Mobil ambulans 119
meluncur menuju RS Seyoung. Setelah mendengar kabar tentang Soo Wan yang
terjatuh dari atap gedung saat menyelamatkan warga. Dong Joo langsung menuju RS
Seyoung. Ia tampak panik. Bukan hanya Dong Joo yang panik dan khawatir. Ji Woon
yang baru saja mendapatkan kabar pun tak kalah terkejut dan paniknya. Ji Woon
bergegas ke ER. Dong Joopun demikian, ia berlari sekuat tenaga menuju ER. Takut
terjadi sesuatu sama Soo Wan, pujaan hatinya. Dan akhirnya mereka berdua
berpapasan di depan pintu ER. Ji Woon dengan tampang sinis bertanya kau pikir
kau mau kemana. Dong Joo menjawab ia mau menemui Ketua Yoon Soo Wan.
“Dengan maksud apa?” ujar
Ji Woon tajam. “Aku akan menjaga
pacarku. kembalilah.” Ji Woon pun berbalik pergi namun Dong Joo menahan tangannya.
Ia mengatakan ia tidak bisa melakukan itu. Ji Woon jadi geram. Dong Joo meminta
maaf. Bagaimana pun, aku yang pertama. Dan aku tidak akan ragu-ragu lagi. Ji
Woon terkejut mendengar kata-kata Dong Joo. Sepertinya ia tak percaya Dong Joo
melawannya dengan kata-kata itu.
“Kepala Park Dong Joo.” ujar
Soo Wan mengagetkan keduanya. Soo Wan, apa kau baik baik saja? Tanya Dong Joo.
Soo Wan diam saja, Ia tak enak dalam keadaan seperti ini. Ada dua pria sedang
bersiteruh hanya karenanya. Dan mereka berdua adalah orang-orang yang sangat ia
sayangi. Soo Wan hanya mengalami goresan kecil di dahinya. Ia lalu mendekat dan
meminta Dong Joo memeriksa keadaan orang yang ia selamatkan. Dong Joo tanya apa
Soo Wan baik-baik saja? Soo Wan mengangguk. Dong Joo pun mengikuti apa yang Soo
Wan katakan. Ia mengerti, dengan kepergiannya dapat memberi kesempatan untuk
Soo Wan berbicara berdua dengan Ji Woon.
Di taman, Soo Wan
mengatakan ia akan memberitahu ayahnya kalau ia tidak bisa menikah dengan Ji
Woon. Soo Wan pun meminta Ji Woon memberitahu ibunya. Ji Woon tanya apa alasan
Soo Wan mau memberitahunya. Soo Wan bilang ia tidak cukup baik untuk Ji Woon.
Ji Woon tidak bisa menerima alasan Soo Wan, menurutnya itu bukanlah sebuah alasan.
Soo Wan pun mengatakan kalau begitu bagaimana dengan ia yang mencintai orang
lain. Ji Woon terkejut mendengarnya. Namun ia berusaha mengendalikan
perasaannya yang terluka.
“Aku harus masuk kedalam. Memberitahu
ini pada orang tua, bukanlah hal yang sulit dilakukan. Tapi sebelum itu kita
harus membuat pilihan. Aku masih mencoba mencari tahu ini. Jadi jangan terlalu
terburu-buru.”
“Ji Woon.”
“Melegakan kau tidak
terluka. Hati-hati.” Ji Woon pun pergi. Sepertinya Ji Woon tidak mau terlalu
lama berada di sana, ia takut Soo Wan tetap pada pendiriannya. Ia terlalu takut
Soo Wan akan benar-benar meninggalkannya.
Dong Joo menunggu Soo Wan
di depan kantor. Rasa khawatir membuat dirinya tak tenang. Saat Soo Wan muncul,
ia langsung membawanya ke rooftop. Dong Joo memeriksa kedaan Soo Wan, ia takut
Soo Wan mengalami luka parah namun ia menyembunyikannya. Soo Wan mengatakan ia
baik-baik saja, cuma luka kecil di dahinya. Dong Joo merasa lega. Saat
mendengar Soo Wan jatuh. Ia sangat khawatir. Dong Joo pikir ia akan kehilangan
Soo Wan seperti ia kehilangan Jung Hwa. Soo Wan minta maaf karena sudah membuat
Dong Joo khawatir. Soo Wan lalu bersandar di bahu Dong Joo.
***
Kepala pemadam kebakaran
mengomeli Soo Wan dan petugas Ki. Ia pun bercanda jika terjadi sesuatu ia kan
membunuh mereka. Kemudian Kepala
menyuruh Soo Wan mengemasi barangnya. Sontak membuat semuanya kaget.
Mereka mengira kepala akan memecat Soo Wan namun kepala malah memberi Soo Wan
cuti. Awalnya Soo Wan menolak menerima cuti itu. Tapi karena desakan
teman-teman, dengan berat hati Soo Wan
menerimanya. Poor petugas Ki, ia sama sekali tidak menerima cuti seperti halnya
Soo Wan. ^^
***
Min Soo mentraktir
Detektif Kim. Makanan yang di hidangan sangatlah banyak. Membuat Detektif Kim
yang melihatnya saja tak sanggup. Miin Soo mengatakan kita semua makan untuk
bertahan hidup. Jadi karena kita mau hidup, maka aku pikir kita harus makan
yang banyak. Min Soo tanya bagaimana penyelidikan, apa sunbae menemukan
sesuatu. Det Kim mengakui dirinya susah dalam melakukan penyelidikan tanpa
lencana polisi. Min Soo melihat berkasnya penyelidikannya. Saat melihat nama
pemilik mobilnya, Min Soo pikir ia mengenalinya. Kang In Tae? Dia kan Direktur
Penuntut saat ini. Detektif Kim mengatakan bukan dia. lalu siapa. Detektif
mencibir Min Soo. Apa kau memanggil dirimu sendiri Detektif.
“Kang In Tae adalah suami
dari Ketua Dewan Rumah Sakit Seyoung. Dia bahkan pernah bekerja di kantor jaksa
daerah sebelumnya! Kau masih memanggil
dirimu detektif?” cibir Detektif Kim. Min Soo mengatakan Kalau begitu dia
adalah ayahnya Ji Woon. Detektif Kim tanya bagaimana bisa Min Soo tahu mereka.
Min Soo mencibir apa tidak boleh seseorang sepertiku mengenal orang seperti
mereka.
**
“Bukannya kau tidak boleh,
tapi ini aneh, bocah. Dengan pekerjaan dan kekuasaanmu, bagaimana bisa kau
mengenal orang dari keluarga itu? Tidak ada hubungannya.” Min Soo sedikit kesal
mendengar kata-kata det Kim. “ Kau... Saat kau muda apa kau menerima beberapa
jenis beasiswa tambahan atau sesuatu?”
“Sunbae!”
Ahjumma pemilik restoran
mengatakan sekarang semuanya sudah masak, kau bisa memakannya. Benar benar
menyenangkan melihat hubungan bapak anak berjalan baik. Mendengar pujian
ahjumma itu, membuat selera makan Min Soo dan Det Kim hilang.
***
Ayah merasa heran
mendapati putrinya yang bekerja sebagai petugas kebakaran berada di rumah. Soo
Wan mengatakan ia mendapatkan cuti. Ayah tanya apa ada masalah. Soo Wan bilang
tidak, ia hanya sedikit sakit. Soo Wan dan ayah pun berbicara berdua di ruang
tamu. Soo Wanbertanya apa ayahnya ingat ibunya Park Dong Joo. Apa ayah pernah
berbicara dengannya ketika dia dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Ayah
menjawab tidak.
“Apakah begitu? Seharusnya
dia akan lebih baik karena operasinya berjalan baik. Ayah, dengan tanganmu jika
kau menyelamatkannya, ini pasti akan sangat bagus. Tapi tetap saja karena kau
sangat menyesal, karena kau sangat menyesal di hatimu itu sebabnya kau merawat
Dong Joo.”
“Kenapa kau tiba tiba
bicara tentang Dong Joo?” ujar ayah. Soo Wan mengatakan ia tidak bisa menikah
ataupun tunangan dengan Ji Woon. Ia punya orang yang ia cintai. Dan itu bukan
Ji Woon. Ayah menegur Soo Wan. Soo Wan membalas dia seseorang yang ayah kenal
juga. Tentunya ayah tahu siapa yang Soo Wan bicarakan. Ayah meminta Soo Wan
tidak melakukannya (mencintai Dong Joo). Soo Wan bilang Park Dong Joo adalah orang
yang ia cintai. Ayah menyuruh Soo Wan hentikan perkataannya. Ayah tidak mau
mendengarnya lagi. Ayah berniat pergi namun Soo Wan mengatakan ini tidak akan
berubah walau ayah menghindari atau marah.
“Tidak mungkin.” Ayah
berbalik. “Kau, Yoon Soo Wan, kau... Kenapa kau jadi orang yang egois dan tidak
berperasaan seperti ini? Bagaimana dengan Ji Woon? Apa kau melakukan ini karena
kau tidak tahu betapa Ji Woon sangat mencintai mu?”
“Jadi, apa aku harus
membalasnya dengan kebohongan?” ujar Soo Wan tajam
“Bayarlah dengan menikah
dengannya dan hidup bahagia.”
“Bagaimana bisa dia
bahagia dengan wanita yang punya seseorang di hatinya?”
“Dong Joo tidak akan
melakukannya. Aku sudah bilang padamu dia anakku dan keluarga kita. Ini bukan
karena Ji Woon, tapi aku tetap tidak bisa! Aku tidak akan pernah bisa
mengizinkan kalian berdua.”
“Sebelum kau, sebelum Ji
Woon, dia yang pertama. Kami... Dong Joo dan Aku sudah dekat denganku sebelum
ayah dan Ji Woon.”
Ayah meminta Soo Wan
menyerah, maka semuanya akan bahagia. Namun Soo Wan tidak bisa menyerah. Ayah
menegaskan suatu hal. Ia meminta Soo Wan dengarkan baik baik. Jika hanya cinta
diantara kalian yang penting, artinya kau dan Dong Joo. Kalian berdua bukan
anakku.
Ayah pun pergi
meninggalkan Soo Wan.
***
Bukan Soo Wan namanya
kalau hanya tinggal diam di rumah saja. Ia pun meluncur ke kantor.
Rekan-rekannya merasa heran. Kau kan lagi cuti kenapa kau kembali? Soo Wan
mengatakan ia datang karena ia pikir rekan-rekannya pasti merindukannya.
Mendengar itu, petugas Ki mencibir kalau Soo Wan tidak punya tempat untuk
pergi. Itu karena ia punya sifat yang aneh. Jadi apa Soo Wan pernah punya teman
untuk bermain atau melakukan hobi? Bagimu markas Damkar adalah rumahmu, teman,
dan taman bermain ya?
“Apa maksudmu? Aku ini
sangat terkenal.. Ada banyak orang yang menelponku dan ada banyak tempat untuk
aku kunjungi. Aku kesini karena aku pikir karena kalau jagoan Departemen Damkar
Seyoung tidak disini pasti akan terjadi kekacauan.” Balas Soo Wan
“Karena kita tidak usah
melihat si Ddolnya Departemen Damkar Seyoung, pikiran kita tidak bisa lebih
stabil dari sebelumnya..” tambah petugas Ki. Namun Teddy malah membuka kartu. Tapi,
kau bilang rasanya kosong tanpa dia pagi ini. kepala pemadam membenarkan
perkataan Teddy. Kau bilang itu seperti kue labu beras tanpa labu. Petugas Ki
tidak mau mengaku. Ia tidak terima di serang serempak seperti itu. dari pada di
serang terus, petugas Ki memilih pergi duluan. Semuanya tertawa dengan kelakuan
petugas Ki.
***
Dong Joo mengendarai
sepedanya menuju parkiran. Ia tidak menyadari ada dua bola mata sedang
memperhatikannya. Siapa lagi kalau bukan Yoon Soo Wan si pembuat onar. Soo Wan
menelpon. Dong Joo tersenyum saat melihat siapa penelponnya.
“Aku pekerja penyelamat
SeYoung, Yoon Soo Wan. Ada jantung wanita 30 tahunan ini berdetak sangat kencang
tanpa alasan dan nafasnya juga terengah-engah. Aku mau meminta bantuan segera.”
Dong Joo tersenyum manis. Ia tahu maksud Soo Wan. Dong Joo pikir ia harus
bertemu pasiennya langsung.
***
Di rooftop, Dong Joo
sengaja memeriksa Soo Wan. Usai memeriksa Soo Wan. Dong Joo mengatakan jantungnya
jelas berdetak lebih dari normal. Wajah Dong Joo tampak serius. Dong Joo tanya
sejak kapan kau mengalami gejala ini. Soo Wan menjawab ia mengalami gejala ini
setiap kali ia melihat orang yang jelek atau sombong. Kenapa aku seperti ini?
Dong Joo melipat tangan dan pura-pura berpikir.
“Baik,
kita akan mengetahui kepastiannya setelah kita melakukan beberapa tes. Tapi
penyebabnya mungkin ada dua... Ini bisa disebabkan oleh marah.. Atau cinta.” Soo Wan tertawa mendengar kata-kata Dong Joo.
Kemudian Soo Wan
mengatakan ia membuat kecelakaan kemarin. Ia memberitahu ayah. Yang mana yang
mau Dong Joo dengarkan dulu? Berita baik atau berita buruk? Dong Joo ingin
mendengar berita buruk terlebih dulu. Soo wan mengatakan dengan gamblang kalau
ayah benar-benar sangat marah. Ia pikir ayah benar-benar menentangnya. Dong
penasaran dengan berita baiknya.
“Ayahku. Sangat
menyayangimu. Dia benar benar sangat mencintaimu.” Dong Joo tersentuh
mendengarnya. Soo Wan berteriak. Ia merasa sangat lega sekarang. Ia tahu betapa
sakitnya ini, tapi ia juga merasa lega. Dong Joo tersenyum iba mendengarnya.
***
Ji Woon tampak tak
bersemangat saat memasuki ruang kerjanya. Tiba-tiba ada pesan masuk. Soo Wan
mengajak Ji Woon bertemu. Ji Woon merasa ragu. Apa yang akan Soo Wan katakan
kalau mereka bertemu nanti. Mungkin itulah yang berada di pikiran Ji Woon. Mereka
pun bertemu di restoran. Soo Wan meminta maaf. Ji Woon mengatakan ia sudah
bilang kata-kata itu yang tidak mau ia dengar. Namun Soo Wan masih saja meminta
maaf. Maka Ji Woon pun ingin mendengar apa yang harus dimintamaafkan.
Soo Wan mengatakan ia
tidak bisa ingat hari itu. Ji Woon membalas tapi setidaknya Soo Wan ingat
sekarang dan datang kesini, jadi ia sangat berterima kasih. Soo Wan lalu
membicarakan tentang Dong Joo. Wajah Ji Woon berubah jadi tak suka. Soo Wan
bilang untuk tidak membicarakan tentang Park Dong Joo pada Ji Woon sebelumnya. Ji
Woon menebak Soo Wan tidak memberitahunya karena Soo Wan tidak bisa karena Soo Wan
merasa menyesal dan khawatir padanya. Ji Woon mengatakan sebaliknya, ia yang
lebih khawatir pada Soo Wan.
“Apakah aku tidak bisa
atau tidak mau memberitahumu, namun aku tetap menyakitimu.” Ujar Soo Wan
“Aku akhirnya pasti akan
terluka juga. Ketika kau memberitahuku tentang kita yang putus ketika Dylan
pergi. Tapi sejujurnya, itu tidak berdampak sama sekali. Pria tidak bisa
menyerah kecuali mereka melihat siapa orang lain itu.”
“Ji Woon.”
“Haruskah aku mengatakan
satu hal karena aku terlanjur sudah jujur? Dia bukan pria yang tidak aku kenal,
tapi dia itu Dylan. Baiklah,mengetahui kalau orang itu adalah Park Dong Joo
membuatku buruk dan marah. Memikirkan hal itu. Itu adalah sesuatu yang Soo Wan
yang akan lakukan. Karena dia bukan pria lain yang kau sukai, itu lebih mudah
dimengerti. Dan karena itu aku aku sudah menemukan alasan agar tidak
menyerahkanmu.”
“Soo Wan, kau hanya ingin
menghidupkan saat-saat bahagia itu lagi. Karena ketika kau buta, kenangan itu
sangat berharga bagimu. Tanpa memberitahumu dia menghilang, sehingga kau sangat
terluka dan kecewa. Karena kau tida mau film nya berakhir, kau terus menunggu
tanpa henti..”
“Bukan seperti itu.” ujar
Soo Wan
“Apa kau ingat? Kau bahkan
tidak bisa membayangkan kalau Dylan adalah Park Dong Joo. Dan kau juga tidak
menyukainya. Dylan hanya mulai menjadi orang yang berarti untukmu ketika kau
menanyakannya dengan kenangan dari Park Dong Joo.”
“Aku mengerti kalau kau
marah dan kecewa denganku, tapi perasaanku adalah perasaan yang telah aku
pastikan, yang telah menyakitimu yang aku pikir sangat berharga. Jangan katakan
padaku kalau ini hanya salah paham.”
“Yoon Soo Wan.”
“Bencilah padaku dengan
segenap hatimu. Kau punya hak untuk melakukan itu.”
***
Soo Wan melamun di atas
tempat tidurnya. Tiba-tiba ada panggilan masuk. Soo Wan senang karena Hye Joo
yang menelpon. Soo wan mengatai Hye Joo sombong. Soo Wan becanda ia hanya
memikirkan tentang Hye Joo saja. Hye Joo mengatakan tidak heran kalau ia ingin
menelpon Soo Wan.
Soo Wan pun tiba di rumah
Dong Joo. Hye Joo lalu menyajihkan pie labu buat Soo Wan. Apa Soo Wan masih
menukai labu. Tentu saja. Hye Joo mengatakan setiap kali mereka melihat labu,
mereka selalu membicarakan Soo wan. Jadi apa Soo Wan tahu hari apa mereka
paling sering membicarakannya.
“Kapan?”
“Halloween. Setiap halloween
selalu ada labu di setiap rumah.” Soo Wan tertawa bahagia mendengarnya. Ia pun
mencicipi pie labunya. Ia memuji pie-nya sangat enak. Tiba-tiba Hye Joo jadi
sedih. Hye Joo lalu meminta maaf. Soo Wan tanya tentang apa. Rupanya Hye Joo meminta maaf telah meninggalkan Soo
Wan tanpa mengatakan selamat tinggal dan karena tidak menelpon Soo Wan.
“Itu semuanya salahku. Karena
operasiku.. Karena dia merawatku. Oppa merawatku seperti seorang ibu...”
“Aku tahu.”
“Rumah sakit disini... Dia
kesini untuk mencarimu. Tapi, dia bilang dia tidak bisa menemukanmu. Dia bilang
dia tidak akan menemukanmu. Itu aneh kalau dia menyerah dengan begitu cepat. Tapi
ketika dia kembali ke Amerika dia sangat terluka. Aku pikir sesuatu pasti
terjadi jika aku meninggalkannya seperti itu. Meninggalkannya di Amerika dalam
keadaan yang menakutkan. Aku hanya punya Oppa. Oppa adalah ayahku dan ibuku. Itu
sebabnya. Jika sesuatu terjadi pada Oppa...”
“Hye Joo.” potong Soo Wan.
Hye Joo meminta Soo Wan berjanji akan Dong Joo bahagia. Soo Wan lalu memeluk dan
membelai rambut Hye Joo. *terharu melihat keduanya.
***
Petugas Ki dan Dong Joo
membicarakan Hye Joo yang akan menjaga Jin Mo mulai besok. Teddy yang duduk di
samping Dong Joo pun tampak senang. Ini benar-benar bagus. Jadi, aku bisa
bertemu dengannya setiap hari mulai besok kan? Dong Joo tak mengerti maksud
perkataan Teddy. Teddy jadi salah tingkah. Ia cepat-cepat meralat kalau
maksudnya itu adalah Jin Mo. Karena Ellie datang setiap hari untuk bertemu Jin
Mo.
Teddy benar-benar jatuh dalam
lingkaran cinta. Ia memuji Hye Joo sangat imut. Apa Hye Joo mungkin sudah punya
pacar. Dong Joo tidak tahu apa Hye Joo punya atau tidak. Tapi dia punya banyak penggemar
ketika dia masih muda. Dong Joo sepertinya menyadari kalau Teddy ada hati sama
adiknya. Ia pun mengatakan ia tidak yakin tentang itu sekarang. LOL
“Dia mungkin sudah punya.
dan dia benar benar cantik. Orang tidak akan meninggalkannya sendirian. Karena
dia terlihat cantik, mereka tidak akan meninggalkannya sendirian.” Teddy terlihat kecewa namun ia membesarkan hatinya menerima
kenyataan itu. Petugas Ki dan Dong Joo merasa lucu melihatnya galau.
***
Soo Wan menelpon, Dong Joo
pun permisi keluar mengangkatnya. Soo Wan bertanya apa ini 119. Dong Joo
mengiyakan lalu bertanya ada masalah apa. Soo Wan sepertinya di seupermarket. Ia
mengatakan ada banyak pasien yang tidak sadarkan diri disini. Maka Dong Joo harus
datang kesini. Dong Joo tanya dimana itu.
Dong Joo pun sampai di
tempat tujuan. Ia celingukan mencari Soo wan. Saat melihat Soo Wan yang
membelakanginya. Dong Joo meminta Soo wan memberi tahu lokasinya. Seperti
merasakan kehadiran Dong Joo. soo Wan pun menoleh dan memanggil Dong Joo
mendekat.
“Dimana pasien yang tidak
sadar itu?”
“Mereka.” Ternyata pasien
itu adalah kepiting dan udang yang berada di dalam freezzer. Dong Joo bilang biar
ia lihat. Rasanya tidak mungkin jika orang mengatakan aku punya tangan Tuhan.
“Kau pikir begitu ?” ujar
Soo Wan. Soo Wan lalu membeli dua. Kemudian mereka pergi melihat-lihat barang
belanjaan lainnya. Dong Joo berhenti dan mengambil sebuah cangkir. Tapi sayang
sekali Soo Wan tidak menyukai cangkir itu. Saat berada di eskalator, mereka
melihat seorang pria mencium pipi ceweknya. Dong Joo menatap Soo Wan. Soo Wan
lalu mengangkat pipi sebelahnya. Oh mau juga di kiss toh.. ^^
Kebersamaan mereka tidak
bersambung di sana. Tentunya masih berlanjut donk. Soo Wan mengambil beberapa
snack yang berukuran jumbo. Dong Joo sengaja lari menjauh tak mau membelinya. Soo
Wan lalu mencicipi makanan dan berlalu tanpa membelinya.
***
Dong Joo dan Soo Wan
pulang ke rumah. Mereka mencari Hye Joo namun Hye tidak ada. Hye Joo meninggalkan
pesan di memo. Ia berpesan agar Dong Joo dan Soo Wan menikmati makan malamnya. Satu-satunya
gangguan untuk mereka sudah hilang. Soo Wan dan Dong Joo tertawa dengan sikap
Hye Joo.
Dong Joo kemudian pergi
mengganti pakaiannya. Sementara Soo Wan memulai tradisi memasaknya, memutar
kaset resep Jung Hwa. Dong Joo melangkah keluar kamar. Langkahnya terhenti saat
ia mendengar suara Jung Hwa.
“Sekarang,
hidangan hari ini adalah bakso daun mugwort. Pertama, siapkan mugwortnya.” Dong
Joo terperangah kaget. Ia tidak menyangka akan mendengar suara Jung Hwa lagi. “Cuci mugwortnya dalam air dingin dan
setelah itu potong dlam ukuran kecil, rebus mereka sebentar.” Dong Joo
seolah melihat Jung Hwa berada di depannya. Jung Hwa tersenyum menatapnya.
“Park Dong Joo, cepat kesini.”
“Aku
datang. aku datang. Aish” ujar Dong Joo remaja mendekat membawa
kepiting. Dong Joo remaja tampak tak suka dengan bau amisnya.
“Kenapa
semua keributan itu? Aigoo. Soo Wan, mugwort ini bagus sebagai tonik herbal di
musim semi.. Ini bagus untuk demam, alergi, dan hati. Jadi di musim semi, kau
harus makan daun mugwort dengan rajin tidak peduli apa Sup mugwort. sup mugwort
pasta kedelai, kue beras mugwort, panekuk mugwort...” ujar
Jung Hwa sambil memotong daun bawang. Rupanya saat memasak, ibu merekam
semuanya di tape recorder.
“Astaga,
apa yang kau pikirkan? Apa Jung Hwa itu kelinci?” protes
Dong Joo remaja.
“Hmph..
semua yang dia perlukan adalah makan mugwort dan tumbuh dengan cepat dan sehat.
Cepat kupas ini.”
Dong Joo mendekat. Sementara
Soo Wan sibuk memasak dan tak menyadari kehadirannya. Dong Joo lalu memegang
pundak Soo Wan. soo Wan menoleh menatap Dong Joo. dong Joo mengatakan ini, Soo
Wan tahu maksud Dong Joo itu rekaman suara Jung Hwa. Soo Wan pun mematikan
walkman-nya.
“Ini... Adalah suara Jung
Hwa.” Soo Wan mengiyakan. Soo Wan mengatakan Jung Hwa memberikan ini padanya
sebagai hadiah ulang tahun. Dong Joo mengatakan ini pertama kalinya ia
mendengar itu. soo Wan bilang ia selalu mendengarnya setiap hari. Dong Joo
ingin mendengarkannya sekali lagi. Soo Wan mengangguk mengiyakan. Lalu memberinya
kepada Dong Joo.
Dong Joo duduk dan memutar
kembali rekaman itu. “Selanjutnya, udang
dan guritanya. Kau harus mencucinya
dengan air garam. selanjutnya, piting dengan panjang yang sesuai.” Scene pun
beralih masa lalu. Di mana Dong Joo remaja bersama ibunya sedang memasak. “Soo Wan,
jangan gunakan pisau tapi gunakan gunting sebagai gantinya. Setelah kau memotong mereka masukkan dalam mixer.
Dan kau hancurkan dia sampai encer Ini
cara membuat pancake korea jadi kau bisa melakukan seperti ini.”
“Kau
harus menggoreng udang dan guritanya. Aku
suka digoreng.” Protes Dong Joo remaja
“Digoreng
tidak baik. itu berbahaya. Aku bisa membuatnya untukmu. Tidak, hei, kalau dia
ingin memakannya, kau harus membuat seleranya, laki laki bodoh ini. “
“Oh,
benarkah? Aku tidak tahu ada makna dibalik itu. Aku mengerti. Soo Wan. aku akan membuatmu pancake goreng untukmu
selama hidupku.”
“Wow,
benar benar. lihat caramu bicara. Kau selalu
makan apa yang aku berikan padamu dan sekarang apa? Soo Wan, aku minta maaf
tapi aku pikir aku tidak bisa merekamnya hari ini karena aku tersinggung"
“Apa
ada yang salah, Jung Hwa? Jung Hwa, apa kau marah?” Dong
Joo remaja menggelitik tubuh ibunya. Jung Hwa pun mengapitnya di ketiak lalu
berpura-pura menghajarnya. Dong Joo remaja memegang kepalanya yang sakit. Padahal
tidak tuh. ^^
Kembali ke masa kini, Dong
Joo berurai air mata mengingat kenangannya bersama Jung Hwa. ia menangis
terseduh-seduh. Ia begitu merindukan sosok ibunya. Soo Wan pun memeluk
menenangkannya. Di pelukan Soo Wan, tangis Dong Joo semakin pecah. Soo Wan
menepuk-nepuk bahu Dong Joo. Hanya ini saja yang bisa ia lakukan untuk
menenangkan hati kekasihnya.
Soo Wan kemudian melepas
pelukannya dan memegang pipi Dong Joo. Dong Joo mengangkat wajahnya menatap Soo
Wan. Soo Wan kemudian mencium mata Dong Joo. Air mata Dong Joo masih mengalir
keluar. Soo Wan pun menitikkan air mata. Soo Wan lalu mencium Dong Joo di
bibirnya. ^^
Episode 10 sudah di posting oleh Mbak Lilik.. ^^
Komentar
:
No Komen... Makasih aja
buat chingu semua yang setia menunggu sinopsisnya. Luv u
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting