Episode sebelumnya, setelah
melihat video Jae Hee di Tahanan Kriminal Utara. Soo Hyun pun menyadari ia
pernah melihat seorang dokter yang wajahnya mirip Jae Hee. Soo Hyun dan Hoon
langsung merapat ke RS cabang, mencari Dr Han Seung Hee yang wajahnya mirip
Song Jae Hee, kekasih Hoon. Namun Seung Hee tidak berada di tempat, Soo Hyun pun
mengajak Hoon ke rumah ibunya. Sebab Seung Hee tinggal bersama ibunya. Mereka
berdua pun melangkah pergi.
Tiba-tiba Han Seung Hee muncul dan memanggil
nama Soo Hyun. Hoon dan Soo Hyun kaget. Mereka berdua menoleh ke sumber suara.
Han Seung Hee berjalan mendekat, ia bertanya apa yang membawa Soo Hyun ke sini
malam-malam begini.
Hoon terperanjat melihat Seung Hee, ia berjalan perlahan
mendekati Seung Hee sambil menggumam nama Jae Hee. Tanpa mereka sadari, ada
sepasang mata melihat mereka dari lantai atas RS. Jin Soo bersembunyi,
mengawasi Seung Hee yang bertemu dengan Hoon.
~Flashback~
Jin Soo menodong pistol ke
kepala Seung Hee. Seung Hee tanpa takut menyuruh Jin Soo membunuhnya saja. Jin Soo
mencibir apa Seung Hee pikir ia tidak bisa membunuhnya?
Seung Hee menatap tajam
Jin Soo tanpa berkedip “Hanya ada
kematian bagi mereka yang tidak menyelesaikan tugas. Aku, Han Seung Hee, tidak
takut mati demi negaraku.”
“Aku juga, aku hanya takut
kalau aku tidak bisa menyelesaikan misi kita.” Telunjuk Jin Soo mulai menarik
pelatuk, ia berpegang teguh dengan prinsipnya. Seung Hee pun menutup mata. Ia
pasrah, saat ini mati pun tidaklah menjadi masalah. Namun Seung Hee kembali
membuka matanya dan meminta Jin Soo membiarkannya bertemu dengan Hoon. Jin Soo
tanya jika Seung Hee bertemu dengannya, apa yang akan ia lakukan?
“Aku Han Seung Hee.”
“Itu benar!” teriak jin
Soo. “Han Seung Hee. Aku yang membuatmu menjadi Han Seung Hee.” (apa maksud Jin
Soo ya, jangan-jangan benar Han Seung Hee itu Jae Hee yang mengalami amnesia.)
“Park Hoon akan melihatku
sebagai Song Jae Hee. Sebelum tim bedah Perdana Menteri diputuskan, aku akan
tetap sebagai Han Seung Hee. Setelah itu, aku akan menjadi Song Jae Hee. Bukankah
itu rencana kita dari awal? Jika kau tidak percaya padaku, tembak aku kapan
saja.” Ujar Seung Hee tanpa takut
~Flashback End~
Jin Soo menatap tajam ke
arah Seung Hee di depan RS, kata-kata Seung Hee berbekas di ingatannya. “Kau
harus membuat pilihan, temanku Cha Jin Soo.” Jin Soo menatap jarinya yang
puntung dan kembali mengingat saat ia di siksa oleh rekannya karena gagal
melakukan tugas ( kehilangan Hoon saat di Budapest ).
~Flashback~
Jin Soo tertunduk lemas di
kursi pesakitan. Ia di siksa habis-habisan oleh pihaknya sendiri karena gagal
menjalankan misinya. Tubuhnya berlumuran darah, badannya penuh dengan luka
bekas pukulan. Jin Soo berusaha membela dirinya, bukan dia yang menyebabkan
Hoon kabur.
Atasannya yang memakai
seragam lengkap kemiliteran, sepertinya Jendral. Tidak percaya begitu saja,
bagaimana bisa b*j*ng*n Park Hoon itu bisa lari dengan mudahnya. Jin Soo
mengatakan dengan jujur ia tidak tahu. Ia tidak pernah tahu b*j*ng*n itu bisa. Jin
Soo berhenti berbicara karena sama saja ia mengatakan pembelaan buat diirnya,
toh atasannya tak percaya begitu saja dengan perkataannya. Atasannya memberi
kode kepada pria berseragam di depannya untuk bertindak. Supaya Jin Soo bisa
membuka mulutnya.
Pria berseragam yang itu
pun mengambil sebuah gunting tua. Melihat itu, Jin Soo berteriak memohon
atasannya jangan melakukan itu. Namun gunting itu sudah terarah ke jari
telunjuknya. Atasannya kembali bertanya apa yang kau terima setelah membiarkan
dia lari? Jin Soo bersumpah, ia tidak melakukan hal seperti itu.
“Katakan!” Jin Soo yang
sudah bersumpah ia tidak melakukan hal seperti itu pun memilih diam. Jin Soo
menjerit menahan rasa sakit di jarinya. Darah menetes ke tanah, jari Jin Soo
perlahan-lahan di gunting sembari menunggu jawaban yang keluar dari mulut Jin
Soo.
“Ayo katakan, pengkhianat!”
Teriak sang atasan
“Jayalah! Repulbik
Demokratik Rakyat Korea. Jayalah!” teriak Jin Soo menahan rasa sakitnya.
Sementara atasannya terus mendesaknya mengatakan sejujurnya. Namun Jin Soo
tetap pada prinsipnya, ia terus berteriak
“Jayalah Republik Demoktaris Rakyat Korea!”
~Flashback End~
Jin Soo masih memegang
jari telunjuknya yang puntung. Semuanya gara-gara Park Hoon sehingga ia
kehilangan kesempurnaan jari telunjuknya. Ia menatap Hoon penuh kebencian. Lalu
mengeluarkan sebuah pistol kemudian mengatakan Jayalah Republik Demokratis
Rakyat Korea. Jin Soo turun ke bawah dengan membawa pistol di tangannya. Ia
memanggil Park Hoon dengan penuh kebencian lalu melepaskan tembakannya ke arah Hoon. Dua kali tembakan
membuat Hoon terjatuh. Soo Hyun langsung mendekat, ia shock melihat Hoon sudah
tak bernyawa lagi. Tangannya gemetaran, tak sanggup menyentuh Hoon. Dan
ternyata semua itu adalah imajinasi spektakuler Jin Soo saja. Ia masih
mengawasi Hoon dari lantai atas.
Hoon yang sudah berada di
depan Seung Hee bertanya apa Jae Hee memotong rambutnya. Seung Hee berpura-pura
tidak tahu maksud Hoon, ia meminta penjelasan Soo Hyun. Hoon mengatakan rambut
pendek sangat cocok untuk Jae Hee. Apa Jae Hee tidak mengenalinya. Seung Hee
bingung dan bertanya pada Soo Hyun siapa Hoon.
Hoon dengan mata
berkaca-kaca berkata “Ini aku, Hoon.” Seung Hee akhirnya menanggapi perkataan
Hoon, ia pikir Hoon salah orang. Hoon mencoba meyakinkan Seung Hee namun Seung
Hee menepis tangannya dan menanyakan apa maksud Hoon memanggilnya Jae Hee.
Soo Hyun pun bertanya “Dokter
Han, kau tidak tahu wanita bernama Song Jae Hee?” Namun Seung malah balik tanya
siapa Song Jae Hee. Hoon tampak sedih, ia pun mengeluarkan gelang merah yang ia
temukan saat memeriksa ibu Soo Hyun.
“Ini. kau tidak tahu? Ya,
ini gelang punyamu. Aku membuat ini untukmu di hari pertama kali kita bertemu.”
“Kenapa kau punya itu?”
“Apa maksudmu?”
“Ini sama dengan yang aku
buat untuk ibu Dokter Oh. Tapi kenapa ada di dirimu?”
“Ini gelang yang aku buat
untukmu.”
“Ini sama dengan yang
kubuat untuk mendingan ibu Dr Oh.” Seung Hee menarik paksa gelang itu, akhirnya
gelangnya putus terbagi menjadi dua bagian. Setengah masih di tangan Hoon, dan
setengahnya lagi sudah di tangan Seung Hee. Seung Hee terlihat kesal. Ia
kembali menanyakan siapa orang ini kepada Soo Hyun. Soo Hyun mengatakan Hoon yang
melakukan operasi pada ibunya. Seung Hee tampak tak percaya Hoon adalah seorang
dokter. Lalu kenapa Hoon punya sesuatu yang milik pasien. Soo Hyun menanyakan
pada Hoon apa benar yang Seung Hee katakan. Dengan mata berkaca-kaca Hoon
menatakan ia membuat gelang ini untuk Jae Hee. Seung Hee tak tahan lagi, ia
meminta Hoon hentikan omong kosong ini. Lalu merebut setengah bagian gelang
yang Hoon pegang.
“Jae Hee... kenapa kau...”
Seung Hee tidak mempedulikan kata-kata Hoon. Ia malah mengembalikan gelang itu
kepada Soo Hyun karena gelang itu ia buat khusus untuk mendiang ibu Soo Hyun.
Kemudian Seung Hee meminta maaf atas kerusakan gelangnya. Seung Hee melihat ada
pesan masuk di gelang yang di pakainya (kalau ga salah Samsung galaksi
terbaru). Seung Hee pun pamit undur diri
tanpa mempedulikan Hoon.
Semua kejadian tadi tak
lepas dari pengawasan Jin Soo, ia melihat Hoon berlari menyusul Seung Hee.
Tatapan matanya menyiratkan sesuatu. Hmmm sepertinya rencana mereka berhasil.
♥ Episode
6 ♥
Hoon berlari menyusul
Seung Hee. Soo Hyun pun mengikutinya. Hoon berteriak memanggil Seung Hee dengan
nama Jae Hee. Seung Hee yang sudah sampai di tangga pun menoleh. Soo Hyun menahan
tangan Hoon. Lalu meminta Seung Hee terus naik saja. Seung Hee menurut. Hoon
memberontak, ia terus berkata wanita itu Jae Hee.
Soo Hyun meminta Hoon
berhenti, Hoon tanya apa maksud Soo Hyun menyuruhnya berhenti. Soo Hyun
menegaskan wanita itu bukan Jae Hee. Namun Hoon tetap bersekukuh wanita itu
adalah Jae Hee-nya. Hoon melangkah pergi namun Soo Hyun kembali menghadang
langkahnya.
Seung Hee bertemu dengan
Jin Soo yang tidak jauh dari tempat Hoon dan Soo Hyun berdiri. Mereka mendengar
Hoon yang berteriak memanggil nama Song Jae Hee. Seung Hee memuji Jin Soo
membuat keputusan yang tepat. Jin Soo mengatakan ini hanya untuk misi mereka.
Seung Hee mengingatkan Jin Soo akan keputusan yang di ambilnya. Ia harap Jin
Soo tidak pernah lupa itu. Jin Soo meminta Seung Hee jangan sok pintar. Lalu melangkah
pergi. Seung Hee setengah menoleh melihat kepergiannya. Sepertinya ada yang di
sembunyikan Seung Hee.
Sementara Soo Hyun masih
menghalangi Hoon untuk bertemu dengan Seung Hee. Ia tidak mau Hoon menambah
masalah lagi dengan dokter RS. Karena Hoon sudah banyak masalah. Apa yang akan
Hoon lakukan jika bertemu dengan Seung Hee lagi. Hoon dengan nada tinggi
mengatakan ia harus bertanya padanya kenapa dia mengabaikanku. Soo Hyun
menjawab Seung Hee begitu karena dia tidak mengenal Hoon.
“Kenapa dia tidak
mengenalku?”
“Karena dia bukan Jae Hee.”
“Dia bukan Jae Hee? Itik,
kau juga melihat fotonya kan.” Soo Hyun teringat akan cuplikan Jae Hee yang
memanggil nama Hoon. Soo Hyun juga tidak tahu. Tapi Seung Hee bilang dia bukan
Jae Hee. Hoon menyanggah perkataan Soo Hyun. Itu semua hanyalah omong kosong
(bualan belaka). Ia sangat yakin Seung Hee benar-benar Jae Hee. Soo Hyun
mencoba menghalangi Hoon namun Hoon pun berhasil naik ke lantai atas.
Seung Hee bersama seorang
pasien yang duduk di kursi roda. Pasien itu mengeluhkan kondisinya. Ia sama
sekali tidak bisa tidur, sekarang pahanya seperti mati rasa. Seung Hee mengatakan
ia akan meresepkan obat penghilang rasa sakit, kata-katanya terpotong begitu
saja karena tiba-tiba Hoon datang dan
langsung menariknya. Ia menanyakan kenapa Jae Hee (Seung Hee) jadi seperti ini.
Kenapa mengabaikannya. Jae Hee meminta permisi sebentar pada pasiennya. Lalu
mengatakan pada Hoon mereka sekarang berada di rumah sakit. Jika Hoon punya
sesuatu untuk dikatakan, tolong tunggu diluar saja. Seung Hee lalu menepis
tangan Hoon dari lengannya.
“Apa kau marah karena aku tidak menemukanmu?” tanya Hoon. Seung Hee meminta tolong Hoon keluar. Namun Hoon terus berujar, ia mencoba untuk menemukan Jae Hee. Ia bahkan melakukan segalanya untuk menemukan Jae Hee. Soo Hyun hanya bisa diam mendengar kegalauan hati Hoon. Seung Hee kembali meminta Hoon cepat keluar, ia punya pasien untuk ditangani. Seung Hee hendak berlutut dan berbicara dengan pasiennya namun Hoon kembali menarik lengannya.
“Oke, baiklah. Aku minta maaf untuk semuanya. Aku salah.” Ujar Hoon
“Aku mengerti jadi tolong
pergilah. Apa kau tidak lihat ada pasien yang menungguku?”
“Apa itu penting sekarang?”
teriak Hoon. Seung Hee langsung menamparnya. “Kau bilang kau adalah dokter,
kan? Bagi dokter, apa yang lebih penting kalau bukan pasien? Apa kau benar
benar memanggil dirimu dokter?” Hoon syok di tampar seperti itu, namun ia terus
mengumam nama Jae Hee. Seung Hee meminta tolong Soo Hyun mengurusi Hoon.
Seung Hee mendorong pasiennya dan berlalu dari hadapan Hoon begitu saja tanpa menoleh sedikit pun. Hoon masih terpaku di tempatnya, ia begitu terpukul menerima kenyataan Jae Hee (Seung Hee) tidak mengenalnya. Soo Hyun meraih baju Hoon dari belakang, ia berusaha membujuk Hoon pergi. Ia akan meminta Seung Hee meluangkan waktunya untuk Hoon. Air mata Hoon perlahan menetes keluar membanjiri wajahnya yang tampan (hihihi). Hoon pun menurut begitu saja di ajak Soo Hyun keluar tanpa melawan seperti sebelumnya. Tanpa mereka sadari Jin Soo bersembunyi di balik pilar. Jarak mereka sangatlah dekat. Ia melihat Hoon di tarik keluar oleh Soo Hyun.
“Dengan cara ini, kita
bisa mengendalikan Park Hoon seperti yang kita rencanakan.” Tambah Seung Hee.
Jin Soo bertanya “Apa kau pindah ke Rumah Sakit Myeongwoo besok?” Seung Hee
menjawab Park Hoon juga akan mengikutiku karena dia akan selalu mengikuti Jae
Hae kemana pun.
“Tapi dia sudah dipecat.
Oh Joon Gyu, pria itu, bukan orang yang dengan mudah mengubah keputusannya.”
Ujar Jin Soo
“Jadi, kita harus
meyakinkan seseorang untuk merubah keputusannya.”
Jin Soo sepertinya
mempunyai ide setelah mendengar kata-kata Seung Hee.
Di lain tempat, tepatnya
di Kompleks Pemerintahan Sejong. PM mengadakan rapat tertutup bersama para
Mentri. Ia tampak lelah mengikuti rapat, ia membuka kaca matanya dan
membersihkan matanya. Seorang Mentri mengatakan pendapatnya, ia pikir mereka
perlu mendapatkan persetujuan dari Blue House untuk ini. Namun beberapa mentri
lainnya langsung mengemukakan pendapat mereka, ada yang pro dan ada yang
kontra.
“Kenapa kita perlu
persetujuan untuk membentuk anggota Perdana Menteri?”
“Bukankah ini masalah yang
sangat presiden perhatikan?”
Akhirnya PM membuka suara,
“Aku sudah membuat janji bertemu Presiden besok pagi. Jadi aku akan bertanya
pada beliau apa pendapatnya.” Ada beberapa Mentri yang tak suka dengan ide PM
ini. Namun PM malah mengajak para Mentri membahas masalah berikutnya. Seorang
Mentri yang pro sama PM meminta rapatnya di hentikan sampai di sini, ia
khawatir kesehatan PM sedang tidak baik. PM mengatakan ia baik-baik saja dan
kembali mengajak mereka rapat, harusnya mereka menyelesaikan sesuatu dulu dalam
rapat ini.
Rapat pun selesai, PM
menghantar para Mentri keluar ruangan. Dan bersalaman dengan para Mentri yang
sudah bekerja keras hari ini. Mentri yang mengkhawatirkan kesehatan PM mengajak
PM makan bersama. Namun ia memanggil PM dengan panggilan Hyungnim. Sepertinya
hubungan mereka sangatlah dekat. PM menolak secara halus, dengan mengatakan ini
sudah sangat malam. Ia harus mampir ke suatu tempat sebelum ia bertemu presiden
besok pagi.
“Kau perlu membuat
rencana. Kenapa kau di selidiki sekarang padahal pemilunya sudah lama berakhir?”
ujar Mentri yang pro sama PM
“Beraninya dia
menghancurkanmu padahal dia ada di Blue House karena mu.”
PM meminta Mentri itu
berbicara perlahan, Orang-orang bisa mendengarkan apa yang ia katakan. Mentri
itu tidak terima, ia masih saja berbicara seenak jidatnya. Sementara pengawal
PM mendengar semuanya itu, sepertinya ia adalah mata-mata. (Kenapa juga kamera
menyorot ke arahnya, loh ini kan Dr senior di Angel Eyes. Kok bisa nyasar di
sini? loh udah ngerocos ke mana nih. Abaikan gals)
“Semuanya, aku tahu ini pertemuan yang panjang. Tapi kalian tidak boleh mengeluh. Ayo pergi.” PM pun pergi meninggalkan mentri itu. Sepertinya PM sengaja mengakhiri pembicaraan itu, karena berada di tempat terbuka dan banyak telinga mendengarnya. Tempat di mana mereka berdiri ini tidak tepat untuk membicarakan hal sepenting itu.
PM masuk ke toilet, dua
pengawal mengawasi di depan pintu toilet. Salah satunya adalah pengawal yang
aNNa curigai sebagai mata-mata. Di dalam toilet, PM sedang membuang air kecil
(sorry kalau kata-katanya sedikit kasar). Tiba-tiba Jin Soo mendekatinya. *Loh
masuk dari mana sih nih orang*
“Ini Kompleks Pemerintah
tapi kau bisa kesini, keamanan benar-benar kacau.”
“Aku tidak menyangka kita
akan bertemu seperti ini.” PM pun pergi mencuci tangannya di wastafel. Jin Soo
mengatakan ada sesuatu yang harus PM bantu. PM tanya apa itu tentang Park Hoon.
Ternyata benar tentang Hoon. Jin Soo meminta PM menemui Oh Joon Gyu. PM bilang
itu akan sedikit sulit. Ia tidak mau terlibat. Jika orang-orang mengetahui
kalau ia bertemu dengan Oh Joon Gyu, RS Myung Woo akan di diskualifikasi untuk
tim operasinya.
“Jika Park Hoon tidak
kembali ke Myung Woo, rencana kita akan berakhir. Itu terserah padamu.” PM
langsung membuang tissu toilet dengan kasar. Ia tampak kesal dengan kata-kata
Jin Soo. Tiba-tiba pengawal yang aNNa curigai itu masuk dan mengatakan Perdana
Menteri, mobilnya sudah siap. PM pun mengajaknya pergi, namun PM menyadari ia
ketahuan sedang berbicara dengan Jin Soo oleh pengawalnya itu.
PM keluar dari ruangan
menuju mobil yang sudah menantinya. Ia melihat pengawalnya yang terlihat
mencurigakan itu lewat kaca spion. Lalu mengatakan mereka mengawasi setiap
gerakan kita. Apa kau pikir kita bisa bebas sebentar saja? Tae Soo mengatakan
ia akan berusaha. Kemudian memandang ke kaca spion. Melihat mobil PM meluncur
pergi, si pengawal pun langsung menghubungi seseorang. Tanpa ia sadari
gerak-geriknya ketahuan oleh PM dan Tae Soo yang melihat aksinya dari kaca
spion.
Ternyata, mata-mata itu
menghubungi ajudan/orang kepercayaan Presiden. Ajudan itu pun mengabarkan
kepada Presiden bahwa PM baru saja meninggalkan kantor. Presiden yang sibuk
menandatangi sebuah dokumen bertanya jam berapa dia (PM) datang besok?
Ajudannya menjawab jam 11:00, Presiden yang tadinya fokus sama dokumen yang di
depannya pun langsung terlihat kaget. Bukannya jam 10:00? Si ajudan mendengar
PM punya pertemuan sarapan dengan Komite dari Korea utara. Presiden terlihat
kesal, ia menutup kasar dokumen yang di sudah habis di tanda tanganinya.
“Apa dia membuatku
menunggu karena itu? Suruh dia datang pukul 10.” Perintah Presiden
“Ya, aku mengerti.”
Soo Hyun menemani Hoon
minum di warung tenda. Soo Hyun menuangkan soju ke gelas Hoon yang sudah
kosong. Soo Hyun tanya apa Hoon masih memikirkan kalau Dr Han itu Jae Hee? Hoon
meneguk minumannya. Dan kembali meminta Soo Hyun menuangkan soju di gelasnya.
Soo Hyun pikir, Dr Han itu bukan Jae Hee. Hoon tanya bagaimana itik bisa tahu
itu?
“Kau bilang kalau Jae Hee selalu tersenyum. Tapi sepertinya Dokter Han tidak begitu.”
“Apa yang kau ketahui
tentang itu?”
Soo Hyun membuka
handphone-nya dan mengatakan ia sudah melihat foto-foto Dokter Han tapi dia
tidak pernah tersenyum seperti pacarnya Hoon. Sontak Hoon langsung merebut
handphone Soo Hyun namun sayang sekali. Hoo sama gapteknya kayak aNNa, ia tidak
bisa mengotak atik akun SNS Seung Hee. (Ngakak)
“Bagaimana caranya?”
(Sumpah wajah Hoon yang confuse itu buat ngakak). Soo Hyun pun membantu Hoon, “Klik
di sini.” Hoon melihat setiap status Seung Hee. Soo Hyun tanya apa Hoon tahu
orang tua Dr Han? Ada foto keluarganya di sana juga. Soo Hyun lalu mengklik
bagian foto di akun SNS milik Seung Hee.
Hoon melihat foto Seung
bersama orang tuanya. Foto pertama, Seung Hee terlihat cantik dengan mengenakan
gaun one piece. Ia di apit kedua orang tuanya. Foto kedua, Seung bersama mengenakan
baju santai di dampingi sang ayah. Namun seperti kata Soo Hyun, Seung tidak
menunjukan senyuman manisnya saat bersama keluarganya. Seharusnya seseorang
akan terlihat bahagia saat foto bersama kedua orang tuanya.
Setelah melihat foto Seung
Hee bersama sang ayah. Hoon teringat akan ayah Jae Hee yang sekarat. Ayah Jae
Hee meminta tolong kepada Hoon untuk menyelamatkan Jae Hee-nya. Hoon memandang
foto Seung Hee bersama ayahnya, tentu saja wajah ayah Seung Hee berbeda dengan
ayah Jae Hee. Ia mendesah tak percaya. Melihat ekspresi Hoon seperti itu. Soo
Hyun langsung menebak itu bukan mereka (Jae Hee dan ayahnya).
Soo Hyun melihat foto
Seung Hee bersama keluarganya. Ia tertawa kecil, ia pikir foto ini diambil pada
awal bulan Mei. Melihat kedekatan Seung Hee sama keluarganya, Soo Hyun benar-benar
iri padanya. Bahkan ayah Seung Hee terlihat seperti orang baik. Namun Hoon
tidak mengindahkan kata-kata Soo Hyun. Ia malah mengambil soju.
Soo Hyun lalu bertanya bagaimana dengan ayah Hoon. Hoon diam saja. Ia teringat akan sang ayah sewaktu di Utara. Walaupun ayahnya tahu ia akan merenggang nyawa karena berniat melarikan diri. Namun di saat-saat terakhir hidupnya, ia tetap tersenyum manis memandang Hoon.
Soo Hyun lalu bertanya bagaimana dengan ayah Hoon. Hoon diam saja. Ia teringat akan sang ayah sewaktu di Utara. Walaupun ayahnya tahu ia akan merenggang nyawa karena berniat melarikan diri. Namun di saat-saat terakhir hidupnya, ia tetap tersenyum manis memandang Hoon.
“Dia sudah meninggal.”
Ujar Hoon menyembunyikan kesedihannya. Soo Hyun kembali bertanya bagaimana
dengan ibunya Hoon? Hoon yang meneguk soju langsung terdiam. Ia kembali
teringat akan kata-kata ibunya yang mengatakan kepada sang ayah lewat telpon.
Ia ingin melupakan semuanya termasuk ayah dan juga Hoon. Bahkan sang ibu
mengatakan ia sangat muak dengan ayah Hoon. Entah masalah apa yang terjadi
dalam rumah tangga mereka sehingga ibu Hoon meninggalkan Hoon dan sang ayah
begitu saja.
“Entahlah.” Jawab Hoon.
Soo Hyun jadi penasaan kenapa Hoon tidak tahu keberadaan ibunya. Ia mencari
tahu alasannya namun Hoon tetap mengatakan ia tidak tahu. Soo Hyun pun terdiam,
ia yakin pasti ada yang Hoon tutupi tentang ibunya. Mungkin Hoon tidak ingin
memberitahunya. Hoon meminta Soo Hyun menuangkan soju lagi namun botolnya sudah
kosong. Soo Hyun pun memesan soju lagi.
Jae Joon dalam perjalanan pulang. Ia mencoba menghubungi Soo Hyun namun Soo Hyun terlihat mabuk dan sudah ngantuk. Ia tidak menyadari ada telpon dari Jae Joon. Entah berapa banyak yang di minum, tampang mabuknya itu cantik sekali. (hihihi) Omo, ternyata mereka sudah meminum 8 botol soju. Pantasan mabuknya berasa ampe sini. ^^
Soo Hyun tersadar dan meneguk sojunya lagi. Ia membanting gelasnya di atas meja. Dengan sedikit kesal, ia meminta Hoon lupakan saja (tentang Jae Hee). Hoon tanya lupakan apanya.
“Kau tidak bisa terus
mencari.. Orang yang sudah meninggal.”
“Aku akan mencarinya
sampai aku juga mati.”
Hoon tersenyum manis dan
berkata “Tentu saja.” Soo Hyun merasa iri. Hoon tanya apa (yang membuat Soo
Hyun iri). Soo Hyun bilang Jae Hee. Dia punya seseorang yang selalu
memikirkannya, termasuk kau. Tidak peduli apa yang dia lakukan, atau di mana
pun dia. Dia selalu ada di pikiran seseorang. Soo Hyun tertawa kecil dan
mengatakan ia benar-benar iri.
“Bukankah kau juga punya
orang seperti itu, Itik? Siapa namanya... Kepala Han dengan hidungnya
seperti...” ujar Hoon sambil memperagakan hidung Jae Joon yang besar. Soo hyun
tertawa menanggapi perkataan Hoon.
“Aku tidak tahu. Aku tidak yakin Jae Joon punya rasa padaku seperti perasaanmu pada Jae Hee.” Sepertinya Soo Hyun ragu akan perasaan Jae Joon. Ia dapat merasakan cinta Jae Joon padanya tidak tulus. Hoon merasa aneh ada orang yang menyukainya dengan kepribadian seperti itu. Soo Hyun tanya benarkah. Sesaat kemudian, Ia kembali bersemangat dan mengajak Hoon bersulang untuk Jae Hee yang ada di surga. Hoon membanting minumannya dan mengatakan Jae Hee tidak di surga. Kenapa? Karena Jae Hee masih hidup. Dia masih hidup, si*l*n! Hoon terlihat marah dengan kata-kata Soo Hyun.
Hoon berdiri dan berniat
pergi namun karena kebanyakan minum membuat langkanya oleng. Hampir saja Hoon
terjatuh namun Soo Hyun langsung berdiri menahannya. Posisi mereka seperti
sedang berpelukan. Soo Hyun sekuat tenaga mendorong Hoon kembali ke tempat
duduknya. Hoon kembali sadar dan menatap Soo Hyun yang nafasnya
tersengal-sengal karena membantunya kembali duduk. Hoon menutup matanya dan
tertunduk. Entah karena mabuk atau karena merasa bersalah sudah memarahi Soo
Hyun.
Soo Hyun menatap Hoon yang sudah tertunduk. Pelan-pelan tangannya menyentuh pipi Hoon. Ia tampak sedih melihat Hoon yang terluka karena kepergian Jae Hee. Tanpa ia sadari Jae Joon berada tak jauh dari warung tenda itu. Ia melihat semuanya.
Soo Hyun menatap Hoon yang sudah tertunduk. Pelan-pelan tangannya menyentuh pipi Hoon. Ia tampak sedih melihat Hoon yang terluka karena kepergian Jae Hee. Tanpa ia sadari Jae Joon berada tak jauh dari warung tenda itu. Ia melihat semuanya.
Jae Joon melihat Soo Hyun
masih duduk memandangi Hoon. Akhirnya ia menelpon Soo Hyun. Soo Hyun terkejut
ada panggilan masuk. Saat melihat layar telponnya. Ia langsung mengatur
suaranya supaya tidak terdengar sangau.
“Ya, Jae Joon.
“Kau dimana?”
“Sendirian?”
“Ya.”
“Seperti ada suara sedikit
ribut. Apa kau dengan seseorang?” Soo Hyun terlihat panik, ia mengatakan mungkin
suara TV. Lalu menjauh dari warung tenda.
Sesampainya di pinggir jalan, ia kembali memasang telpon pada telinga. Jae Joon sengaja menawarkan diri, jika Soo Hyun takut sendirian, haruskah ia pergi kesana? Soo Hyun bilang tidak usah. Jae Joon tanya apa Soo Hyun baik baik saja? Soo Hyun mengiyakan, ia hanya ingin sendirian. Jae Joon mengerti, ia meminta Soo Hyun beristirahat.
Sesampainya di pinggir jalan, ia kembali memasang telpon pada telinga. Jae Joon sengaja menawarkan diri, jika Soo Hyun takut sendirian, haruskah ia pergi kesana? Soo Hyun bilang tidak usah. Jae Joon tanya apa Soo Hyun baik baik saja? Soo Hyun mengiyakan, ia hanya ingin sendirian. Jae Joon mengerti, ia meminta Soo Hyun beristirahat.
“Oke. Terima kasih.” Soo Hyun menyandarkan kepalanya di tiang listrik. Ia merasa bersalah telah membohongi Jae Hoon. Soo Hyun mengetok-ngetok kepalanya di tiang listrik. Jae Joon melihat itu, ia merasa di khianati oleh Soo Hyun. Jae Joon pun pergi meninggalkan soo Hyun. Hmmmm dari mana Jae Joon tahu Soo Hyun minum-minum di sana ya???
Hoon setengah sadar, saat
membuka matanya. Seung Hee sudah ada di depannya. Awalnya terlihat samar namun
saat Hoon memperhatikan baik-baik emang Seung Hee sudah ada di depannya. Hoon sepertinya
mengira ia melihat Jae Hee. Seperti mimpi buat dirinya.
“Jae Hee... Sekarang aku
tahu kenapa orang suka mabuk. Kau bisa melihat orang-orang yang kau rindukan. Aku
merindukanmu, Jae Hee...” ujar Hoon
Pelan-pelan tangan Hoon meraih tangan Seung Hee. Ia menggenggam tangan Seung Hee dan mengatakan Jae Hee duduk tepat di depanku, Dokter Oh. Hoon pun kembali tertidur. Sepertinya Seung Hee merasa iba melihat kondisi Hoon. Soo Hyun pun kembali, sepertinya ia yang menghubungi Seung Hee untuk bertemu dengan Hoon namun Hoon terlanjur mabuk.
“Sepertinya dia sangat
mabuk.”
“Aku pikir dia harus
meminta maaf jadi aku meneleponmu, tapi dia mabuk seperti ini.”
“Tidak usah minta maaf. Tapi...
apa yang harus kita lakukan dengan dia?” tangan Hoon masih menggenggam tangan
Seung Hee.
Komentar
:
Hmmm entahlah Jae Hee
masih hidup atau tidak, aNNa tidak tahu. Tapi sejauh ini, sepertinya ada yang
di sembunyikan oleh tim Utara maupun Selatan. Ibu Chang Yi yang merupakan saksi
hidup, mengatakan saat Jae Hee di bawah ke tahanan kriminal, ia dalam kondisi
kritis karena demam. Dalam tidurnya, ia menggigau memanggil nama Hoon. Bahkan ibu
Chang Yi mendengar sakit Jae Hee bertambah parah dan menyebabkan dirinya harus
merenggang nyawa (meninggal). Ya iyalah dokter di Utara yang paling handal kan
udah ngungsi ke Selatan. So kalaupun Jae Hee hidup, pasti di tangani sama pihak
lain mungkin RS luar negeri githu.
Nah kita kembali lagi ke
cuplikan video Jae Hee di tahanan. Di video itu, Jae Hee terlihat sehat
walaupun tampilannya kucel dan kusut seperti itu.
So ada apa di balik semua
ini?
Apakah Han Seung Hee itu
Jae Hee yang masih hidup tapi amnesia atau seseorang yang hanya mirip saja
dengan Song Jae Hee?
Hmmmm SW-nim nya daebak
pisan, but aNNa jadi berharap Jae Hee masih hidup. ^^
ditunggu part 2 nya, gomawo.
BalasHapusJoengmal gomawoyoo mb aNNa dah buat sinop DS ep 6,
BalasHapustp mb aNNa angel eyes jgn dilupain ya, mlm ini kan dah ep 13.
Mb aNNa pasti bisa, Hwaiting..
d tggu part 2 nya,,,gomawo
BalasHapusPart 2 ko ga bs di buka yah..?
BalasHapusBenang merahnya makin kusut...
BalasHapusAq lebih seneng Hoon sm Soo Hyun ketimbang Jae Hee...
Klo menurut aq big secret nya ada d RS MyungSoo..
Apakah mgkn klo ayah Hoon pny tugas rahasia membuat suatu formula yg berefek dahsyat, sehingga dperebutkan Utara dan Selatan...dan Hoon adalah kunci untk mendapatkan formula itu...
Sehingga Utara mengirim Seung Hee untk mdekati Hoon, terlepas dia Jae Hee ato bkn...secara kelemahan Hoon kan JH..
Yaaa who knowz... ;-)
Menurut saya sih sepertinya jae hee masih hidup sebagai seung hee semuaorang taunya dia udah mati dia diumpetin trus jh ilang ingatan si jin soo memperalat jh nah yang orang tuanya jh yang di sns itu bohongan makanya senyumnya gak bener bener kayak bahagia itu cuma akal akalan jinsoo dan jh aja.. Thx ya mbak udah nulis sinosipsisnya di tunggu terus saya udah ketemu ep 8nya sih di youtube cuma masalah di sub titlenya ^^
BalasHapus