Dr Yoon bersama Dr Oh menatap betapa lucunya bayi-bayi dalam ruangan dari balik kaca. Mereka memperhatikan sang bayi yang kehilangan ibunya dalam kecelakaan. Dr Yoon mengatakan Ji Woon dan Soo Wan juga menyukai bayi itu tapi ia tidak ingat. Dr Oh malah sebaliknya, ia ingat semuanya bahkan ia tidak bisa melupakan sedikit pun.
“Mereka bilang kalau wanita yang punya anak itu, dia meninggal. Mungkin ibu sepertimu satu satunya yang mengingat ini.”
“Ini benar benar cukup mempertaruhkan hidupmu.” Ujar Dr Oh
Dr Yoon membenarkan, ia berkata ini lebih dari cukup malah. Topik pembicaraan mereka pun berganti. Dr Oh menanyakan berapa lama Dr Dylan akan berada disini. Dr Yoon mengatakan Dylan akan bekerja dengan mereka selama enam bulan sampai setahun. Tapi, dia akan segera kembali ke Boston. Dr Oh bilang itu melegakan.
“Kau tidak menginginkan dia?”
“Boleh aku bicara jujur?”
“Tentu saja.”
“Aku tidak suka ada pria yang lebih baik daripada anakku Dan terlebih lagi. Dirumah sakit ini, cukup Kang Ji Woo yang menjadi bintang menurutku.” Ujar dr Oh, lalu beranjak pergi.
Dr Yoon berbalik menatap kepergian Dr Oh. Pikirannya terganggu dengan kata-kata besannya.
Rupanya Jin Woo tadi menelpon mengajak Dylan makan malam di rumahnya. Mereka duduk bersama di meja makan. Jin Woo menyambut kedatangan Dylan dengan menyuguhkan anggur. Lalu mengajak Dylan dan Soo Wan toast, Soo Wan jadi canggung toast sama Dylan. Begitu pula Dylan. Jin Woo mempersilahkan Dylan mencoba masakannya. Dylan memuji masakan Jin Woo enak, Jin Woo seperti koki yang hebat.
“Ini hanya hobi. aku kira ini semua berkat dukungan Soo Wan. Aku ingin membuat makan enak ini, jadi aku belajar dari ibuku.”
“Kenapa kau menggunakanku sebagai alasannya? Aku tahu kau sangat menikmati memasak..” ujar Soo Wan
Jin Woo membenarkan. Ia sering menghilangkan stress setelah melakukan operasi dengan memasak dirumah. Menurutnya, memasak cocok untuknya. Malah ia berpikir ia bisa menjadi chef yang baik daripada dokter. Jin Woo tanya pada Dylan, apa menjadi dokter selalu menjadi mimpinya.
“Tidak, sejak aku kecil.. Mimpiku menjadi seorang pemadam kebakaran..” ujar Dylan pelan
Soo Wan langsung menatapnya. Jin Woo bilang sangat kebetulan, itu menarik. Ia mengelus kepala Soo Wan lalu berkata “Ketua 119 kita, Yoon Soo Wan, juga lebih memilih menjadi mimpi seseorang daripada mimpinya.” Soo Wan meminta Jin Woo berhenti berbicara. Jin Woo malah terus menyerocos.
“Cinta pertamanya yang mempunyai mimpi menjadi pemadam kebakaran. Ini seperti mengikuti teman yang menyuruhmu masuk kesungai.”
“Memangnya siapa yang begitu?”
“Kau tidak pernah tahu kalau cintamu mungkin bukan menjadi pemadam kebakaran sekarang.” Ujar Jin Woo. Dylan kaget mendengarnya, ia memilih diam dan melanjutkan makanannya. Jin Woo lalu bertanya siapa cinta pertama Dylan.
“Dylan mungkin bukan orang yang suka membicarakan hal kekanakan seperti cinta pertama..” ujar Soo Wan
“Bagaimana kau bisa mengetahui itu?”
Dylan yang sedari tadi diam pun membuka suaranya. Ia berkata “Aku bertemu dengannya ketika berumur 18 tahun.” Jin Woo tak percaya ia telat mengetahuinya. Jadi, berapa lama itu berakhir? Dylan bilang ia tidak yakin. Jin Woo bilang kalau Dylan tidak yakin artinya...
“Apakah ini berakhir... atau belum.” Ujar Dylan
“Wow, Dylan. Kau jauh lebih kekanakan dari penampilanmu. Jangan pernah menyerah mencarinya dan aku harap kau bertemu dengannya. Haruskah kita bersulang lagi dengan hal itu? Bersulang.”
Mereka pun bersulang, namun Soo Wan dan Dylan lagi-lagi masih canggung satu sama lain.
Petugas Teddy Seo menemui Ketua pemadam kebakaran Seyoung. Ketua mengatakan Teddy sudah bekerja keras. Ini gaji pertamamu.
“Benarkah? Apa aku benar benar menerima gaji pertama sebagai pemadam kebakaran?” ujar Teddy tak percaya tapi senang mendengarnya
“Ya.. Ketika kau menerima gaji pertamamu, kau harus mentraktir Sunbaemu. Jadi lakukanlah”
“Wow!”
Teddy Seo keluar dan mengejar kedua Sunbae-nya. Ia mengatakan Sunbae-nya bekerja dengan keras. Kedua sunbae-nya pun mengatakan hal yang sama. Sepertinya ini kata-kata motivasi buat mereka sehabis kerja. Mereka pamit namun Teddy menahan mereka.
Teddy mengajak mereka makan. Ia akan mentraktir mereka dengan gaji pertamanya. Namun salah satu sunbaenya meminta maaf, ia sudah ada rencana dengan keluarganya. Sunbae yang satu pun sudah punya rencana dengan pacarnya juga.
Mereka berlalu meninggalkan Teddy yang menelan kesedihannya karena harus makan sendirian.
**
Teddy Seo kembali ke asrama. Ia tersenyum menatap foto ia dan neneknya yang tertempel di lokernya.
“Nenek. Apa kau melihat ini? Ini adalah gaji pertamaku. Aku menerima gaji pertamaku. Apa kau tidak bangga? Bukankah aku menakjubkan? Nenek, kau mengatakan ini. Kalau aku menerima gaji pertamaku, aku akan membelikanmu celana merah panjang. Aku pastikan untuk membelikanmu celana merah yang panjang. Jadi aku akan membelikan yang banyak untukmu dan yang terbaik juga.”
Rupanya Teddy ke toko dan membeli celana panjang buat neneknya. Ia menunjukkan celana panjang dengan 3 lapis bahan yang terbuat dari tanah liat merah dan memiliki bahan yang menghangatkan itu kepada foto neneknya. Ia tersenyum bangga.
Petugas Ki memasuki asrama. Ia mendengar suara Teddy dalam kamar. Petugas Ki pun membuka pintu kamar, namun betapa terkejutnya dia saat melihat Teddy Seo membelai manequin dengan mesranya.
“Ini sangat hangat.. Dan sangat lembut.. Lembut.. Tidak ada yang selembut ini. Tunggu sebentar.” Teddy merapatkan tubuhnya dan mengajak manequin itu berdansa. Sontak membuat mulut petugas Ki terbuka lebar. Petugas Ki tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Saat Teddy berputar, petugas Ko berteriak histeris “aaaaawwwwwwww”. Bbegitu pula Teddy. (Ngakak lihatnya) Petugas Ki tanya apa yang sedang Teddy lakukan? Teddy mendekat ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi namun petugas Ki melarang.
“Tunggu. Tetap diam disana. Diam disana! Tunggu. Katakan padaku yang sebenarnya. Apa kau... itu?” petugas Ki mengira Teddy tukang cabul. Teddy membantah, ia bukan seperti itu! Ketua ini bukan seperti itu... Petugas Ki tidak mau mendengar penjelasan Teddy. Ia menyuruh Teddy diam saja. Jangan mendekat, letakkan manequin itu.
Teddy meletakkan manequin itu di lantai lalu mengangkat kedua tangannya. Petugas Ki langsung kabur. Wajah Teddy Seo berubah jadi super jelek. Ia bahkan belum sempat menjelaskan apa maksudnya memakaikan manequin itu baju dan mengajaknya berdansa. (Teddy membuat itu semua, seakan-akan manequin itu neneknya)
Melihat kedekatan Soo Wan dan Jin Woo yang tampak mesra saat mencuci piring, membuat Dylan merasa cemburu. Jin Woo menyenggol Soo Wan. Soo Wan tampak bahagia saat bersama Jin Woo. Tiba-tiba terdengar telpon Jin Woo berdering di dalam kamar. Jin Woo pergi mengangkat telponnya.
Dylan melihat Soo Wan kesusahan menyimpan piringnya di atas lemari. Dylan pergi membantu. Soo Wan pikir Jin Woo yang membantunya. Saat menengok ia terperanjat kaget, wajah mereka sangat dekat. Soo Wan sontak mundur namun tangannya menyenggol gelas hingga terjatuh.
Soo Wan cepat-cepat jongkok merapihkan pecahan gelas namun tangannya terluka kena pecahan gelas. Ia menjerit kesakitan, Dylan ikutan jongkok lalu bertanya “Apa kau baik baik saja?”
Jin Woo yang mendengar bunyi pecahan gelas pun berlari mendekat. Jin Woo bertanya “Apa yang terjadi? Apa kau terluka? Apa kau baik baik saja?” Soo Wan berbohong ia baik-baik saja, ia melanjutkan membersihkan pecahan beling namun Jin Woo memintanya duduk saja dan jangan bergerak. Jin Woo mendekat lalu membopong Soo Wan. Soo Wan memberontak. Dylan yang melihat itu bertambah cemburu.
Jin Woo mendudukkan Soo Wan di ruang tengah. Ia mengancam Soo Wan jangan bergerak lalu pergi mengambil obat. Merasa di perhatikan Soo Wan pun menatap Dylan. Dylan langsung memalingkan wajahnya. Jin Woo datang membawa obat, Soo Wan memukul pundak Jin Woo pelan. Ia protes, ia bisa melakukan sendiri. Jin Woo meminta Soo Wan diam saja. Jangan bergerak dan duduk saja. Jin Woo penuh cinta mengobati luka Soo wan, Dylan hanya menatap dalam kesedihan.
Teddy bertanya “apa kau melihat kalau aku ini cabul? Pernahkah kau melihat tukang cabul setampan aku sebelumnya?” Petugas Ki yang sedang fokus menyetir pun tertawa. Ia mengatakan tukang cabul macam apa yang merasa tak berdosa sepertimu. Petugas Ki mulai merinding. Teddy bilang ia memang punya jiwa yang tidak bersalah.
“Kenapa kau tidak pulang kerumah dan melakukan itu di tempat gelap tanpa memberiku serangan jantung?”
“Karena aku mendapat gaji pertama ku, ini mengingatkanku pada nenekku.”
“Kapan nenekmu meninggal?”
Wajah Teddy Seo berubah sedih, ia hanya diam saja. Petugas Ki bertanya kenapa Teddy tidur disana setiap hari? Teddy bilang tidur sendirian di asrama benar-benar sepi. Petugas Ki tanya bagaimana dengan makan malam? Apa Teddy sudah makan? Bukan Teddy yang menjawabnya namun perutnya yang duluan menjawab. ^^
“Kau lapar, bukan?”
“Tidak. aku tidak lapar..”
Akhirnya Teddy bisa makan malam bersama sebuah keluarga. Petugas Ki menghidangkan makanan di atas meja. Ia meminta putranya menyapa petugas Teddy.
“Hai, senang bertemu dengan mu.” Ujar Teddy dalam bahasa Inggris
“Kau berasal dari mana?” tanya Jin Mo dalam bahasa inggris
“Aku dari Texas.”
“U.S.A.? Apa kau benar-benar dari Amerika, hyung?”
“Yep, aku dari Amerika.”
“Ibuku juga berada di Amerika.”
“Tidak, ibumu... Ibu Jin Mo meninggal...”
Petugas Ki langsung menutup mulut Teddy dengan timun. Teddy bengong melihatnya. Petugas Ki memberi isyarat diam. (Petugas Ki tidak ingin putranya mengetahui ibunya sudah tiada). Kemudian meminta mereka makan dengan lahap.
Jin Mo tidak terima Teddy makan menggunakan piring ibunya. Petugas Ki mengatakan Teddy adalah tamu mereka. Namun Jin Mo bersikeras mengatakan itu yang ia katakan, jangan yang ini. Ini punya ibu.. Nanti kalau Ibu datang dan mencarinya, dia akan merasa sedih nanti.
Jin Mo pergi mengambil piring ganti buat Teddy namun yang plastik. Petugas Ki menggantinya dengan piring miliknya sedangkan ia menggunakan piring istrinya. Teddy menatap haru petugas Ki.
Mereka pun makan dengan lahap.
Jin Woo mengajak mengantar pulang Dylan bersama mobilnya. Dyan berkilah ia benar-benar makan dengan lahap, meskipun ia merasa bersalah telah menggangu kencan Jin Woo. Jin Woo meminta Dylan menjaga kejadian tadi sebagai rahasia dari siapapun, ibunya itu sedikit bodoh. Ia merasa canggung kalau rumor itu beredar. Ini cukup sulit untuk mengendalikan orang yang aneh.
Jin Woo kemudian melihat Soo Wan di mobil dan mengatakan kalau Dylan mengenalnya, dia seseorang yang tidak bisa Dylan benci. Habis mengatakan itu, Jin Woo merasa seperti ia sedang membual. Dylan membenarkan, Jin Woo seperti sedang membual.
“Tapi, apa yang tidak kau sukai dari Soo Wan?”
“Apa?”
“Aku bercanda, Mari kita bertiga minum minum lain kali. Dan akan lebih baik jika orang yang kau cari itu bisa bergabung dengan kita juga. Aku akan pergi.”
Dylan memperhatikan Soo Wan, saat Jin Woo memasang safety belt-nya Soo wan, Dylan mengalihkan pandanganya. Mobil Jin Woo melewati Dylan, Soo Wan melihat Dylan dari atas mobil.
Dylan berbalik menatap kepergian mereka. Ia berulang kali mendesah, tak sanggup menahan perasaannya. Poor DJ >-<
Soo Wan selesai mandi. Saat memakai lotion, ia melihat luka di jarinya. Ia pun mengingat saat Dylan membantunya menyimpan piring. Wajah mereka sangatlah dekat. Soo Wan mulai merasakan ada yang aneh.
Bukannya hanya Soo Wan yang memikirkan Dylan. Dylan pun memikirkan Soo Wan. Mereka berdua sama-sama memikirkan satu sama lain.
Ia mengingat Jin Woo yang penuh cinta mengobati luka di jari Soo Wan. Padahal hanya goresan kecil, tapi begitu khawatirnya Jin Woo saat melihat Soo Wan terluka. Ingatannya pun kembali saat masih remaja, ia menggosok-gosok tangannya dan menarunya di pipi Soo Wan karena cuaca dingin.
Dylan Kembali mengingat kebersamaan Jin Woo dan Soo Wan saat mencuci piring. ia teringat akan kemping di atas atap Observatorium. Mereka berdua begitu bahagia saat itu. Tapi sekarang semunya hanyalah kenangan yang harus ia kubur dalam-dalam.
Dong Joo merenungi nasib kisah cintanya di atas jalan layang.
Teddy Seo membuat kopi buat petugas Ki. Ia tanya apa itu hadiah dan surat sungguhan dari Amerika?
“Ya... Ini ketika Jin Mo berumur lima tahun.. Bagaimana bisa aku menjelaskan kepada anak kecil kalau ibunya sekarat? Jadi aku mengatakan padanya kalau ibunya akan pergi ke Amerika itu belajar. Jadi, sepanjang waktu dia membelikannya hadiah. Menulis surat, dan membuatkan video sampai hari dia meninggal. Jadi aku terus membuat dia melakukan itu sampai sekarang.”
“Astaga.” Wajah Teddy menjadi sedih “Bahkan di film, tidak cerita yang seperti ini. Apa yang akan kita lakukan pada Jin Mo?” Pertahanan Teddy bobol. Ia menangis.
Soo Wan datang dan bertanya pada petugas Ki “Kenapa kau membuat orang lain menangis dipagi hari?” Lalu ia bertanya pada Teddy “Hei, kenapa kau menangis? Apa Ketua mengatakan sesuatu padamu? Apa kau tidak mau mengatakannya padaku sekarang?”
“Apa yang aku lakukan? Hei, aku memberikan pria gila ini secangkir kopi pagi ini. Kau mengatakan padaku kalau aku yang membuatnya menangis?” ujar petugas Ki tak terima. Ia meminta Teddy, cepat katakan yang sebenarnya.
“Aigoo, aigoo... Aku menangis karena cerita ibu Jin Mo yang sangat menyentuh.” Ujar Teddy pada Soo Wan. lalu ia berkata pada petugas Ki “Ketua, aku akan hati hati dengan apa yang kukatakan. jangan khawatir. Dan jika kau butuh menginginkan sesuatu dari Amerika katakan saja padaku... Aku punya banyak teman disana.”
Soo Wan tersenyum mendengarnya. Petugas Ki mengatkan mereka bilang kalau kotoran anjing sangat berguna. Teddy Seo yang tak mengerti maksud petugas Ki pun bertanya “Kotoran anjing? Mereka pasti menggunakan kotoran anjing sebagai obat disini?”
“Aigoo, itu cukup. cepat persiapkan untuk keberangkatan.” Ujar Soo Wan
“Aku akan menyiapkannya. Itu pekerjaanku, yeah!”
Dylan di dampingin Dr Yoon muda memeriksa pasien. Dylan tanya pada pasien sejak kapan kau seperti ini? pasien menjawab sejak malam tadi. Dylan meminta Dr Yoon muda melakukan tes CT dan berikan hasilnya ketika sudah selesai. Dr yoon mengiyakan. Dylan langsung berlalu meninggalkan Dr Yoon yang bingung melihat tingkah Dylan yang tak seperti biasanya. Suster dan Dr Kim pun heran melihat Kepala mereka terlihat berbeda dengan sebelumnya
Dylan masuk dalam ruangannya. Ia tampak tak bersemangat. Ya iyalah, secara semalam ia melihat wanita yang di cintainya bermesraan sama pria lain. Moodnya belum membaik sampai saat ini. Ia duduk termenung. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Siapa lagi kalau bukan trio sok tahu. Hehhehehe ^^^
Mereka bertiga berbaris rapi. Gaya Dr Kim seperti inspektur upacara saja. Ia berkata “Kepala, pulanglah lebih awal hari ini dan berisitirahatlah.” Dr Yoon muda langsung menganggukan kepalanya.
“Maaf?” ujar Dylan tak mengerti maksud Dr Kim
“Kau kelihatan lelah. Maksudku, kau kelihatan sedikit tertekan apa kau merasa rindu dengan kampung halamanmu?” ujar suster Oh Jin Joo (belum tahu namanya) tapi sepertinya suster menaruh rasa sama Dylan. ^^
“Apa aku terlihat seperti itu? Oh,aku merasa malu kalau aku tidak bisa merawat kesehatanku sendiri sejauh ini..”
“Ini cukup dimengerti karena kau lelah selama beberapa hari ini.” ujar Dr Kim
“Pada hari seperti ini kami lebih bisa menanganinya jadi pulanglah lebih awal, Ketua.” Dr Yoon Muda tersenyum meminta
“Pergilah dan dapatkan udara yang segera kepala.” Terang suster OhJinJoo
“Aku rasa cuma itu yang kau butuhkan kan? Aku akan pergi sekarang. Sampai ketemu di bioskop.” Ujar Jin Woo pada si penelpon. Siapa lagi kalau bukan Yoon Soo Wan si penelponnya. Ceritanya mau kencan nih eee. Ciee ciee ^^
Jin Woo melepaskan ID card-nya. Ia bersiap pergi namun Dr senior dan salah satu rekan dokter yang sama-sama memakai kaca mata masuk. Jin Woo bertanya ada apa? Si dokter muda mengatakan ada pasien kejadian tabrak lari.
“Kami menyiapkan operasi karena ini menunjukkan tanda-tanda *EDH (pendarahan ekstradurah tengkorak). Dia pasien VIP, anak dari menteri Gwen. Tolong, kau yang menanganinya. Ketua dan direktur meminta kau juga yang melakukannya.” Ujar Dr senior
Jin Woo mengerti. Ia meminta dokter muda itu cepat memberikannya hasil Xray nya. Dokter senior dan dokter muda itu pun berlalu
Jin Woo membuka kembali jasnya. Ia pun teringat akan janjinya sama Soo Wan, ia merasa bersalah.
*EDH = pendarahan epidural. Cedera otak dimana akumulai darah menyebabkan tekanan pada otak.
Sementara di bioskop rame pengunjung. Mereka semua menunggu jam tayang film yang sama, film Bungee Jumping Of Their Own”.
Soo Wan melihat katalog film yang akan di tonton. Film "Bungee Jumping Of Their Own" (Kembalinya pemilik ingatan misterius yang merasakan cinta. Terkenal tahun 2001 Filmnya Lee Byeong Hyeon)
Tiba-tiba ada pesan masuk. Jin Woo mengirim pesan meminta maaf karena ada situasi darurat. Soo Wan pun berdiri meninggalkan tempatnya. Ia melihat Dylan yang sedang memesan tiket.
Dylan memesan tiket namun tiketnya sold out sehingga dia berusaha membujuk mbak penjaga. Ia bisa duduk di tangga atau menonton sambil berdiri di belakang pun tidak masalah. Namun mbak penjaga meminta maaf karena tidak ada kursi yang tersisa.
Dylan pun pergi.
**
Saat berjalan ia terperanjat melihat Soo wan berdiri di depannya. Soo menatap dua tiket di tangannya. Sepertinya ia dapat berbagi nonton bersama Dylan. Ia kembali menatap Dylan namun Dylan sengaja melihat ke tempat lain.
Dong Joo muda melihat poster film Bungee Jumping Of Their Own saat ia masih bekerja di bioskop. Ia membaca tulisan yang tertera pada poster film itu “Kenangan Misterius yang merasakan cinta.” Lalu DJ menyandarkan kepalanya di poster tepat di wajah sang pemeran pria. Seakan –akan dia yang bersama wanita dalam film itu.
Dylan akhirnya berani menatap Soo Wan. mereka berdua saling menatap satu sama lain di tengah-tengah keramain bioskop.
Jin Woo mengsterilkan tangannya. Perawat membantu Jin Woo memakaikan baju kebesaran saat melakukan operasi. Lampu besar yang menyilaukan di ruang operasi pun menyalah.
Soo Wan dan Dylan akhirnya menonton bersama. Namun mereka berdua kelihatan canggung satu sama lain. Soo Wan pun memakan popcorn-nya, sementara Dylan hanya diam mematung di tempat duduknya. Ia mendesah.
“Apa kau mau?” ujar Soo Wan menawarkan popcorn
Dylan pun mengambil popcorn-nya dan mengatakan terima kasih. Soo Wan tersenyum melihat wajah Dylan yang canggung. Soo Wan mendekat dan mengatakan “Aku rasa kau menyukai film cinta pertama yang kekanakan.”
Dylan hanya diam saja, Soo Wan merasa di atas angin karena mengetahui kisah cinta Dylan. Ia menertawakan Dylan.
~Bersambung ke bagian 3~
Komentar :
Sakit hati Dylan.. oh oh oh
galau hati Dylan.. oh oh oh
Sekian!
Sakiiiiiit hati DJ,, periiiiih hati DJ.
BalasHapusYa,, yoon soo wan, kau mentertawakan cinta pertama dylan..
Aiiiiish,, yang ternyata itu adlah dirimu.
Ditunggu part 3 ny mb anna,
Gomawo, hwaiting
Galau tingkat dewa,,,(kata anak jman skrg) hahahaaaa
BalasHapusEsna : iyaaa,, si SW sma aj mnertawakan dirinya sndri scra cinta prtma n trakhir DJ itu ya pzti dirinya..
BalasHapusGada yg lain lgi..
Itu jg klu SW-nim mrbah alur crtanya..
Hehheheh
Bunda Tul2 :
Hahhaha bunda bisa aj deh...
Pzti sering galau ya??? Wkwkkwkk
Tiap hr galau tggu poshtingan sinop....hahahahaaa.gomawo...
Hapusditunggu sinopsis selanjutnya mbak..
BalasHapussemangat ya mbak!!
Dylan patah hatiiiiii~
BalasHapusiyaaa.. kasihan Dylan.. mau ga kamu jadi obat pelipur laranya.. ^^
HapusTeddy seo sbg pemanis
BalasHapusiya mba,,,
Hapussampai saat ini sbg pemanis..
entah pemanis gula tebu atau gula batu ga tau.. hhehehe
semoga seperti yag mba blg di twitter.
dy jdian ama adeknya DJ.. ^^
Trims sinopsisnya....
BalasHapus