Note :
Mian atas ketidaknyamanannya, lagi-lagi ada kendala dalam mengupload pikunya. Piku akan segera menyusul.. ^^
~ Doctor Stranger Ep 12 Bagian 2 ~
Jin Soo menawarkan kepada
Hoon sebuah tawaran yang akan membuat jantung Hoon berdebar-debar walau hanya
memikirkannya saja. Yaitu hari pembebasan Hoon. ( Hari dimana Hoon akan bebas
seutuhnya tanpa di incar oleh Utara maupun Selatan). Hoon bisa bersama dengan
wanita yang ia cintai dan menghabiskan sisa hidupnya tanpa kekhawatiran dan tidak
perlu bersembunyi. Jin Soo pun berjanji ia tidak akan pernah datang mencari
Hoon lagi. Ia juga akan memberi Hoon uang, sehingga Hoon akan merasa nyaman.
Itu semua hanya bisa terjadi jikalau misi mereka berhasil. Maka Hoon dan Song
Jae Hee bisa bahagia selamanya.
Hoon tampak memikirkan
tawaran Jin Soo, menerima tawaran itu berarti ia harus siap sedih melakukan
sesuatu yang melawan hati nuraninya sebagai seorang dokter. Tentunya sangatlah
berat untuknya.
***
Jae Joon mengantar
Direktur menuju mobilnya. Direktur hendak naik namun mengurungkan niatnya naik
ke mobil. Ia pun menjauh dari mobil dan menyuruh Jae Joon melihat bangunan
megah RS Myung Woo yang menjulang tinggi.
“Kita sudah melalui.. Banyak
hambatan agar bisa sebesar ini. Waktu itu.. Kita pernah mendapat beberapa
tuntutan serius.. Karena kecelakaan medis.” Jae Joon menoleh menatap Direktur.
“Tapi aku tidak pernah membiarkan mereka menghancur Myung Woo dengan cara
apapun. Itulah kenapa aku tetap menjadi Direktur sampai hari ini... Dan aku
menerimamu sebagai ahli warisku.”
Jae Joon meminta maaf
telah membuat Direktur khawatir. Direktur meminta untuk pertandingan ke-2. Jae
Joon harus memilih 2 pasien yang Jae Joo rasa bisa membuatnya nyaman dan
pamerkanlah. Direktur pun memberi sedikit nasihat, jika Jae Joon ingin menjadi
penguasa Myung Woo, Jae Joo harus lebih dari seorang dokter. Direktur lalu
menepuk-nepuk pundak Jae Joo dan beranjak pergi. Jae Joon pun melihat bangunan
megah di depannya ini.
***
Jae Joon duduk menatap
kastil buatannya. Ia teringat saat ayahnya di rawat di RS ini. Sang ayah
meminta mereka tidak khawatir sebab kata dokter ini cuma operasi sederhana. Namun
tetap saja hal ini membuat ibunya khawatir. Jae Joon remaja dengan polosnya
memprotes kenapa ayahnya sakitnya tidak setelah ia sudah sedikit dewasa saja.
Sang ayah tanya kenapa memangnya. Apa ayahnya sudah lupa, bukankah ia
mengatakan ia ingin jadi dokter. Ayah baru menyadarinya. Jae Joon mengatakan
tidak masalah. Ayah boleh baikan kali ini, tapi ia akan membiarkan ayah sakit
lagi nanti ketika ia sudah menjadi dokter. Sang ibu menggetok kepalanya. Kau
ingin ayahmu sakit? Sang ayah pun mengatakan ia mungkin akan benar-benar sakit
nanti. Oleh sebab itu, ia meminta jae Joon berjanji padanya akan menjadi dokter
yang hebat. Jae Joon pun berjanji pada ayahnya. Ayah tertawa bahagia mendengar
janji anaknya itu.
Jae Joon remaja berteriak memperingatkan
Direktur. Ia meminta Direktur jangan lupa. Ayahnya Lee Do Sun, dan namanya Lee
Sung Hoon. Ingat siapa yang akan datang padamu nanti.
Jae Joo terbangun dari
mimpi buruknya. Ia kembali menatap kastilnya itu. Sepertinya ia terbeban dengan
masalah yang di alaminya ini. Sepertinya juga, ia dilema harus memilih balas
dendam atau menyelamatkan ibunya Jae Chul yang bernasib sama seperti ayahnya. Yang
notabene sama-sama korban kesalahan medis.
Jae Joon pun mendatangi
ibu Jae Chul. Saat melihat ibu tertidur pulas. Ia teringat akan perkataan
Direktur. “Jika kau mengoperasinya, artinya kau akan kalah 2 kali. Ini kan 3 babak pertandingan, jadi kita tidak
perlu pertandingan ke-3 nanti. Ini akan
jadi akhir bagimu, Dr Han.”
Jae Joon tampak sedih. Ia meminta
maaf pada ibu yang tertidur. Ia tidak bisa melakukan apapun, kalau ia ingin
menghancurkan benteng itu. Saat berbalik, ia terkejut melihat gambar dirinya
yang remaja berdiri di depan pintu memandangnya. Bayangan itu hilang dan
ternyata Jae Chul sudah berada tepat di depan pintu.
Jae Chul tanya apa ibunya
baik-baik saja. Jae Joon pun sadar kalau Jae Chul anak Ny Lee. Ia lalu berbalik
kembali menatap ibu. Jae Chul mendekat dan memegang tangan ibunya. Ibu, apa kau
sudah tidur. Ibu tidak merespon. Jae Chul mengatakan ibunya tertidur setiap
kali ia menemuinya. Jae Joon menawarkan diri memanggil perawat untuk
membangunkannya. Namun Jae Chul menolak. Ia mengatakan ibunya tidak pernah
tidur di rumah karena dia sakit terus. Kemudian Jae Chul merapihkan selimut
ibunya.
Jae Joon tanya siapa
namanya. Jae Chul pun memperkenalkan dirinya. kemudian ia melihat name tag Jae
Joon. Apa namamu Han Jae Joon, dokter? Jae joon mengatakan bukan. Namun raut
wajahnya tampak terluka. (Sepertinya Jae Joo terluka di panggil dokter. Ia
merasa dirinya tidak pantas di panggil seperti itu. Mengingat dirinya yang
mengejar ambisi dan balas dendam ayahnya).
***
Jae Joon membawa Jae Chul
ke pantry RS. Jae Chul tanya apa dokter kenal Dr Park Hoon. Jae Joon
mengiyakan. Jae Chul menceritakan kepada Jae Joon kalau Dr Park pernah
membicarakan tentang Dr Han. Jae Joon seolah tak percaya Hoon menceritakan
tentangnya. Jae Chul mengatakan Dr Park bilang Dr Han Jae Joon punya
kepribadian yang sangat baik dan sangat hebat. Jae Joon yakin Hoon tidak
mengatakan itu.
“Sebenarnya dia bilang kau
orangnya tidak menyenangkan, tapi dia sungguh bilang kalau kau sangat hebat. Dr
Park Hoon bilang.. Dia akan mengoperasi ibuku besok. Jika sesuatu terjadi dan
dia tidak bisa melakukannya. Bisa kau melakukannya?
“Jika Dr Park Hoon bilang
dia akan melakukannya, dia pasti akan melakukannya.”
“Aku pikir juga begitu. Tapi
dia tidak ada di RS sore ini. Jika dia tidak bisa melakukannya, bisa kau
melakukannya?” pinta Jae Chul. Tiba-tiba sang ayah muncul mencarinya. Sebelum
di bawah ayahnya, Jae Chul masih melontarkan harapannya agar Jae Joo melakukan
operasi pada ibunya. Akhirnya Jae Joon mengiyakan. Ia akan memikirkannya. Jae
Chul pun pergi sambil tersenyum kepada Jae Joon. Jae Joon membalas senyumannya
namun saat mereka menghilang, senyuman Jae Joon pun ikutan menghilang.
***
Akhirnya Soo Hyun
memutuskan menginap sementara di apartemen Seung Hee. Seung Hee tanya apa Soo
Hyun dan Jae Joon akan melakukan operasi itu. Soo Hyun bilang Jae Joon mungkin
tidak akan melakukannya. Soo Hyun mendesah dan mengatakan ia khawatir dengan Dr
Park. Seung Hee tanya kenapa dengan Dr Park. Soo Hyun bilang dia sudah gila mau
menyelamatkan pasien. Seung Hee tersenyum lega. Soo Hyun tanya apa Hoon meminta Seung Hee
jadi ahli anastesi-nya?
“Belum.”
“Apa kau akan melakukannya
kalau dia memintamu?”
“Aku tidak yakin. Apa dia
memintamu jadi asisten utamanya, Dr Oh?”
“Kau tahu dia memanggilku
itik.”
“Dia bilang dia akan
mengajakmu hari ini.”
“Ya, itu karena... Seharusnya
ini menjadi operasi yang rahasia.” Soo Hyun pun teringat saat Hoon meminjam
tangannya. Ia tertawa layaknya orang yang lagi kasmaran. Ia mengatakan Hoon sangat
konyol. Seung Hee tersenyum paksa.
“Dia bilang rambutku
rontokan.. Karena aku meninggalkan sehelai rambut di bajunya, dan dia memijat
kulit kepala ku seperti ini. Aku belum pernah melihat orang seperti dia.”
Melihat ekspresi Soo Hyun yang ceria seperti itu saat membicarakan Hoon.
Membuat Seung Hee jadi cemburu namun ia berusaha menyembunyikannya. Soo Hyun
mengatakan terkadang Hoon sangat dewasa... Tapi kemudian dia berubah jadi anak
kecil. Aku tidak tahu.
“Apa kau menyukainya?”
“Apa?” Soo Hyun kaget.
Seung Hee mengatakan Soo Hyun selalu tersenyum kalau membicarakannya. Soo Hyun
mengelak, tidak mungkin.
“Dia selalu membuatku
gila. Tanganku terus mengepal didekatnya. Aku ingin memukulnya... Seperti ini.”
ujar Soo Hyun sambil memukul boneka Teddy-nya. Melihat gelagat Soo Hyun yang
jadi salah tingkah begitu, membuat Seung Hee bisa merasakan adanya benih-benih
cinta di hati Soo Hyun pada Hoon.
***
Jae Joon menatap
kastilnya. Ia tampak memikirkan sesuatu. Sedangkan Hoon termenung di kliniknya.
Kedua pria tampan ini sepertinya sama-sama memikirkan hal yang sama. Hal yang
berhubungan dengan pertandingan kedua mereka. Jae Joon sepertinya memikirkan
permintaan Jae Chul dan Hoon memikirkan tawaran Jin Soo. Namun Hoon tersenyum
saat menatap video Jae Hee. Sepertinya ia sudah mengambil keputusan.
Sementara PM Jang Seok Joo
bersama Tae Soo menonton berita mengenai harga perumahan yang telah meningkat
di Seoul sejak Januari lalu turun 0,03% di bulan ini. PM mematikan TV-nya dan
mencibir negara yang aneh. Padahal mereka sedang di ancaman uji coba nuklir.
Tae Soo pikir mereka gagal kali ini.
“Gagal? Lalu menurutmu
mereka akan heboh... Kalau kita meminta mereka menembakan beberapa meriam? Bagaimana
dengan 2 dokter di Myung Woo itu?”
“Mungkin berakhir hari
ini.. Atau mungkin kita harus menunggu sedikit lama lagi.” mendengar itu PM
mengetuk-ngetuk tangannya di sofa. PM berkata karena mereka sudah sejauh ini,
ia ingin ini jadi pertempuran yang berdarah. Ini akan menarik lebih banyak
pelanggan. Kemudian PM mengatakan mereka juga harus mempersiapkan gladiator
mereka untuk bertarung. Tae Soo lalu menyerahkan beberapa artikel RS yang akan
mengoperasi PM.
Setelah itu PM menemui
Presiden. Presiden menandatangani dokumen yang di bawah PM. Presiden mengatakan
hal ini sangat berbeda dari 20 tahun lalu. Orang tidak heboh seperti dulu ketika
Korea Utara mengumumkan uji coba nuklir. PM berkata tapi ini bukan masalah yang
enteng, wartawan lokal tetap meliputnya dan wartawan asing juga terus meliput. Kami
sudah mengabaikan apa yang di minta Korea Utara dulu. Mendengar perkataan PM
yang tenang dalam menanggapi permasalahan ini. Presiden mencibir PM sepertinya
menyukai keadaan krisis itu.
“Maaf. Ini hanya untuk
mempersiapkan segalanya. Maksudku untuk mempersiapkan.. Alasan kalau kita
melakukan pertemuan besar nanti.” PM lalu memberi artikel yang ia terima dari
Tae Soo kepada Presiden. “Rumah sakit ini adalah kandidat.. Untuk operasi
jantungku.”
“Apa dokter rumah sakit
ini.. Dokter keluargamu dulu?” ujar Presdien. PM mengiyakan. Presdien tanya RS
mana yang mau PM pilih. PM lalu menyodorkan artikel RS Min Gook. Presiden
tersenyum senang. Sedangkan ekspresi wajah PM saat ini seperti singa yang mau
menerkam mangsanya. Buas.
***
Dr Kim bersenandung sambil
membawa sepucuk mawar merah. Ia menyodorkan mawar itu kepada seorang wanita di
depan Dunkin Donuts dan mengatakan ia mencintainya. Ternyata itu hanya latihan
saja. Wanita itu mengatai dr Kim sudah gila. Sementara di dalam, Chang Yi
terlihat menikmati pekerjaannya. Ia sedang mempersiapkan pesanan. Tiba-tiba ia
mendengar ada pelanggan yang datang. Chang Yi menyapa namun yang datang tentu
saja dokter player RS Myung Woo. (heran aja, RS Myung Woo yang segitu
terkenalnya mempunyai dokter-dokter yang tampan tapi mempunyai kepribadian
ganda. LOL).
Dr Kim mengatakan ia
menemukan mawar ini ketika ke sini. Ia pun memulai aksi PDKT-nya. “Kapan kau
pulang? Masakan Jepang, Cina, Shanghai... Kau yang pilih.” Namun Chang Yi tidak
menghiraukannya. Dr Kim mengatakan Chang Yi punya tubuh yang seksi. Chang Yi
tersenyum lebar mendengarnya. Ia kemudian mendekat dan mengambil mawar merah
itu lalu menamparnya di wajah dr Kim. Chang Yi menegur dr Kim. Kau harus
belajar sopan santun!
Chang Yi pun pergi
mengantar pesanan dan meninggalkan dr Kim yang melongo di perlakukan seperti
itu. dr Kim mengambil mawar yang berceceran itu dan memakannya. Ia bergumam, seperti
yang ku duga dia sangat misterius. (Dasar aneh)
***
Dr Kim mengejar Chang Yi.
Ia pikir Chang Yi belum mengenalnya dengan baik. Ia pria yang sangat mempesona.
Ia tidak mudah menyerah. Chang Yi lalu menyodorkan pesanan itu kepada dr Kim.
Chang Yi membuka kancing bajunya. Melihat itu, dr Kim yang pervert tampak
senang. Ia mengatakan banyak orang yang menonton. Chang Yi menebar senyumannya
dan seperti biasa Chang Yi selalu memakai baju berlapis. Kali ini bajunya
bertuliskan Petarung Tae Kwon Do.
Haaaiiii, kaki Chang Yi
menendang bagian paling berharga dr Kim. dr Kim meringis kesakitan. Chang Yi
menyuruh Dr Kim mengingat itu. Ia pun melangkah pergi meninggalkan dr Kim yang
tidak menduga Chang Yi bisa melakukan itu.
***
Chang Yi memasuki RS dan
mencari seseorang. Ia terkejut saat Hoon mengagetkannya. Hoon tanya apa ibu
baik-baik saja. Chang Yi mengangguk. Hmm Rupanya Chang Yi membawa sarapan untuk
Hoon. Hoon senang karena ia juga sangat lapar. Saat menyantapnya, Hoon melihat
sesuatu. Ia pun pamit pergi.
Ternyata Dr Yang mencari
Hoon. Dr Yang tanya apa Hoon ingin mengoperasi pasien Dept Penyakin dalam. Hoon
mengiyakan. Hoon tanya apa tangan dr Yang sudah lebih baik. Dr Yang mengiyakan.
Ia pun menanyakan kapan Hoon mau mengoperasinya. Hoon mengatakan segera setelah
ia mendapat tim scrub dan ahli anestesi dulu.
“Apa kau akan mengajak
Perawat Min masuk tim scrub-mu?”
“Ya, kenapa?”
“Aku pikir Perawat Min ada
shift malam. Kenapa kau tidak cari orang lain saja. Aku akan mencarinya.” Hoon
pun mengiyakan tawaran dr Yang. Hoon pun pergi. setelah kepergian Hoon, dr yang
menatap ke ruangan sebelah. Jae Joon tersenyum kepadanya. Rupanya dr Yang masih
saja mau di bodohi Jae Joon.
Flashback :
Jae Joon menelpon meminta
bantuan dr Yang. Ia meminta dr Yang membantu hoon mengoperasi Ny Lee. Dr yang
mengatakan bukannya Hoon akan kalah jika mengoperasinya. Jae Joon mengatakan terserah
dr Yang mau memikirkannya seperti apa. Ia ingin yang terbaik untuk pasien jadi
tolong bantulah Hoon. Setelah itu, dr yang meminta Perawat Min mengubah
jadwalnya untuk shift malam besok.
~ Flashbach End ~
Hoon duduk termenung
menunggu Seung Hee. Hoon tanya apa Seung Hee ada operasi sekarang. Seung Hee
bilang nanti. Hoon tanya kapan selesai. Jae Hee bilang ini cuma operasi
sederhana jadi tidak akan lama. Hoon lalu meminta Seung Hee memberitahunya sesudah
selesai. Mereka akan melakukan OP CABG (OP CABG: Pemompaan untuk menghentikan
arteri koroner pad jantung).
Seung Hee kaget, apa Hoon
akan mengambil pasien dari Dept Penyakit Dalam. Hoon mengiyakan. Seung Hee
hendak membantah namun Hoon mengatakan mereka masih punya kesempatan selain
ini. Ini kan 3 babak pertandingan. Seung Hee tanya apa Jin Soo juga tahu
tentang ini. Hoon meminta Seung Hee tidak usah mempedulikannya. Seung Hee lalu
menarik Hoon ke tempat yang sepi.
Seung Hee meminta Hoon jangan
melakukannya. Hoon mengatakan ia paham maksud seung Hee tapi ia tidak bisa
hanya melihatnya saja. Seung Hee mengingatkan Hoon telah berjanji akan
melakukan apa yang ia katakan. Seung Hee memohon Hoon melakukan apa yang Jin
Soo suruh pada mereka sekarang ini.
“Aku sudah berjanji pada
keluarganya kalau aku akan
mengoperasinya.”
“Hoon!”
“Aku tidak bisa
mengecewakan mereka.” Tujar Hoon. tiba-tiba Jin Soo memanggilnya. Jin Soo tanya
bagaimana dengannya. Jin Soo mencengkram kerah Hoon di dinding. Ia
memperingatkan Hoon tidak akan ada babak final. Hoon mengatakan jika pasien meninggal,
akan ada gugatan. Maka RS ini akan didiskualifikasi untuk mengoperasi Perdana
Menteri. Bagaimana? Jin Soo meminta Hoon tidak perlu khawatir tentang itu.
“Kumohon. Aku akan
mengerahkan semuanya agar bisa menang di putaran ke-3 nanti. Biarkan aku melakukan
operasi pada pasien ini.” Jin Soo pun melepaskan cengkramannya. Ia pun
mendekati Seung Hee. Jin Soo langsung mengapit kepala Seung Hee. Satu putaran saja, nyawa Seung Hee melayang.
Melihat itu Hoon tanya apa yang Jin Soo lakukan? Jin Soo menyuruh hoon
mengatakan ia akan melakukan apa yang dikatakan Cha Jin Soo. Hoon meminta Jin
Soo menghentikan aksinya. Namu bukan itu yang ingin Jin Soo dengar. Hoon tidak
tega melihat Seung Hee di perlakukan kasar seperti itu.
“Aku.. Akan melakukan apa
yang dikatakan Cha Jin Soo.” Mendengar itu Jin Soo meminta Hoon mengulanginya
lagi. Aku akan melakukan apa yang dikatakan Cha Jin Soo. Jin Soo pun melepas
Seung Hee. Bagus. Lakukan saja apa yang ku katakan. Jin Soo pun pergi.
Setelah kepergian Jin Soo,
Hoon mendekat dan memegang pipi Seung Hee. Kau tidak apa? Seung Hee meminta
maaf. Ini semua karena aku. Hoon pun memeluk erat Seung Hee. Ia membelai rambut
Seung Hee dan mencium kepalanya.
***
Hoon berjalan namun
raganya seperti tidak di tubuhnya. Ia tampak galau. Ia berbalik dan memandang
Seug Hee yang berjalan di belakangnya. Seung Hee hanya bisa diam dan menunduk.
Tiba-tiba Jae chul datang dan mengatakan ibuku...
***
Apa yang terjadi sama ibu
Jae Chul??? Saksikan di bagian ke 3 ya.
Komentar
:
Kasihan Hoon, hanya karena
Jae Hee seorang. Ia berusaha melawan hati nurani dan passion-nya sebagai
seorang dokter. Sementara Jae Joo, perlahan-lahan ia belajar mendengar apa kata
hati nuraninya. Namun kali ini, ia masih bimbang. Dan mengambil keputusan yang
masih saja melawan hati nuraninya. Tapi sejauh ini, ada sedikit perubahan dalam
dirinya. Hatinya tergerak membantu Ny Lee. Ia yakin Hoon akan berhasil
mengoperasi Ny Lee.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting