Episode sebelumnya,
Teddy curhat sama rekan-rekannya bahwa
akhir-akhir ini ia serasa hidup di Alcatraz (Pulau kecil di San Fransisco yang
berfungsi sebagai penjara milik militer). Teman-temannya yang tahu tempat itu
pun mengira Teddy pernah masuk penjara sewaktu di AS.
~Bagian
3~
Teddy membantah dugaan
teman-temannya. Ia menjelaskan maksud dari perkataannya. Ia hanya mengatakan
kalau ia serasa dipenjara. Petugas Ki datang dan bertanya dipenjara dimana?
Wajah Teddy langsung lemas. Ia berusaha menjelaskan namun terbata-bata.
“Aku... Hal itu... Kau
tahu... Kalau... Aku... Karena aku tidak melarikan diri truk pemadam kebaran. Didalam
truk pemadam kabakaran. Seperti penjara maksudku itu.”
Kepala pemadam dan petugas
Ki manggut-manggut mendengarnya. Teddy pun sengaja pamit ke mobil, takut ia
ngelantur yang tidak-tidak dan ketahuan oleh petugas Ki. Kepala pemadam
menyuruh Kang Woo Sal berganti jam dan mengajak mereka semua kembali bekerja.
Petugas Ki protes ia baru saja masuk, namun Kepala ingin pergi sekarang. Mereka
semua bergegas bekerja, minus Soo Wan yang sibuk mengecek Handphone-nya.
**
Soo Wan menunggu kabar
dari Dong Joo. Semalam Dong Joo berjanji akan bertemu Soo Wan hari ini namun
sampai sekarang belum muncul menampakkan dirinya. SMS atau telpon pun tidak. Soo bergumam apa
maksud Dong Joo sampai jumpa besok. Soo Wan mengatai Dong Joo bodoh.
Rekan Soo Wan memanggil
Soo Wan. Ia mengatakan Soo Wan punya tamu. Alhasil wajah Soo Wan yang tadinya
cemberut, langsung tersenyum nungging.
***
Soo Wan sudah mengganti
pakaiannya. Ia keluar dari dalam kantor. Tampak raut bahagia di wajahnya,
karena ia akan bertemu dengan Dong Joo. Namun tiba-tiba senyumannya hilang saat
ia melihat pria yang menunggunya di depan bukanlah Dong Joo tapi Jin Woo.
Jin Woo mendekat. Ia
meminta bisakah Soo Wan memberinya waktu? Soo Wan hanya diam memandang Jin Woo.
***
Dr Yoon menelpon Soo Wan
namun nomornya tidak aktif. Akhirnya ia menelpon ke kantor. Rekan Soo Wan
mengatakan Soo Wan keluar lebih awal. Wajahnya tak tenang. Ia meneguk
minumannya. Dr Yoon mengira Soo Wan bertemu dengan Dong Joo.
-Flashback-
Dong Joo bersimpuh
memohon. Ia mengatakan ia ada didalam hati orang itu (Soo Wan). Ia ingin tetap
disisinya. Ia harus disana. Dr Yooon bertanya bagaimana bisa Dong Joo melakukan
ini padanya? Apa aku berarti bagimu?
“Maafkan, ayah.”
“Jangan panggil aku ayah.”
“Ayah.”
Dr Yoon berdiri dan
menyuruh Dong Joo pergi. dong Joo masih berlutut memandang dr Yoon. Dr Yoon
mengatakan ia tidak ingin bertemu dengan Dong Joo lagi. Lalu membelakangi Dong
Joo.
“Aku akan menunggu sampai
kau tidak marah lagi. Aku akan berusaha sampai kau tersenyum padaku lagi.” Dr
Yoon tampak terkejut mendengarnya “ Dan ada sesuatu yang kau tidak ketahui.
Bahkan jika kau meninggalkanku. Aku tidak akan meninggalkanmu, ayah.”
-Flashback End-
Dr Yoon tampak memikirkan
kata-kata Dong Joo sebagai ayah angkatnya. Ia jadi galau. Ia pun mengambil obat
dalam laci dan meminumnya.
***
Dr Oh masuk ke ruangan dr
Yoon. Namun pemiliknya tidak berada di ruangannya. Dr Oh hendak keluar. Tapi ia
berhenti melangkah. Ia penasaran dengan Dr Choi yang pernah mendatangi Dr Yoon.
Tapi Dr Yoon malah mengatakan untuk apa Dr Choi datang menemuinya. Dr Oh merasa
ada sesuatu yang di sembunyikan sahabatnya. Ia lalu menghubungi seseorang
diam-diam menyelediki tentang Dr Choi Jin Sang yang pernah bekerja di bedah
umum rumah sakit Seyoung. Dan Periksa apa hubungannya dengan Direktur Yoon..
***
Jin Woo membawa Soo Wan ke
sebuah rumah yang besar dekat danau. Ia memberi Soo Wan kunci rumah itu. mereka
berdiri tepat di depan rumah yang terlihat cantik dengan desainnya. Soo Wan
bertanya dimana mereka.
“Rumah kita. Rumah dimana
kau dan aku akan menjadi keluarga dan hidup bersama. Rumah yang ada masa depan
kita didalamnya.”
“Ji Woon.”
“Aku meminta mereka untuk
membangunnya dengan kayu dan batu yang terbaik. Dengan jendela lebar dan
besar.. Aku meminta mereka untuk membuat jendela di atap sehingga kau dan anak
anak bisa tidur sambil melihat bintang. Dan aku meminta mereka untuk membangun
atap sehingga kita bisa berkemah di balkon.” Jin Woo menoleh ke taman “Aku
berpikir untuk menempatkan ayunan di taman, tapi aku berpikir untuk membuatnya
sendiri nanti. Aku ingin membangun kuda-kudaan sendiri sehingga anak-anak bisa
menaikinya. Itu kenapa ketika kita menikah, aku berpikir untuk belajar
pertukangan setiap akhir pekan. Apa itu akan baik baik saja?”
Soo Wan yang sedari tadi
hanya diam pun membuka mulutnya. Ia meminta maaf tanpa menatap Jin Woo. Jin Woo
meminta Soo Wan jangan meminta maaf, ia ingin Soo Wan mengatakan terima kasih..
Tidak, katakan saja kau mau, itu akan lebih cukup..
“Kau sangat mengetahuinya
kalau aku tidak bisa..”
“Aku tidak bisa juga.. Aku...”
ujar Jin Woo. Soo wan langsung menoleh. “Aku.. Meskipun tidak banyak sepertimu.
Orang yang lapar akan keluarga yang hangat dan bahagia. Semua orang
memberitahuku kalau aku penuh pecraya diri dan hal hal lainnya. Tapi aku tidak
merasa seperti itu, bukan seperti itu. Ketika aku masih kecil, aku pikir aku
harus menjadi anak yang pintar karena ibuku. Dan ketika aku dewasa, aku selalu
dipaksa untuk menjadi.. Dokter yang hebat, selalu dengan rasa berhutang budi.
Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku benar benar ingin menjadi pria yang baik
dan dokter yang hebat. Aku selalu mencoba yang terbaik untuk menjadi.. Orang
yang bisa kau banggakan.”
“Itu benar. kalau kau itu
orang yang sangat baik.. Orang yang sangat hebat dan baik bahkan tanpa
kehadiranku. Jadi kau harus bertemu dengan seseorang yang sangat mencintaimu.”
Jin Woo mendekat dan memegang
pundak Soo wan.
“Kaulah orang itu... buat
diriku.”
Soo Wan menurunkan tangan
Jin Woo dan mengatakan bukan aku. aku sudah memberitahumu. Aku pikir aku
memberimu kursi yang paling depan dihatiku, yang akan kau isi lama kelamaan,
tapi aku sadar. Aku tidak pernah bisa memberikan kursi itu kepada siapapun.. Aku
menunggu sambil terus membiarkannya kosong. Kau bukan seseorang yang pantas diperlakukan
dengan seperti ini olehku.. Kenapa... Untuk alasan apa.. Kutuk saja ku dan
biarkan aku pergi.
Soo Wan mengembalikan
kunci rumah itu. Jin Woo tampak kecewa. Soo Wan lalu pergi. Jin Woo bertanya, orang
yang berada di kursi itu... Orang seperti apa dia?
Soo Wan memilih pergi
tanpa menjawab pertanyaan Jin Woo. JW menatap kepergian Soo Wan. Ia memegang
erat kunci rumah masa depan mereka. Poor JW
**
Soo Wan pulang ke rumah. Ia
tampak sedih telah membuat hati Jin Woo terluka. Soo wan duduk termenung di
atas tempat tidurnya.
-Flashback-
Seorang ahjussi memarahi
Soo Wan karena membawanya ke RS Seyoung, bukan ke rumah sakit besar di Seoul
seperti permintaannya. Soo Wan meminta si ahjussi masuk supaya mendaptakan
perawatan namun si ahjussi tidak mau masuk. Si ahjussi bertanya apa Soo Wan
akan membayarnya jika ia masuk kedalam dan mendapat perawatan?
Soo wan mengatakan ia ke
sini hanya untuk mengantarnya. Kenapa ia
harus membayarnya. Si ahjussi mencibir kalau ia sudah membayar pajak. Kemudian
ia merabah-rabah kantung bajunya namun ia tidak menemukan dompetnya. Ia menuduh
Soo Wan yang mengambilnya.
Si ahjussi mencengkram
baju Soo Wan. Ia hendak menampar Soo wan namun ada seseorang yang datang
menahan tangannya. Orang itu adalah Jin Woo.
**
Soo wan dan Jin Woo di
interogasi di kantor Polisi. Jin Woo tampak culun dengan gaya rambutnya. Polisi
itu mencibir satunya si pekerja penyelamat, dan yang satunya lagi seorang
dokter. Kenapa orang orang seperti kalian melakukan hal ini? Apa kau menghindari omong kosongnya karena dia
menakutkan, dan karena dia kotor. Si ahjussi yang mendengar kata polisi it ppun
menoleh tak percaya. Pak polisi meminta Jin woo seharusnya lebih bersabar
sedikit.
Soo Wan memandang Jin Woo
dan tertawa kecil. Jin Woo ikutan tertawa juga.
**
Soo Wan mentraktir Jin Woo
makan. Jin Woo heran menatap sajian makanan di depannya. Ada tahu dan menu
lainnya.
“Aku mentraktir karena kau
ditangkap pertama kalinya karena aku. Nikmatilah”
“Kau membuatku seperti
pegawai magang dengan pengalaman pertama seperti itu. Dan kau hanya membiarkan
itu berlalu dengan mentraktir tahu saja? Aku hampir mendapatkan catatan kriminal,
berterima kasihlah pada siapa?” protes Jin Woo culun
“Jadi apa? Apa yang kau
ingin aku lakukan?”
“Bertanggung jawab.”
“Apa?”
“Bertanggung jawab atas
hidupku, Yoon Soo Wan.” ujar Jin Woo yang mengetahui nama Soo Wan dari name
tag-nya.
Jin Woo pun tersenyum
manis memandang soo Wan. Lalu melahap tahu dengan tersenyum memandang Soo Wan
lagi.
-Flashback End-
**
Mata Soo Wan berkaca-kaca
mengingat kenangannya bersama Jin Woo. Soo Wan tidak tahu harus berbuat apa
lagi. Soo Wan hanya bisa meminta maaf telah menyakiti hati Jin Woo yang begitu
tulus mencintainya.
**
Mobil ambulance 119
meluncur dengan kecepatan tinggi. Ada pasien yang mengalami sakit di dada.
Sepertinya seorang pasien yang kaya raya. ia sedang menginap di hotel. Ia di
dampingi beberapa anak buahnya. Soo Wan dan Teddy langsung menanganinya. Mereka
memasang alat di tangan pasien untuk mendeteksi gejala penyakit yang di derita
pasien. Asistennya melaporkan keadaan bosnya, ia tidak bisa bernapas karena tiba-tiba
sakit di jantungnya. Soo Wan tanya apa pasien menderita angina?? Asistennya
mengiyakan.
Soo Wan menyarankan pasien
harus diberi nitrogliserin yang telah diresepkan padanya. Namun asistennya
bilang mereka tidak mempunyainya sekarang. Kebetulan Soo wan membawa obatnya.
Jadi bisa di beri. Namun ada telpon
masuk dri RS Seyoung. Karena sebelumnya Soo wan sudah menghubungi terlebih
dahulu. Soo Wan mmeminta saran medis. Jin Woo mempersilahkan Soo Wan melaporkan
keadaan pasien. Soo Wan terkejut mendengar suara Jin Woo, ia jadi terbata-bata
dalam berbicara.
“Uh... ada pria berumur 40
tahunan mengeluh sakit di dadanya. Mereka bilang dia telah diresepkan
nitrogliserin karena dia menderita angina. Tekanan darahnya is 150/90, dan
denyut nadinya 90. Bisa aku menyuntiknya dengan NTG? (nitrogliserin)
“Tunggu.”
“Lihat, kami tapi tidak
punya banyak waktu...”
“Apa kau sudah memeriksa
apakah dia meminum obat lain dalam 24 jam terakhir ini? Kau bilang kau berada di hotel kan? Mungkin viagra. pastikan apakah dia meminum
itu sebelum kau menyuntiknya. Kau tahu
kalau kau benar benar tidak boleh memberikan NTG padanya jika dia meminum
viagra kan?”
“Tapi... permisi, tapi..”
ujar Soo wan
“Apa yang sedang kau
lakukan? ada orang yang akan mati! Kenapa perlu waktu yang lama untuk memberikannya
obat?” asisten pasien itu pun memarahi Soo Wan.
***
Pasien sudah di bawah ke
RS. Dr Yoon dan suster yang menangani pasien. Sementara Dr Kim melihat kertas
hasil pemeriksaan. Dr Kim mengatakan ini benar-benar buruk jika Soo Wan memberinya
NTG tanpa mengetahui dia meminum viagra atau tidak. Pasien pasti akan dalam
benar-benar bahaya jika Soo Wan tidak mencari tahu dulu. Karena Soo Wan
veteran, Soo Wan pasti sangat berbeda..
Soo Wan pun pamit pergi. Tanpa
ia sadari, Jin Woo melihatnya dari ruangan. Matanya memancarkan kesedihan yang
mendalam. Jin Woo galau.
***
Dalam perjalanan pulang.
Soo Wan termenung. Ia mengingat kata-kata Jin Woo yang menanyakan apa Soo Wan
sudah memeriksa apakah pasien meminum obat lain dalam 24jam terakhir ini.
Soo Wan tampak sedih
memikirkan Jin Woo.
**
Soo Wan menyimpan barang
di ambulance. Tiba-tiba Dong Joo datang dengan pakaian rapi dan bertanya apa
ini Departemen pemadam kebakaran SeYoung? Soo Wan memarahi Dong Joo karena tidak
memberi kabar.
“Apa kau menunggu?” ujar
DJ
“Aku khawatir.” Balas SW.
Dong Joo tersenyum mendengarnya. Soo wan bertanya kenapa Dong Joo datang
kesini? Seharus memberitahunya dulu kalau kesini. Soo Wan tidak enak kalau
teman-temannya melihat Dong Joo di sini. Soo Wan pun meminta Dong Joo pulang.
Nanti ia menghubungi Dong Joo.
Ada panggilan untuk
berkumpul. Soo Wan pun pergi. Dong Joo tersenyum lebar melihatnya.
**
Di ruangan 119, semua
sudah berkumpul. Ketua pemadam memberi informasi kepada anak buahnya. Sambil
berjalan ke kiri dan ke kanan. Ia mengatakan baiklah, perhatian! Kau mungkin tahu tapi ini
adalah tugas pusat keamanan 119.
“Pada saat ini jumlah
panggilan darurat meningkat karena kita kekurangan orang dengan keahlian medis.
Jadi memang benar kalau ada banyak kesalahan dalam kegiatan penyelamatan di
tempat kejadian. Aku yakin kalau semua pekerja penyelamat sangat mengetahui
kebenarannya kalau ada lebih dari jumlah kecil. Situasi yang disayangkan dan
disesalkan karena itu.”
Kamera mengarah kepada
sepasang kaki yang memasuki ruang ganti lalu membuka salah satu loker. Kembali
lagi ruang petugas 119, salah satu petugas bertanya kenapa ketua tiba-tiba
mengatakan hal serius seperti itu? Ini tidak sesuai dengan diri ketua.
“Apa ada sesuatu terjadi?”
tanya petugas tampan
“Dengan kata lain, aku
akan memperkenalkan orang yang berarti dan spesial yang akan bekerja dengan
kalian semua. Secara pribadi, atau sebagai pemadam kebakaran individual. Hatiku
dipenuhi rasa bahagia dengan orang ini.” ujar Ketua
“Pegawai istimewa?”
petugas tampan jadi penasaran. Orang yang mereka bicarakan itu sudah memakai
seragam orange 119. Mereka penasaran siapa yang datang sehingga penjelasanya
sangat panjang begitu. Apa mereka mendapatkan seorang selebriti? Teddy berujar
hatinya berdebar, ia mendesak ketua mengatakan siapa orang itu.
“Apa kau menyukainya?”
tanya SW kepada Teddy
***
“Seorang dokter yang
tekenal saat ini dan memiliki kemampuan luar biasa dan berkompeten. Meskipun
hanya sementara tapi dia secara sukarela memberikan pelayanannya pada pusat
keamanan 119. Dan mempelajari pekerjaan departemen pemadam kebakaran yang
sangat berarti. Kami telah memutuskan dengan sangat cepat untuk merekrutnya.”
Ujar ketua semangat 45
“Apa dokter saat ini sudah
kehilangan akal sehatnya? Kenapa dia meninggalkan rumah sakit yang sangat bagus
dan masuk ke 119?” ujar petugas bermata tajam
“Hei siapa yang ingin kau
tunjukkan pada kami ini?” petugas tampan pun tak sabaran.
**
Akhirnya orang yang mereka
bicarakan masuk ke ruangan. Teddy langsung mengenalinya. Dylan Park coming
back. Soo Wan langsung kaget mendengar nama Dylan di sebut. Ia mengangkat
wajahnya. Dan benar saja Dylan berada di depannya dengan mengenakan seragam
119. Dylan lalu memperkenalkan namanya. Ia di angkat menjadi kepala
Penyelamatan darurat.
Soo Wan mendesah tak
percaya di permainkan Dong Joo. Dong Joo menanggapinya dengan senyuman manis.
**
Soo Wan protes sama Ketua
di taman. Petugas Ki yang berada di sana mengatakan sampai sekarang, kita tidak
pernah mempunyai dokter, dokter itu yang mengajukan diri.. Seperti kalender
meja, kau selalu mengatakan kita perlu peralatan medis yang canggih, sistem,
dan dokter di tempat kejadian. Ini peristiwa yang kau sudah rindukan terjadi, kenapa
kau menolak ini. Bukannya menyambut dengan tangan terbuka tapi kenapa kau
melawan semua ini?
Dong Joo datang dan
petugas Ki memperkenalkan Soo Wan kepada Dong Joo sebagai EMT (Petugas Medis).
Petugas Ki berujar pasti Dong Joo sudah melihatnya di UGD. Dong Joo mengatakan
tentu saja. Ia sangat mengenalnya. Apakah itu benar, ketua Yoon Soo Wan? Soo Wan
malas menanggapi pertanyaan Dong Joo. Wajahnya cemberut terus. Dong Joo malah
tersenyum senang.
Melihat wajah Soo Wan yang
seperti itu, Petugas Ki mengingatkan Soo Wan bahwa Dong Joo sekarang sudah jadi
atasannya. Jadi tunjukkan padanya lingkungan sekitar dan bantu dia sehingga dia
bisa nyaman bekerja disini. Soo Wan tanya apa ia yang harus melakukannya?
Petugas Ki balik tanya lalu apa harus aku yang melakukannya. Oh lupakan, aku
yang akan melakukannya... Soo Wan pun akhirnya menyetujui permintaan petugas
Ki.
**
Soo Wan menunjukkan ruang
ganti kepada Dong Joo. Ia tanya kapan Dong Joo berganti dengan pakaian itu?
Dong Joo balik tanya, bisakah kau bicara dengan tidak formal pada atasanmu? Soo
Wan mencibir tak percaya.
**
Mereka pun beralih ke
tempat istirahat serta ruang pelatihan fisik.
“Kau tahu kalau pemadam
kebakaran mempunyai kebugaran fisik adalah hal yang penting? Kepala Park Dong
Joo.” Ujar Soo wan dalam bahasa formal
“Kau bicara dengan formal
di depan orang lain.. Sangat menyenangkan mendengarnya.” Petugas Ki terkejut
mendengarnya. Dong Joo pun bertanya “Ketua Yoon Soo Wan, Apa olahraga yang kau
sukai?” Teddy menunjuk ke bagian angkat besi.
“Apa kau perlu mengetahui
itu?” Soo wan yang ngambek langsung pergi meninggalkan Dong Joo. Dong Joo hanya
bisa tersenyum penuh kemenangan. Sementara petugas Ki mengatakan ini karena dia
(Soo wan) itu gila, orang gila. Dong Joo pun menyusul Soo wan.
**
“Ini kantinnya.. Kau tidak
tahu kapan kau akan di panggil untuk bertugas sehingga akan lebih baik makan ketika
ada waktu. Lalu, makanlah sekarang.” Ujar Soo wan tak semangat
“Ayo makan bersama...
mumpung kita punya waktu.”
“Apa kau melihatku seperti
aku ingin makan sekarang...” Soo Wan yang masih ngambek langsung pergi. Namun
ia bertemu dengan petugas Ki bersama rekan yang lainnya yang mau makan bersama.
Akhirnya ia di giring kembali oleh petugas Ki.
“Aigoo, makan. Makanlah. Jika
kau lapar kau tahu gejala gilamu mulai memburuk, Kau mau pergi kemana dan tidak
makan?”
**
“Kita akan melakukan makan
malam formal nanti. Santai saja. jadi sekarang, ayo makanlah. Sementara
menyingkirkan kekakuan diantara kita dan saling dekat dengan yang lain, Dokter
Park..” ujar Kepala pemadam
“Perlakukan saya dengan
nyaman Kepala..” ujar Dong Joo
“Ini karena setelah
melihat orang kasar dan gila lalu melihat seorang dokter yang lembut sepertimu.
Aku tidak begitu.”
Kepala pemadam bisa bercanda juga. ^^
**
Jin Woo membuka diary-nya.
Ia mengambil sebuah kartu (seperti kartu pos). Ternyata kartu itu dari Soo Wan.
Di bawah kartu itu tertulis “ Yoon Soo wan, dalam perjalanan pulang”. Jin Woo
tersenyum membaca pesan itu. Sesuatu
terlintas di pikirannya, sehingga membuat dirinya langsung pergi
meninggalkan kantor.
**
Dong Joo menghubungi Soo
wan sebagai rekan kerja. Ia meminta Soo Wan melaporkan kasus-kasus medis yang
Soo wan tangani sebelumnya. Soo wan bilang ia akan melaporkannya dalam catatan harian
kerja pekerja penyelamat nanti. Namun Dong Joo ingin mendengarkan laporannya
secara lisan sekarang. Soo wan mengatakan ia harus mempersiapkan sebelum melaporkannya
jadi ini sedikit sulit. Dong Joo akan menunggu sampai Soo wan selesai dengan
persiapannya. Soo wan beralasan, karena kita tidak tahu kapan kita akan diminta
untuk bertugas, kau tidak usah menunggu.
“Jika kau di hubungi, kau
harus pergi. Jadi kenapa kau tidak pergi sekarang?”
“Dengarkan ini, apa aku
terlihat punya waktu luang?
“Bisakah aku artikan kata
kata itu seperti kau menolak... Perintah atasan karena perasaan pribadi?”
“Baiklah, aku akan pergi.
Kemana aku harus pergi?”
Dong Joo tersenyum senang.
Ternyata modus tohh.. ^^
**
Dong Joo duduk santai
menunggu Soo wan. Soo Wan datang ke taman di atap gedung. Ia mengatakan pengiriman
kasus darurat pada 3 Mei, pukul 14:20. Dimana kita membutuhkan saran dokter. Aku
akan memberikan laporannya padamu kepala Park Dong Joo. Dong Joo menoleh ke
arah Soo wan
“Panggilan diterima untuk
situasi di kamar pada pukul 14:20. Kedatangan pukul 14:30, pria 40 tahun dengan
nyeri dada.”
Dong Joo berdiri dan
berkata “Aku akhirnya menjadi pekerja penyelamat 119..” Namun Soo Wan sengaja
tidak mendengar dan melanjutkan laporannya.
“Pemeriksaan awal, diduga
angina, meminta perawatan medis dengan pemberian nitrogliserin..”
Kembali lagi Dong Joo
memotong laporan Soo Wan. Ia mengatakan seragam ini benar-benar cocok untukku
kan? Bahkan ketika kau melihatnya, ini benar benar cocok untukku kan? Soo wan
mendehem dan terus memberi laporan.
“Sebelum pemberian NTG,
kami memeriksa apakah dia meminum obat lain. NTG tidak diberikan dan
diselesaikan dengan mengantarkannya ke UGD. Laporan selesai.” Soo Wan bergegas
pergi
“Kau dalam masalah besar
sekarang.” Ujar Dong Joo menghentikan langkah Soo wan. “Aku akan menempel
padamu seperti permen karet dan tidak akan pernah lepas..”
“Kau tidak berubah sama
sekali. Kau selalu melakukan apapun yang kau mau. Kau sombong seperti biasa.” Soo
Wan masih membelakangi Dong Joo
“Tapi kau tidak mengatakan
kalau kau menbenciku kan?” Soo wan menjawab dengan anggukan. “Kau akan terus...
menyukaiku kan?” Soo wan tersenyum dan mengangguk lagi.
Dong Joo mendekat dan
memeluk erat Soo wan dari belakang. Dong
Joo mengatakan ia tidak ingin kehilangan Soo wan lagi. Soo Wan pun tersenyum.
Tentu saja kata-kata Dong Joo membuatnya bahagia. Selama ini ia sudah banyak
menderita.
Sebuah mobil memasuki
parkiran, rupanya Jin Woo datang untuk menemui Soo Wan. Ia menatap ke atap
(taman atap). Semantara Dong Joo dan Soo Wan masih berpelukan.
Hmmmm apakah Jin Woo
merasakan Soo wan berada di sana???
~~Bersambung ke Episode 8
di tempat mba Lilik~~
Komentar
:
Mian, aNNa lama sekali
memposting episode 7 ini.. Sorry bagetzzz ya chingu.. ^^
Hmmmm ternyata di episode
ini, Dong Joo ingin mewujudkan mimpinya menjadi pemadam kebakaran karena ia
mengingat perkataan Soo wan di atas gedung Observatorium. Yang mana Soo Wan
mengatakan ia menyukai kalau Dong Joo menjadi seorang pemadam kebakaran. Kalau
bukan karena Dr Yoon, pasti Dong Joo sudah lama menjadi pemadam kebakaran. Tapi
di pikir-pikir, semua biaya kuliah Dong Joo kan di bayar sama Dr Yoon. So belum
tentu juga ia menjadi pemadam kebakaran. Ia juga terlampau kagum sama Dr Yoon
so memutuskan menjadi seorang dokter seperti ayah angkatnya itu.
Keren banget Jin Woo...benar2 segitu berniatx jadikan Soo Wan ratu masa depanx...angan2x jauh n terlukis indah...��
BalasHapusThx sist buat sinopsisx..��