratan untuk menentukan
pemenangnya. Hyun Wook bertanya apa mereka menang jika mereka berhasil
mengoperasinya. Direktur menjawab bukan. Orang yang tidak menyentuh pasien ini
yang jadi pemenangnya. Mereka semua tidak bisa membantah keputusan Direktur.
“Siapa pun yang
mengoperasi pasien ini akan kalah. Mengerti?” Jae Joon menoleh menatap Hoon
setelah mendengar kata-kata Direktur. “Dr Han sudah kalah sekali, kan? Jika kau
melakukan operasi, berarti kau kalah 2 kali. Ini kan 3 babak pertandingan... Jadi
kita tidak perlu lagi melakukan pertandingan ke-3. Ini akan menjadi akhir
untukmu, Dr Han. Mengerti? Batas waktunya besok. Jika tidak kau bisa
melakukannya, Kita akan menemukan pasien lain nanti. Itu saja.”
***
Setelah kepergian Direktur
dan Hyun Wook, Hoon merasa lucu dengan keputusan Direktur. Ia bertanya apa Jae
Joon akan melakukan operasi. Jae Joon yang dari tadi sepertinya tidak
menyetujui usul Direktur pun mengajak Hoon mencari pasien lain saja. Hoon tanya
apa Jae Joon akan menuruti perkataan Direktur. Apa Jae Joon tidak bisa lihat pasien
ini. Hoon pun mengatakan akan melakukannya tapi biarkan aku meminjam itik-mu
(Soo Hyun). Ini tidak akan menjadi operasi sederhana. Tentu saja Jae Joon tidak
menyukai usulan Hoon ini. Ia pun pergi meninggalkan Hoon. Hoon ikutan keluar
dan melihat kepergian Jae Joon. Tentu saja, pertandingan ke-2 ini lebih sulit
dari sebelumnya. Resikonya sangat besar.
Jae Chul dan sang ayah pun
datang. Mereka menyapa Hoon. Hoon menyampaikan kepada mereka bahwasannya ia
yang akan akan mengoperasi ibu Jae Chul. Ia meminta mereka mempercayainya. Jae
Chul senang mendengarnya. Hoon bilang ia perlu mengumpulkan tim dulu. Tiba-tiba
Hyun Woook datang dan menariknya pergi. Sebelum pergi, Hoon meminta Jae Chul
tidak khawatir. Tentu saja kabar ini membuat Jae Chul dan ayahnya terlihat
bahagia.
***
Sesampainya di ruangan,
Hyun Wook mencoba menanggalkan jas dokter Hoon. Namun Hoon mencegahnya. Hyun
Wook meminta Hoon mengambil libur dan bersantai di rumah sampai ia memanggilnya
kembali. Hoon mengatakan tidak ada gunanya. Hyun Wook membalas kalau Hoon
mengoperasinya, ini akan jadi akhir hubungan mereka. Hoon malah mengatakan ia
tidak butuh apapun dari Hyun Wook.
Masa Hoon tidak butuh
uang? Hoon kan perlu membawa pacarnya kembali. Hoon mengiyakan tapi mereka
masih punya 1 putaran lagi kalau kalah. Hyun Wook tidak terima. Ia menyeret
Hoon keluar. Hoon hanya akan memberi Han Jae Joon keuntungnan, jika Hoon melakukan operasi. Hoon memberi
alasan kalau wali pasien juga akan senang nanti. Hyun Wook mengingatkan Hoon
sedang ada di kompetisi maut. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan wali pasien atau
orang lain. Hoon malah mengatakan ini sangat penting untuk rumah sakit!
“Itulah kenapa kau tidak
boleh melakukannya. Jika kita terlibat dalam gugatannya, kompetisi, Rumah Sakit
Myung Woo, dan semuanya akan terbakar menjadi abu. Apa kau tidak mengerti?”
Hyun Wook merengek memohon Hyun Wook mendengarkannya. Namun Hoon Wook sudah
mengambil keputusan dengan mengirim Hoon pergi. Sesampainya di pintu, mereka
bertemu dengan para dokter yang berebut masuk. Alhasil tangan Hoon terlepas
dari genggaman Hyun Wook dan tanpa Hyun Wook sadari, ia malah menyeret rekan
dokter lainnya.
Hyun Wook mengultimatum
Hoon tetap diam dirumah seperti ikan mati sampai ia menelpon. Ia pun menyetop
taksi dan berniat menyuruh Hoon masuk. Namun ia malah terperanjat dengan wajah
Hoon yang berubah menjadi orang lain. Hyun Wook kebingungan, ia mengumpat Hoon
yang berhasil kabur.
***
Hoon menyapa Seung Hee
dengan sebutan Jae Hee. Namun ia cepat-cepat meralatnya. Hoon bertanya apa Dr
Han sibuk hari ini. Wajah Jae Hee tampak khawatir. Hoon tanya ada apa. Jae Hee
berat mengatakannya. Sesaat kemudian, Hoon menuju ke meja perawat. Perawat Min
dan rekannya tertawa bersama seorang pria. Pria itu adalah Jin Soo. Ia berbalik
menyapa Hoon. Perawat Kim mengatakan Sunbae Dr Park, orang yang sangat lucu.
“Sunbae?” ujar Hoon
“Kau sudah lupa? Kita
berdua rival di Lembaga riset untuk Yang Mulia kita.” Perawat Min dan perawat
Kim tertawa mendengar kata rival itu. (sepertinya dialek or arti katanya bukan
hanya rival kali ya, ^^ )
Hoon mengajak Jin Soo
berbicara di luar. Namun sebelum mereka keluar, perawat Kim tanya apa sebutan
rok mini di Korea Utara. Jin Soo menjawab rok cincang. Kedua Perawat itu
tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban Jin Soo. Hoon langsung menarik Jin
Soo pergi.
***
Hoon membawa Jin Soo ke
kliniknya. Hoon ingin tahu kenapa Jin Soo ke RS. Jin Soo mengatakan ia hanya
ingin berkunjungan. Hoon meminta bisa kah
Jin Soo tidak menunjukkan wajahnya ke semua orang disekitar sini. jin
Soo mengatakan ia tidak akan pergi kesana jika Hoon menurutinya. Hoon tidak
mengerti apa maksud pembicaraan Jin Soo. Ternyata Jin Soo sudah mendengar kabar
mengenai pasien dari Dept Penyakit Dalam itu,
yang mana akan menjadi pasien untuk pertandingan Hoon dan Jae Joon. Siapapun
yang mengoperasinya akan kalah. Hoon mengatakan ia masih punya 1 kesempatan
lagi kalau kalah kali ini.
“Tentu. Maka skor jadi
1:1. Ini akan jadi sangat menarik. Penentuan di babak final..” ujar Jin Soo.
Hoon berusaha bernego namun Jin soo mengatakan ia tidak ke sini untuk senang-senang.
Ia ke sini hanya untuk misinya..
“Misi?” tanya Hoon. Jin
Soo mengatakan ini seratus kali lebih penting daripada misi yang Hoon kacaukan
2 tahun yang lalu. Hoon tanya apa untuk mendapatkan uang dari orang asing lagi?
Jadi misi-mu berkaitan dengan operasi Perdana Menteri? Jin Soo mencibir
akhirnya Hoon mengetahuinya. Jin Soo
mengingatkan Hoon kalau negara mereka juga sangat tertarik dalam misi ini. Hoon
tanya apa sampah seperti mereka terlibat juga. Jin Soo membenarkan. Asal Hoon
tahu, sampah itulah yang membawa Jae Hee ke sini. Aku membawa gadis yang sangat
kau cintai.. Dan aku bisa membawanya pergi kapan saja. Mati... Atau hidup
Hoon tersenyum sinis
mendengar kata-kata Jin Soo itu. Hoon tahu Jin Soo pasti akan membunuh Jae Hee
jika Jin Soo ingin. Jin Soo mengelak kalau ia tidak begitu. Ia pun menawarkan
jika Hoon mau, ia bisa menunjukkan pada Hoon kebaikan dari Yang Mulia. Jin Soo
pun mengatakan mereka bisa membebaskan Hoon.
***
Hmm apa yang akan di
katakan Hoon??? Apa ia akan menerima kebaikan hati Yang Mulia?? Nantikan di
bagian selanjutnya.. ^^
Komentar
:
Ternyata direktur Oh
sampai sekarang banyak menutupi kasus kesalahan medis di RS-nya. Mungkin sudah
banyak kasus yang di sembunyikannya demi menjaga nama baik RS-nya. Tapi apakah
semua itu manusiawi??
Sebenarnya apa harapannya
membangun RS?? Apa guna RS coba?? Bukannya menyelamatkan nyawa manusia ya??
Hmmm apakah Soo Hyun akan bangga mengetahui cinta pertamanya (Direktur Oh)
berbuat hal yang tidak manusiawi itu?
Mba anna koq gax ada pic nya sich? Gax seruu bacanya klo ga ada gambar. Heeee gumawooo sinopnya
BalasHapusmakin seru aja nih,jadi makin penasaran sama endingnya,trus gimana nasib ibunya hoon,apa mereka berdua akan dipertemukan kembali,dan sipa ya nnti yang jadi pasangannya hoonn
BalasHapusduuuhhhh....hadi makin penasaran
gambarnya kalo bisa secepatnya ya unnii,gomawoo unnii,
Msh blm bs update pikunya.. gagal truss,,
Hapus:(
Btw mksh udah brknjung.. ^^
Mana katanya piku nya segera menyusul, dari taon 2014 sekarang dah 2016, gak di upload juga, ah gak konsisten janjinya... (Anda gak akan pernah tau kapan orang berkunjung ato kesasar ke blog Anda, bisa kemaren, hari ini, minggu depan, ato malah taon2 kedepannya lg, jd kl merasa ada yg kurang dlm pembuatan sinopsisnya, tolong segera update dong, jgn dibiarkan kesalahan teknis dijadikan alasan terus menerus), maaf agak ketus, tp ini untuk kemajuan Anda juga. Semoga semakin baik kinerjanya, dan gak mengulang kesalahan yg sama, update trs sinopsisnya... gumawo.
BalasHapus2021 masih nunggu pikunya
BalasHapus