Akhirnya Seung Hee dan Soo Hyun memutuskan membawa Hoon ke rumah mendiang ibu Soo Hyun. Seung Hee merapihkan kasur sedangkan Soo Hyun memapah Hoon masuk ke dalam kamar. Soo Hyun terlihat tak kuat lagi memapah Hoon. Saat Soo Hyun hendak membaringkan Hoon. Soo Hyun tak dapat menahan keseimbangan. Badan Hoon walaupun empeng tapi berotot juga. Sehingga mengakibatkan mereka berdua langsung terjatuh di atas kasur. Soo Hyun tampak kaget. Jaraknya dan Hoon sangatlah dekat. Terlihat seperti pasangan yang sedang bobo bareng. (hihihi) Soo Hyun menatap wajah Hoon yang sangat tampan itu.
Tiba-tiba Hoon mengigau, memanggil nama Jae Hee. Seung Hee tertegun mendengarnya. Soo Hyun malah memisahkan diri dari pelukan Hoon. Ia memukul bokong Hoon dan mengatai Hoon pasti sudah gila.
Soo Hyun berdiri lalu
mendesah. Pastinya ia merasakan sesuatu saat berdekatan dengan Hoon tadi. Sepertinya
Seung Hee tidak menyukai kedekatan Hoon dan Soo Hyun. Soo Hyun menyadari Seung Hee
sedang menatapnya. Soo Hyun pun mengambil bantal dan selimut. Lalu membuangnya
begitu saja ke Hoon. Tiba-tiba Direktur Oh menelpon. Soo Hyun berpindah ke
ruangan baca lalu mengangkat telponnya. Seung Hee hanya diam saja namun
terlihat ia memperhatikan Soo Hyun.
Soo Hyun mengatakan pada
Direktur Oh, ia sekarang berada di rumah ibu-nya. Ia akan menginap disini malam
ini. Namun sang ayah memintanya pulang. Soo Hyun meminta maaf, ia akan
menghubungi Direktur Oh besok. Direktur Oh sepertinya menyesal telah memarahi
putrinya, secara ia anak dari wanita yang di cintainya. Dan memang ia sangat
menyanyangi Soo Hyun namun ia tidak mau memperlihatkannya.
Seung Hee menyelimuti
Hoon. Ia menatap Hoon yang sedang tertidur.
Lalu beranjak ke ruang baca menemui Soo Hyun. Seung Hee mengatakan Soo
Hyun bisa tidur di kamar ibunya. Soo Hyun meminta maaf telah membuat masalah.
Ia merasa ia selalu membuat Seung Hee kesulitan.
“Ini adalah rumahmu,
Dokter Oh. Sepertinya kalian berdua benar-benar dekat.”
“Apa?”
“Kau tahu, kalian datang
sejauh ini dan minum bersama-sama. Dan kau menjaganya ketika dia mabuk.” Soo Hyun
tertawa mendengar kata Seung Hee, bukan seperti itu... Orang yang dicintai
Dokter Park, meninggal. Seung terlihat kaget, ia bertanya apa itu benar. Soo
hyun mengangguk, tapi pacarnya Dokter Park benar-benar mirip denganmu.
“Oh, jadi itu sebabnya...”
Seung Hee pura-pura prihatin mendengarnya. Soo Hyun tanya sekarang Seung Hee
bisa memahaminya kan?
“Tiba-tiba aku ingin tahu
tentang orang itu. Aku akan membuat kopi, apa kau mau ceritakan tentang orang
itu?”
“Tentu.”
Seung Hee lalu pergi
membuat kopi. Terlihat Hoon terlelap namun ia tampak sedih dalam tidurnya.
Seung Hee kembali membawa kopi dan meminta Soo Hyun berbicara dengan nyaman.
PM sedang menikmati makan
bersama dengan masyarakat yang terpisah dengan keluarga mereka di Utara. Bukan
hanya masyarakat biasa yang terpisah dengan keluarga mereka di Utara. Namun di pertemuan ini, ada juga bebarapa
petinggi lainnya yang terpisah dengan keluarga mereka di Utara. Seorang petinggi
yang duduk di samping PM pun mempunyai adik yang berumur 80 tahun. Tapi ia
tidak pernah melihatnya selama beberapa tahun. Bahkan ia tidak tahu apa adiknya
masih hidup atau tidak. PM menyatakan penyesalannya.
“Aku dengar kalau Korea
Utara telah mengusulkan pertemuan untuk keluarga yang terpisah.” Ujar petinggi
lainnya
“Ya. Aku akan memberitahu
Presiden untuk membuat pertemuan ini diselenggarakan kali ini.”
“Aku meminta bantuanmu.”
Pinta petinggi yang duduk di sebelah PM. PM mengiyakan lalu mempersilahkan
mereka makan. “Kalian harus makan banyak dan mendapat kekuatan untuk bertemu
dengan orang tua, saudara, atau anak-anak kalian. Silakan makan.”
Tae Soo sedang memperhatikan
pengawal yang merupakan mata-mata Presiden. Seperti janjinya kepada PM, ia akan
menangani pengawal ini. Makan bersama para keluarga yang kehilangan keluarga
mereka saat di Utara pun usai. Mereka semua berjabat tangan dengan PM.
Mata-mata Presiden tampak mengawasi jalannya silahturami itu. Namun saat usai
berjabat tangan, PM hilang entah kemana. Yang tersisa hanyalah masyarakat yang
masih berada di sana dan para pengawal lainnya. Pengawal itu pun langsung
mencari jejak PM. Saat memasuki sebuah gerbang, Tae Soo langsung mencegatnya.
Tae Soo akan mengantar PM. Pengawal itu pun mengiyakan dan beranjak pergi.
Ternyata PM bertemu dengan Direktur Oh. Rupanya PM menuruti permintaan Jin Soo untuk membujuk Direktur Oh supaya Hoon kembali bekerja di RS Myung Woo. Sebenarnya ada apa di balik semua ini, apa untungnya PM menuruti permintaan Jin Soo itu. Direktur Oh bangkit berdiri dan mengatakan sudah lama tidak bertemu, PM. PM mengatakan rasa senangnya bertemu dengan Direktur Oh.
Direktur Oh bertanya “Apa
sudah 20 tahun? kapan terakhir kita bertemu seperti ini?” Tanpa berbasah basih
dan membuang-buang waktu. PM langsung mengatakan ia punya sesuatu untuk ditanya
pada Direktur Oh. Direktur Oh mempersilahkan PM mengatakan apa yang ingin ia
katakan, ia menyatakan rasa prihatinnya dengan rumor yang tersebar.
“Ada banyak mata melihat dan banyak telinga mendengar. Kita tidak punya waktu. Aku akan memberitahumu.” Ujar PM
“Apa ini?”
“Apa kau tahu Dr Park
Hoon?” Direktur Oh tampak memikirkan sesuatu. Seperti ia memikirkan ada
hubungan apa PM dan Hoon. Kok bisa PM menanyakan Dr Park padanya. PM tampak
serius, ia meminta Direktur Oh memberi kesempatan yang kedua pada Dr Park hoon.
Hoon terbangun dari
tidurnya. Ia memegang kepalanya yang tampak sakit karena banyak minum. Saat
melayangkan pandangannya, ia melihat foto Seung Hee bersama ibu Soo Hyun. Hoon
tampak kaget, ia berbalik dan melihat foto Seung Hee mengenakan jas dokternya
dan foto Seung Hee saat berambut panjang. Persis seperti Jae Hee. Hoon berpikir
ia berada di rumah Jae Hee.
Hoon keluar kamar mencari
Jae Hee. Ia melihat sekelilingnya, yang hanya ada lukisan ibu Soo Hyun. Hoon
mendengar suara dari dalam dapur, saat ke dapur ia tidak menemukan siapa-siapa
di sana. Terdengar suara dari ruangan sebelah, Hoon pikir Jae Hee berada dalam
ruangan itu. Ia tidak menyadari ruangan itu adalah kamar mandi.
Saat
membukanya, ia kaget melihat Soo Hyun yang hanya mengenakan handuk saja. Soo
Hyun tak kalah kagetnya. Ia langsung berteriak dan menutupi bagian dadanya.
Kemudian, ia mencari sesuatu untuk di lemparkan ke Hoon. Soo Hyun pun mengambil
botol shampo dan melemparkan ke Hoon. Apa Hoon akan di sana saja. Usir Soo
Hyun.
Hoon bilang ia akan pergi namun Soo Hyun terus melemparinya. Ia berusaha menghindari lemparan Soo Hyun. Soo Hyun terus melempari Hoon dengan peralatan mandi lainnya.
Hoon bilang ia akan pergi namun Soo Hyun terus melemparinya. Ia berusaha menghindari lemparan Soo Hyun. Soo Hyun terus melempari Hoon dengan peralatan mandi lainnya.
Terakhir Soo Hyun mengambil baskom kecil dan melemparnya ke arah
Hoon. Lemparan baskom itu mengenai wajah tampan Hoon. Seketika itu juga Hoon
pingsan. hahhahaha
Soo Hyun dan Hyun Wook
memandangi Hoon yang belum sadar. (kok Hyun Wook bisa berada di sini ya) Wajah
mereka tampak khawatir namun terlihat lucu. (hihihi) Hoon setengah sadar,
penglihatannya masih samar-samar. Hyun Wook tanya apa Hoon baik-baik saja.
Akhirnya Hoon sadar penuh, Soo Hyun tanya Hoon baik-baik saja. Hoon memegang
wajahnya yang tampan dan meringis kesakitan. (Ngakak alay melihat scene ini)
“Apa kau baik-baik saja kalau kau jadi aku?”
ujar Hoon pada Soo Hyun. Soo Hyun membela diri. Habis... Kenapa kau akan datang
ke kamar mandi orang lain seperti itu?
“Kamar Mandi?” tanya Hyun
Wook penasaran. Lalu tatapan matanya beralih melihat ke tubuh Soo Hyun.
Kemudian ia bertanya pada Hoon apa Hoon melihat semuanya? LOL (ekspresi Hyun
Wook yang serba-serbi ini membuat ngakak)
Pertanyaan Hyun Wook
sontak di bantah habis-habisan oleh Soo Hyun dan Hoon secara bersamaan “Lihat
apa?”. Hyun Wook penasaran kenapa kalian berdua di sini bersama? Kali ini Soo
Hyun dan Hoon kembali menjawab pertanyaan Hyun Wook secara bersamaan.
“Lalu kenapa kau di sini?”
kompak bangetz mereka (Widiwwww chemistry-nya udah dapat nih)
Pertanyaa Hoon dan Soo
Hyun di jawab oleh Hyun Wook tapi entah kenapa ia harus menjawabnnya di luar.
Mungkin Soo Hyun mengusirnya karena kepo banget jadi orang. (piss) Hyun Wook
bilang ia ke sini karena Ketua menyuruhnya menjemput Hoon
“Ketua? Kenapa?” Soo Hyun
jadi penasaran.
Hyun Wook bilang mungkin karena dia ingin memberinya kesempatan? Hyun berpikir kenapa juga Direktur ingin bertemu dengan Hoon? Hoon malah tidak tertarik bertemu dengan Direktur Oh. Hyun Wook tanya kenapa. Bukannya menjawab pertanyaan Hyun Wook, Hoon malah meminta Soo Hyun mengantarnya ke tempat mereka pergi kemarin (RS cabang). Apa Hoon mau bertemu Dokter Han? Hoon bilang ia perlu bicara dengannya. Soo Hyun mengatakan Seung Hee tidak ada di sana.
“Apa maksudmu?”
“Dia bilang dia kembali RS
nya yang lama.”
“RS lama?” hoon lalu meminta
Soo Hyun mengantarnya ke sana. Namun Hyun Wook berujar ia yang akan mengantar
Hoon.
Soo Hyun mengantar mereka
ke gerbang. Sebelum masuk ke mobil, Hoon tanya kenapa Soo Hyun kesini? Soo Hyun
bilang ia akan tinggal di sini sedikit lebih lama. Hoon pun berterima kasih.
Soo Hyun diam saja, namun ia tampak tersentuh dengan ucapan terima kasih Hoon.
Ia meramas kedua tangannya. Sepertinya Soo Hyun mulai ada rasa tuh sama Hoon.
Sepeninggalan Hoon, Soo
Hyun memandang rumah ibunya. Ia melipat kedua tangannya. Lalu mengelus-ngelus
tangannya. Ia tampak memikirkan sesuatu. (Asal jangan mikirin Hoon aja, ntar
aNNa ngambek. hihiihih) Soo Hyun lalu mengambil handphone-nya dan menghubungi
seseorang. Tanpa ia sadari, Direktur Oh sudah berada di belakangnya.
“Dokter Han? Dia akan melakukan operasi sepanjang pagi.” Direktur sepertinya tahu Soo Hyun berusaha menghubungi Jae Joon. Namun kedatangannya yang tiba-tiba membuat Soo Hyun kaget. Direktur Oh mengatakan ia memilih untuk memberikan Dokter Park Hoon kesempatan lagi. Walaupun sudah tahu mengenai kabar itu namun Soo Hyun tampaknya memikirkan keputusan ayahnya. Ia sangat tahu ayahnya adalah seorang yang tak muda menarik kembali kata-katanya. Ya bagaimana pun kuat dan teguhnya prinsip Direktur, keputusan dari atasan sangatlah berpengaruh. Mau ga mau ia harus menerimanya. Sepertinya Direktur dan PM mempunyai rahasia di masa lalu. Mereka berdua sama-sama menjaganya dengan baik.
Direktur Oh dan Soo Hyun
pun masuk ke dalam rumah. Direktur mengatakan ia tidak pernah percaya kalau
anaknya akan mengalahkan prinsipnya. Direktur menatap foto ibu Soo Hyun yang
sedang tersenyum manis. Direktur merapihkan kaca matanya agar melihat dengan
jelas wajah cantik wanita yang di cintainya itu.
“Wanita ini. Aku
menyukainya. Ketika dia menatapku seperti itu, itu membuatku senang.” Soo Hyun
terharu mendengar pengakuan ayahnya.
“Aku
tidak tahu apa yang dia lihat padaku, tapi aku sangat mencintai ibumu. Jika ada
namanya takdir, aku pikir dia adalah takdirku.”
“Ayah.” Direktur Oh
berbalik menatap Soo Hyun. “Sudah lama aku tidak mendengarmu memanggilku
begitu.” Soo Hyun meminta maaf pada ayahnya, matanya berkaca-kaca.
“Maafkan aku. Dan... Terima
kasih. Untuk mencintai ibuku. Terima kasih banyak.” Direktur Oh memeluk
putrinya dan menepuk bahunya. Soo Hyun tak dapat menahan kesedihan plus rasa
haru-nya. Air matanya mengalir keluar. Sang ayah melepas pelukan dan memberinya
sapu tangan.
Soo Hyun mengambilnya dan menghapus air matanya. Ia pun mengembalikannya pada sang ayah. Namun Direktur tidak menyimpan sapu tangan itu begitu saja. Ia malah menghapus air mata putrinya yang masih menetes keluar.
Soo Hyun mengambilnya dan menghapus air matanya. Ia pun mengembalikannya pada sang ayah. Namun Direktur tidak menyimpan sapu tangan itu begitu saja. Ia malah menghapus air mata putrinya yang masih menetes keluar.
#Recommended buat chingu
semua, kalau cari suami itu kayak Direktur ya. Yang sayang ama kita and
anak-anaknya. ^^
PM terjebak macet saat menuju rumah Presiden. Ia mengeluh, lalu lintasnya mengerikan. Tae Soo yang duduk di depan dengan mengenakan kaca mata hitam andalannya pun menenangkan PM. Ia pikir mereka akan terlambat 5 menit. Apa itu tidak apa? PM memandang keluar dan mendesah. Sepertinya ia banyak pikiran dan juga banyak beban yang di pikulnya.
Presiden menandatangani
sebuah dokumen yang di bawah oleh PM. Sebagai Perdana Menteri, kau bisa membuat
keputusanmu sendiri. PM bilang untuk hal seperti ini, ia diminta mendapatkan
persetujuan dari Presiden. Presiden membalas, komite ini berada dalam kuasamu.
Kenapa kau perlu persetujuanku? PM membungkuk meminta maaf. Presiden
menyerahkan dokumen yang sudah ia tandatangani.
PM menerimanya dan melangkah keluar namun langkahnya terhenti dengan perkataan Presiden yang memintanya jangan terlambat untuk selanjutnya. PM berbalik dan meminta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi. tampak hubungan Presiden dan PM tidaklah dekat. Namun sebagai petinggi negara ini, mereka harus berusaha profesional walaupun dalam diri mereka saling membenci satu sama lain.
PM menerimanya dan melangkah keluar namun langkahnya terhenti dengan perkataan Presiden yang memintanya jangan terlambat untuk selanjutnya. PM berbalik dan meminta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi. tampak hubungan Presiden dan PM tidaklah dekat. Namun sebagai petinggi negara ini, mereka harus berusaha profesional walaupun dalam diri mereka saling membenci satu sama lain.
PM melihat tanda tangan Presiden Hong Chan Sung dan tertawa puas. Ia menatap Tae Soo sambil tertawa dan menghentakkan jarinya di dokumen itu.
“5 menit! aku terlambat 5
menit dan dia sangat marah. Presiden! Orang seperti ini.. adalah presiden Korea
Selatan?” PM tertawa seolah-olah mengolok (tidak percaya) Hong Chan Sung adalah
Presiden Korea. Pm tertawa sampai mengeluarkan air mata.
“Namanya adalah Han Seung Hee?” ujar PM setelah puas menertawakan Presiden. Tae Soo mengiyakan. PM meminta Tae Soo mengatakan pada mereka ia ingin melihat kemampuannya. Lalu kembali tertawa sambil menunjuk dokumen itu. “Ini lucu. Itu sangat lucu! Aku pikir jantungku akan meledak.” Tae Soo merasa heran dengan kelakuan PM yang tertawa sendirian seperti itu.
Dalam perjalanan, Hyun
Wook tanya apa Hoon bilang kalau ada wanita yang mirip pacarnya? Sepertinya
Hoon sudah memberitahu Hyun Wook perihal Seung Hee yang wajahnya mirip Jae Hee.
Namun Hoon percaya Seung Hee adalah Jae Hee. Hyun Wook pun membalas, tapi dia sendiri yang bilang bukan, apa yang akan
kau lakukan? Hoon tahu itu dia.
“Hei, itu tidak akan
memecahkan masalah. Kau tahu Kenapa orang-orang mengaku melihat alien? itu
karena tidak ada saksi. Karena itu palsu.”
“Ada orang lain yang melihatnya
selain aku.” Hoon lalu menelpon ibu Chang Yi.
Sepertinya Hoon membicarakan tentang Jae Hee yang sudah berhasil ia
temukan. Tentu saja ibu Chang Yi tahu. Tapi, ibu malah meminta Hoon melupakannya
sekarang. Ibu berhenti berbicara karena sepertinya Hoon ingin berbicara dengan
Chang Yi. Chang Yi tanya keberadaan hoon. Hoon sedang dalam perjalanan, ia
meminta Chang Yi tetaplah bersama ibunya.
Setelah Chang Yi
memutuskan sambungan telpon. Ibu menyesali tindakannya. Seharusnya ia tidak
memberitahu Hoon. Chang Yi malah memuji ibunya melakukan hal yang benar. Namun
pujiannya bertentangan dengan wajahnya yang terlihat cemberut. Ibu tertawa
mendengar kata-kata Chang Yi. Caramu bicara seperti kau ingin pacar Dr Park
mati. Chang Yi membantahnya, kapan? Chang Yi meminta ibunya berhenti bicara
omong kosong. Ia lalu mengalihkan pembicaraannya. Apa yang kau ingin makan? Ibu
terlihat semangat kalau mendengar tentang makanan.
“Mie beku Hamhung (Kota di Korut), oke?” Chang Yi menggangguk lalu pergi meninggalkan ibunya. Terlihat seseorang mendengar percakapan mereka dari balik pintu. Namun ia memakai jas dokter RS Myung Woo. Terlihat mencurigakan, kamera hanya mengambil gambar jasnya saja tanpa mengambil wajahnya. Saat Chang yi membuka pintu. Ia menjauh dari depan pintu. Chang Yi melihatnya dan membungkuk. Hmmm jangan-jangan Jin Soo yang menyamar sebagai dokter lagi ini. Sepertinya Chang Yi mengira dia adalah dokter RS ini. Chang Yi pun membungkuk memberi hormat.
Setelah kepergian Chang Yi, dokter itu pun masuk. Tampilan belakangnya seperti Jin Soo. Ibu tidak menyadari kedatangannya. Ibu terlihat menikmati tayangan drama di layar televisi. Orang itu mendekat. Dan benar itu Jin Soo. Ia kembali menyamar sebagai dokter gadungan. Jin Soo menatap ibu penuh makna. Jangan-jangan ibu akan menjadi korban selanjutnya ini. Secara Tn Lim yang berniat membuka mulut mengenai keberadaan Jae Hee saja, ia harus mengalami hal yang dramatis githu. Hee Apa lagi ibu Chang Yi yang jelas-jelas mengetahui fakta bahwa Jae Hee itu meninggal saat di tahanan.
“Ada kandidat yang sempurna.”
“Tidak mungkin itu,,,”
“Itu benar. Nenek itu (ibu Chang Yi) terus mengatakan omong kosong pada Park Hoon. Aku akan mengurusnya. Tunjukkan saja semua keahlianmu.” Ujar Jin Soo lalu bernajak pergi.
Hoon dan Hyun Wook
berjalan menuju ruang rawat ibu Chang Yi. Chang Yi berlari menghampiri Hoon. Ia
mengatakan ibunya tiba tiba pingsan. Hoon terkejut mendengarnya. Ibu Chang Yi
langsung di larikan ke ruang operasi di dampingi Dr Keum, Dr Kim dan Seung Hee.
Sesampainya di lorong, Seung Hee berhenti menatap Jin Soo. Pekerjaan Jin Soo sudah beres tinggal Seung Hee saja. Dr Keum berlari menghampiri Jae Joon. Jae Joon tanya dia tiba tiba pingsan? Dr Keum melaporkan kondisi pasien. Pasien wanita usia 65 tahun. aku pikir dia punya infark miokard akut.
Sesampainya di lorong, Seung Hee berhenti menatap Jin Soo. Pekerjaan Jin Soo sudah beres tinggal Seung Hee saja. Dr Keum berlari menghampiri Jae Joon. Jae Joon tanya dia tiba tiba pingsan? Dr Keum melaporkan kondisi pasien. Pasien wanita usia 65 tahun. aku pikir dia punya infark miokard akut.
“Di mana Dokter Eun?”
tanya Jae joon. Ternyata dr Eun juga sedang melakukan operasi juga. dr Keum
bergegas menemui Jae Joon. Ia mengatakan Dr Eun tidak bisa datang. Jae Joon
sedang mengsterilkan tangan dengan mencucinya dengan sabun. Lalu siapa yang akan menjadi dokter anestesi
kita? Jika itu infark miokard akut, kita harus cepat. Tiba-tiba Dr Kim datang
dan mengatakan kepada Jae Joon, persiapan untuk operasi sudah selesai. Jae Joon
kaget mendengarnya. Kalau bukan Dr Eun siapa yang menjadi dokter anestesinya.
Di ruang operasi, Jae Joon
di pakaikan baju kebesaran operasi oleh seorang dokter. Seorang sedang sibuk
mengetik sesuatu di laptop. Dr Kim melaporkan kepada Jae Joon persiapan benar-benar
selesai kepala. Jae Joon tanya siapa yang mengurus lini 4. Ternyata Seung Hee
yang mengurus lini 4, dia yang mengetik tadi. Jae Joon merasa heran, karena ia
baru pertama kalinya melihat Dr Han Seung Hee. Jae Joon menatap tajam Seung
Hee.
Tatapannya seperti tatapan mencurigai. Tiba-tiba Dr Eun menelpon. Jae Joon langsung menanyakan siapa dia (Han Seung Hee). Dr Eun balik bertanya apa Dokter Han ada? Jae Joon terkejut karena Dr Eun mengenalinya, sedangkan Jae Joon tidak pernah melihatnya. Dr Eun bilang dia direkrut karena dia ahli anestesi yang sangat hebat dari RS cabang. Dr Eun meminta Jae Joon percaya padanya. Ia pun pamit karena rekannya sudah menanti untuk melakukan operasi.
Jae Joon kembali ke meja
operasi. Namun ia masih menatap Seung Hee dengan tatapan mencurigai. Pastinya,
ia merasa curiga karena tidak mudah seseorang di rekrut begitu saja masuk ke RS
Myung Woo, tanpa melihat keahliannya dan sebagai dokter Kepala ia harus tahu
latar belakang rekan timnya. Mereka harus rapat terlebih dulu. Seperti halnya
Hoon dulu.
Seung Hee melihat layar
monitor. 10 mililiter Asetilkolin, anastesi lokal sepertinya bagus. Ia pun
bertanya pada dokter di sebelahnya, apa kau siap dengan dopamin dan dobutamin?
Sang dokter itu pun mengatakan Epinefrinnya juga siap. Seung Hee lalu berbalik
dan bertanya bisa kita memulainya. Jae Joon menatapnya dan mengatakan lakukan
yang terbaik. Ia meminta pisau bedah namun pandangannya tak lepas dari Seung
Hee. Setelah itu Jae Joon memulai operasinya. Ia membedah tubuh pasien. Dari
balik bilik, Seung Hee menoleh melihat jalannya operasi. Matanya terus
mengawasi sepanjang Jae Joon melakukan operasi pada ibu Chang Yi. Sepertinya ia
takut ketahuan Jae Joon. Secara jantung ibu Chang Yi normal dan baik-baik saja.
Di luar, Hoon duduk
menunggu kapan operasinya selesai. Dari raut wajahnya, ia tampak gelisah. Ia
tampak sekali mengkhawatirkan keadaan ibu Chang Yi. Bisa di bilang semua saksi
kunci yang mengetahui tentang keberadaan Jae Hee, semuanya sekarat bahkan Tn
Lim menghilang entah kemana. Walaupun ia mengirim pesan namun Hoon yakin Tn Lim
belum sembuh total untuk bepergian jauh sampai ke China sana. Chang Yi juga tak
kalah khawatirnya, ia memilih berdiri.
Jae Joon keluar dari ruang
operasi. Chang Yi langsung memanggilnya. Hoon pun berdiri mendekat. Jae Joon
mengatakan operasi berhasil, dia akan segera bangun. Hoon langsung menyambar
perkataan Jae Joon.
“Apa yang terjadi disini?
Pasien tidak seharusnya mengalami Infark Miokard akut?”
Jae Joon menatap tajam
hoon, “Mungkin itu karena faktor usianya yang tua. Apa kau tidak tahu?”
Hoon menjawab jantungnya dalam kondisi yang baik. Chang Yi menegur Hoon, apa yang kau lakukan, Hyung. Lalu ia membungkuk mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Jae Joon. Ibu Chang Yi pun di dorong keluar, melihat itu Jae Joon berterima kasih pada Seung Hee.
Hoon menjawab jantungnya dalam kondisi yang baik. Chang Yi menegur Hoon, apa yang kau lakukan, Hyung. Lalu ia membungkuk mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Jae Joon. Ibu Chang Yi pun di dorong keluar, melihat itu Jae Joon berterima kasih pada Seung Hee.
“Kau harus berterima kasih
pada ahli anastesi itu.” tambah Jae Joon. Hoon menatap ibu Chang Yi. “Kau benar
Dokter Han?” ujar Jae Joon. Seung Hee berkata kau sudah bekerja keras, Kepala.
Lalu membuka maskernya dan tersenyum. Hoon terperanjat melihatnya. Chang Yi
juga namun tak sekaget Hoon. Kemudian Seung Hee membawa ibu Chang Yi pergi.
Hoon tak berhenti menatap Seung Hee.
Ibu chang Yi di bawah ke ruang ICU, Seung Hee yang menangani ibu Chang Yi. Ibu Chang Yi masih dalam pengaruh obat bius. Ia belum sadar. Chang Yi berbicara dengan ibunya. Kau baik-baik saja kan. Kita beralih ke hoon. Sekarang rasa khawatir Hoon pada ibu Chang yi seolah sirna sudah. Saat melihat Seung Hee di depan ruang operasi, ia tak berhenti menatap Seung Hee bahkan sampai di ruang ICU. Seung Hee berkata pada Chang Yi “Dia masih sulit bicara. Karena pasien butuh istirahat. Mohon tunggu diluar.” Chang Yi mengangguk mengiyakan.
Seung Hee lalu melihat
Hoon karena hanya Chang Yi saja yang mengiyakan. Namun Hoon malah menatapnya
tajam. Hoon teringat akan saat ia memeluk Jae Hee sewaktu mereka kuliah dulu.
Saat menyadari Seung Hee sedang menatapnya, tangan Hoon mengenggam erat tempat
tidur. Dan menunduk namun hanya sesaat saja, ia kembali menatap Seung Hee. Seung
Hee yang masih menatapnya mengatakan kita bertemu lagi disini.
“Aku minta maaf soal
kemarin.” Wajah Seung Hee tampak sedih mendengarnya. (Entah hanya akting atau beneran
tapi kelihatan sekali wajahnya sedih saat Hoon meminta maaf)
Dr Eun pun datang. Seung
Hee lalu memperkenalkan dirinya. (Berarti Dr Eun juga belum kenal dekat sama
Seung Hee donk.) dr Eun meminta maaf karena Seung Hee baru saja sampai sini. Ia
akan mengurus ibu Chang Yi sekarang. Lalu meminta Seung Hee pergil ke kantor
utama. Seung Hee mengiyakan. Sebelum pergi ia menatap Hoon yang tertunduk.
Setelah keprgian seung Hee, Hoon tertunduk lemas. Sepertinya ia mulai
berpikir,Seung Hee bukanlah Jae Hee-nya.
Hoon dan Chang Yi
memperhatikan Seung Hee yang sedang menunggu di depan lift. Chang Yi tanya dia
bukan Jae Hee? Jadi, dia orang lain? Hoon bilang ia tidak tahu. Kalau ibu Chang
Yi bangun ia akan bertanya padanya. Hoon lalu terunduk lesu. Tiba-tiba Jae Joon
datang dari belakang dan bertanya apa kau punya waktu sebentar?
Hoon yang kaget langsung menoleh. Jae Joon menatapnya tajam. Hmm kelebihan tajam tuh tatapan.. Mau ganti'in Jay Kyung kali ya.. ^^
Hoon yang kaget langsung menoleh. Jae Joon menatapnya tajam. Hmm kelebihan tajam tuh tatapan.. Mau ganti'in Jay Kyung kali ya.. ^^
Di taman kaca RS, Hoon
mondar-mandir sambil menaruh tangannya di dalam kantung celana. Jae Joon rasa
ini awal dari hubungan yang buruk. Hoon tanya apa yang kau bicarakan?
“Aku bicara tentang
hubungan antara kau dan aku.” Hoon mendesah mendengarnya. Aku tidak waktu untuk
main-main. Langsung saja ke intinya. Jae Joon mengangguk pelan.
“Aku dengar kau datang ke
rumah sakit kami karena pacarmu. Tapi aku juga dengar... kalau dia sudah
meninggal.”
Hoon tampak tak menyukai
perkataan Jae Joon “Apa kau sudah selesai?” Hoon lalu melangkah pergi namun Jae
Joon langsung memegang pundak Hoon. Jae joon mendekat. Ia menatap tajam Hoon, artinya
urusanmu di rumah sakit ini sudah selesai. Pergilah. Dan juga, jangan dekati
Dokter Oh.
“Dokter Oh?” Hoon lalu
berpikir, ia tertawa kecil “Ah, Itik itu.” Jae Joon langsung naik darah
mendengar Hoon memanggil Soo Hyun dengan sebutan itik. Ia menarik kera baju
Hoon. “Jaga mulutmu! Dr Oh bukan dokter kau bisa memanggil ‘Itik’.”
“Di mataku, dia... “ Hoon
berhenti berbicara dan menatap ke luar “Bagaimana menurutmu, Itik?” jae Joon
langsung ikutan menoleh dan kaget melihat Soo Hyun sedang bersandar di depan
pintu melihat ulahnya.
Jae Joon pun melepaskan
cengkramannya dan sengaja merapihkan baju Hoon. Maafkan aku. Aku agak kasar.
“Apa yang terjadi?” tanya
Soo Hyun
“Tidak banyak. Sepertinya
kalian berdua harus bicara.” Hoon pun pergi meninggalkan mereka berdua. Soo
Hyun memanggil Hoon dan berniat menyusulnya namun Jae Joon menahan tangannya.
Komentar
:
Aduh no koment deh untuk
kedekatan Hoon sama Soo Hyun. Tapi menurut aNNa sih, Soo Hyun sedikit mulai
merasakan tanda-tanda ia kecantol sama dokter tampan kita. Secara Hoon itu tipe
pria yang setia, sangat mencintai pasangannya. Mungkin ia tidak mendapati rasa
sayang dan cinta yang tulus dari Jae Joon. Makanya waktu ia dan Hoon
minum-minum, ia merasa rasa cinta Jae Joon kepadanya tidak sebesar rasa
cintanya kepada Jae Joon.
Nah kalau mengenai Seung
Hee. Masih tanda tanya besar dalam benak aNNa, apa benar dia itu Jae Hee???
Secara kedua partner aNNa, Mba IU & Mba Lilik mengatakan kemungkinan Seung
Hee itu Jae Hee. Pokoknya aNNa ga mau ambil pusing benar atau tidak si Seung
Hee itu Jae Hee. aNNa mau ikutin aja jalan ceritanya, ya walaupun aNNa berharap
dia itu Jae Hee.. hehhehee perasaan nih kata-kata berputar di sinii terus.. ga
maju dan ga mundur. Hufff
Kita beralih ke PM dan
Direktur Oh. Rahasia apa sih yang di sembunyikan oleh mereka berdua? Kok mereka
berdua saling tidak menyukai satu sama lainnya???
Kira-kira apa yang terjadi
20 tahun yang lalu ya??
Hmm jangan-jangan menyangkut
ayah Hoon lagi, di episode 1 kan ayah Hoon berniat menggugat RS Myung Wool
karena adanya kesalahan medis. Dan PM menunda sidang pengadilan karena ada
masalah serius mengenai keamanan nasional. So ayah Hoon di bawa ke Utara untuk
melakukan operasi pada Presdien KorUt.
Tapi kok ga singkron
sih??? Mengapa pula PM dan Direktur Oh malah bermusuhan?
Bukan hanya chingu yang
pensaran tapi aNNa juga ga kalah P E N A S A R A N. ^^
makasih sinopny mb.. gereget bgt baca sinop ny. aq juga brharap bgt klu jea hee msh hidup.. trus hoon ntar bs sama jea hee lagi.. soal ny perjuangan mrk benar2 mngharukan.. di tunggu kelanjutanny mb. fighting!!
BalasHapuskayaknya seung hee emang jae hee deh...tapi mian...saya malah berharap hoon akan menjadi couplenya soo hyun kyaaaaaa.........hati galau.net
BalasHapusMakasih ya mbak dah bikin sinopnyaaaaaa....
BalasHapusKayaknya aku gak setuju hoon ma seung he/jae hee... lebih setuju hoon ma soo hyun,,,
BalasHapusNtar si jae joon sama seung hee aja... hehehe
Setuju sama fairuz. Chemisrty hoon sama soohyun udh mulau dapet.
HapusBiasanya drama korea kan juga gtu, kalo sering berantem di awal biasanya yg jadian deh hehee
huaaa bner2 bikin penasaran dehh,,,, seung hee jae hee???
BalasHapushmmm kasian liat hoon kyk gitu :'(
tpi suka liat hoon kalo lgi manggil soo hyun itik hahaha
mbaa makasih ya udah mau buat sinopnya,, dan salam kenal heheh :)
aihh suka banget sama si Hoon.. lebih suka Hoon sama Soo Hyun dari pada sama Jae Hee...
BalasHapusaNna.. fighting !
mksih y mba sinop'a....
BalasHapusoh ya sinopsis angel eyes d lnjutin ap gak mb ?
menurut q seung he itu jae hee, knp dia benci ma hoon?? kurasa krn dia sdh tau klo yg menyebabkan ayahya meninggal adlh hoon (yg megambil jantungnya untuk menyelamatkn nyawa jae hee).
BalasHapusYa ampuuun... itu waktu Hoon jatuh tertidur meluk Soo Hyun bikin ngiri deh >.<
BalasHapusTooooo tuiiiiit ^^
Hmmm... makin ga suka Seung Hee/Jae Hee, siapa pun itu, Kayaknya punya niat jahat. Aku pikir Dr. Seung Hee mau gagalin operasi n bikin ibu Chang Yi mati.
Iiiih... aku sebel sama Dr. Jae Joon >.< tatapannya itu lho... nyeremin. Lebih suka waktu di jadi Hwi Kyung yg banyak tersenyum walau hati terluka.. ciyyeee XD
Makasih ka Anna buat sinopsisnya, smngt trus ya.
Fighting!!