Minggu, 15 Juni 2014

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 12 Bagian 1


 
Note :

Mian atas ketidaknyamanannya, lagi-lagi ada kendala dalam mengupload pikunya. Piku akan segera menyusul.. ^^

***

Episode sebelumnya, Prof Cho bersama rekan dokter Penyakit Dalam lainnya bersama-sama menuju ruang bedah. Mereka datang menyerang Hoon karena berani mengoperasi pasien Dept Penyakit Dalam tanpa izin. Prof Cho tampak marah besar. Ia menyuruh anak buahnya membawa pergi pasien kembali ke ruang rawat. Hoon berusaha meminta bantuan pada Prof Cho. Hoon mengatakan hidup pasien dalam bahaya jika dia mengalami shock lagi. Jadi... Kata-kata Hoon langsung terpotong dengan tamparan keras di pipinya. Profesor mengatakan ia sudah menghadapi ratusan kali pasien seperti ini. Jadi anak sombong seperti Hoon harusnya sadar diri.

Soo Hyun tidak terima dengan perlakuan kasar Prof Cho. Sebagai seorang dokter, sikap Prof Cho ini sangat berlebihan. Prof Cho tidak terima di nasehati seperti itu oleh dokter muda seperti Soo Hyun ini. Ia menyuruh Soo Hyun menutup mulutnya. Soo Hyun tidak takut, ia balik menyuruh Prof Cho menutup mulutnya juga. Prof Cho geram dan mencengkram kerah baju Soo Hyun dan berniat menamparnya namun tiba-tiba Jae Joon datang menengahi. Jae Joon sendiri tampak menahan emosinya melihat Soo Hyun di perlakukan seperti itu.
“Oh, Manager Han. Apa ini caramu mendisiplinkan Tim-mu?” ujar Prof Cho. Jae Joon maju dan menarik paksa tangan Prof Cho dari kerah Soo Hyun. Jae Joon menatap tajam Prof Cho dan bertanya apa ini caramu mendisiplinkan Dept Penyakit Dalam mu. Prof Cho tak percaya dengan perlakuan kasar Jae Joon yang nyata-nyata membela timnya yang sudah bersalah. Hyun Wook tak mau masalahnya melebar lagi. Ia pun spontan memeluk Prof Cho. Ia meminta Prof tenang lalu mengajaknya pergi sebab mereka belum memulai operasinya juga. Walaupun si Prof memberontak meminta di lepaskan tapi Hyun Wook terus saja menyeretnya menjauh.

Jae Hee yang melihat kepergian Prof Cho cs pun bernafas lega. Hoon berbalik menatap ke arah Jae Hee dalam ruang bedah lalu melempar senyuman manisnya itu. Jae Joon tanya apa Soo Hyun baik-baik saja. Soo Hyun menjawabnya dengan anggukan. Setelah itu, Jae Joo menatap Hoon yang masih pamer senyuman sama Jae Hee. Apa yang sebenarnya terjadi. Hoon berbalik dan menjawab ia sudah menemukan pasien, untuk pertandingan ke-2  mereka. Sontak membuat Jae Joon dan Soo Hyun terperangah. Bahkan Hoon mengatakan ia menemukan pasien yang sempurna. Hoon tersenyum penuh kemenangan. Lalu berbalik memandang pasien dalam ruang bedah.


Episode 12

Hoon dan Jae Joon memasuki ruang bedah. Belum tahu pasti apa permintaan Hoon di sepakati oleh Jae Joon atau tidak. Tapi sepertinya akan jadi bahan pertimbangan Jae Joon. Ibu Jae Chul yang tidak jadi di operasi pun di bawah keluar. Hoon jadi tidak enak sama Perawat Min. Kemudian Hoon meminta Jae Joon melihat layar monitor. Jae Joon tanya Hoon memulai semua kekacauan ini demi pasien itu. Hoon tersenyum mengiyakan. Jae Joon lalu melihat monitor.

“Kau pikir apa itu?” ujar Hoon

“Ada pendarahan di sekitar Stent yang ditanamkan di RCA (RCA: arteri koroner kanan).” Jae Joon lalu menatap Hoon. “Apa kau berencana mengoperasi itu? Itu bisa Hemostasis secara alami. Kau tidak perlu khawatir kecuali dia mengalami Tamponade jantung.”

“Bagaimana kalau dia mengalaminya? Jika ada Tamponade jantung, sangat tidak mungkin baginya untuk Hemostasis secara alami. Tidak akan bisa dikontrol hanya dengan obat-obatan.”

“Itu pertanyaan untuk Dept penyakit dalam.” Jawab Jae Joo singkat

“Bagaimana jika kita memberinya "shot"?” Semuanya langsung menatap Hoon. “Kau tidak ingat kau pernah bilang padaku... Aku bisa memilih pasien ke-2 untuk pertandingan kita berikutnya kan? Aku ingin memilih dia.”

“Jadi.. Pemenang adalah yang bisa mengoperasinya?” ujar Jae Joon

“Ya. Jika kau mengoperasi dan menyelamatkan pasien. Kau bisa jadi pemenangnya.” Mendengar itu, Seung Hee tak bisa mempercayai dengan mudahnya Hoon membuat tantangan ini. Sementara Jae Joon tampak tertarik, kedengarannya menarik. Secara tidak langsung ia sepakat dengan usul Hoon ini. Hoon lalu mengajak Jae Hee pergi.

***

Hoon tampak senang. Ia menyenggol Jae Hee saat melewati pintu. Ia berujar ia mulai menyukai kompetisi ini. Haruskah kita membuatnya jadi 100 putaran. Jae Hee mengatakan jika Jae Joon yang mengoperasi, Hoon akan kalah. Hoon santai menanggapinya. Ia tidak peduli, selama mereka bisa menyelamatkan pasien. Sementara Jae Hee tampak khawatir. Hoon memintanya tidak khawatir! Bahkan jika Jae Joon berhasil, skor akan jadi 1:1. Kita masih punya 1 kesempatan lagi nanti. Kita bisa memenangkannya kok. Hoon pun pergi meninggalkan Jae Hee. Jae Hee hanya bisa tersenyum memandang kekasihnya itu.

***

Jae Joon masih di ruang bedah bersama Soo Hyun. Ia menatap layar monitor hasil USG ibu Jae Chul. Soo Hyun tampak khawatir, ia bertanya apa Jae Joon bisa melakukannya. Jae Joon menjawab harus bisa. Pasien mungkin mati jika mereka mengabaikannya. Soo Hyun khawatir Dept Penyakit Dalam akan membuat isu dari masalah ini nanti.

“Aku akan minta izin dari Direktur. Aku yakin dia akan menyetujuinya kalau aku yang minta. Penyakit ini karena komplikasi dari operasi.”

“Tapi, kau tahu... Bagaimana jika ada sesuatu yang tidak beres nanti?”

“Apa maksudnya itu?”

“Pasien ini mungkin adalah korban kecelakaan medis. Bagaimana jika Dept Penyakit Dalam.. Membuat kesalahan fatal dan mereka menyembunyikannya?” Jae Joon tampak memikirkan kata-kata kekasihnya itu. Ada benarnya juga, jangan-jangan ada yang di sembunyikan oleh Dept penyakit Dalam mengenai penyakit pasien ini.

***

Sementara di ruangannya, Direktur Oh menampar seorang dokter dari Dept Penyakit Dalam. Bukan hanya sekali namun dua kali tamparan mendarat di pipinya. Direktur Oh tanya tahun berapa dia masuk. Prof Cho dengan takut menjawab, dia masuk di tahun ke-3. Mendengar itu, Direktur Oh marah besar. Bagaimana mungkin Prof Cho membiarkan mahasiswa tahun ke-3 melakukan operasi Stent yang seharusnya dilakukan seorang Profesor. Prof Cho hanya bisa mengungkapkan rasa penyesalannya. Direktur Oh mengusir dokter muda itu pergi. Dokter muda itu menunduk meminta maaf lalu pergi. Setelah kepergian dokter muda itu, Petugas RS yang berdiri di samping Prof Cho pun bertanya apa yang harus kita lakukan. Kita akan digugat jika walinya tahu, operasi itu dilakukan oleh mahasiswa tanpa izin mereka.

Direktur Oh menyuruh mengirim dokter muda itu ke RS cabang, setelah memberinya pelajaran. Petugas RS itu pun mengiyakan. Rupanya keluarga pasien belum tahu mengenai operasi yang di lakukan oleh Dept Penyakit Dalam. Direktur Oh menanyakan keadaan pasien pada Prof Cho. Prof Cho mengatakan dia punya beberapa pendarahan, tapi kami harap dia akan berhemostasis secara alami. Direktur Oh senang mendengarnya. Ia mengingatkan Prof Cho. Hal ini atau yang lainnya ini akan bisa jadi akhir bagimu, aku, dan RS kita.

***

Hoon berjalan sambil jingkrak-jingkrak di lorong RS menuju ruang rawat ibu Jae Chul. Ia lalu memanggil Jae Chul namun Jae Chul yang sibuk memasang jepit rambut di rambut ibunya pun tak menyadari kehadirannya. Ternyata Jae Chul membeli jepit rambut itu sebagai hadiah untuk ibunya. Jae Chul mengatakan kerinduannya, ia akan lebih cepat sembuh kalau ibu juga begitu. Melihat kebersamaan Jae Chul dan ibunya, membuat Hoon teringat akan perkataan ibunya yang ingin melupakan segalanya, termasuk ayah dan Hoon. Namun hal itu tidak membuatnya bersedih, mungkin saat ia melihat anak lain brsama orang tua mereka. Ia ikutan bahagia karena mereka tidak mempunyai nasib yang sama seperti dirinya.

Ibu Jae Chul pun menyadari kehadirannya. Ibu memberi isyarat agar Jae Chul menemui Hoon. Jae Chul mendekat. Hoon menanyakan keadaan ibu Jae Chul. Jae Chul penasaran kenapa dokter tidak jadi mengoperasi ibunya. Hoon berlutut dan mengatakan ada sesuatu terjadi tapi kami akan mengoperasinya segera. Jae Chul terlihat senang. Benarkah? Hoon pura-pura berpikir, hmmm aku akan melakukannya atau si bos hebat bedah jantung.
“Bos?”
“Ya. Namanya Han Jae Joon. Dia bukan orang yang paling menyenangkan,  tapi dia sangat hebat.”
“Tapi aku lebih menyukaimu.” Hoon lalu menatap ibu Jae Chul. Ibu kelihatan menahan rasa sakitnya. Namun, jepit pemberian Jae Chul seakan meredahkan rasa sakitnya. Hoon berujar pasti Jae Chul dekat dengan ibunya. Jae Chul menjawab tentu saja, dia kan ibuku.

“Ibumu?” Hoon hanya bisa tersenyum.

(anak lain merasakan kasih sayang dari ibu mereka namun Hoon, ibu kandungnya pun menolak memeliharanya. Mungkin itu yang ada di pikiran Hoon) 

***

Tae Soo keluar mobil sambil membawa sebuah boneka beruang yang besar. Tiba-tiba ada yang menelponnya. Si penelpon mengatakan PM sedang mencarinya. Tae Soo meminta si penelpon menyampaikan kepada PM ia sedang keluar. Si penelpon harus tahu Tae Soo dimana biar ia bisa menyampaikan kepada PM nanti. Tae Soo meminta si penelpon mengatakan pada PM kalau ia sedang dalam perjalanan mengantarkan boneka. PM pasti akan tahu kok.

Tae Soo di antar oleh seorang perawat menuju tempat tujuannya. Tempat ini seperti sebuah RS atau juga yayasan penampung orang cacat. Perawat itu mengantarnya sampai ke depan sebuah kamar. Sebelum masuk, Tae Soo menatap boneka beruang itu. Ia pun membuka pintunya, terlihat seorang wanita sedang menatap ke luar jendela. Wanita itu langsung berbalik saat mendengar bunyi pintu di buka. Omo omo, she’s  Park Hoon’s mother. Woww kamar itu hampir penuh dengan boneka beruang yang sama pula. Ibu Hoon tersenyum menatap Tae Soo. Saat Tae Soo mendekat, ibu mengatakan Hoon kau di sini.

Tae Soo menyerahkan boneka beruang itu pada ibu. Ibu mengambilnya dan memeluk erat boneka itu penuh dengan kerinduan. Sepertinya ibu mengira boneka itu adalah Hoon. Melihat ibu menangis, Tae Soo membuka kaca mata hitamnya. Kemudian peristiwa 20 tahun lalu terputar kembali dlaam ingatannya. Saat itu ibu berniat menerobos masuk walaupun banyak pendemo. Dan Tae Soo datang menyeretnya menjauh.

***

Hoon mendorong Jae Chul ke taman kaca. Jae Chul tanya apa dokter tidak memiliki ibu. Hoon mengatakan ia tidak punya ibu yang seperti ibu Jae Chul. Jae Chul tanya apa maksudnya. Hoon hanya mengatakan ada sesuatu terjadi. Ayah Jae Chul pun datang membawa sekotak Dunkin Donuts buat Jae Chul. (Jadi ingat Kim Tan. hehehe) Setelah itu mereka pergi meninggalkan Hoon. Melihat keakraban ayah dan anaknya membuat Hoon tersenyum manis. Tiba-tiba Hyun Wook datang menepuk pundaknya. Hal itu membuat Hoon kaget. Hyun Wook memuji Hoon cerdas sekali. Hoon tak mengerti maksud perkataan Hyun Wook. Hyun Wook mengatakan Hoon melemparkan tanggung jawab itu ke Han Jae Joon. Hyun Wook kembali memuji Hoon Brilian.

Hoon merangkul Hyun wook dan mengatakan ini hanya tentang pasien. Tidak ada yang brilian tentang itu. Hyun Wook berujar kalau dia itu pasien yang bisa saja menggugat RS ini. Hoon jadi penasaran. Hyun Wook mengatakan bocah di Dept Penyakit Dalam yang melakukan kesalahan medis itu. Ada mahasiswa tahun ke-3 yang melakukan operasi stent, yang seharusnya dilakukan oleh seorang profesor. Hal itu mmebuat Hoon jadi memikirkan sesuatu.

***

Di sebuah tangga darurat RS. Jae Joon bertemu dengan dr Kim, dokter muda dari Dept Penyakit Dalam yang melakukan operasi pada ibu Jae chul. Dr Kim menenteng dua buah tas. Ia meminta maaf kepada Jae Joo. Sepertinya Jae Joon ingin mengorek informasi namun dr Kim tidak bisa memberitahu Jae Joon lagi. Jae Joon pun meminta dr Kim menjelaskan 1 hal saja. Apa kau orang yang mengoperasi pasien itu. dr Kim mengangguk pelan.

Sementara di ruangan kerja Hyun Wook. Ia menjelaskan kepada Hoon, jika ada mahasiswa kedokteran melakukan operasi tanpa izin dari walinya, kita tidak bisa bebas dari gugatan. Mendengar itu, Hoon mengatakan itu terdengar tidak baik. Bagaimana jika Dr Han bilang dia tidak mau mengoperasinya. Hyun Wook bilang itu bukan urusan Hoon. Jika dia tidak mau, maka skor akan jadi 2:0. Permainan berakhir. Hoon kesal sama Hyun Wook. Ia mengatakan terkadang Hyun Wook terlihat sangat mencurigakan. Hyun Wook tanya apa. Hoon berujar apa Hyun Wook benar-benar dokter. Hyun Wook membela dirinya, tentu saja aku dokter. Aku bukan pasien. Hoon mencibir Hyun Wook terlihat seperti pasien. Pasien yang sangat sakit. Hyun Wook mengelak, ia membalas kalau Hoon itu yang pasien. Dasar!

***

Setelah mengetahui kebenarannya. Jae Joon menemui Direktur Oh. Ia menyampaikan kepada Direktur tentang pasien kedua untuk pertandingan mereka. Sebenarnya Hoonlah yang menyarankannya dan ia setuju. Direktr Oh ingin melihat pasiennya. Hoon menunjukan USG pasien di tabletnya. Direktur Oh tentu saja mengetahui hasil USG siapa itu. jae Joon mengatakan ini sederhana. Selama ia bisa berhasil mengoperasinya, ia yang akan menang. Namun Direktur Oh malah menolak, jangan pasien itu. Jae Joon berusaha menyakinkan Direktur. Jika aku tidak melakukannya, Dr. Park yang akan mengoperasi PM. Direktur tetap pada pendiriannya. 

“Apa ini karena takut adanya gugatan?” Direktur terkejut mendengar kata-kata Jae Joon. Jadi kau sudah tahu dan kau masih ingin melakukan operasi? Jae Joon mengatakan jika memang karena itu, kita bisa jelaskan kalau ada kesalahan selama operasi yang pertama. Direktur berujar apa Jae Joon pikir walinya akan membiarkannya berlalu begitu saja. Joon Jae bilang ia akan meyakinkan mereka.

“Meyakinkan? Salah. kau harusnya mengancam mereka. Aku sama sekali tidak pernah melihat orang yang kita yakinkan akan mencabut gugatannya.”

“Jika kita mengabaikan dia, dia akan jadi semakin buruk! Dia bisa mati, Pak!”

“Ada banyak pasien yang meninggal karena komplikasi.”

“Kita bisa menyelamatkannya dengan operasi. Apa mau di tonton saja pasien itu.. Hanya karena kau takut dengan gugatan tidak logis.”

“Dept Penyakit Dalam mereka yang akan menangani ini.”

“Direktur!” Teriak Jae Joon. Direktur dengan tenangnya mengatakan biarkan anjing tidur berbohong. Jika ada yang menyebar kalau mahasiswa tahun ke-3 melakukan operasi yang seharusnya dilakukan seorang profesor, kita akan segera didiskualifikasi untuk melakukan operasi PM. Jae Joon sedikit meninggikan suaranya, kita bisa menghentikan gugatannya jika kita mengakui kesalahan kita dan meyakinkan walinya. Direktur menyuruh Jae Joon menutup mulutnya.

“Apa kau lupa kau berlutut memohon padaku dan bilang kau akan melakukan apapun yang ku suruh?” Jae Joo tampak menahan amarahnya. “Apa alasannya? Apa alasan sebenarnya kau.. Sangat ingin mengoperasi pasien itu?”

Jae Joo hanya bisa meminta maaf. Ia berniat mengatakan alasannya sebagai dokter... Namun Direktur memotong perkataannya. Sebagai dokter? Ini sungguh menyakiti moral mu? Baik. Jika kau benar-benar bersikeras mau melakukannya, aku akan membiarkan dia menjadi pasien untuk pertandingan ke-2. Direktur pun menelpon Hyun Wook bertemu di kantornya. Hyun Wook mengajak serta Hoon bertemu dengan Direktur.

***

Kembali lagi di ruang Direktur. Direktur menyampaikan kepada Hyun Wook mengenai pertandingan ke-2. Hoon menatap Jae Joon penuh tanda tanya.  Ia tahu Jae Joon pasti sudah menyampaikan kepada Direktur mengenai pasien itu. Kemudian Direktur membawa mereka ke ruang rawat ibu Jae Chul. Ibu tampak tertidur pulas saat mereka sampai. Direktur mengatakan tentu kalian semua tahu siapa dia. Sejauh ini skor masih 1:0 kan? Aku akan memutuskan dia... Seperti yang kalian inginkan. Tapi, ada persyaratan untuk menentukan pemenangnya. Hyun Wook bertanya apa mereka menang jika mereka berhasil mengoperasinya. Direktur menjawab bukan. Orang yang tidak menyentuh pasien ini yang jadi pemenangnya. Mereka semua tidak bisa membantah keputusan Direktur.

“Siapa pun yang mengoperasi pasien ini akan kalah. Mengerti?” Jae Joon menoleh menatap Hoon setelah mendengar kata-kata Direktur. “Dr Han sudah kalah sekali, kan? Jika kau melakukan operasi, berarti kau kalah 2 kali. Ini kan 3 babak pertandingan... Jadi kita tidak perlu lagi melakukan pertandingan ke-3. Ini akan menjadi akhir untukmu, Dr Han. Mengerti? Batas waktunya besok. Jika tidak kau bisa melakukannya, Kita akan menemukan pasien lain nanti. Itu saja.”

***

Setelah kepergian Direktur dan Hyun Wook, Hoon merasa lucu dengan keputusan Direktur. Ia bertanya apa Jae Joon akan melakukan operasi. Jae Joon yang dari tadi sepertinya tidak menyetujui usul Direktur pun mengajak Hoon mencari pasien lain saja. Hoon tanya apa Jae Joon akan menuruti perkataan Direktur. Apa Jae Joon tidak bisa lihat pasien ini. Hoon pun mengatakan akan melakukannya tapi biarkan aku meminjam itik-mu (Soo Hyun). Ini tidak akan menjadi operasi sederhana. Tentu saja Jae Joon tidak menyukai usulan Hoon ini. Ia pun pergi meninggalkan Hoon. Hoon ikutan keluar dan melihat kepergian Jae Joon. Tentu saja, pertandingan ke-2 ini lebih sulit dari sebelumnya. Resikonya sangat besar.

Jae Chul dan sang ayah pun datang. Mereka menyapa Hoon. Hoon menyampaikan kepada mereka bahwasannya ia yang akan akan mengoperasi ibu Jae Chul. Ia meminta mereka mempercayainya. Jae Chul senang mendengarnya. Hoon bilang ia perlu mengumpulkan tim dulu. Tiba-tiba Hyun Woook datang dan menariknya pergi. Sebelum pergi, Hoon meminta Jae Chul tidak khawatir. Tentu saja kabar ini membuat Jae Chul dan ayahnya terlihat bahagia.

***

Sesampainya di ruangan, Hyun Wook mencoba menanggalkan jas dokter Hoon. Namun Hoon mencegahnya. Hyun Wook meminta Hoon mengambil libur dan bersantai di rumah sampai ia memanggilnya kembali. Hoon mengatakan tidak ada gunanya. Hyun Wook membalas kalau Hoon mengoperasinya, ini akan jadi akhir hubungan mereka. Hoon malah mengatakan ia tidak butuh apapun dari Hyun Wook.

Masa Hoon tidak butuh uang? Hoon kan perlu membawa pacarnya kembali. Hoon mengiyakan tapi mereka masih punya 1 putaran lagi kalau kalah. Hyun Wook tidak terima. Ia menyeret Hoon keluar. Hoon hanya akan memberi Han Jae Joon keuntungnan,  jika Hoon melakukan operasi. Hoon memberi alasan kalau wali pasien juga akan senang nanti. Hyun Wook mengingatkan Hoon sedang ada di kompetisi maut. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan wali pasien atau orang lain. Hoon malah mengatakan ini sangat penting untuk rumah sakit!

“Itulah kenapa kau tidak boleh melakukannya. Jika kita terlibat dalam gugatannya, kompetisi, Rumah Sakit Myung Woo, dan semuanya akan terbakar menjadi abu. Apa kau tidak mengerti?” Hyun Wook merengek memohon Hyun Wook mendengarkannya. Namun Hoon Wook sudah mengambil keputusan dengan mengirim Hoon pergi. Sesampainya di pintu, mereka bertemu dengan para dokter yang berebut masuk. Alhasil tangan Hoon terlepas dari genggaman Hyun Wook dan tanpa Hyun Wook sadari, ia malah menyeret rekan dokter lainnya.

Hyun Wook mengultimatum Hoon tetap diam dirumah seperti ikan mati sampai ia menelpon. Ia pun menyetop taksi dan berniat menyuruh Hoon masuk. Namun ia malah terperanjat dengan wajah Hoon yang berubah menjadi orang lain. Hyun Wook kebingungan, ia mengumpat Hoon yang berhasil kabur.

***

Hoon menyapa Seung Hee dengan sebutan Jae Hee. Namun ia cepat-cepat meralatnya. Hoon bertanya apa Dr Han sibuk hari ini. Wajah Jae Hee tampak khawatir. Hoon tanya ada apa. Jae Hee berat mengatakannya. Sesaat kemudian, Hoon menuju ke meja perawat. Perawat Min dan rekannya tertawa bersama seorang pria. Pria itu adalah Jin Soo. Ia berbalik menyapa Hoon. Perawat Kim mengatakan Sunbae Dr Park, orang yang sangat lucu.

“Sunbae?” ujar Hoon 

“Kau sudah lupa? Kita berdua rival di Lembaga riset untuk Yang Mulia kita.” Perawat Min dan perawat Kim tertawa mendengar kata rival itu. (sepertinya dialek or arti katanya bukan hanya rival kali ya, ^^ )

Hoon mengajak Jin Soo berbicara di luar. Namun sebelum mereka keluar, perawat Kim tanya apa sebutan rok mini di Korea Utara. Jin Soo menjawab rok cincang. Kedua Perawat itu tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban Jin Soo. Hoon langsung menarik Jin Soo pergi.

***

Hoon membawa Jin Soo ke kliniknya. Hoon ingin tahu kenapa Jin Soo ke RS. Jin Soo mengatakan ia hanya ingin berkunjungan. Hoon meminta bisa kah  Jin Soo tidak menunjukkan wajahnya ke semua orang disekitar sini. jin Soo mengatakan ia tidak akan pergi kesana jika Hoon menurutinya. Hoon tidak mengerti apa maksud pembicaraan Jin Soo. Ternyata Jin Soo sudah mendengar kabar mengenai pasien dari Dept Penyakit Dalam itu,  yang mana akan menjadi pasien untuk pertandingan Hoon dan Jae Joon. Siapapun yang mengoperasinya akan kalah. Hoon mengatakan ia masih punya 1 kesempatan lagi kalau kalah kali ini.

“Tentu. Maka skor jadi 1:1. Ini akan jadi sangat menarik. Penentuan di babak final..” ujar Jin Soo. Hoon berusaha bernego namun Jin soo mengatakan ia tidak ke sini untuk senang-senang. Ia ke sini hanya untuk misinya..

“Misi?” tanya Hoon. Jin Soo mengatakan ini seratus kali lebih penting daripada misi yang Hoon kacaukan 2 tahun yang lalu. Hoon tanya apa untuk mendapatkan uang dari orang asing lagi? Jadi misi-mu berkaitan dengan operasi Perdana Menteri? Jin Soo mencibir akhirnya  Hoon mengetahuinya. Jin Soo mengingatkan Hoon kalau negara mereka juga sangat tertarik dalam misi ini. Hoon tanya apa sampah seperti mereka terlibat juga. Jin Soo membenarkan. Asal Hoon tahu, sampah itulah yang membawa Jae Hee ke sini. Aku membawa gadis yang sangat kau cintai.. Dan aku bisa membawanya pergi kapan saja. Mati... Atau hidup

Hoon tersenyum sinis mendengar kata-kata Jin Soo itu. Hoon tahu Jin Soo pasti akan membunuh Jae Hee jika Jin Soo ingin. Jin Soo mengelak kalau ia tidak begitu. Ia pun menawarkan jika Hoon mau, ia bisa menunjukkan pada Hoon kebaikan dari Yang Mulia. Jin Soo pun mengatakan mereka bisa membebaskan Hoon.

***

Hmm apa yang akan di katakan Hoon??? Apa ia akan menerima kebaikan hati Yang Mulia?? Nantikan di bagian selanjutnya.. ^^


Komentar :

Ternyata direktur Oh sampai sekarang banyak menutupi kasus kesalahan medis di RS-nya. Mungkin sudah banyak kasus yang di sembunyikannya demi menjaga nama baik RS-nya. Tapi apakah semua itu manusiawi??

Sebenarnya apa harapannya membangun RS?? Apa guna RS coba?? Bukannya menyelamatkan nyawa manusia ya?? Hmmm apakah Soo Hyun akan bangga mengetahui cinta pertamanya (Direktur Oh) berbuat hal yang tidak manusiawi itu?

5 komentar:

  1. Mba anna koq gax ada pic nya sich? Gax seruu bacanya klo ga ada gambar. Heeee gumawooo sinopnya

    BalasHapus
  2. makin seru aja nih,jadi makin penasaran sama endingnya,trus gimana nasib ibunya hoon,apa mereka berdua akan dipertemukan kembali,dan sipa ya nnti yang jadi pasangannya hoonn
    duuuhhhh....hadi makin penasaran
    gambarnya kalo bisa secepatnya ya unnii,gomawoo unnii,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Msh blm bs update pikunya.. gagal truss,,
      :(
      Btw mksh udah brknjung.. ^^

      Hapus
  3. Mana katanya piku nya segera menyusul, dari taon 2014 sekarang dah 2016, gak di upload juga, ah gak konsisten janjinya... (Anda gak akan pernah tau kapan orang berkunjung ato kesasar ke blog Anda, bisa kemaren, hari ini, minggu depan, ato malah taon2 kedepannya lg, jd kl merasa ada yg kurang dlm pembuatan sinopsisnya, tolong segera update dong, jgn dibiarkan kesalahan teknis dijadikan alasan terus menerus), maaf agak ketus, tp ini untuk kemajuan Anda juga. Semoga semakin baik kinerjanya, dan gak mengulang kesalahan yg sama, update trs sinopsisnya... gumawo.

    BalasHapus
  4. 2021 masih nunggu pikunya

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang