Episode sebelumnya,
Setelah berhasil menyelinap masuk ke dalam gedung. Chang Yi mendapati adanya
keanehan yang terjadi di dalam sana. Ia melihat Seung Hee bersama seorang pria (Jin
Soo) bertemu dengan seseorang (Tae Soo). Terlihat kalau Tae Soo di kawal oleh
beberapa bodyguard. Sedangkan Seung Hee hanya di dampingi oleh Jin Soo saja.
Chang Yi menceritakan keanehan itu kepada Hoon. Hoon yang mendengar itu pun
tampak khawatir terjadi sesuatu dengan Seung Hee.
Jin Soo tanya kenapa Tae Soo menyuruhnya ke sini. Tae Soo yang sedari tadi duduk pun berdiri dan mengatakan mereka perlu mengubah rencana mereka.
“Mengubah?”
“Benar. Kami akan memakai
tim Han Jae Joon... Untuk operasi Perdana Menteri.” Seung Hee tampak kaget
mendengar rencana Tae Soo. Kemudian Tae Soo mengambil pistol dari bodyguard-nya
dan langsung mengarahkan ke arah Seung Hee. Chang Yi yang melihat itu pun
menyerukan nama Hoon. Hoon tanya kenapa. Chang Yi mengatakan kau tahu gadis
yang mirip Unni kan. Hoon mengiyakan. Ia berteriak Dr Han Seung Hee!
Sementara Seung Hee hanya mematung di todong seperti itu. Sekilas ia tampak takut karena Tae Soo sepertinya tidak main-main untuk melenyapkannya dari muka bumi ini. Hoon yang masih menantikan informasi dari Chang Yi pun tampak khawatir. Chang Yi pikir mereka akan membunuh Seung Hee. Hoon frustasi mendengarnya.
Kita beralih ke ruang
operasi, baby twins I yang akan di operasi oleh tim Dr Park Hoon pun di
pindahkan dari dalam inkubator ke meja operasi. Mereka sedang mempersiapkan
baby twins. Perawat Min melihat Hoon yang masih menerima telpon di ruang
sebelah, tampak memikirkan sesuatu. Perawat Min memanggil Soo Hyun melihat
Hoon. Soo Hyun melihat Hoon keluar dari ruang operasi pun langsung menyusulnya.
Sementara Hyun Wook yang melihat dari ruang penonton pun merasa heran dengan
kepergian Soo Hyun.
Soo Hyun berusaha menahan Hoon. Ia bertanya Hoon mau pergi kemana? Hoon menepis tangan Soo Hyun. Ia harus pergi. Soo Hyun tanya apa Hoon mau meninggalkan bayi itu?
“Kumohon. Maafkan aku
sekali ini saja.” Soo Hyun tidak mau mendengar permintaan maaf Hoon. Ia sekuat
tenaga menarik Hoon ke dalam ruang operasi.
Kita beralih ke ruang
operasi sebelah yang di tangani oleh Dr Han Jae Joon. Mereka sudah
mempersiapkan baby twins II. Dr Keum melihat ke ruang sebelah dan melihat Soo
Hyun menarik Hoon kembali ke dalam ruang operasi. Ia memanggil Jae Joon meilhat
ke ruang sebelah. Sepertinya ada yang tidak beres. Jae Joo hanya memandang
dalam diam. Sementara Hoon yang terus di desak Soo Hyun masuk ke ruang operasi
pun memberontak. Ia meminta Soo Hyun melepaskannya.
Soo Hyun menyuruh Hoon melihat baby twins dari balik kaca. Hoon melihat ke dalam ruang operasi. Ia melihat baby twins dan Perawat Min yang memandangnya. Hoon merasa bersalah kepada baby twins dan juga Perawat Min.
Soo Hyun menyuruh Hoon melihat baby twins dari balik kaca. Hoon melihat ke dalam ruang operasi. Ia melihat baby twins dan Perawat Min yang memandangnya. Hoon merasa bersalah kepada baby twins dan juga Perawat Min.
“Aku tidak tahu kau mau kemana... Apa yang akan terjadi pada bayi itu? Bagaimana dengan bayi yang baru lahir itu?” Hoon melihat ke arah baby twins. Baby twins hanya bisa bernafas dengan alat bantu di hidungnya. Hoon tak tahan melihatnya. Soo Hyun meminta Hoon harus menyelamatkannya. Ia tampak bimbang, mana yang harus ia selamatkan. Seung Hee ataukah baby twins. Namun saat matanya tertutup, ia teringat akan perkataan Seung Hee.
“Kau
harus menyelamatkan bayi itu.”
Hoon hanya bisa
mengepalkan tangannya melawan keinginan hatinya untuk menyelamatkan Seung Hee.
Sepertinya ia benci berada di keadaan seperti ini. Tapi nyawa baby twins juga
penting loh, ^^
Tae Soo yang masih
menodong Seung Hee. Jin Soo tanya apa maksud perkataan Tae Soo, apa Tae Soo
memilih tim Han Jae Joon? Tae Soo berkata ia sudah mengatakannya tadi. Tim Han
Jae Joon yang akan melakukan operasi
jantungnya Perdana Menteri. Seung Hee tanya apa itu alasan Tae Soo menyuruhnya masuk
ke tim Jae Joon? Tae Soo mengatakan tapi Seung Hee melawan perintah kami.
“Rencana awal kita, aku
memang harus bergabung dengan tim Park Hoon.” Ujar Seung Hee
“Rencana telah berubah.”
Jawab Tae Soo.
“Jadi... Misi sudah berakhir.” Seung Hee langsung mengarahkan pistol Tae Soo tepat di dahinya. Jin Soo yang melihat itu pun kaget. Seung Hee terlalu berani. Seung Hee ingin menanyakan satu hal terakhir. “Apa keputusanmu itu sudah disetujui oleh negaraku?” Tae Soo mengatakan kami tidak perlu persetujuan mereka. Kami bisa melakukan semua yang kami inginkan.
Seung Hee tersenyum kecil.
“Apa kami terlihat enteng?” Tanpa ada komando, Jin Soo langung melumpuhkan
bodyguard yang berada di sampingnya. Sontak membuat pandangan Tae Soo teralih.
Hal itu membuat Seung Hee dengan mudahnya mengambil alih kendali. Ia merampas
pistol Tae Soo dan mengarahkan ke arah Tae Soo. Posisi sekarang saling
mengarahkan senjata ke lawan masing-masing. Seung Hee mengarahkan senjatanya ke
arah Tae Soo yang hampir terjatuh. Sementara salah satu bodyguard mengarahkan
pistol ke arah Seung Hee dan Jin Soo yang mengarahkan pistol ke arah bodyguard
itu. Seung Hee menatap tajam Tae Soo. Tae Soo tak berkutik sedikit pun. (Posisi
mereka saat ini sangat-sangat berseni. LOL)
Hoon kembali mengsterilkan/membersihkan
tangannya. Ia menatap ke dalam ruang operasi. Soo Hyun menemaninya, takut-takut
Hoon akan kabur lagi. Soo Hyun bertanya Hoon berencana mau kemana. Hoon malah
memintanya mempersiapkan saja untuk operasinya. Soo Hyun kembali bertanya
bagaimana dengan Dr Han. Hoon melihat ke arah jarum jam. Waktu menunjukan pukul
21:21 malam. Hoon yakin Seung Hee akan segera kesini. Sementara Hyun Wook
gelisah karena Seung Hee belum datang. Sedangkan Direktur Oh sudah berada di di
ruang penonton.
Direktur Oh bertanya pada
Byung Chul bagaimana cara kita memutuskan pemenangnya? Byung Chul menjawab tingkat
keberhasilan mereka adalah yang paling penting. Direktur Oh kembali bertanya,
bagaimana jika keduanya berhasil?
“Tantangan terbesar untuk
operasi ini ketika kinerja jantung-paru dihentikan sementara, selagi membuat aorta.” Ujar Byung Chul. Sang
Jin pun mengemukakan pendapatnya. Jika otak bayi kekurangan oksigen terlalu
lama, Mereka akan mati. Mendengar itu, Byung Chul menegaskan jika kita menjaga
suhu inti mereka di 64 derajat, mereka masih punya 45 menit untuk
mengoperasinya.
“Itu waktu maksimalnya?”
tanya Direktur Oh. Byung Chul membenarkan. Semakin cepat pembuatan aortanya, hasilnya
akan lebih maksimal.
“Jadi, siapa pun bisa
membuat aorta lebih cepat, dalam 45 menit mereka yang menang?”
“Ya.” Byung Chul melihat
waktu dan mengatakan pemenangnya akan punya lebih banyak waktu yang tersisa.
Percakapan mereka di dengar oleh Hyun Wook yang tampak gelisah dan khawatir
dengan timnya. Sementara kedua dokter ahli bedah jantung-dada yang
berkompetensi pun memulai ritual memakai busana kebesaran operasi mereka. Tim
Jae Joon memulai memeriksa kondisi baby twins, tim Hoon pun sebaliknya.
“Bagaimana hasil ABGA
(arteri pembawa udara) terakhir?” ujar Hoon
“50/40. Syukurlah hasilnya
tidak rendah.” Jawab Soo Hyun
“Itu bagus.”
Hyun Wook tak tahan lagi.
Ia menelpon Hoon menanyakan Seung Hee yang seharusnya bersiap untuk
menganastesi. Hoon mengatakan Seung Hee akan segera ke sini. Hyun Wook tak
mampu berkomentar lagi. Diam-diam dari ruang sebelah, Jae Joon menatap tajam ke
arah Hoon.
Terdengar suara tepukan tangan dari lantai atas. Entah siapa gerangan yang menepuk tangan. Hal itu mengundang rasa penasaran Seung Hee dan Jin Soo. Perlahan-lahan sosok itu menuruni tangga. Dan ternyata dia adalah PM Jang Seok Joo. Chang Yi yang masih mengintip pun terperanjat melihat kehadiran PM di ruangan itu. Ia seolah tak percaya seorang PM bisa berada di tempat seperti itu.
PM meminta mereka semua menyingkirkan benda itu (senjata). Namun Seung Hee bertanya Park Hoon atau Han Jae Joon? PM mengatakan ia menyukai Han Jae Joon. Tapi ia sudah berubah pikiran setelah melihat Seung Hee. Ia punya pertanyaan. Seung Hee tanya apa itu.
“Apa kau... Song Jae Hee
atau Han Seung Hee?” Seung Hee menoleh. “Aku harus tahu identitas aslimu.. Agar
bisa sepenuhnya mempercayaimu.” Seung kembali menoleh dan menatap Jin Soo. Jin
Soo akhirnya menurunkan senjatanya. Di ikuti oleh Seung Hee dan bodyguard PM.
Seung Hee langsung
melucuti senjatanya. Lalu membuangnya begitu saja. Kemudian ia menatap PM.
Seung Hee mau menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya kepada PM. Tae Soo
memberi isyarat agar semuanya keluar dari ruangan. Mereka semua keluar
meninggalkan PM dan Seung Hee. (Seung Hee sepertinya sangat cekatan dan
terampil sekali dalam hal memakai senjata dan juga jago bela diri. Dua tahun
bukanlah waktu yang singkat untuknya berlatih sekuat tenaga).
Jin Soo mencibir mendengar perkataan Tae Soo mengenai bekas luka di tubuh Seung Hee. Tae Soo berkata kau bisa menanamkan ginjal yang lain, tapi bekas luka dari operasi akan tetap ada.
“Kau ingin tahu? Itu
terlalu sulit. Aku belum pernah melihat apa yang ada di baliknya pakaiannya.”
Tae Soo tertawa kecil mendengar perkataan Jin Soo. Kemudian ia memberi Jin Soo sebuah
lolli pop (Lolli pop Hoon). Jin Soo merasa aneh, Tae Soo bisa memberinya sebuah
lolli pop di saat seperti ini. Namun Tae Soo serius ingin memberi Jin Soo lolli
pop itu. Mau tak mau, Jin Soo harus menerimanya. Tae Soo pun mengeluarkan
punyanya dan memakannya. LOL
Seung Hee kembali
mengenakan pakaiannya. Sepertinya ia baru saja menunjukkan bukti bekas
tembakannya waktu di Budapest atau juga bekas operasi ginjalnya kepada PM.
“Kau sudah menemukan
jawabanmu?”
PM tertawa dan berkata “Wow,
aku merasa sangat bersalah pada Park Hoon.” Ia pun serius. “Baik. Aku akan
memberikan Park Hoon kesempatan. Yang perlu diingat, aku hanya perlu satu
orang.” Seung Hee pun langsung pergi meninggalkan PM. Wajah PM berubah menjadi
jahat. Tae Soo datang dan PM menanyakan apakah kompetisinya pukul 10? Pengawal
yang dulunya mata-mata Presiden pun mengiyakan.
Seung He bergegas menuju
mobilnya hendak pergi. Namun Jin Soo menahan pintu mobilnya. Jin Soo mengatakan
jika Park Hoon kalah, kau akan dikuburkan bersamanya. Seung Hee bukannya
menjawab malah menarik pintu mobilnya dan melajuh pergi.
Setelah kepergian Seung Hee, Jin Soo mendengar suara mobil di hidupkan. Jin Soo mencurigai mobil itu. Ia pun mendekat. Dan tentu saja mobil itu mobil Chang Yi. Chang Yi mengumpat mobilnya yang tidak mau hidup. Ia tambah panik saat Jin Soo hampir mendekat. Jin Soo mempercepat langkahnya namun di hadang oleh mobil PM yang melintas. PM mengatakan Park Hoon atau Han Jae Joon. Ini akan menjadi malam yang panjang. Jin Soo dengan tenangnya membalas Park Hoon yang akan menang.
Setelah kepergian Seung Hee, Jin Soo mendengar suara mobil di hidupkan. Jin Soo mencurigai mobil itu. Ia pun mendekat. Dan tentu saja mobil itu mobil Chang Yi. Chang Yi mengumpat mobilnya yang tidak mau hidup. Ia tambah panik saat Jin Soo hampir mendekat. Jin Soo mempercepat langkahnya namun di hadang oleh mobil PM yang melintas. PM mengatakan Park Hoon atau Han Jae Joon. Ini akan menjadi malam yang panjang. Jin Soo dengan tenangnya membalas Park Hoon yang akan menang.
“Tentu saja dia harus. Jika
tidak, dia akan mati di tanganmu.” Mata-mata Presiden tampak kaget
mendengarnya. “Sejujurnya, aku diam-diam berharap Park Hoon yang menang. Yah,
aku tidak terlalu peduli tentang Park Hoon. Tapi dia akan marah padaku, jika
dia harus melihat mayat Han Seung Hee.”
“Jangan khawatir. Kami
tidak meninggalkan mayat tergeletak begitu saja.” Ujar Jin Soo. Mobil PM pun
meluncur pergi. Jin Soo kembali menatap ke arah mobil di luar halaman namun
mobilnya sudah hilang entah ke mana.
Chang Yi yang sudah luput
dari maut pun berusaha menghubungi Hoon. Ia mengumpat. Ia bingung kenapa Hoon
tidak mengangkat telponnya. Ia terus menerus menelpon. Hingga ada yang
mengangkatnya handphone dari saku jas Hoon. (Loh bukannya tadi Hoon memegang
handphonenya saat di ruang operasi ya? Kok sekarang bisa berada di ruang
istirahat sih)
“Astaga, kau harusnya
berhenti menelpon kalau tidak dijawab.” Ujar Dr Kim. ia pun mengangkat
panggilan Chang Yi. (Apa mungkin Hoon punya dua handphone ya? Soalnya yang ini
berwarna biru sedangkan yang di pegang Hoon berwarna hitam. Aahh abaikan *just
drama*)
“Kenapa kau tidak
mengangkat telpon?” teriak Chang Yi
“Siapa kau?”
“Apa ini Hoon Hyung?”
“Sialan! Siapa kau?” Dr
Kim pun tak tahan lagi sama Chang Yi yang banyak tanya. Ia pun mematikan
panggilannya. Ternyata tabiat buruk Dr Kim belum hilang juga. Ia masih saja mengombali
para dokter cantik di RS. Herannya para dokter cantik itu mau aja di gombali
sama Dr Kim. Gantengan Hoon kali. LOL
*oopss bukannya dokter
cantik itu si hantu di Bride Of The Century ya*
Tepat pukul 22:00 (10 malam, waktu Korea Selatan). Direktur Oh pun mengingatkan Byung Chul. Sepertinya ia tak sabaran menunggu. Hyun Wook pun mengatakan ahli anestesi kami belum datang. Namun tidak di pedulikan oleh Direktur Oh. Byung Chul menghubungi ke ruang operasi menyuruh mereka memulai operasinya.
Jae Joon bertanya pada timnya apa mereka sudah siap. Mereka mengangguk mengiyakan. Dr Eun pun memulai anestesinya. Ia telah menginfus 2ml Pentothal dan atracurium. Direktur Oh dan para dokter lainnya melihat dari ruangan penonton. Sementara tim Hoon belum memulai menganestesi karena Seung Hee belum tiba. Hyun Wook kembali menelpon dan bertanya kenapa Hoon belum memulainya juga. hoon bilang Ahli anestesinya belum datang. Hyun Wook marah dan meminta Hoon memanggil anastesi yang lain saja. Hoon malas meladeni Hyun Wook. Ia pun kembali ke meja operasi. Jae Joon kembali memperhatikannya dari ruang sebelah. Soo Hyun tanya ada apa dengan Dr Han. Hoon menjawab dia akan ke sini. Soo Hyun tampak cemas. Ini adalah operasi pertamanya sebagai pendamping.
Tiba-tiba pintu terbuka,
mereka semua termasuk Hyun Wook yang berada di ruang penonton pun langsung
menatap ke arah pintu. Semuanya tampak penasaran dan berharap Seung Hee yang
datang namun yang muncul malah Dr Kim.
“Oops! Ini bukan ruang Dr
Han?” ujar Dr Kim
“Di sebelah.” Jawab Soo
Hyun
“Oh, benar.” Pintu pun
kembali tertutup. Wajah mereka kembali kusut. Tiba-tiba pintu kembali terbuka.
Semua mata langsung menatap ke arah pintu. Namun lagi-lagi Dr Kim yang datang.
Ia penasaran kenapa Soo Hyun berada di sini bukannya di ruang sebelah bersama
tim Jae Joon. Soo Hyun yang emosi pun mengusirnya pergi. Sebelum pergi dr Kim
memberi semangat kepada Hoon. Semoga beruntung, Pria galon. Hyun Wook yang
melihat itu tampak frustasi.
Namun kali ini, pintu kembali terbuka lagi. Soo Hyun mengira Dr Kim yang datang. Ia berniat mencercanya abis-abisan namun yang di tunggu pun datang. Seung Hee coming back. Soo Hyun terkejut dengan kedatangan Seung Hee. Semua orang di sana pun demikian. Seung Hee yang masih berdiri di depan pintu pun teringat akan perkataan PM dan Jin Soo.
“Kami
akan memberikan Park Hoon kesempatan. Aku hanya perlu satu orang.”
“Jika
Park Hoon kalah, kau akan dikuburkan bersamanya.”
Ia masuk dan akan memulai
anestesinya. Hoon terus menatapnya. (Sebenarnya apa yang terjadi sama Seung Hee
tadi. Kok ia pulang dengan selamat tanpa luka secuil pun di tubuhnya. Mungkin
itu yang ada di pikiran Hoon). Seung Hee akan menginfus 2ml atracurium. Soo
Hyun melihat jam, ia tampak khawatir. Ia mengatakan mereka akan kalah. Hoon
menyuruhnya meninggalkan ruangan jika terus berpikir begitu. Soo Hyun hanya
diam saja. Hoon kembali berujar kalau ini cuma operasi biasa untuk
menyelamatkan bayi yang sakit.
***
***
Beberapa menit kemudian,
dari ruang penonton. Sang Ji terlihat menguap. Sedangkan ayahnya (Direktur Oh)
kembali melihat jam tangannya. Semua dokter di ruang penonton pun tampak
menunggu saat-saat menegang itu. Dr Moon yang sudah selesai menganestasi pun
meminta Jae Joon memulai operasinya. Jae Joon meminta pisau dan membeda tubuh
baby twins. Dari atas sana, Sang Jin memuji Dr Moon benar-benar hebat. Dr Yang
membenarkan perkataanya. Ia mengatakan dulu Dr Moon pernah jadi yang terbaik di
Myung Woo.
“Dulu?”
“Ya. Sampai Dr Han Seung
Hee datang ke sini.” ujar Dr Yang. Dan yang di bicarakan pun sudah selesai
menganestesi pasiennya. Hoon bisa memulai operasinya. Hoon meminta pisau.
Perawat Min memberinya dan meminta Hoon pikirkan saja bayinya. Hoon mengangguk
mengiyakan.
“Han Seung Hee?” ujar Sang
Jin penasaran. Ia mendekat ke tempat duduk Hyun Wook dan bertanya apa
mereka sudah melakukan anestesi.
Mendengar itu, Direktur Oh memintanya diam dan tonton saja. Byung Chul mengatakan
mereka memulainya sedikit terlambat, tapi mereka membuat sayatan duluan.
(jadi bingung, tadi habis
menganestesi baru Hoon mulai membeda tubuh baby twins, tapi maksud Byung Chul mengenai
sayatan itu apa ya?)
***
Kedua tim masing-masing
sibuk mengoperasi pasien mereka. hyun Wook tampak tak tenang dari kursi
penonton. Byung Chul berkata “Direktur. Perhatikan baik baik. Mereka akan
menjadi... Ahli bedah jantung masa depan di Myung Woo, di seluruh Korea
Selatan.” Namun Direktur Oh sepertinya hanya melihat tim Jae Joon saja.
***
PM duduk di ruang
kerjanya. Ia tampak cemas juga dengan jalannya operasi. Ia mengatakan mereka
sedang berada di tengah kompetisi sekarang. Hal ini membuatnya penasaran. Siapa
yang akan ia pilih nanti. (gampang kok, tinggal milih Hoon aj. Hhehe) Kita beralih
ke ruang penonton. Hyun Wook yang serius plus khawatir pun menggigit jari
kukunya. Tiba-tiba handphone Dr Yang bergetar. Ada panggilan masuk. Entah siapa
yang menelpon Dr Yang, ia terlihat mencurigakan. Direktur Oh tiba-tiba berdiri
dan mengatakan moment ini dimulai. Ia pun berjalan ke tengah-tengah tempat yang
mana bisa melihat kedua tim yang berada di ruangan berbeda. Sebelah kanan ada
tim Jae Joo dan sebelah kiri ada tim Hoon.
“Suhu?” tanya Jae Joo
“64 derajat.” Jawan Dr
Moon. Si dokter cantik yang berada di kursi penonton pun bertanya mengenai
moment inti. Dr Kim yang sok cakep pun merubah posisi duduknya dan menjelaskan
apa maksud dari moment inti itu. Setelah mereka menghentikan kinerja
jantung-paru, mereka harus membuat aorta dalam waktu 45 menit. Sederhana.
“Pump Off.” Ujar Jae Joon.
Mesin pun berhenti dan melihat melihat waktu. Dr Kim kembali menjelaskan, mereka
harus selesai sebelum jam menunjukkan 00:00. Atau bayinya akan mati segera.
Direktur Oh tampak penasaran juga dengan tim-nya Hoon.
“Mereka banyak memakan
waktu selama anestesi.” kata Direktur Oh
“Tim sudah menyiapkan tim
scrub (bantuan/cadangan).” Jawab Byung Chul.
Hoon dan timnya tampak
serius menyelamatkan baby twins. Namun Soo Hyun tak henti-hentinya melihat jam.
Hoon memintanya fokus saja. Bukan hanya Soo Hyun yang tampak khawatir, Seung
Hee pun tak kalah khawatirnya. Matanya terus menatap jam tanpa berkedip. Ia takut mereka tak punya waktu lagi,
bisa-bisa mereka kalah dan nyawanya bersama Hoon bakalan melayang. Dan waktu
terus berjalan dengan cepatnya.
***
Sebuah mobil meluncur ke
RS Myung Woo. Ternyata Jin Soo yang datang. Sepertinya ia juga penasaran dengan
jalannya operasi. Kita kembali ke ruang operasi, tepatnya di ruang operasi Dr
Park. Soo Hyun lagi-lagi melihat ke arah jam. Melihat itu, Hoon memarahinya.
Soo Hyun kembali membantu Hoon namun karena khawatir ia tidak fokus sehingga
menyebabkan ada pembuluh darah yang pecah. Semuanya tampak panik melihat itu. Hoon
menyuruh Soo Hyun menjahit itu. Karena saking groginya, membuat alat yang di
pegang Soo Hyun pun terjatuh.
“Kita tidak punya banyak
waktu. Kita harus menjahitnya sekarang.” Ujar Seung Hee. Soo Hyun tak tahu
harus melakukan apa lagi, dalam kepanikannya ia kembali menatap jam. Hyun Wook
beranjak dari tempat duduknya. Ia mendekat dan melihat, ia kesal dan mengatai
Soo Hyun itik. Direktur Oh langsung menoleh dan menatapnya. Sontak membuat Hyun
Wook menyembunyikan wajahnya.
Direktur Oh kembali
menatap putrinya. Tangan Soo Hyun gemetaran saat mau mengambil alat penjepit
dari tangan Hoon. Hoon memegang tangannya. Soo Hyun menatap Hoon dan
menggeleng. Ia tak bisa melakukannya. Seung Hee meminta Hoon mengambil alih,
mereka tidak punya banyak waktu lagi.
“Jangan lihat aku. Lihatlah
bayinya.” Ujar Hoon. Tapi lagi-lagi Soo Hyun melihat ke arah jam. “Lihatl
bayinya!” teriak Hoon. Ia meminta Soo Hyun menjahit itu. Seung Hee kembali
mendesak Hoon saja yang melakukannya. Kita tidak memiliki banyak waktu!
“Ya, kau saja, Dr Park. Aku
tidak bisa melakukannya dengan cepat. Kita tidak punya banyak waktu lagi.”
“Kau sudah berlatih untuk
itu.” Soo Hyun teringat akan Hoon yang mengajarinya. “Lakukan. Apa kau ingin
menjadi itik seumur hidupmu?” soo Hyun masih saja bimbang dan takut. Takut ia
tidak bisa melakukannya. Sementara sang ayah tampak khawatir melihat sang putri
yang tak kunjung melakukannya. Seung Hee melihat ke ruang penonton dan
terbelalak kaget dengan kehadiran Jin Soo di ruangan itu. Ia melihat ke arah
jam. Waktu mereka sangatlah tipis. Hoon masih saja mendesak Soo Hyun cepat
melakukannya.
“Dr Park, kau saja. Kita
tidak punya waktu!” ujar Seung Hee cemas
“Cukup!”
“Dr Park!” teriak Seung
Hee. Sementara Soo Hyun masih bergulat dengan rasa takutnya. Dalam pikirannya
terngiang perkataan Dr Moon yang memojokkannya di depan Jae Joon. Dan juga
perkataan Jae Joon serta perkataan Hoon yang memotivasinya.
“Jika
kau tidak memikirkan latar belakang mewah dan nama baiknya sebagai putri
direktur. Dia cuma seorang dokter biasa.”
“Ini
bukan sesuatu yang bisa dia tangani, Dr Oh.”
“Biarkan
Dr Keum yang menjadi asisten utama untuk operasi ini.”
“Aku
pikir kalau itik bekerja keras, kau bisa melakukannya. Tanganmu sempurna untuk menjadi ahli bedah
jantung.”
Hoon pun memutuskan
mengambil alih namun Soo Hyun membuka matanya dan meminta biar ia saja yang
melakukannya. Mereka pun melanjutkan operasinya. Seung Hee kembali menatap ke
ruang penonton dan Jin Soo tersenyum sinis. Direktur Oh beralih melihat ke tim
Jae Joon. Tim Jae Joon selesai menjahit dan waktunya untuk Pomp on. Mereka
berhasil melakukan Aorta. Semua penonton bertepuk tangan. Jin Soo yang melihat
kemenangan tim Jae Joon pun menatap tajam ke arah Hoon. Seung Hee tampak
khawatir, ia hanya bisa menatap Hoon dengan perasaan sedih.
***
Kabar kemenangan Jae Joo
pun sampai ke telinga PM. PM tersenyum menyeringai menanggapi kabar baik itu. Sementara
Jin Soo tak menyukai kekalahan Hoon. Ia pun menyiapkan pistolnya. Jae Joo
melihat ke arah Direktur Oh, Direktur Oh tersenyum kepadanya. Tim Jae Joon
senang karena merekalah yang memennagkan kompetensi ini. Tapi Jae Joo penasaran
sama tim Hoon. Tim Hoon pun akhirnya melakukan Pomp on. Soo Hyun melihat jam
dan waktu mereka sudah mencapai batas waktu yang di berikan. Ia tampak merasa
bersalah. Seung Hee menatapnya dengan tatapan tak suka.
“Maaf. Ini semua karenaku.”
“Karenamu, bayinya akan
hidup.” Seung Hee dan Soo Hyun sama-sama terbelalak kaget dengan perkataan
Hoon.
“Kita kalah.”
“Itu tidak masalah.” Hoon
menatap jam dan menatap jantung kecil baby twins yang sudah kembali berdetak.
Itu sudah cukup buatnya. Seung Hee pun teringat akan Jin Soo. Ia menatap ke
ruang penonton namun Jin Soo sudah pergi. baby twins yang di operasi tim Jae
Joon pun di pindahkan ke ruang perawatan. Tinggal Jae Joon yang masih di ruang
operasi, ia menatap ke ruang sebelah. Hoon berbalik dan menatap Jae Joon dengan
tatapan menghormatinya. Ia merasa ini bukanlah suatu persaingan namun sebuah
aksi menyelamatkan nyawa manusia yang sangat berharga.
Hoon menyapa Seung Hee
namun Seung Hee yang terlanjur kecewa dengan Hoon pun menjawab ketus. Sampai
jumpa. Hyun Wook memberi selamat kepada Direktur Oh. Direktur Oh mengatakan kami
juga akan segera memberikan selamat padamu.
“Ini operasi yang
mengesankan.” Ujar Byung Chul
“Ini operasi terakhirnya
Park Hoon.” Jawab Direktur Oh lalu melangkah pergi. Hyun wook tampak sedih.
Timnya kalah, ia akan di depak dari RS ini. Sementara Byung Chul mengejar
Direktur Oh. Ia mengatakan operasi itu bukti kenapa kita perlu Park Hoon di
rumah sakit kita. Direktur Oh mengiyakan. Ia akan mengakui bakat luar biasanya.
Tapi... Ia tidak tahan dengannya.
“Direktur, ini impianmu untuk
menjadikan Myung Woo yang terbaik. Park Hoon dan Dr Han adalah orang yang bisa
membantumu mencapai impian itu.”
“Cukup Dr Han untuk
mewujudkan mimpiku.”
“Direktur...” Byung Chul
berusaha meyakinkan Direktur Oh namun Direktur Oh tak mau mendengar alasan
apapun. Ia memang tidak menyukai Hoon dari awalnya.
***
Hyun Wook menatap sedih ke
ruang operasi. Ia stress mendengar perkataan Direktur Oh. Tiba-tiba Dr Kim
muncul dan membisikkan ucapan selamat di telinganya.
“Aku ingin mengucapkan
selamat di mukamu agar kau dipanggil ke rumah sakit cabang.”
“K*rang aj*r!”
“Aku tahu, kita sudah
melalui banyak hal bersama. Membayangkan tidak bisa melihatmu lagi. Itu...
Itu...” Dr Kim pura-pura sedih “Membuat ku terlalu senang.”
“Apa katamu? Apa yang baru
saja kau katakan? Hah? Bajing*n! Berhenti! Berhenti!” Hyun Wook berusaha menangkap
Dr Kim
“Ada banyak dokter wanita
yang cantik di rumah sakit cabang. Akan ada banyak wanita yang bisa kau berikan
bunga. Aku akan mengirimkanmu bunganya!” ujar Dr Kim mengejek
“Brengs*k kau! Jika aku
menangkapmu ini akan menjadi akhir bagimu!”
“Aku berharap kau
bertambah sehat, di daerah Moon Won udara dan airnya bersih. Sampai jumpa.” Hyun Wook pun mengejar Dr Kim. Dr Kim
terjatuh namun terlepas.
***
Hyun Wook mengumpat Dr
Kim. Soo Hyun datang dan bertanya apa direktur sedang pergi? Hyun Wook mengatakan
Oh Soo Hyun. Kau menyadari kita kalah karenamu, kan? Soo Hyun meminta maaf.
“Yah, setidaknya kau punya
sopan santun dan hormat. Kumohon. Mintalah dia untuk tidak mengirimku ke
cabang.”
“Apa maksudnya itu?”
“Direktur bilang dia akan
mengucapkan selamat padaku segera.”
“Kita kekurangan staf di
sini, tidak mungkin dia akan mengirimmu ke cabang.”
“Baiklah. Tolong beritahu
direktur itu dari segenap hatimu. Tolong katakan padanya aku akan memberikan
segalanya.” Hyun Wook menggenggam kedua tangan Soo Hyun dan memohon. “Untuk
melayani di Myung Woo, aku akan memberikan segalanya! Silahkan?”
Soo Hyun menarik
tangannya. Ia pikir akan lebih baik jika Hyun Wook mengatakan pada Direktur
sendiri. Lalu pergi meninggalkan Hyun Wook. Hyun Wook mencibir ada apa dengan
dirinya. Kenapa ia mengemis pada Soo Hyun. Ia kembali mengumpat Hoon. Gegara
dia yang menyuruh Soo Hyun, mereka pun mengalami kekalahan. Hoon pun muncul.
Hyun Wook menarik kerah baju Hoon.
“Kenapa kau kalah?”
“Jadi kenapa? Aku
menyimpan bayinya kok.
“Aku akan mati!”
“Tak ada yang akan mati. Semuanya
akan baik-baik saja.” Ujar Hoon lalu pergi. Hyun Wook yang stress pun mengatai
semuanya akan mati! Ia menjerit histeris sampai duduk di lantai meratapi
nasibnya. Ia bahkan tidak menyadari Jin Soo yang lewat di depannya.
Apa yang akan terjadi
dengan Hoon?? Apakah Jin Soo akan membunuh Hoon karena ia kalah???
-Bersambung ke bagian 2-
Komentar
:
Sepertinya Tae Soo
orangnya baik. Hanya saja, kebaikannya tertutupi oleh kejahatan yang di lakukan
oleh PM.
Seung Hee terlihat
khawatir saat operasi karena ia tidak mau timnya gagal. Nyawa Hoon dan dirinya
akan melayang, namun Hoon tidak tahu itu. Hoon malah terlihat sedang melatih
Soo Hyun supaya menjadi seorang dokter yang hebat. Bukan karena ia seorang anak
direktur namun karena ia memang seorang dokter yang mempunyai bakat kalau di
latih.
mba mengenai sayatan yang dikatakan byung chul itu benar kok... sesudah pasien tidak sadarkan diri baru dimulai menyayat bagian kulit luar untuk membedah bagian dalamnya.
BalasHapusMaybe aNNa krg fkus kali ya.. mkanya ga ngeh,, :/
HapusMksh uniee di tnggu part slnjt nya...
BalasHapusEonnie kok gmbr nya dikit banget sih :( tambahin dong biar gk flat jadinya, kan syang tulisannua udh bagus tpi jdi kurang cetar krna gk banyak gmbr
BalasHapusBtw tetap semangat buat part 2 & 3 nya ditunggu segera ;)
Iyaaaa. Gambar nya tambahim dong..... pelisssss :') hehe
BalasHapusKadang ane suka baca sinop,tp gk nimbrung di komen -_-v
BalasHapussalam kenal mbk anna,ditunggu sinopsis selanjutnya ^^
Agak bingung bacanya,, soalnya ga ada gambar utk bayangin hehehe... :D
BalasHapusKalo liat Tae Soo makan permen lollipop nya Hoon, aku ngerasa Tae Soo ini care sama Hoon:D ngerasa dia itu pngen nyelametin Hoon.. Dan kemungkinan, bisa saja nanti Tae Soo bkal mengkhianati PM Jang, dan memihak pd Hoon juga melindunginya..
BalasHapusMbak anna ditunggu ya sinopsis selanjutnya ....
BalasHapusGumawo
Sebel banget sama soohyun di eps ini. Dia khawatir kalah karena Songhee datang terlambat tp nyatanya dia justru yang membuat mereka hampir kalah.
BalasHapusSebel banget sama soohyun di eps ini. Dia khawatir kalah karena Songhee datang terlambat tp nyatanya dia justru yang membuat mereka hampir kalah.
BalasHapusitu yg jadi dokter cantik namanya siapa ya???
BalasHapusyang akhirnya menang siapaaa yaa
BalasHapus