Senin, 12 Mei 2014

[Sinopsis] ANGEL EYES Episode 7 Bagian 2


Note :
Piku menyusul besok pagi ^^

~Bagian 2~

Jin Mo senyam senyum melihat sesuatu di layar komputer. Entah apa yang di lihatnya sehingga membuat ia terlihat serius dan tampak bahagia. Saat ayahnya pulang dan menyapanya. Ia masih asyik menatap layar komputer. Perbuatannya ini mengundang rasa penasaran sang ayah. Karena putranya tidak seperti biasanya. Ia selalu menyapanya saat ia pulang kerja.

Petugas Ki pun mendekat. Ia bertanya menyelidiki apa yang sedang anaknya lakukan sehingga tidak berbalik untuk melihat ayahnya pulang. Membuat ayahnya sedih saja.

Jin Mo berbalik dan mengatakan ia mendapat kartu ucapan dari ibunya. Sontak membuat petugas Ki heran mendengarnya. Jin Mo berujar ibunya mengirim kartu ulang tahun sebagai harapan untuknya. Petugas Ki bertanya ibunya mengirimkan apa.

Jin Mo menunjukkan pesan ibunya.

“Anakku yang tersayang Jin Mo! Selamat ulang tahun! Sangat menyenangkan kau sudah kelas satu! Dengarkan apa yang ayah katakan dan belajar keraslah. Aku harap kau selalu bahagia setiap hari. Walaupun aku jauh, Ibu tetap mengawasimu.”

~Dari Ibu~

Petugas Ki seakan tidak percaya dengan apa yang di bacanya. Sementara Jin Mo tersenyum menunjukkan pesan ibu kepada ayahnya. Jin Mo berbalik dan berkata kemarin dan hari ini, tidak ada pesan yang datang, jadi.. Aku pikir ada sesuatu yang terjadi pada Ibu. Karena Ibu sendirian, bagaimana kalau dia sakit? Jadi Aku... 119... Tidak, 911 di Amerika... Aku meminta mereka untuk mengirimkan ini padaku. Petugas Ki tanya Jin Mo mengirimkan apa pada siapa? Namun terdengar bel pintu berbunyi.

**

Teddy masuk dengan membawa sebuah bingkisan. Ia mengatakan ini hadiah di kirim dari Amerika! Jin Mo merasa takjub. Teddy pikir ibunya Jin Mo mengirimkan ini. Soalnya dikatakan disini, untuk pastikan hadiah ini sampai ke Jin Mo hari ini. Jadi ia mengetahuinya dengan cepat dan langsung membawanya kesini. Teddy pun mengedipkan matanya kepada petugas Ki. Ternyata semuanya pekerjaan Teddy untuk menyenangkan Jin Mo.

Jin Mo langsung jingkrak-jingkrak kegirangan mendapatkan hadiah dari ibunya (padahal Teddy yang ngirim) . Ia menyerukan hadiah! Hadiah! Teddy menyerahkan hadiahnya kepada Jin Mo. Seketika itu juga, ia meluncur ke kamar tuk melihat isi hadiah dari sang ibu. Teddy berujar ia melakukan pekerjaan bagus kan? Ia tersenyum penuh percaya diri (bangga).

**

Ternyata hadiahnya adalah kostum Spiderman. Jin Mo langsung mengenakan kostum itu dan berakting bagaikan Spiderman.

“Aku spiderman yang hebat! Kalian itu orang jahat.” Ujar Jin Mo menunjuk ke arah Petugas Ki dan Teddy yang di kurung dalam tenda transparan (seolah-olah sarang laba-laba). Mereka berdua di ikat dan saling membelakangi satu sama lain. “Kalian tidak akan bisa melarikan diri dari diriku. Kalian harus perlahan-lahan mulai meyerah ya?”

Teddy ikutan berakting. Wajahnya menampakkan ketakutan, ia mengatakan ia tidak melakukan apa-apa. Ia menyerah! Petugas Ki pun mengatakan ia benar-benar menyerah. Jin Mo tertawa bagaikan pahlawan sungguhan, ha ha ha ha. Kalian seharusnya melakukan itu sebelumnya. Aku akan menyelamatkan nyawamu. Namun, aku akan menggantung kalian berdua dipohon. Tunggu sebentar. Wajah Teddy memelas.

Jin Mo melompat dari atas sofa dan meluncur ke kamarnya. Teddy memohon Spiderman tolong selamatkan dia.

**

Petugas Ki menyesalkan bagaimana ia bisa lupa dengan mudah hal itu (ultah Jin Mo) sebagai seorang ayah? Lagi pula, sesuatu yang mengerikan bisa saja terjadi. Benarkan? Teddy ingin memberitahukan kepada petugas Ki tapi karena petugas Ki mengajar makanya ia melakukannya dengan terburu buru. Teddy pun meminta maaf.

“Apa maksudmu kau menyesal?”

“Tapi tetap saja, melegakan kalau Jin Mo sangat menyukainya.” ujar Teddy

“Masalahnya kalau dia sangat menyukainya kita akan terus didalam sarang laba-laba sepanjang malam.” Teddy tertawa mendengar apa yang petugas Ki katakan. Ia mengatakan  mungkin seharusnya ia memberikan Iron Man saja. Petugas Ki agak ragu, ia bertanya berapa biaya menginap di asrama dalam sebulan? Teddy tidak mengerti maksud pertanyaan petugas Ki. Sepertinya petugas Ki ingin Teddy tinggal bersama mereka. sehingga Teddy tidak membuang-buang uang hanya untuk membayar penginapan.

**

Soo Wan curhat sama Min Soo tentang dirinya yang hanya memikirkan Dong Joo. Oleh karena itu, ia memutuskan hubungannya bersama Jin Woo. Min Soo protes dan mencerca Soo Wan itu gila. Soo Wan membenarkan, ia pasti sudah gila. Min Soo tak habis pikir. Ia mendesah tak percaya dengan keputusan yang di ambil sahabatnya. Soo Wan kembali mengatakan ia pikir ia benar-benar sudah gila.. Setiap kali ia terbangun, ia hanya memikirkan Dong Jo.. Meskipun ia mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak memikirkannya (Dong Joo), itu tidak berguna. Ia terus saja memikirkannya.

“Yup, kau sudah gila. kau benar benar sudah gila. Apa kau tidak tahu orang seperti apa Dr Kang itu dan kau mematahkan hatinya seperti itu? Tapi lebih dari itu, kenapa kau baru mengatakan itu sekarang? Hei, Park Dong Joo tahu dirimu dan mencoba untuk pergi. Untuk siapa kebahagiaan yang kau katakan itu sekarang? Apa kau bodoh?” Min Soo berhak marah karena ia tidak mau sahabatnya patah hati tuk kesekian kalinya hanya karena Dong Joo seorang.

“Aku sudah tahu.. Meskipun aku mengetahuinya, orang itu yang tidak mengetahuinya. Itu membohongi Ji Woon.”

“Kau merasa menyesal dan merobek hatinya seperti itu? Hei. Dia pasti sangat bahagia kalau kau jujur dan menyakiti hati orang itu..” Min Soo pusing kepala menghadapi percintaan sahabatnya. Ia mendesah saat melihat Soo Wan kembali minum. Ia meminta Soo Wan jangan main-main di depannya.

“Kau tidak melakukan ini karena hatimu terluka sehingga kau membohongi Ji Woon. Kau membiarkan semuanya terjadi karena kau ingin merasa nyaman. Kau gadis yang egois! Kau melakukan apa yang kau ingin kan jadi kenapa bertindak seperti kau korban yang hatinya terluka? Jangan katakan apapun lagi, kau mencintai Dr Kang dan itu juga adalah cinta.”

“Aku juga berpikir seperti itu. Kalau itu juga adalah cinta... Aku sangat berterima kasih padanya karena dia memberikanku hatinya. Aku pikir aku bisa melakukannya selama aku masih hidup. Tapi sekarang sudah berbeda. Perasaan yang aku rasakan ini karena Dong Joo, ini... Hatiku bukanlah milikku dan kepalaku juga rasanya bukan milikku. Seperti ketika sirene berbunyi dan tubuhku langsung berlari ketika mendengarnya. Ketika aku memikirkannya, rasanya seperti itu. Hatiku dengan langsung berdebar karena dia. Ini sangat menyakitkan. Tapi hatiku sangat berdebar.” Mata Soo Wan berkaca-kaca

Melihat Min Soo hanya diam saja. Soo Wan meminta Min Soo kenapa tidak pukul saja dirinya. Maki saja aku, katakan seperti apa aku, kau gadis yang merepotkan, kau gadis yang gila. Kau harus memarahiku.

“Bajingan jahat itu. Bajingan kurang ajar itu. Aigoo. Jika dia mau menipumu, kau jangan terjebak.”

“Dia mungkin tahu akan terjadi seperti ini.. Itu pasti alasaan kenapa dia bertindak seperti dia tidak mengenalku. Bagaimana bisa dia melakukan itu? Ini sangat menyakitkan dan aku merasa hampir mati karena hal ini. Dong Joo pasti telah sangat terluka.”

Min Soo meneguk minumannya. Ia tidak tahu mau berkomentar apa lagi. Apa yang Soo katakan itu tentu saja benar apa adanya.

***

Soo Wan ke Observatorium. Ia melihat kartu harapan Dong Joo yang tertulis “Berharap kau (Soo Wan) akan bisa menemukanku (Dong Joo)...”

“Tapi Min Soo, Aku... lebih membiarkannya pergi daripada mengejarnya...  Aku sangat menyesal membiarkannya pergi. Aku hanya... ingin melihatnya didepan ku lagi. Min Soo. Kenapa aku seperti ini? Apa yang harus aku lakukan?”
Soo Wan teringat akan kata-katanya kepada Min Soo.

** 

Soo Wan ke balkon Observatorium. Ia mengingat saat ia dan Dong Joo minum-minum menghilangkan stress paskah menyelamatkan korban kecelakaan. Waktu itu Dong Joo tanya apa alasan Soo Wan begitu jauh seperti ini? Soo Wan menjawab untuk menunjukkan pada seseorang.  Seseorang yang ia sangat berterima kasih padanya. Dong Joo berdiri dan mengambil minuman Soo Wan karena ia sudah mabuk berat.

Orang... Orang yang sangat aku benci sampai mati. Pada orang yang sangat aku rindukan, aku ingin menunjukkannya pada orang itu.”

“Dimana dia sekarang? Orang itu.”

“Aku tidak tahu dimana orang itu. Kemana dia pergi...  Tidak, bahkan aku tidak tahu dia ada atau tidak.”

Soo Wan membaringkan kepalanya di atas meja. Air matanya mengalir merindukan kehadiran Dong Joo. Ia kembali mengingat kata-kata Dong Joo.

“Apakah itu cinta pertama mu yang kekanakan?” 

“Ya. ini sangat kekanakan bagimu kan? Tapi itu memang benar. Pria itu...” ujar Soo wan tertidur

Kembali lagi ke Soo Wan sekarang yang sudah berbaring. Ia menutup matanya dan mengatakan Anak laki laki itu... Aku merindukannya. Aku merindukannya. Air matanya terus mengalir. Waktu itu, Dong Joo yang melihat Soo wan tertidur karena mabuk, pelan-pelan tangannya menyentuh wajah Soo Wan. menghapus air mata Soo wan. namun tangan itu sekarang kembali menghapus air mata Soo Wan yang mengalir. Soo Wan membuka matanya dan melihat Dong Joo sekarang ada di depannya. Namun ia berpikir itu hanya bayangan Dong Joo saja.

“Ada apa dengan mukamu? Bagaimana bisa kau menjadi sangat tua dalam beberapa minggu?”

Soo Wan berdiri,ia mengatakan kau... Kau. Air matanya terus mengalir tiada henti. Dong Joo mengatakan ia kembali. Kali ini, ia benar benar pulang. Ia punya tempat untuk kabur sekarang. Soo Wan memakinya breng***.

“Aku benar benar tidak bisa kabur lagi.”

“Bajingan gila.”

“Jadi kau harus bertanggung jawab.”

“Bajingan busuk.”

“Pukul aku... yang banyak. Aku akan membiarkanmu memukulku bahkan sampai 100 kali.”

“Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan kalau kau datang kesini?” Soo meluapkan kemarahannya. Ia memukul-mukul tubuh Dong Joo. Ia menangis histeris. “Kenapa kau kembali? Kau baru saja pergi, kenapa kau kembali, kenapa? Apa yang harus aku lakukan kalau kau kembali? Apa yang harus aku lakukan? Apa yang kau ingin aku lakukan? Kau bajing** jahat. Bajing** jahat.”

Dong Joo langsung memeluk menenangkannya. Namun Soo Wan masih memuku-mukul tubuh DJ. Hatinya begitu sakit. Mau Dong Joo menghilang ataupun di sini hatinya tetap saja sakit. Inilah reaksi rasa kangen di campur rasa sakit hati karena merindukan Dong Joo.

“Kenapa kau kembali... Pergi! Pergi! Aku bilang pergi! Aku tidak membutuhkanmu jadi pergilah!”

Dong Joo mempererat pelukannya. Ia membelai rambut Soo wan dengan lembut.

“Ini karena aku merasa seperti hampir mati.. Jika aku tidak melihatmu. Aku pikir aku akan mati.”

Soo Wan tertegun mendengar pengakuan Dong Joo. Ia terpaku. Rasa kangennya terhadap Dong Joo terbayar lunas saat itu. Mereka terus berpelukan hingga malam semakin larut.

**

Dong Joo sengaja ke rumah Soo Wan untuk bertemu dengan Dr Yoon. Dr Yoon mematung melihat Dong Joo di depannya. Dong Joo merasa serba salah. Ia tidak tahu harus mengatakan alasan apa lagi kepada orang yang di depannya, yang ia anggap sebagai ayah. Kembalinya ia ke Korea, secara tak sengaja merupakan pemberontakan kepada sang ayah angkatnya. Namun ai tidak bisa diam saja saat hatinya kacau memikirkan Soo Wan. Hidup tapi terasa mati. Makan tapi tetap aja ga kenyang-kenyang. LOL

(kok aNNa jadi ngelantur sih??? *)

**

Mereka pun masuk ke dalam ruangan Dr Yoon. Dr yoon tanya apa yang terjadi? Dong Joo malah bilang ia kembali. Dr Yoon tanya kenapa. Ia mendesah dan mengatakan tidak... Aku tidak perlu tahu. Ia memandang Dong Joo dan bertanya kapan ia akan pergi lagi?

“Aku tidak akan pergi lagi. Aku berencana tidak akan pergi lagi.”

“Park Dong Joo.”

Dong Joo langsung bersimpuh di depan dr Yoon. Aku akan berpura-pura ini tidak terjadi dan membiarkannya. Aku akan berpura-pura kalau aku tidak tahu dan mencoba melupakannya. Tapi... Sesegera aku naik pesawat, aku menyadari... Kalau aku tidak bisa pergi dari sisi orang itu. Jadi aku ingin kembali pada orang itu.

“Tidak. kau tidak boleh.. Kenapa kau tidak boleh, kau lebih tahu itu daripada aku. Jika kau peduli pada Soo Wan, Kau tidak boleh melakukan ini. Kau tahu kau tidak boleh melakukan ini..”

Dong Joo menegaskan ia ingin Soo Wan menjadi bahagia, karena jika Soo Wan tidak bisa bahagia, ia juga akan begitu! Dr Yoon menanyakan  kenapa?

“Di hatinya. Ada diriku. Aku ingin tetap di sisinya. Aku harus ada disana.”

Dr Yoon membungkuk dan mengatakan tidak, Dong Joo. Jangan seperti ini. Ia meminta Dong Joo menatapnya, ini tidak boleh terjadi. Soo Wan akan segera menikah. Kau kan juga sudah melihatnya, Ji Woon. Hanya dia orang yang bisa membuatnya bahagia.. Ini sudah diputuskan.

Aku... kami... Tidak pernah bisa saling melihat isi hati kami.. Aku tidak punya waktu untuk menunjukkan perasaanku. Aku tidak bisa membiarkannya saja seperti ini.. Aku tidak bisa menyerah seperti ini.

Dr yoon terpaku mendengar keputusan Dong Joo.

***

Dong Joo mengantar Soo Wan pulang. Ia meminta Soo masuk lalu berbalik pergi. Soo Wan menarik jaket Dong Joo. Dong Joo menoleh, Soo Wan tanya Dong Joo tidak akan menghilang lagi kan besok? Awalnya Dong Joo merasa heran namun ia menyadari ketakutan di hati wanita yang ia cintai ini. Takut ia menghilang lagi.

Dong Joo mengelus pipi Soo wan dan meyakinkannya bahwa ia tidak akan pergi kemana pun lagi. Dong Joo melepas tangan Soo wan dari jaketnya. Ia memegang erat tangan Soo wan. Lalu meminta Soo Wan masuk kedalam tanpa memikirkan apapun dan tidurlah. Dong Joo menyakinkan Soo Wan dengan senyuman manisnya.

Soo Wan tersenyum. Perlahan jemarinya terlepas dari tangan Dong Joo. Seakan berat untuk berpisah. Soo Wan masuk dan mengunci pintu pagar namun masih memandang Dong Joo. Akhirnya ia memutuskan melangkah ke dalam. Baru beberapa langkah, Dong Joo pun memanggilnya. Ia mengatakan sampai jumpa besok. Soo Wan tersenyum.

Soo Wan masuk dan bersandar di depan pintu. Ia mengatakan sampai jumpa besok Park Dong Joo. Lalu tersenyum. Seakan mendengar kata-kata balasan dari Soo wan, dong Joo pun tersenyum lebar. Ia pun pergi dengan perasaan damai dan bahagia.

***

Jin Woo melihat sebuah lukisan di galeri lukisan. Gambar lukisan itu ada seorang pria yang berdiri sendiri di pinggir jalan. Jin Woo teringat akan perkataan Soo Wan.

“Aku pikir kau akan melakukan itu dengan orang lain. Bukan dirimu, tapi aku sedang menunggu orang lain.”

“Orang itu.. Pemilik kalung peluit itu. Apa dia sudah kembali?”

“Tidak.  Aku tahu isi hatiku sekarang.”

Jin Woo terlihat sedih mengingat kenyataan bahwa Soo Wan menunggu orang lain bukan dirinya. Tiba-tiba ibunya datang dan bertanya apakah seleramu sudah berubah. Apa ada sesuatu telah terjadi? Jin Woo tersenyum kecut.

**

Jin Woo dan ibunya duduk menikmati minuman di taman. Jin Woo mengatakan Soo Wan dan aku, kami tidak ingin terburu buru menikah seperti ini.

“Apa?”

“Kami berdua masih muda dan punya banyak hal untuk dilakukan. Kami menyukai ini berjalan dengan perlahan.”

“Soo Wan tidak mau melakukannya?”

“Bukan seperti itu.”

“Jika kami menikah, kau akan membuat Soo Wan berhenti dari pekerjaannya.”

Dr Oh mengatakan tentu saja. Jin Woo bilang itulah alasannya. Ia tidak ingin memintanya untuk melakukan itu. Dr Oh tanya Jin Woo atau Soo Wan? Jin Woo menjawab ketika Soo Wan berpikir kalau dia cukup melakukan hal itu. Aku pikir lebih baik kalau bukan karena seseorang memaksanya tapi karena dia  ingin berhenti sesuai keinginannya. Jadi cobalah pahaminya sedikit, dan tunggu saja.

“Apa dia mengatakan dia tidak bisa menikah karena dia ingin tetap bekerja? Dia yang mengatakan dia tidak ingin menikah? Aku tidak mengatakan dia harus tinggal di rumah saja.”

“Ini pekerjaan yang Soo Wan telah pilih. Bukan sesuatu yang memilihnya”

“Baiklah. Tapi, kau tahu kalau aku seseorang yang tidak percaya dengan begitu mudah kan? Apakah begitu? apa dia benar benar tidak ada alasan lain?”

“Masalah lain diantara kami berdua...” Jin Woo tersenyum  dan mengatakan tidak ada.

***

Teddy Seo tidur dengan pulasnya. Tiba-tiba Jin Mo muncul dari balik selimut dan berteriak meminta Teddy bangun. Ia menggucang-guncang tubuh Teddy dan menyuruhnya bangun.

“Apa ini Jin Mo?” ujar Teddy dengan mata yang masih terpejam

“Beri aku makanan. aku lapar..” ujar Jin Mo yang masih mengguncang-guncang tubuh Teddy.

***

Akhirnya Teddy menyiapkan makanan buat Jin Mo. Petugas Ki datang dan langsung duduk. Aku rasa aku akan memakannya dengan tanganku. Jin Mo mengetuk-ngetuk meja dan meminta sendok dan sumpit. Udah kayak di restoran aja deh. Ada-ada si Jin Mo ini. pikir Teddy pelayan ya?? :D

Teddy menoleh tak percaya di suruh-suruh seperti itu. Apa lagi petugas Ki selaku ayah Jin Mo mendukung apa yang di minta anaknya. Bukannya meminta Jin Mo mengambil sendiri sendok dan sumpitnya biar mandiri githu. ^^

***

Tugas selanjutnya, Teddy membersihkan debu di lantai. Sementara petugas Ki dan Jin Mo asyik menonton. Saat Teddy membersihkan debu di karpet. Kompak bapak dan anak ini mengangkat kedua kaki ke atas. Petugas Ki tertawa menikmati acara di TV.

***

Teddy selanjutnya menjemur pakaian. Ia mengibas-ngibas pakaian itu berulang kali. Ia melihat petugas yang sedang tertidur pulas di sofa. sementara Jin Mo asyik bermain robot-robotan. Teddy bergumam ia merasa seperti ia akan mati.

***

Soo Wan datang membawa nampan berisi kopi. Kepala pemadam kebakaran mengatakan melihat Yoon Ddol membawa kopi, dia pasti kembali sehat.. Aku tidak bisa memintanya untuk memberikanku kopi karena dia terlihat  sangat lesu, seperti ayam sakit.

Semuanya mengambil bagian mereka namun Teddy kelihatan ngantuk berat. Soo Wan mengagetkannya. Hei! Apa yang kau lakukan dirumah sehingga tidak tidur? Kau pasti punya pekerjaan paruh waktu setelah bekerja kan?

“Jangan mengatakan hal seperti itu. Akhir akhir ini aku merasa seperti di Alcatraz (Pulau kecil di San Fransisco yang berfungsi sebagai penjara milik militer).”

“Alcatraz?” tanya kepala 

“Itu penjara di Amerika.” Ujar salah satu rekan Teddy

“Teddy, Apa kau pernah masuk ke penjara di Amerika?” rekan yang satu pun ikut bertanya


-Bersambung ke Bagian 3-


Komentar :
Melihat Soo Wan yang begitu terluka. aNNa jadi ikutan nangis lihatnya. Perasaan yang begitu dalam tehadap seseorang dan tiba-tiba menghilang dan kembali lagi dan menghilang lagi. Membuat siapapun yang menunggu tentunya merasa sakit yang sama seperti yang Soo Wan alami.

Apa lagi orang itu adalah kenangan dan cinta pertama kita.. seribu bahkan million tahun pun kita terus menunggunya. Karena ia mempunyai tempat yang special di dalam hati kita. Kata orang, hati kita mempunyai beribu-ribu ruangan. Dalam satu ruangan ada berbeda-beda orang yang menempatinya. Entah itu keluarga, sahabat, pacal maupun musuh. Semuanya mempunyai tempat yang special di hati kita, saat kita memikirkan orang itu.

Ruangan special buat Dong Joo tak pernah soo wan tutup. Ia terus membuka lebar dan terus menanti dengan sabar. Suatu saat nanti, pemilik ruangannya akan kembali dan mengisi kekosongan hatinya. Jin Woo pun tentunya mempunyai ruangan di hati Soo Wan namun pilihan ada di tangan Soo wan mau menata ruangan itu dengan baik atau tidak (membalas cinta Jin Woo).

So poor Teddy!!!!!!!!

Kasihan bangetzzz Teddy. Kok di jadikan pelayan sih???? Nasibnya lebih bahagia tinggal di asrama. LOL

7 komentar:

  1. Haiisshh...sukax nyiksa batin orang,bsok q tggu pikux...heheheeee(mian becanda) msh setia menanti hahahaaa Thanks A lot author...

    BalasHapus
  2. Chiaaaaa...komentarnya Anna top margotop,he he emang iya, the first love mengisi ruang tersendiri di hati kita,kenangannya senantiasa melekat,apalagi aku pernah ngalamin gt( curhat).ditinggalkan...fuih,tanpa tau orang itu hidup ato mati???pokoknya ala sowan bgt deh...,DJ kembali,geu saram..tdk? Mian annaa ini jd curhat,pokoknya semangat!!!aku selalu menunggu sinopmu...hwaiting

    BalasHapus
  3. mbaaa semangat bikin sinopsinya ..btw pic2 nya maanaaa ??? :'-(

    BalasHapus
  4. Mb, pikunya donk..,
    Fighting!

    BalasHapus
  5. Chingu, ada beberapa part yang ga bisa aku buka.. waeyo chingu~yah??

    BalasHapus
  6. Ep brp??? Klu ep genap d blog mbak Lilik tp artikelnya lg d impor k blog drama populer so klu bka link dunia recap ga bs kebuka lgi.. mian,, aNNa blm mengubahnya cz ad kndla sma snyal so mhn ksbrannya ya..
    ^^

    BalasHapus
  7. Kenapa sampe skrg masih ga ad pic nya?

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang