Dr
Moon yang mana sebagai ahli anestesi tim Jae Joon, memasangkan alat yang di
bawa dr Kim untuk membangunkan pasien mereka dari koma. Hal ini di saksikan
oleh keluarga pasien. Hyun Wook yang berada di sana bertanya pada Jae Joon. Tidakkah
kau pikir, kau membangunkannya terlalu cepat. Jae Joon dengan tenang
mengatakan sudah waktunya untuk
membangunkan pasien.
Tak
berselang lama, pasien sadar dari komanya. Anak dan suami pasien tampak
bahagia. Suami pasien menghanturkan rasa terima kasihnya kepada Jae Joon. Jae
Joon meminta pasien memberi respon dengan berkedip jika pasien mendengar apa
yang ia katakan. Pasien pun memberikan respon yang baik (berkedip).
Hyun
Wook tampak galau melihat pasien Jae Joon sadar dari koma. Mana pasien mereka
belum sadar juga. Di ranjang sebelah, terbaring pasien yang di operasi oleh
Hoon. Hoon mengultimatum Seung Hee.
“Hari
ini dan besok adalah yang paling penting. Jangan berhenti mengawasinya.”
Hoon
lalu mengajak istri pasien keluar sebentar. Ia mau memberikan penjelasan yang
rinci. Namun istri pasien malah menepis tangan Hoon. Tentu, katakan padaku. Istri
pasien protes, pasien sebelah baru saja bangun sekarang. Lalu, kenapa suaminya
belum sadar.
Hoon
menjelaskan pemulihan pasien butuh waktu yang lama. Sebab sebelum pasien di
operasi sudah dalam kondisi yang para. Istri pasien tak tahan. Lalu kapan dia
akan bangun? Beri aku jawaban yang jelas.
“Kami
sedang berusaha menghindari komplikasi, yang mungkin timbul dari operasi. Kami
juga sudah berusaha yang terbaik. Bersabarlah beberapa hari lagi.”
“Jadi,
berapa lama lagi dia akan bangun?” Seung Hee menahan nafas melihat istri pasien
yang terus mengajuhkan pertanyaan itu. Istri pasien malah menuduh Hoon mau
menyingkirkan bukti yang bisa mengungkapkan kesalahan Hoon dibelakangnya.
“Bukan
seperti itu. Tolong bersabarlah.” Pinta Hoon
“Aku
tidak peduli! Bangunkan dia sekarang! Sekarang juga!” Teriak istri pasien.
Hyun
Wook dan Seung Hee tidak tega melihat Hoon di marahi seperti itu. Sementara Jae
Joon, sepertinya dalam hati tampak senang dengan ketidak beruntungan Hoon.
***
Rapat
Komite Disiplin pun di adakan. Hoon berdiri di depan para rekan dokter RS Myung
Woo. Ia memberi pernyataan mengenai operasi yang di lakukan oleh dirinya.
“Dia
pasien laki-laki berumur 45 tahun. Kami menduga infark miokard, jadi kami
melakukan pengujian tambahan. Tes itu menunjukkan, Katup mitral nya yang tidak
berfungsi dan atrium kirinya memiliki fibrosis. Itu sebabnya kami mau
menanamkan VAD. Namun, kami baru mengetahui kalau dia, ada gangguan pembekuan
darah, sehingga aku sebagai ahli bedah kepala memutuskan untuk melakukan operasi
SAVER sebagai gantinya.”
Jae
Joon memberi isyarat kepada dr Kim. dr Kim lalu melontarkan pertanyaannya. “Kenapa
kau memilih operasi SAVER yang sudah lama tidak dilakukan?”
Hoon
mencibir apa dr Kim menaruh kakinya dimulutnya. Dr Kim jadi salah tingkah.
Sepertinya pertanyaan itu di siapkan oleh Jae Joon. Hoon mengatakan para dokter
masih melakukannya. Hanya saja operasi itu sangat sulit dan rumit. Jantungnya
sudah diinfeksi fibrosis sebanyak 40%, jadi itu membuat operasinya bertambah
sulit. Namun, hasilnya sukses.
Kali
ini Jae Joon memberi isyarat kepada dr Keum. Dr Keum bertanya kenapa Hoon
sangat yakin. Hoon menjawab bahwa ia sudah melakukannya berkali-kali. Dr Keum
kembali bertanya (pertanyaan pancingan. Sengaja di gunakan untuk memojokan
Hoon).
“Di
mana kau melakukannya.”
Hoon
hanya diam saja. Kali ini Jae Joon mengeluarkan suaranya. Apakah di Korea
Utara. Hoon tertunduk mendengarnya. Para dokter yang belum tahu asal Hoon jadi
berbisik-bisik. Walaupun berat harus menjawab namun Hoon mengiyakan kata-kata
Jae Joon.
“Apa
semua pasienmu itu selamat? Apa mereka semua selamat?” tanya Jae Joon
“Tidak.”
“Jadi,
pasien ini bisa saja mati saat ini. Kau melakukan operasi yang berpotensi membunuh
pasien. Aku benar kan?” Hoon melihat Jae Joon sudah berseblangan jalan
dengannya. Hoon tak ilang akal. Ia pun balas melontarkan pertanyaan yang sama
buat Jae Joon. Apa semua pasien kalian selamat? Apa mereka semua selamat? Jae
Joon tampak kesal mendengar itu.
“Ada pepatah, ahli bedah jantung diakui dengan
jumlah pasien yang telah mereka bunuh dalam operasi. Kita bisa terus berlatih
dan berlatih jadi kita pastikan kematian mereka tidak akan sia sia. Dengan
begitu, kita bisa mencegah kematian diwaktu selanjutnya. Sehingga kita bisa
menyelamatkan nyawa orang lain. Hanya ini cara ku minta maaf dengan pasien yang
telah aku bunuh.” Tampak Seung Hee menganggukan kepala tanda ia setuju dengan
kata-kata Hoon.
“Operasinya
sudah berhasil kali ini. Aku yakin semua pasien, yang aku bunuh akan
memaafkanku. Jika aku menyerah karena aku takut akan gagal, aku tidak akan
pernah dimaafkan.” Tambah Hoon
“Itu sangat menyentuh. Tapi bukankah terlalu
cepat meminta perminta maafan? Kau dapat minta maaf saat pasien sudah bangun
nanti.” Ujar Jae Joon. Hoon mengatakan mereka membuatnya tertidur terus agar
dia bisa pulih lebih cepat. Namun Jae Joon kembali menyerangnya. Kau tidak
membangunkannya, atau kau tidak bisa membangunkannya?
“Apa
yang maksudmu itu?”
“Apa
kau terus membuat dia tidur agar kau bisa menyembunyikan kalau operasimu itu
gagal?” Soo Hyun tampak tak tenang dengan pertanyaan Jae Joon itu. Hoon
mengatakan itu tidak akan terjadi. Jae Joon bilang ia terus penasaran, kenapa
Hoon terus membuatnya tidur untuk waktu yang lama.
Hoon
menjawab mereka akan membangunkan pasien 2 hari lagi. Bagaimana jika dia tidak
bangun? Hoon yakin pasien akan bangun.
“Dia
harus bangun. Kau bukan hanya kalah dari kompetisi, tapi kau akan jadi
pembunuh.” ujar Jae Joon tajam. Terdengar kasak kusuk dari para dokter. Jae
Joon terus menyerang Hoon. Kau mengoperasi tanpa persetujuan wali? Hoon tak
menghindar, ia malah mengakui kesalahannya karena melakukan operasi tanpa
meminta izin terlebih dahulu. Ia bahkan bersedia menerima penalti rumah sakit karena
hal itu.
“Ini
bukan hanya tentang hukuman. Walinya akan menuntutmu sebagai pembunuh. Apa yang
akan kau lakukan?” tanya Jae Joon penuh selidik. Hyun Wook mencoba bersuara. Semuanya
akan selesai kok setelah pasien bangun. Jae Joon tanya apa Hoon sudah
memberitahu wali, kalau Hoon melakukan operasi SAVER. Hoon bilang tidak.
“Kau
sengaja tidak memberitahu mereka?”
“Tidak.”
“Lalu,
kenapa kau tidak memberitahu mereka?”
“Itu
pilihan dalam keadaan darurat.”
“Darurat
apanya? Apa maksudmu itu gangguan pembekuan darahnya?” Hoon membenarkan
kata-kata Jae Joon. Jae Joon bertanya pada dr Yang. Kapan Dr Park mengetahui
pasien mempunyai gangguan pembekuan darah. Dr Yang mengatakan ia sudah
mengatakannya, sebelum dr Park menyayat.
“Jelas
dia sudah memberitahu, bahkan sebelum operasi dimulai. Kau sebenarnya punya
waktu untuk memberitahu walinya, tapi kau terlalu bersemangat saat memulai. Apa
itu benar?”
“Aku
pikir harus dioperasi segera, mengingat kondisi pasien.”
“Bukankah
sebaiknya kau berhenti karena pasien itu sudah parah sebelumnya?”
“Jika
dia bertahan saat operasi, maka...” Jae Joon langsung memukul meja. Menyuruh
Hoon cukup dalam memberi alasan. Semuanya kaget. Jae Joon mengatakan pasien
tidak memungkinkan untuk dioperasi. Hoon menjawab ia harus menyelamatkan pasien.
Jae Joon tersenyum sinis. Alasan itu lagi. Menyelamatkan pasien, ya? Berhentilah
seakan cuma kau dokter disini dan berpura-pura hidupmu hanya untuk pasien.
“Dr
Han!” tegur Soo Hyun
“Kau
pikir, kenapa para dokter meluangkan waktu untuk meminta persetujuan dulu? Persetujuan
adalah alat untuk melindungi pasien. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan. Tapi
kau mengabaikannya. Apa bisa kau jujur mengatakan pada mereka kalau aku ingin menyelamatkan
dan hidup untuk mereka?”
“Aku
akan meminta maaf kepada walinya.”
“Minta
maaf? Kau tidak memberitahu mereka tentang prosedur yang kau gunakan dan tidak
meminta izin dahulu. Pasien sekarang dalam keadaan koma. Wali bodoh mana yang
mau menerima perminta maafan darimu?”
Hoon
yakin pasien akan bangun. Jae Joon menatapnya tajam lalu menyuruh Hoon segera
membangunkan pasien itu. Buktikan pada walinya, kalau tidak ada yang salah
dengan dirinya. Soo Hyun tampak cemas. Tapi Seung Hee tak kalah cemasnya.
***
Rapat
Komite Disiplin pun usai. Banyak dokter yang mencibir Hoon. mereka mengatai
Hoon gila karena mengoperasi tanpa persetujuan wali. Telinga Soo Hyun panas. Soo
Hyun jadi meradang mendengarnya. Apa kalian melihat sendiri operasinya? Kenapa
kalian bilang dia melakukan itu dengan sengaja? Tutup mulutmu, kalau kalian
tidak tahu apapun tentang hal itu!
Dr
Kim dan dr Keum menariknya pergi. Aksi berani Soo Hyun dalam membela Hoon itu
tak luput dari pandangan Seung Hee. Segitu pentingkah Hoon bagi hidup Soo
Hyun?? Atau rasa sayang Soo Hyun ama Hoon lebih dari rasa cinta Seung Hee
kepada Hoon?? Mungkin itu yang dia pikirkan. ^^
Soo
Hyun merenung di ruangannya. Ia teringat akan desakan Jae Joon meminta Hoon
segera membangunkan pasien itu. Kalau tidak, Hoon tidak hanya akan kalah dari
kompetisi, tapi ia akan jadi pembunuh. Ia tampak berpikir sesaat lalu beranjak
pergi. Sepertinya Soo Hyun sudah mempunyai cara Hoon menolong Hoon.
Apa
yang akan dia lakukan ya???
***
Hoon
menemui Jae Joon. Ia mencoba meminta bantuan Jae Joon. Hoon tidak bisa
membangunkan pasien. Ia memohon Jae Joo memberinya 2 hari lagi. Dengan santai
Jae Joon berkata bukan ia yang memutuskannya. Hoon kesal. Hasilnya akan segera
ketahuan nanti. Lagian kompetisi mereka kan tidak ada batas waktunya.
Jae
Joon bilang Hoon mungkin menipu mereka semua, untuk menyembunyikan kegagalannya.
Tentu saja itu tidak benar. Tapi Jae Joon masih dengan dinginnya berkata ia
tidak yakin. Hoon jadi malas memohon. Sepertinya Jae Joon kali ini, tidak
sehangat yang kemarin.
“Aku
pikir kita bisa jadi teman yang baik. Aku tahu kita musuhan karena kita sedang
berkompetisi, tapi aku pikir semuanya akan berbeda saat semuanya berakhir. Aku
salah.”
“Itu
tidak akan pernah terjadi.” Ujar Jae Joon.
Tiba-tiba
mereka di kejutkan dengan peringatan tanda darurat di ruang ICU bagian bedah
jantung. Hoon bergegas ke sana. Pasien yang koma mengalami serangan jantung.
Soo Hyun mencoba memberi kejut jantung. Melalui tiga kali kejut, barulah detak
jantung pasien kembali. Soo Hyun menarik nafas lega, begitu pula istri pasien.
Ternyata
Soo Hyun mencoba membangunkan pasien. Alhasil pasien mengalami serangan jantung.
Hoon tampak terkejut. Istri pasien mencerca mereka. Ia menuduh tim Hoon melakukan
operasi yang salah. Soo Hyun meminta istri pasien tidak khawatir. Hal ini biasa
terjadi setelah operasi jantung. Istri pasien meradang.
“Bagaimana
bisa kau tidak khawatir. Kau bilang kau akan membangunkannya, tapi malah
jantungnya berhenti!”
“Masalah
seperti ini sudah biasa setelah operasi yang serius. Kami cuma mau
membangunkannya sebentar tadi.” Jelas Soo Hyun. Hoon marah Soo Hyun
membangunkan pasien.
“Memang
kenapa? Aku tidak mengatakan sesuatu yang salah kan.” Jawab Soo Hyun. Hoon
mengajaknya berbicara di luar.
***
Hoon
menarik Soo Hyun ke sebuang tangga yang cantik dengan gambar grafitinya. Hoon
memarahi Soo Hyun. Apa kau ini benar-benar dokter. Soo Hyun tanya kenapa. Hoon
bilang Soo Hyun hampir membunuh pasien. Soo Hyun melakukan itu karena ia
percaya pada Hoon. Hoon marah karena Soo Hyun tidak menunggunya dulu. Soo Hyun
melihat sendiri kalau operasi mereka itu berjalan lancar. Jadi? tanya Hoon.
“Aku
pikir aku bisa membangunkannya.” Ujar Soo Hyun
“Kenapa?
Kenapa kau melakukan itu?” Suara Hoon meninggi. Soo Hyun lakukan itu karena ia
takut Hoon akan dipecat kalau mereka tidak membangunkannya. Hoon marah. Apa
urusannya denganmu? Memangnya kau siapa aku?
Soo
Hyun dengan nafas tersengal-sengal mengatakan ia menyukai Hoon. Ia berusaha
agar Hoon tidak dipecat, karena ia menyukai Hoon.
“Jangan
menyuruhku menghilangkan perasaanku ini. Jika aku bisa mengendalikannya, aku
tidak akan sejauh ini.” Pinta Soo Hyun
Setelah
Soo Hyun mengungkapkan perasaannya, ia merasa lega namun ia masih menunggu apa
yang akan Hoon katakan nantinya. Apakah ia juga merasakan hal yang sama seperti
yang ia rasakan. Hoon tak tahu harus berkata apa. Ia membalikkan badannya. Soo
Hyun tanya apa ini karena Jae Hee?
Dan
inilah jawaban Hoon.
“Ayahmu,
Oh Joon Kyu. Dia mengirim ayahku, Park Cheol, ke Korea Utara. Dia bersengkokol
dengan Jang Seok Joo untuk mengirim ayahku ke Korea Utara.”
“Apa
maksudmu?”
“Ayahmu
mengirim ayahku ke Korea Utara karena ayahku ingin menjadi saksi dari kasus
malpraktek yang terjadi di Myung Woo.” Tangan soo Hyun gemetaran mendengarnya. “Sekarang
kalau kau tahu, hilangkanlah perasaan itu.”
Hoon
langsung beranjak pergi tanpa menghiraukan perasaan Soo Hyun. Walau terpukul
mendengarnya namun Soo Hyun langsung pergi. Mungkin ia berniat bertemu dengan
sang ayah meminta penjelasan.
***
Direktur
Oh sedang menikmati kopi hangat di ruang tengah sambil membaca sebuah dokumen.
Soo Hyun datang langsung menanyai ayahnya. Apa itu benar? Tentu saja sang ayah
tak tahu maksud pembicaraan putrinya.
“Apa
kau yang mengirim, ayah Dr Park ke Korea Utara?” Sang ayah malah santai
mendengarnya. Melihat itu, Soo Hyun bertanya apa itu benar. Direktur Oh tanya
apa dia mengatakannya padamu. Soo Hyun meminta ayahnya menjawab perkataannya.
Direktur
Oh pun membenarkan. Soo Hyun menangis mendengarnya. ia shock mendengar
pengakuan ayahnya. Soo Hyun lemas dan terjatuh.
“Ba..
bagaimana bisa kau melakukan sesuatu yang jahat begini? Bagaimana?” Air mata
Soo Hyun mengalir dengan derasnya. Sang ayah berkata ayah Hoon mau bermain-main
dengan Myung Woo-nya. Soo Hyun terus bertanya-tanya kenapa ayahnya melakukan
hal itu.
Sang
ayah yang egois hanya mementingkan kepetingannya. Ia berkata ia melakukannya
untuk melindungi Myung Woo. Sang ayah lalu meminta putrinya jangan terlalu
dekat dengan Hoon.
“Bagaimana
aku bisa berhadapan dengan Dr Park sekarang? Bagaimana?” Tangis Soo Hyun
semakin pecah.
“Jangan
pernah bertemu dia lagi.”
“Aku
akan gila, kalau aku tidak melihatnya.” Ujar Soo Hyun. Hatinya benar-benar
hancur tuh.
***
PM
mengunjungi RS tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ia bekata “Kompetisinya
sudah berakhir sekarang. Aku penasaran siapa yang menang.” Jae Joon
menyampaikan kepadanya kalau pasiennya Hoon belum bangun. Lalu bagaimana dengan
pasien Jae Joon. Sudah, jawab Jae Joon.
“Baiklah.
Aku mau memberi saran. Jika pasiennya bangun sekarang, kita akan undi. Jika
tidak, maka Dr Park yang kalah. Bagaimana?”
“Kedengarannya
bagus, PM.” Ujar Direktur Oh.
Hyun
Wook yang berada di ruangan itu pun tampak tak suka mendengar saran PM.
Sementara Jae Joon tersenyum sinis.
***
Hyun
Wook dan timnya berkumpul. Hyun Wook meminta Hoon segera membangunkan pasien.
Jika tidak pertandingan ini anti-klimaks. Hoon tampak galau juga. sementara
Seung Hee memikirkan sesuatu.
“Aku
tidak bisa melakukannya sekarang. Dia mengalami serangan jantung kemarin. Mungkin
butuh beberapa hari lagi.” ujar Hoon
“Aku
pikir dia baik-baik saja.” Seung Hee mengelurkan segnda kecilnya. Lalu
memberinya kepada Hoon. “Tanda vitalnya sudah kembali stabil, sejak selesai
operasi. Aku sudah memeriksa setiap 2 jam sekali, karena serangan jantungnya
kemarin, dan semuanya sudah stabil.”
“Bagus.
Aku akan memberitahu mereka, kalau kita siap membangunkannya. Tidak usah
ditunda lagi.” Hyun Wook langsung pergi. Tapi Hoon belum yakin 100% ini waktu
yang tepat. Seung Hee tersenyum. Ia pikir pasien akan baik-baik saja. Makanya
ia meminta Hoon mencoba dulu. Hoon tanya apa ini karena Seung Hee ingin menang?
Tentu
saja tidak. Itu karena Seung Hee percaya pada Hoon. Ia yakin pasien akan bangun
setelah operasi besar kemarin.
***
Tim
Hoon pun melakukan pencobaan untuk membangunkan pasien dari komanya. Direktur
Oh dan Jae Joon ikut menyaksikan. Angka pada monitor BIS menunjukan 81. Namun
pasien masih koma. Tidak ada tanda-tanda kesadaran pada dirinya. istri pasien
tampak cemas. Sementara Direktur Oh dan Jae Joon juga tampak khawatir. Mereka
khawatir pasiennya sadar. Maka tim Hoon-lah yang menjadi pemenangnya.
Takut
tim Jae Joon kalah. Maka tanpa membuang-buang waktu, Direktur oh mengatakan ia
pikir mereka sudah memiliki pemenangnya. Seung Hee double cemas. Rasa cemasnya
ini membuat dirinya berteriak “ Pak!”.
Semuanya
kaget dengan ulah Seung Hee. Hmmm apakah cara Seung Hee ini berhasil
membangunkan pasien? Tiba-tiba pasien menerima rangsangan dari otaknya. Grafik
pada monitor pun bergerak.
Pelan-pelan
pasien membuka matanya. Hoon mendekat dan bertanya apa pasien bisa
mendengarnya. Pasien mengangguk pelan. Seung Hee tersenyum senang. Istri pasien
memastikan apa suaminya bisa melihat dirinya. Seung Hee melepas selang
pernapasan. Mulut pasien masih kaku menyebut ini istrinya. Sang istri memeluk
suaminya dan menangis haru.
Seung
Hee dan hoon tersenyum senang. Sementara Direktur Oh memandang Hoon dengan
tatapan tak suka. Direktur pun pergi. Hyun Wook senang sekali. Hoon menatap Jae
Joon dengan tatapan menantang.
***
PM
pikir pertandingannya seri. Mereka harus melanjutkan kompetisi lagi. Direktur
Oh mengiyakan. PM berharap mereka bisa mendapatkan pemenangnya, setelah babak
tambahan nanti. Setelah kepergian PM, Direktur Oh menarik nafas lega.
***
Hoon
meminta tim Jae Joon mempersiapkan diri untuk babak tambahan. Kata-kata Hoon
membuat langkah Jae Joon terhenti. Jae Joon bilang itulah yang ingin ia beritahukan
pada Hoon.
“Apa
kau ini punya kepribadian ganda?” Jae Joon merasa heran dengan pertanyaan Hoon.
Sementara Hyun Wook menahan tawanya. “Kau yang ramah sebelum operasi, tapi
sekarang seakan ada darah dimatamu.”
Jae
Joon tampak menahan marahnya. Matanya sampai merah githu. Setelah kepergian Jae
Joon. Hyun Wook mengatakan perkataan Hoon membuatnya terhibur. Menyenangkan setiap
kali dia mengerutkan kening seperti itu.
“Itu
karena kau orang yang mengerikan, Tuan.” Hyun Wook kesal Hoon mengatainya. Hei,
Kau ini disisinya atau disisiku? Hoon bilang tentu saja ia di sisinya sendiri.
Hyun Wook bertambah kesal.
***
Jae
Joon mondar-mandir di ruangannya. Ya ampun, kok wajahnya tampak memerah ya. Apa
perkataan Hoon masih membuat dirinya panas ya. ^^
Dr
Kim datang dan mengatakan Soo Hyun tidak ada di sini hari ini, jadi ia yang
akan jadi asisten Jae Joon. Jae Joon tak tahu kabar terbaru Soo Hyun. Ia pikir
Soo Hyun cuti. Dr Kim mengatakan Soo Hyun sakit. Karena jam operasi masih jam
5. Berarti masih ada waktu. Jae Joon langsung memakai jasnya dan melangkah
pergi.
***
Di
apartemen Seung Hee, Soo Hyun tampak kacau. Wajahnya pucat sekali. Ia
menghabiskan waktu dengan termenung. Jae Joon datang. Saat melihat kondisi Soo
Hyun seburuk itu. Jae Joon mengajaknya ke RS. Soo Hyun bilang ia baik-baik
saja.
“Tidak.
Kau terlihat mengerikan.”
“Aku
sudah bilang aku baik-baik saja!”
“Soo
Hyun!”
Soo
Hyun meminta maaf. Tuk saat ini, Ia ingin sendirian. Jae Joon khawatir Soo Hyun
pingsan nanti. Soo Hyun memohon. Ia perlu sendirian. Jae Joon bertanya apa Hoon
berteriak pada soo Hyun karena Soo Hyun mencoba membangunkan pasien. Soo Hyun
menggeleng. Lalu, apa yang mengganggumu?
“Jae
Joon. Kau bilang Dr Park itu seperti tas cantik yang baru saja di terbitkan. Lalu,
kenapa ?” Soo Hyun tak tahan dengan perasaannya yang berkecamuk dalam hati. Air
matanya mengalir dengan deras. Soo Hyun mengakui dirinya sangat terluka. Soo
Hyun terisak. Jae Joon tak tahan melihatnya. Jae Joon meminta Soo Hyun
menceritakan semuanya yang terjadi.
“Aku
sudah bilang pada Dr Park kalau aku menyukainya.”
“Apa?”
Soo
Hyun benar-benar terluka. Lukanya dalam sekali. Sakit emang saat cinta kita tak
di balas. Ehemmm. ^^
“Dia
bilang kami tidak mungkin bisa bersama.” Soo Hyun terisak sambil memegang
kepalanya yang mau pecah itu. Soo Hyun menatap Jae Joon dan mengatakan aku
merasa seperti akan mati. Apa yang harus ku lakukan? (Damn, kenapa dirimu bertanya
pada Jae Joon. Hatinya juga tak kalah berantakannya.)
Jae
Joon tak tahan lama-lama mendengar isi hati Soo Hyun tentang perasaannya yang
begitu dalam pada Hoon. Jae Joon melangkah pergi. Tapi baru dua langkah, Jae
Joon mengurungkan niatnya pergi meninggalkan Soo Hyun seorang diri dalam
keterpurukannya.
Jae
Joon kembali dan memeluk erat Soo Hyun.
“Menangislah. Menangislah sebanyak
yang kau mau dalam pelukanku.”
Oh
sh*t, ini tindakan romantis yang perna ada dalam sejarah drama korea. Jae Joon,
i’m falling in u dear. ^^
***
Putri
berdiri di puncak tertinggi kastil. Ia tidak berada di tempat seperti biasanya
lagi. Jae Joon termenung seorang diri. Dr Kim datang menghampirinya. Hyung,
lari kemana tadi?
Jae
Joon bercerita mengenai putri yang tinggal di kastil. Sekarang putri itu menyukai
ksatria lain. Dr Kim mengira itu cinta segitiga.
“Aku
melihat putri itu menangis setelah dia dibuang oleh ksatria itu karena ditolak.
Tapi itu membuatku jadi sedih bukannya marah.” Mata Jae Joon memerah menahan
tangis. Maka itu pasti cinta sejati ujar dr Kim.
“Cinta
sejati?”
“Ya.
Kau sangat membencinya, tapi kau masih merasa sedih karenanya. Aku kira kau
hanya mau menaklukkan benteng. Kau benar-benar jatuh cinta dengan sang putri.”
Jae
Joon sepertinya tak percaya dirinya benar-benar jatuh cinta ma Soo Hyun.
***
Seung
Hee membawa makan buat Soo Hyun. Namun Soo Hyun tidak ada selera makan. Seung
Hee menggenggam tangan Soo Hyun. Apa yang terjadi. Soo Hyun mengakui bahwa
dirinya telah menyatakan perasaannya pada Hoon. Tapi Hoon malah menolak. Seung Hee kaget, ia menarik
tangannya dari tangan Soo Hyun.
“Aku
ini.. Bodoh ya?”
“Dr
Oh.”
“Aku
baik-baik saja. Tidak perlu menghiburku.” Seung Hee jadi tak enak. Ia hanya
bisa meminta maaf pada Soo Hyun. Soo Hyun bingung kenapa Seung Hee malah
meminta maaf. Seung Hee memeluk Soo Hyun dan mengatakan ia sangat minta maaf. Soo
Hyun yang tak tahu maksud permintaan maaf Seung Hee yang terselubung itu. Soo
Hyun malah menenangkan Seung Hee dengan menepuk pundak Seung Hee. (Kasihan
mereka berdua)
***
Hoon
menjemur pakaian di atap. Jae Hee datang dan mengatakan ia sudah dengar tentang
Soo Hyun. Hoon membalas ia juga menceritakannya tentang direktur mereka. Soo
Hyun mungkin terkejut. Hoon tidak bermaksud menyakiti Soo Hyun. Jae Hee tampak
galau. Ia mendekat dan menyandarkan kepalanya di dada Hoon.
Hoon
tanya bagaimana dengan ibunya. Apa dia baik-baik saja. Jae Hee memegang tangan
Hoon. “Kau bilang kau butuh 1 bulan kan?” Jae Hee mengangguk pelan. Baiklah. Aku
akan bersabar. Berjanjilah kau akan merawatnya.
***
Soo
Hyun sedang bercermin. Tapi pikirannya melayang. Ia teringat akan perkataan
Hoon dan ayahnya.
“Ayahmu, Oh Joon Kyu... Mengirim ayahku, Park Cheol, ke Korea Utara. Dia bersengkokol dengan Jang Seok Joo, untuk
mengirim ayahku ke Korea Utara. Ayahmu mengirim ayahku ke Korea Utara karena
ayahku ingin menjadi saksi untuk kasus malpraktek yang terjadi di Myung Woo. Sekarang kau tahu, maka hilangkanlah perasaan
itu.”
“Dia mau main-main dengan Myung
Woo-ku. Aku melakukannya untuk.. Melindungi Myung Woo.”
Soo
Hyun tak kuasa menahan perasaan ini. Perasaan bersalah sama Hoon. Jika saja
ayahnya tidak melkukan itu. Mungkin Hoon tinggal dengan tenang di Selatan bukan
di Utara.
Soo
Hyun akhirnya memberanikan diri berkunjung ke klinik Hoon. ia masuk dan melihat
di lantai ada dua pasang sepatu (Milik Jae Hee dan Hoon). soo Hyun mendekat ke
meja dan melihat wallpaper Jae Hee di laptop. Soo Hyun melihat sekitar tapi ia
tidak menemukan Hoon.
Jae
Hee iseng membuka laptop Hoon. Omo omo omo... Gambar Hoon dan Seung Hee saat
berlibur terpampang manis di lepy Hoon. Soo Hyun kaget. Ia penasaran dan
melihat gambar lainnya. Ya ampun, begitu banyak jepretan Seung Hee dan Hoon di
sana.
Soo
Hyun tak percaya dengan apa yang di lihatnya ini. hoon dan Seung Hee begitu
gembira. Ia pun teringat akan perkataan Hoon tentang Jae Hee melakukan
transplantasi ginjal sekitar 2 tahun lalu. Soo Hyun lalu mencari petunjuk lainnya. Dan ia
menemukan kepingan kaset hasil tes kesehatan Seung Hee.
Soo
Hyun membuka hasil itu. Dan ia tercengang dengan hasilnya. She’s Jae Hee. Soo Hyun
mengatur nafasnya yang tak stabil karena shock mengetahui fakta ini. Soo Hyun
kembali teringat akan perkataan Hoon. Jae Hee melakukan transplantasi ginjal karena
kedua ginjalnya dalam kondisi buruk.
Tiba-tiba
Hoon dan Jae Hee datang. Seung Hee terperanjat melihat kehadiran Soo Hyun tapi
Hoon malah santai saja. Soo Hyun mengingat akan permintaan maaf Seung Hee waktu
itu. Ia baru menyadari maksud Seung Hee. Mata Soo Hyun tak lepas dari tangan
Hoon yang memegang erat tangan Jae Hee. Poor Soo Hyun..
Bersambung
ke episode 16 di blog Mbak IU
Komentar :
Waoooooo,,,
Jae Joon amazing man. No komen deh.... ^^
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting