Rabu, 14 Mei 2014

[Sinopsis] ANGEL EYES Episode 7 Bagian 3


Episode sebelumnya, Teddy  curhat sama rekan-rekannya bahwa akhir-akhir ini ia serasa hidup di Alcatraz (Pulau kecil di San Fransisco yang berfungsi sebagai penjara milik militer). Teman-temannya yang tahu tempat itu pun mengira Teddy pernah masuk penjara sewaktu di AS.

~Bagian 3~
Teddy membantah dugaan teman-temannya. Ia menjelaskan maksud dari perkataannya. Ia hanya mengatakan kalau ia serasa dipenjara. Petugas Ki datang dan bertanya dipenjara dimana? Wajah Teddy langsung lemas. Ia berusaha menjelaskan namun terbata-bata.

“Aku... Hal itu... Kau tahu... Kalau... Aku... Karena aku tidak melarikan diri truk pemadam kebaran. Didalam truk pemadam kabakaran. Seperti penjara maksudku itu.”

Kepala pemadam dan petugas Ki manggut-manggut mendengarnya. Teddy pun sengaja pamit ke mobil, takut ia ngelantur yang tidak-tidak dan ketahuan oleh petugas Ki. Kepala pemadam menyuruh Kang Woo Sal berganti jam dan mengajak mereka semua kembali bekerja. Petugas Ki protes ia baru saja masuk, namun Kepala ingin pergi sekarang. Mereka semua bergegas bekerja, minus Soo Wan yang sibuk mengecek Handphone-nya.

**

Soo Wan menunggu kabar dari Dong Joo. Semalam Dong Joo berjanji akan bertemu Soo Wan hari ini namun sampai sekarang belum muncul menampakkan dirinya.  SMS atau telpon pun tidak. Soo bergumam apa maksud Dong Joo sampai jumpa besok. Soo Wan mengatai Dong Joo bodoh.

Rekan Soo Wan memanggil Soo Wan. Ia mengatakan Soo Wan punya tamu. Alhasil wajah Soo Wan yang tadinya cemberut, langsung tersenyum nungging.

***

Soo Wan sudah mengganti pakaiannya. Ia keluar dari dalam kantor. Tampak raut bahagia di wajahnya, karena ia akan bertemu dengan Dong Joo. Namun tiba-tiba senyumannya hilang saat ia melihat pria yang menunggunya di depan bukanlah Dong Joo tapi Jin Woo.

Jin Woo mendekat. Ia meminta bisakah Soo Wan memberinya waktu? Soo Wan hanya diam memandang Jin Woo.

***

Dr Yoon menelpon Soo Wan namun nomornya tidak aktif. Akhirnya ia menelpon ke kantor. Rekan Soo Wan mengatakan Soo Wan keluar lebih awal. Wajahnya tak tenang. Ia meneguk minumannya. Dr Yoon mengira Soo Wan bertemu dengan Dong Joo.

-Flashback-

Dong Joo bersimpuh memohon. Ia mengatakan ia ada didalam hati orang itu (Soo Wan). Ia ingin tetap disisinya. Ia harus disana. Dr Yooon bertanya bagaimana bisa Dong Joo melakukan ini padanya? Apa aku berarti bagimu? 

“Maafkan, ayah.”

“Jangan panggil aku ayah.”

“Ayah.”

Dr Yoon berdiri dan menyuruh Dong Joo pergi. dong Joo masih berlutut memandang dr Yoon. Dr Yoon mengatakan ia tidak ingin bertemu dengan Dong Joo lagi. Lalu membelakangi Dong Joo.

“Aku akan menunggu sampai kau tidak marah lagi. Aku akan berusaha sampai kau tersenyum padaku lagi.” Dr Yoon tampak terkejut mendengarnya “ Dan ada sesuatu yang kau tidak ketahui. Bahkan jika kau meninggalkanku. Aku tidak akan meninggalkanmu, ayah.”

-Flashback End-

Dr Yoon tampak memikirkan kata-kata Dong Joo sebagai ayah angkatnya. Ia jadi galau. Ia pun mengambil obat dalam laci dan meminumnya.

***

Dr Oh masuk ke ruangan dr Yoon. Namun pemiliknya tidak berada di ruangannya. Dr Oh hendak keluar. Tapi ia berhenti melangkah. Ia penasaran dengan Dr Choi yang pernah mendatangi Dr Yoon. Tapi Dr Yoon malah mengatakan untuk apa Dr Choi datang menemuinya. Dr Oh merasa ada sesuatu yang di sembunyikan sahabatnya. Ia lalu menghubungi seseorang diam-diam menyelediki tentang Dr Choi Jin Sang yang pernah bekerja di bedah umum rumah sakit Seyoung. Dan Periksa apa hubungannya dengan Direktur Yoon..

***

Jin Woo membawa Soo Wan ke sebuah rumah yang besar dekat danau. Ia memberi Soo Wan kunci rumah itu. mereka berdiri tepat di depan rumah yang terlihat cantik dengan desainnya. Soo Wan bertanya dimana mereka.

“Rumah kita. Rumah dimana kau dan aku akan menjadi keluarga dan hidup bersama. Rumah yang ada masa depan kita didalamnya.”

“Ji Woon.”

“Aku meminta mereka untuk membangunnya dengan kayu dan batu yang terbaik. Dengan jendela lebar dan besar.. Aku meminta mereka untuk membuat jendela di atap sehingga kau dan anak anak bisa tidur sambil melihat bintang. Dan aku meminta mereka untuk membangun atap sehingga kita bisa berkemah di balkon.” Jin Woo menoleh ke taman “Aku berpikir untuk menempatkan ayunan di taman, tapi aku berpikir untuk membuatnya sendiri nanti. Aku ingin membangun kuda-kudaan sendiri sehingga anak-anak bisa menaikinya. Itu kenapa ketika kita menikah, aku berpikir untuk belajar pertukangan setiap akhir pekan. Apa itu akan baik baik saja?”

Soo Wan yang sedari tadi hanya diam pun membuka mulutnya. Ia meminta maaf tanpa menatap Jin Woo. Jin Woo meminta Soo Wan jangan meminta maaf, ia ingin Soo Wan mengatakan terima kasih.. Tidak, katakan saja kau mau, itu akan lebih cukup..

“Kau sangat mengetahuinya kalau aku tidak bisa..”

“Aku tidak bisa juga.. Aku...” ujar Jin Woo. Soo wan langsung menoleh. “Aku.. Meskipun tidak banyak sepertimu. Orang yang lapar akan keluarga yang hangat dan bahagia. Semua orang memberitahuku kalau aku penuh pecraya diri dan hal hal lainnya. Tapi aku tidak merasa seperti itu, bukan seperti itu. Ketika aku masih kecil, aku pikir aku harus menjadi anak yang pintar karena ibuku. Dan ketika aku dewasa, aku selalu dipaksa untuk menjadi.. Dokter yang hebat, selalu dengan rasa berhutang budi. Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku benar benar ingin menjadi pria yang baik dan dokter yang hebat. Aku selalu mencoba yang terbaik untuk menjadi.. Orang yang bisa kau banggakan.”

“Itu benar. kalau kau itu orang yang sangat baik.. Orang yang sangat hebat dan baik bahkan tanpa kehadiranku. Jadi kau harus bertemu dengan seseorang yang sangat mencintaimu.”

Jin Woo mendekat dan memegang pundak Soo wan.

“Kaulah orang itu... buat diriku.”

Soo Wan menurunkan tangan Jin Woo dan mengatakan bukan aku. aku sudah memberitahumu. Aku pikir aku memberimu kursi yang paling depan dihatiku, yang akan kau isi lama kelamaan, tapi aku sadar. Aku tidak pernah bisa memberikan kursi itu kepada siapapun.. Aku menunggu sambil terus membiarkannya kosong. Kau bukan seseorang yang pantas diperlakukan dengan seperti ini olehku.. Kenapa... Untuk alasan apa.. Kutuk saja ku dan biarkan aku pergi.

Soo Wan mengembalikan kunci rumah itu. Jin Woo tampak kecewa. Soo Wan lalu pergi. Jin Woo bertanya, orang yang berada di kursi itu... Orang seperti apa dia? 

Soo Wan memilih pergi tanpa menjawab pertanyaan Jin Woo. JW menatap kepergian Soo Wan. Ia memegang erat kunci rumah masa depan mereka. Poor JW

**

Soo Wan pulang ke rumah. Ia tampak sedih telah membuat hati Jin Woo terluka. Soo wan duduk termenung di atas tempat tidurnya.

-Flashback-

Seorang ahjussi memarahi Soo Wan karena membawanya ke RS Seyoung, bukan ke rumah sakit besar di Seoul seperti permintaannya. Soo Wan meminta si ahjussi masuk supaya mendaptakan perawatan namun si ahjussi tidak mau masuk. Si ahjussi bertanya apa Soo Wan akan membayarnya jika ia masuk kedalam dan mendapat perawatan?

Soo wan mengatakan ia ke sini hanya untuk mengantarnya.  Kenapa ia harus membayarnya. Si ahjussi mencibir kalau ia sudah membayar pajak. Kemudian ia merabah-rabah kantung bajunya namun ia tidak menemukan dompetnya. Ia menuduh Soo Wan yang mengambilnya.

Si ahjussi mencengkram baju Soo Wan. Ia hendak menampar Soo wan namun ada seseorang yang datang menahan tangannya. Orang itu adalah Jin Woo.

**

Soo wan dan Jin Woo di interogasi di kantor Polisi. Jin Woo tampak culun dengan gaya rambutnya. Polisi itu mencibir satunya si pekerja penyelamat, dan yang satunya lagi seorang dokter. Kenapa orang orang seperti kalian melakukan hal ini?  Apa kau menghindari omong kosongnya karena dia menakutkan, dan karena dia kotor. Si ahjussi yang mendengar kata polisi it ppun menoleh tak percaya. Pak polisi meminta Jin woo seharusnya lebih bersabar sedikit.

Soo Wan memandang Jin Woo dan tertawa kecil. Jin Woo ikutan tertawa juga.

**

Soo Wan mentraktir Jin Woo makan. Jin Woo heran menatap sajian makanan di depannya. Ada tahu dan menu lainnya.

“Aku mentraktir karena kau ditangkap pertama kalinya karena aku. Nikmatilah”
“Kau membuatku seperti pegawai magang dengan pengalaman pertama seperti itu. Dan kau hanya membiarkan itu berlalu dengan mentraktir tahu saja?  Aku hampir mendapatkan catatan kriminal, berterima kasihlah pada siapa?” protes Jin Woo culun

“Jadi apa? Apa yang kau ingin aku lakukan?”

“Bertanggung jawab.”

“Apa?”

“Bertanggung jawab atas hidupku, Yoon Soo Wan.” ujar Jin Woo yang mengetahui nama Soo Wan dari name tag-nya.

Jin Woo pun tersenyum manis memandang soo Wan. Lalu melahap tahu dengan tersenyum memandang Soo Wan lagi.

-Flashback End-

**

Mata Soo Wan berkaca-kaca mengingat kenangannya bersama Jin Woo. Soo Wan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Soo Wan hanya bisa meminta maaf telah menyakiti hati Jin Woo yang begitu tulus mencintainya.

**

Mobil ambulance 119 meluncur dengan kecepatan tinggi. Ada pasien yang mengalami sakit di dada. Sepertinya seorang pasien yang kaya raya. ia sedang menginap di hotel. Ia di dampingi beberapa anak buahnya. Soo Wan dan Teddy langsung menanganinya. Mereka memasang alat di tangan pasien untuk mendeteksi gejala penyakit yang di derita pasien. Asistennya melaporkan keadaan bosnya, ia tidak bisa bernapas karena tiba-tiba sakit di jantungnya. Soo Wan tanya apa pasien menderita angina?? Asistennya mengiyakan.

Soo Wan menyarankan pasien harus diberi nitrogliserin yang telah diresepkan padanya. Namun asistennya bilang mereka tidak mempunyainya sekarang. Kebetulan Soo wan membawa obatnya. Jadi  bisa di beri. Namun ada telpon masuk dri RS Seyoung. Karena sebelumnya Soo wan sudah menghubungi terlebih dahulu. Soo Wan mmeminta saran medis. Jin Woo mempersilahkan Soo Wan melaporkan keadaan pasien. Soo Wan terkejut mendengar suara Jin Woo, ia jadi terbata-bata dalam berbicara.

“Uh... ada pria berumur 40 tahunan mengeluh sakit di dadanya. Mereka bilang dia telah diresepkan nitrogliserin karena dia menderita angina. Tekanan darahnya is 150/90, dan denyut nadinya 90. Bisa aku menyuntiknya dengan NTG? (nitrogliserin)

“Tunggu.”

“Lihat, kami tapi tidak punya banyak waktu...”

“Apa kau sudah memeriksa apakah dia meminum obat lain dalam 24 jam terakhir ini?  Kau bilang kau berada di hotel kan?  Mungkin viagra. pastikan apakah dia meminum itu sebelum kau menyuntiknya.  Kau tahu kalau kau benar benar tidak boleh memberikan NTG padanya jika dia meminum viagra kan?”

“Tapi... permisi, tapi..” ujar Soo wan

“Apa yang sedang kau lakukan? ada orang yang akan mati! Kenapa perlu waktu yang lama untuk memberikannya obat?” asisten pasien itu pun memarahi Soo Wan.

***

Pasien sudah di bawah ke RS. Dr Yoon dan suster yang menangani pasien. Sementara Dr Kim melihat kertas hasil pemeriksaan. Dr Kim mengatakan ini benar-benar buruk jika Soo Wan memberinya NTG tanpa mengetahui dia meminum viagra atau tidak. Pasien pasti akan dalam benar-benar bahaya jika Soo Wan tidak mencari tahu dulu. Karena Soo Wan veteran, Soo Wan pasti sangat berbeda..

Soo Wan pun pamit pergi. Tanpa ia sadari, Jin Woo melihatnya dari ruangan. Matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Jin Woo galau.

 ***

Dalam perjalanan pulang. Soo Wan termenung. Ia mengingat kata-kata Jin Woo yang menanyakan apa Soo Wan sudah memeriksa apakah pasien meminum obat lain dalam 24jam terakhir ini.

Soo Wan tampak sedih memikirkan Jin Woo.

**

Soo Wan menyimpan barang di ambulance. Tiba-tiba Dong Joo datang dengan pakaian rapi dan bertanya apa ini Departemen pemadam kebakaran SeYoung? Soo Wan memarahi Dong Joo karena tidak memberi kabar.

“Apa kau menunggu?” ujar DJ

“Aku khawatir.” Balas SW. Dong Joo tersenyum mendengarnya. Soo wan bertanya kenapa Dong Joo datang kesini? Seharus memberitahunya dulu kalau kesini. Soo Wan tidak enak kalau teman-temannya melihat Dong Joo di sini. Soo Wan pun meminta Dong Joo pulang. Nanti ia menghubungi Dong Joo.

Ada panggilan untuk berkumpul. Soo Wan pun pergi. Dong Joo tersenyum lebar melihatnya.

**

Di ruangan 119, semua sudah berkumpul. Ketua pemadam memberi informasi kepada anak buahnya. Sambil berjalan ke kiri dan ke kanan. Ia mengatakan baiklah, perhatian! Kau mungkin tahu tapi ini adalah tugas pusat keamanan 119.

“Pada saat ini jumlah panggilan darurat meningkat karena kita kekurangan orang dengan keahlian medis. Jadi memang benar kalau ada banyak kesalahan dalam kegiatan penyelamatan di tempat kejadian. Aku yakin kalau semua pekerja penyelamat sangat mengetahui kebenarannya kalau ada lebih dari jumlah kecil. Situasi yang disayangkan dan disesalkan karena itu.”

Kamera mengarah kepada sepasang kaki yang memasuki ruang ganti lalu membuka salah satu loker. Kembali lagi ruang petugas 119, salah satu petugas bertanya kenapa ketua tiba-tiba mengatakan hal serius seperti itu? Ini tidak sesuai dengan diri ketua.

“Apa ada sesuatu terjadi?” tanya petugas tampan

“Dengan kata lain, aku akan memperkenalkan orang yang berarti dan spesial yang akan bekerja dengan kalian semua. Secara pribadi, atau sebagai pemadam kebakaran individual. Hatiku dipenuhi rasa bahagia dengan orang ini.” ujar Ketua

“Pegawai istimewa?” petugas tampan jadi penasaran. Orang yang mereka bicarakan itu sudah memakai seragam orange 119. Mereka penasaran siapa yang datang sehingga penjelasanya sangat panjang begitu. Apa mereka mendapatkan seorang selebriti? Teddy berujar hatinya berdebar, ia mendesak ketua mengatakan siapa orang itu.

“Apa kau menyukainya?” tanya SW kepada Teddy

***

“Seorang dokter yang tekenal saat ini dan memiliki kemampuan luar biasa dan berkompeten. Meskipun hanya sementara tapi dia secara sukarela memberikan pelayanannya pada pusat keamanan 119. Dan mempelajari pekerjaan departemen pemadam kebakaran yang sangat berarti. Kami telah memutuskan dengan sangat cepat untuk merekrutnya.” Ujar ketua semangat 45

“Apa dokter saat ini sudah kehilangan akal sehatnya? Kenapa dia meninggalkan rumah sakit yang sangat bagus dan masuk ke 119?” ujar petugas bermata tajam

“Hei siapa yang ingin kau tunjukkan pada kami ini?” petugas tampan pun tak sabaran.

**

Akhirnya orang yang mereka bicarakan masuk ke ruangan. Teddy langsung mengenalinya. Dylan Park coming back. Soo Wan langsung kaget mendengar nama Dylan di sebut. Ia mengangkat wajahnya. Dan benar saja Dylan berada di depannya dengan mengenakan seragam 119. Dylan lalu memperkenalkan namanya. Ia di angkat menjadi kepala Penyelamatan darurat.

Soo Wan mendesah tak percaya di permainkan Dong Joo. Dong Joo menanggapinya dengan senyuman manis.

**

Soo Wan protes sama Ketua di taman. Petugas Ki yang berada di sana mengatakan sampai sekarang, kita tidak pernah mempunyai dokter, dokter itu yang mengajukan diri.. Seperti kalender meja, kau selalu mengatakan kita perlu peralatan medis yang canggih, sistem, dan dokter di tempat kejadian. Ini peristiwa yang kau sudah rindukan terjadi, kenapa kau menolak ini. Bukannya menyambut dengan tangan terbuka tapi kenapa kau melawan semua ini?

Dong Joo datang dan petugas Ki memperkenalkan Soo Wan kepada Dong Joo sebagai EMT (Petugas Medis). Petugas Ki berujar pasti Dong Joo sudah melihatnya di UGD. Dong Joo mengatakan tentu saja. Ia sangat mengenalnya. Apakah itu benar, ketua Yoon Soo Wan? Soo Wan malas menanggapi pertanyaan Dong Joo. Wajahnya cemberut terus. Dong Joo malah tersenyum senang.

Melihat wajah Soo Wan yang seperti itu, Petugas Ki mengingatkan Soo Wan bahwa Dong Joo sekarang sudah jadi atasannya. Jadi tunjukkan padanya lingkungan sekitar dan bantu dia sehingga dia bisa nyaman bekerja disini. Soo Wan tanya apa ia yang harus melakukannya? Petugas Ki balik tanya lalu apa harus aku yang melakukannya. Oh lupakan, aku yang akan melakukannya... Soo Wan pun akhirnya menyetujui permintaan petugas Ki.

**

Soo Wan menunjukkan ruang ganti kepada Dong Joo. Ia tanya kapan Dong Joo berganti dengan pakaian itu? Dong Joo balik tanya, bisakah kau bicara dengan tidak formal pada atasanmu? Soo Wan mencibir tak percaya.

**

Mereka pun beralih ke tempat istirahat serta ruang pelatihan fisik.

“Kau tahu kalau pemadam kebakaran mempunyai kebugaran fisik adalah hal yang penting? Kepala Park Dong Joo.” Ujar Soo wan dalam bahasa formal

“Kau bicara dengan formal di depan orang lain.. Sangat menyenangkan mendengarnya.” Petugas Ki terkejut mendengarnya. Dong Joo pun bertanya “Ketua Yoon Soo Wan, Apa olahraga yang kau sukai?” Teddy menunjuk ke bagian angkat besi.

“Apa kau perlu mengetahui itu?” Soo wan yang ngambek langsung pergi meninggalkan Dong Joo. Dong Joo hanya bisa tersenyum penuh kemenangan. Sementara petugas Ki mengatakan ini karena dia (Soo wan) itu gila, orang gila. Dong Joo pun menyusul Soo wan.

**

“Ini kantinnya.. Kau tidak tahu kapan kau akan di panggil untuk bertugas sehingga akan lebih baik makan ketika ada waktu. Lalu, makanlah sekarang.” Ujar Soo wan tak semangat

“Ayo makan bersama... mumpung kita punya waktu.” 

“Apa kau melihatku seperti aku ingin makan sekarang...” Soo Wan yang masih ngambek langsung pergi. Namun ia bertemu dengan petugas Ki bersama rekan yang lainnya yang mau makan bersama. Akhirnya ia di giring kembali oleh petugas Ki.

“Aigoo, makan. Makanlah. Jika kau lapar kau tahu gejala gilamu mulai memburuk, Kau mau pergi kemana dan tidak makan?”

**

“Kita akan melakukan makan malam formal nanti. Santai saja. jadi sekarang, ayo makanlah. Sementara menyingkirkan kekakuan diantara kita dan saling dekat dengan yang lain, Dokter Park..” ujar Kepala pemadam

“Perlakukan saya dengan nyaman Kepala..” ujar Dong Joo

“Ini karena setelah melihat orang kasar dan gila lalu melihat seorang dokter yang lembut sepertimu. Aku tidak begitu.”

Kepala pemadam  bisa bercanda juga. ^^

**

Jin Woo membuka diary-nya. Ia mengambil sebuah kartu (seperti kartu pos). Ternyata kartu itu dari Soo Wan. Di bawah kartu itu tertulis “ Yoon Soo wan, dalam perjalanan pulang”. Jin Woo tersenyum membaca pesan itu. Sesuatu  terlintas di pikirannya, sehingga membuat dirinya langsung pergi meninggalkan kantor.

**

Dong Joo menghubungi Soo wan sebagai rekan kerja. Ia meminta Soo Wan melaporkan kasus-kasus medis yang Soo wan tangani sebelumnya. Soo wan bilang ia akan melaporkannya dalam catatan harian kerja pekerja penyelamat nanti. Namun Dong Joo ingin mendengarkan laporannya secara lisan sekarang. Soo wan mengatakan ia harus mempersiapkan sebelum melaporkannya jadi ini sedikit sulit. Dong Joo akan menunggu sampai Soo wan selesai dengan persiapannya. Soo wan beralasan, karena kita tidak tahu kapan kita akan diminta untuk bertugas, kau tidak usah menunggu.

“Jika kau di hubungi, kau harus pergi. Jadi kenapa kau tidak pergi sekarang?”
“Dengarkan ini, apa aku terlihat punya waktu luang?

“Bisakah aku artikan kata kata itu seperti kau menolak... Perintah atasan karena perasaan pribadi?”

“Baiklah, aku akan pergi. Kemana aku harus pergi?”

Dong Joo tersenyum senang. Ternyata modus tohh.. ^^

**

Dong Joo duduk santai menunggu Soo wan. Soo Wan datang ke taman di atap gedung. Ia mengatakan pengiriman kasus darurat pada 3 Mei, pukul 14:20. Dimana kita membutuhkan saran dokter. Aku akan memberikan laporannya padamu kepala Park Dong Joo. Dong Joo menoleh ke arah Soo wan

“Panggilan diterima untuk situasi di kamar pada pukul 14:20. Kedatangan pukul 14:30, pria 40 tahun dengan nyeri dada.”

Dong Joo berdiri dan berkata “Aku akhirnya menjadi pekerja penyelamat 119..” Namun Soo Wan sengaja tidak mendengar dan melanjutkan laporannya.

“Pemeriksaan awal, diduga angina, meminta perawatan medis dengan pemberian nitrogliserin..”

Kembali lagi Dong Joo memotong laporan Soo Wan. Ia mengatakan seragam ini benar-benar cocok untukku kan? Bahkan ketika kau melihatnya, ini benar benar cocok untukku kan? Soo wan mendehem dan terus memberi laporan.

“Sebelum pemberian NTG, kami memeriksa apakah dia meminum obat lain. NTG tidak diberikan dan diselesaikan dengan mengantarkannya ke UGD. Laporan selesai.” Soo Wan bergegas pergi

“Kau dalam masalah besar sekarang.” Ujar Dong Joo menghentikan langkah Soo wan. “Aku akan menempel padamu seperti permen karet dan tidak akan pernah lepas..”

“Kau tidak berubah sama sekali. Kau selalu melakukan apapun yang kau mau. Kau sombong seperti biasa.” Soo Wan masih membelakangi Dong Joo

“Tapi kau tidak mengatakan kalau kau menbenciku kan?” Soo wan menjawab dengan anggukan. “Kau akan terus... menyukaiku kan?” Soo wan tersenyum dan mengangguk lagi. 

Dong Joo mendekat dan memeluk erat Soo wan dari belakang.  Dong Joo mengatakan ia tidak ingin kehilangan Soo wan lagi. Soo Wan pun tersenyum. Tentu saja kata-kata Dong Joo membuatnya bahagia. Selama ini ia sudah banyak menderita.

Sebuah mobil memasuki parkiran, rupanya Jin Woo datang untuk menemui Soo Wan. Ia menatap ke atap (taman atap). Semantara Dong Joo dan Soo Wan masih berpelukan.

Hmmmm apakah Jin Woo merasakan Soo wan berada di sana??? 


~~Bersambung ke Episode 8 di tempat mba Lilik~~




Komentar :

Mian, aNNa lama sekali memposting episode 7 ini.. Sorry bagetzzz ya chingu.. ^^

Hmmmm ternyata di episode ini, Dong Joo ingin mewujudkan mimpinya menjadi pemadam kebakaran karena ia mengingat perkataan Soo wan di atas gedung Observatorium. Yang mana Soo Wan mengatakan ia menyukai kalau Dong Joo menjadi seorang pemadam kebakaran. Kalau bukan karena Dr Yoon, pasti Dong Joo sudah lama menjadi pemadam kebakaran. Tapi di pikir-pikir, semua biaya kuliah Dong Joo kan di bayar sama Dr Yoon. So belum tentu juga ia menjadi pemadam kebakaran. Ia juga terlampau kagum sama Dr Yoon so memutuskan menjadi seorang dokter seperti ayah angkatnya itu.

1 komentar:

  1. Keren banget Jin Woo...benar2 segitu berniatx jadikan Soo Wan ratu masa depanx...angan2x jauh n terlukis indah...��
    Thx sist buat sinopsisx..��

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang