Setelah Soo Hyun melihat
aksi preman yang tak sepantasnya di lakukan oleh seorang Jae Joon yang
merupakan dokter kepala dan dokter kebanggaan RS Myun Woo. Mau tidak mau, Jae
Joon pun harus mengakui kalau kejadian tadi disebabkan karena ia tak dapat
mengontrol kemarahannya saat Hoon memanggil Soo Hyun itik. Ia tidak tahu apa
yang terjadi.
“Tapi kau menarik kerahnya
untuk itu? Ini bukan seperti dirimu, Jae Joon.” Soo Hyun menyesalkan kelakuan
Jae joon. “Soo Hyun, kau orang yang yang penting bagiku. Aku tidak tahan dia
menghinamu.” Soo Hyun mendesah mendengar pengakuan Jae Joon. “Terima kasih,
tapi... Apa kau bisa mencoba berteman dengan Dr Park?”
“Kenapa?” Jae Joon tampak
menyembunyikan emosinya di depan Soo Hyun.
“Apa maksudmu Kenapa?
kalian selalu saja bertengkar. Kalian kan berdua bekerja di departemen yang
sama.” Jae Joon langsung menoleh saat mendengar kata departemen yang sama. “Departemen
yang sama? Apa Ketua sudah merekrutnya kembali?” Soo Hyun mengangguk
mengiyakan. Jae joon tampak tidak menyukai kabar mengenai kembalinya Hoon ke RS
ini.
“Oh ya. bisa kau berjanji
kalian akan berteman? Oke?”
Dengan berat hati Jae Joon
menjawab baiklah. Ia pun mengajak Soo Hyun makan malam namun Soo Hyun meminta
maaf, ia harus pergi kesuatu tempat. Soo Hyun melihat jamnya dan mengatakan ia
ada shift. Ia pun berniat pergi namun Jae Joon ingin mengatakan sesuatu. Jae
Joon merapihkan poni Soo Hyun lalu memegang lembut pipi Soo Hyun. Kemudian Jae
Joon mengatakan menyenangkan melihatmu tersenyum. Soo Hyun tersenyum memandang
kekasihnya itu. Lalu beranjak pergi meninggalkan Jae Joon yang tampak khawatir
( khawatir dengan come back-nya Dr Park Hoon).
Hoon di cegat sama Hyun
Wook sewaktu kembali dari taman. Hyun Wook mengajak Hoon mengikutinya. Hoon
tanya ke mana. Hyun Woo bilang untuk bertemu dengan Presiden Lee. Hoon kembali
bertanya kenapa. Hyun Wook bilang untuk minta maaf. Emang Hoon pikir kenapa ia
membawa Hoon kesini? Hyun Wook pun menarik Hoon ke ruang Presdir Lee. Namun
sepanjang perjalanan ke ruang Presdir, Hoon terus menerus mengeluh. Sesampainya
di ruang Presdir ternyata Presdir Lee sedang keluar.
Tanpa membuang-buang
waktu, Hoon pun langsung kabur. Namun saat di luar, mereka bertemu dengan Byung
Chul. Hyun Wook memanggilnya dengan sebutan Hyungnim. Hoon terperanjat melihat
Byung Chul. Ia menatap tajam Byung Chul. Sepertinya Hoon tak suka melihat sosok
Byung Chul.
Byun Chul menuruni tangga
dan mendekat. Ia lalu mengulurkan tangannya kepada Hoon. Sudah lama kita tak
bertemu. Melihat tangan Byung Chul yang terulur padanya (hendak menyalaminya),
Hoon pun teringat akan tangan yang sama yang terulur padanya sewaktu kecil. Saat itu Byung Chul mengajak Hoon bertemu dengan ayah Hoon. Hoon
tersenyum sinis mengingat kenangan itu.
“Hyungnim, Kenapa Presiden
Lee ingin bertemu Dokter Park?” Byung Chul mengatakan dia memutuskan untuk
memaafkan Dr Park. Hyun Wook seakan tak percaya. Apa dia mempekerjakan Dr Park
lagi, Hyungnim? Byung Chul bilang ia juga meminta itu pada ketua. Ia senang
Presdir mendengarkannya. Namun Hoon malah tidak tertarik dengan hal itu. Byung
Chul dengar kalau Hoon memiliki kemampuan hebat. Tapi, jika Hoon ingin jadi
seperti ayahnya, Hoon harus belajar lagi.
Hoon terlihat marah
ayahnya di bawa-bawa, “Bagaimana bisa kau mengatakan seperti itu?” byung Chul
menjawab itu mudah. Ia pikir itu adalah cara baginya untuk memaafkan dirinya
sendiri. Hoon tersenyum sinis lalu beranjak pergi. Tiba-tiba Byung Chul
mengatakan bukankah Hoon mencari orang yang bernama Jae Hee?
Hoon terperanjat kaget.
Hoon menoleh menatap Byung Chul. Byung Chul mengeluarkan sesuatu dari jas-nya.
Ternyata itu adalah sebuah foto yang di ambil sewaktu Jae Hee di rawat di RS
Budapest. Hoon merampas foto itu dari tangan Byung Chul. Hoon teringat akan
dokter yang menolongnya di Budapest.
Hoon, Byung Chul dan hyun
Wook berpindah ke ruang kerja mereka. “Bagaimana kau bisa punya foto ini?”
“Dr Johan bukan hanya
teman ayahmu, dia juga temanku. Dan Dr Yan telah memberiku foto itu. Foto yang
diberikan Dr Yan padaku itu, membuat aku sadar apa yang harus dilakukan dengan
hidupku.”
“Maksudmu, membuatku
menjadi dokter di rumah sakit ini?”
“Dan juga, menemukan gadis
itu...” Hoon langsung menghentakkan tangannya di meja. Ia marah mendengar
kata-kata Byung Chul. Jangan bicara omong kosong. Hoon meremas foto itu dan
beranjaka pergi.
Hyun Wook mengejarnya dan
bertanya apa Hoon yakin kekasihnya ada di Korea Utara? Hoon malah bilang Jae
Hee ada di sini. Hyun Wook tak percaya begitu saja. Apa? Dari Korea Utara ke
sini? Bagaimana caranya?
“Aku tidak tahu.” Ujar
Hoon lalu pergi. Hyun Wook stress berat sama Hoon.
Seung Hee memasuki ruang
ICU. Ia melangkah ke tempat tidur ibu Chang Yi. Ada perawat yang baru saja
mengecek kondisi ibu Chang Yi. Saat perawat itu berlalu meninggalkan ruangan.
Seung Hee pun mengeluarkan sebuah suntikan yang sudah berisi cairan. Lalu
menyuntiknya ke infus ibu Chang Yi. Seketika itu juga tangan ibu Chang Yi
langsung terkulai tak berdaya. (jahaattt)
Tae Soo masuk ke sebuah
kedai. Di sana sudah ada Jin Soo yang menunggunya. Jin Soo tampak menikmati
makanannya. Sebelum duduk, Tae Soo melihat sekelilingnya. Takut-takut ada spy
yang berkunjung juga. (LOL) Jin Soo mengatakan operasinya berhasil. Namun Tae
soo dengan coolnya mengatakan bukan kemampuan yang ingin di lihat oleh kami
(PM). Jin Soo menangkat wajahnya, karena dari tadi fokus makan terus.
“Kau akan melihat apa yang
kalian inginkan segera.” Jin Soo kembali makan dan menatap Tae Soo dengan
tatapan yang tak seperti biasanya.
Hoon dan Chang Yi bergegas
ke ruang ICU setelah mendengar kabar tentang kondisi ibu Chang Yi. Hoon heran
kenapa ibu Chang Yi tiba-tiba pingsan. Chang Yi juga tidak tahu. Iya takut
terjadi sesuatu dengan ibunya. Hoon menenangkanya. Hoon meminta Chang Yi jangan
berpikir seperti itu. Sementara di ruang ICU, Dr Keum yang baru saja sampai
menanyakan kepda Dr Kim. Sebenarnya ada apa, kenapa tanda vital pasien menurun?
Dr Kim tidak tahu apa yang terjadi. Pasien terus bangun lalu tidak sadarkan
diri lagi. Selalu begitu berulang-ulang. Tidak puas dengan jawaban Dr Kim, Dr
Keum pun menanyakan pada Dr Eun.
“Apa yang terjadi, Dokter?”
“Aku juga tidak tahu. Aku
menggunakan 40 lebih anestesi tapi tidak tahu apa itu akan bekerja. Bidang
anestesi benar-benar rumit.” Seung Hee hanya diam saja mendengarnya. hmm
bukannya dia ahli anestesi ya kok ga nunjukin kemampuannya? (Modus bangetzz si
Seung Hee ini, sorry)
Chang Yi dan Hoon pun
sampai. Chang Yi tanya apa yang terjadi dengan ibunya. Seung Hee yang sedari
tadi diam pun membuka suaranya. Ibu Chang Yi baik-baik saja sekarang. Jadi jangan
khawatir. (Lah iyalah, loe yang nyuntik obatnya). Dr Eun lalu meminta tolong
Seung Hee menjaga pasien.
Hoon tampak khawatir
melihat kondisi ibu Chang Yi. Ibu kembali siuman, Chang Yi memegang erat tangan
ibunya. Hoon mendekat lalu bertanya apa ibu bisa mengenalinya. Ibu mengiyakan
namun kondisinya lemas tak berdaya. Hoon melihat Seung Hee lalu bertanya kepada
ibu. Kau bisa tahu apa itu Jae Hee atau bukan jika kau melihatnya, kan? Ibu
mengangguk mengiyakan. Kini pandangan ibu tertuju kepada seseorang yang berada
tepat di belakang Hoon. Ibu memanggilnya dengan sebutan dokter.
Hoon menoleh dan
terperanjat melihat Byung Chul sudah berada di belakangnya. Ibu terus memanggil
nama dokter Choi. Hoon menoleh melihat ibu. Pasti ia berpikir, ada hubungan apa
ibu dan Byung Chul. Byung Chul berujar ibu baik-baik saja ketika menyeberangi
Sungai Yalu. Kenapa kau seperti ini?
“Dia yang melepaskan ku
keluar dari kamp penahanan. Dokter ini menyelamatkanku... Dr Choi... Dr Choi
ku...” ibu akhirnya kembali drop lagi. chang Yi khawatir melihat ibunya yang
tiba-tiba pingsan itu. Seung Hee mengambil tabung pernafasan buat ibu. Ia
meminta Chang Yi jangan khawatir. Dia akan sadar sebentar lagi. Jika dia istirahat, dia akan bangun sebentar
lagi.
Hoon menatap seung Hee
lalu menoleh menatap Byung Chul dengan tatapan meminta penjelasan.
Di lorong RS. Chang Yi dan
Hoon meninterogasi Byung Chul tentang ibunya yang bebas dari tahanan kriminal. Apa
kau benar-benar membawa ibuku ke sini. Byung Chul mengiyakan pertanyaan Chang
Yi. Hoon lalu teringat saat ibu kembali dengan wajah yang super kucel. Ibu
menagis haru bisa bertemu dengan anak semata wayangnya, Chang Yi. Ibu meminta
Chang Yi mengatakan rasa ungkapan terima kasihnya kepada Dr Choi. Setelah
mengingat itu, Hoon penasaran bagaimana Byung Chul melakukannya.
Kali ini Byung Chul
teringat akan perkataan Tn Lim. “Sangat mudah. Jika aku memberikan ini kepada
orang-orang Cina di sana, dan mereka akan mengirim uang itu ke pengusaha Cina
di Korea Utara. Kemudian, mereka akan mencari orang yang kita inginkan. Mereka
akan mengeluarkan orang itu dengan rute rahasia.” Byung Chul lalu menceritakan
semuanya kepada Chang Yi dan Hoon. Ternyata Byung Chul mengikuti kata-kata Tn Lim. Ia membawa seroll uang dan memberinya kepada sang pejangga penjara. Ibu Chang Yi pun di lepaskan.
Chang Yi mengatakan
ternyata Ahjussi itu benar-benar penipu. Namun Byun Chul berujar ia yang
memintanya untuk melakukannya. Kenapa? Tanya Chang Yi. “Sampai kita menemukan
Jae Hee, Aku tidak bisa terlibat.” Byung Chul lalu menatap Hoon “Dengan membawa
kembali ibu Chang Yi, aku ingin memberimu harapan.”
“Apa harapan?”
“Berharap kalau kau bisa
bertemu Jae Hee.” Hoon penasaran dengan kata-kata Byung Chul, rasa penasarannya
harus tertunda karena ada yang lewat. Seung Hee dan dokter lainnya lewat membawa
ibu. Ibu Chang Yi sudah kembali sadar. Saat Seung Hee lewat, Hoon hanya bisa
menatapnya dalam diam. Namun ia masih penasaran, ia kembali menatap Byung Chul
dengan tatapan penuh tanya.
Ibu di bawa ke ruang rawat
inap. Seung Hee satu-satunya dokter yang mengurus ibu. Ibu memperhatikan Seung
Hee dan berkata Seung Hee benar-benar terlihat mirip dengan dirinya. Seung Hee
tersenyum menanggapi perkataan ibu. Ia sudah banyak mendengar tentang hal itu
sejak kemarin. Sebelum pergi, Seung Hee meminta ibu memberitahunya jika ibu membutuhkan
sesuatu. Seung Hee pun pamit pergi. Sementara pandangan Hoon tak lepas dari Seung Hee.
Setelah kepergian Seung
Hee, Hoon langsung mendekat meminta petunjuk dari ibu mengenai Seung Hee. Apaka
ia benar-benar Jae Hee atau tidak. Namun ibu mengatakan dia sangat mirip, tapi
dia bukan Jae Hee, Dokter Park. Aku melihatnya mati. Aku yakin dia sudah mati.
Hoon harus menelan pil pahit ini. Ia tampak sedih. Namun tiba-tiba Byung Chul
membantah perkataan ibu.
“Tidak, ibu. Dia masih
hidup.” Hoon terperanjat mendengar kata-kata Byung Chul itu. Namun ia tampak
bimbang. Ibu mengatakan Jae Hee telah tiada dan Byung Chul mengatakan hal yang
tak sesuai dengan perkataan ibu.
Hoon pun pergi
meninggalkan ruangan ibu dengan pikiran yang banyak tanda tanyanya. Ia terlihat
syock dengan info yang di dengarnya tadi. Ibu mengatakan Jae Hee sudah
meninggal sedangkan Byung Chul mengatakan hal yang berbanding terbalik dengan
kata-kata ibu, Jae hee masih hidup. Hoon tidak tahu harus mempercayai yang
mana. Dalam kegalauan hatinya, Byung Chul menyusul dan memberikan kepadanya jas
dokter yang seharusnya sudah menjadi miliknya. Di kantung baju itu tertera nama
Dr Park Hoon, ahli bedah jantung-dada. Wajah Hoon tampak tak bersemangat
memandangi jas dokter itu. Tiba-tiba Byung chul mengatakan sesuatu yang membuat
Hoon tertarik.
“Aku dengar dari sumber
yang dapat dipercaya, kalau dia masih hidup. Setelah para koneksiku selesai
disini, aku akan kembali ke Korea Utara.” Hoon mengutarakan niatnya ingin pergi
bersama Byung Chul ke Utara. Namun Byung Chul menolaknya, ini terlalu berbahaya
untuk Hoon. Byung Chul lalu mengatakan ia punya sesuatu untuk diberikan pada
Hoon. Tanpa mereka sadari Seung Hee mendengar semuanya dari tempat
persembunyiannya.
Jin Soo menelpon Seung Hee.
Ia marah karena Seung Hee tidak tutup mulut. Seung Hee bilang ini bukan yang PM
mau. Jin Soo lalu tanya bagaimana dengan Hoon. Seung Hee menoleh melihat Hoon
yang sedang memandang jas dokternya. Seung Hee mengatakan Hoon kembali ke rumah
sakit. Lalu bagaimana dengan Ketua Lee.
“Jang Seok Joo membujuknya.” kata Jin Soo. Seung tersenyum sinis. “Sekarang semuanya kembali normal lagi. Park Hoon kembali di rumah sakit dan kita akan menunjukkan apa yang PM mau.” Kali ini Jin Soo membenarkan kata Seung Hee. Kita harus melanjutkan dan menyelesaikan misi kita.
Usai menelpon Seung Hee.
Jin Soo melihat sebuah dokumen di samping tempat duduknya.
Mobil Jin Soo melajuh ke
sebuah lapangan luas. Di sana Tae Soo sudah menantinya. Jin Soo kemudian
memberikan dokumen yang tadi ia lihat itu kepada Tae Soo. Tae Soo membukanya
dan hendak membaca isi dokumen itu namun Jin Soo berujar nenek itu (Ibu Chang
Yi) akan sering kehilangan kesadaran dan akan koma. Tae Soo tampak terkejut.
Jin Soo lalu menambahkan, itu cukup untuk mengendalikan rumah sakit. Tae Soo
kembali menatap dokumen itu. Rahasia apa sih yang di sembunyikan dalam dokumen
itu?
Hoon sedang memperhatikan
Seung Hee bersama para suster di meja piket. Pandangannya terganggu oleh
kedatangan Hyun Wook yang tiba-tiba. Hyun Wook meminta Hoon menemuinya sebentar.
Sebelum pergi, Hoon masih sempat melihat Seung Hee. Mereka pun ke atap. Hoon memandangi
Seung Hee yang lewat. Hyun Woo tanya dia itu kekasihmu atau bukan?
“Aku tidak tahu.” Ujar
Hoon sambil menikmati coklat-nya. Hyun Wook meminta hoon memberinya jawaban
yang jelas. Jika dia memang kekasihmu, berarti dia mata-mata.
“Kenapa Jae Hee mata-mata?”
“Nah kau tahu sendiri. Rasanya
aneh kalau ada orang Korea Utara ada disini, dan anehnya dia menghindarimu.”
“Jika itu yang terjadi,
itu masalah besar. Jika dia menjadi ahli anastesi di tim kita dan ternyata dia
mata-mata, tim kita akan kacau. Baik. Katakan saja! Kalau dia pacarmu. Apa kau
punya sesuatu untuk memeriksa apakah itu benar benar dia? Seperti bekas luka?”
Hoon mengatakan Jae Hee
menerima transplantasi ginjal sekitar dua tahun lalu. Hyun Wook tanya
transplantasi ginjal. Hoon bilang kedua ginjal Jae Hee dalam kondisi buruk,
jadi dia menerima transplantasi ginjal. Mendengar itu, Hyun wook langsung
mengajak Hoon mengikutinya. Ia punya cara untuk memeriksanya.
Hyun Wook bersama Hoon
menemui sebuah petugas RS Myung Woo. Hyun Wook berusaha membujuk petugas itu
namun petugas itu tidak mau menuruti apa yang Hyun Wook mau. Hoon ikut-ikutan
memohon, mereka hanya perlu memeriksa ginjal Dokter Han.
“Ya, kau hanya perlu
memberitahu kami apakah dia punya satu atau dua ginjal.”
“Aku tidak bisa
memberitahumu, Hyungnim.”
“Hyungnim, ini catatan medis.” Ujar si petugas itu sambil menunjukan dokumen medis itu. Hoon melihatnya. “Jika kau melihat ini tanpa izin, kau akan bisa masuk penjara.” Mendengar kata-kata petugas itu. Hyun Wook mengatakan pada Hoon, mereka tidak bisa masuk ke penjara. Namun Hoon merampas dokumen itu dan menyobeknya. Hyun Wook dan petugas itu langsung terperanjat kaget. Hoon mengeluarkan kaset rekaman medis Seung Hee. Hoon berujar ia hanya perlu sebentar saja. Hoon bergegas pergi ke ruangannya. Hyun Wook dan petugas itu langsung mengejarnya.
Sesampainya di ruangannya, Hoon memasangkan kaset itu di dalam laptop. Hyun Wook melarangnya melihat rekaman medis itu. Kalau tidak Hoon akan mendapatkan masalah besar. Hoon tak menggubris larangan Hyun Wook. Hyun Wook langsung mendekat dan meminta Hoon segera berhenti. Jika kau melihatnya, kau bisa masuk penjara. Hoon mendorong Hyun Wook. Namun Hyun Wook kembali lagi. Ia mengingatkan Hoon, izin doktermu akan dicabut dan kau akan masuk penjara. Hoon kembali mendorong Hyun Wook minggir dari hadapannya. Hyun Wook terhempas.
“Aku tidak melihatnya! Aku
tidak pernah melihatnya!” Hyun Wook malah menutup telinganya. (Loh ahjussi,
bukan matanya yang di tutup ya? Biar ga bisa melihat dokumen mediss itu.
hihiihhi)
Hoon melihat rekaman medis hasil rekaman ginjal Seung Hee. Saat hasilnya keluar, Hoon malah menghempaskan tubuhnya di kursi. Hyun Wook penasaran, dengan takut-takut ia bertanya berapa banyak yang ada. Karena Hoon tak menjawabnya. Pelan-pelan Hyun Wook melihat rekaman itu, dan hasilnya adalah dua ginjal. Sontak membuat Hyun Wook berjingkak kegirangan.
“Dia bukan mata-mata!”
teriak hyun Wook kegirangan. Saat petugas itu datang, Hyun Wook menarik
tangannya dan menyerukan Hore.. Hore (Manse, jadi ingat Prime Minister and I).
Sementara Hoon mendesah tak percaya dengan hasil rekaman itu.
Hoon diam-diam memandangi
Seung Hee dari kejatuhan. Saat Seung Hee tersenyum dan tertawa bersama soo
Hyun. Hoon ikutan tersenyum senang melihatnya. Namun saat Seung Hee terlihat
sedih, ekspresi wajah Hoon pun berubah sedih. Ia teringat akan kenangannya
bersama Jae Hee saat melarikan diri dari kejaran Jin Soo di Budapest. Namun
wanita yang ia lihat sekarang bukanlah Jae Hee-nya. Hoon tampak sedih menerima
kenyataan ini.
Hoon pun pergi namun ia tiba-tiba berhenti
melangkah. Ia teringat akan kata-katanya kepada Jae Hee. “Ini takdir. Setiap orang punya detak jantung yang berbeda. Sama
seperti tidak ada yang mempunyai wajah yang sama sepertimu.” Hoon memeluk
Jae Hee dan memintanya mendengarkan dtakan jantungnya. Ia menegaskan detak
jantungnya sama dengan seperti punya Jae Hee.
Seung Hee memperkenalkan
dirinya kepada rekan-rekannya. “Aku Han Seung Hee yang akan bergabung di
departemen anestesiologi. Terima kasih.” Hoon datang dan menatap tajam ke arah
Seung Hee. Jae Joon lalu berujar mereka beruntung bekerja dengan ahli anestesi
yang sangat hebat. Ia meminta Seung Hee bekerja dengan baik bersamanya. Soo
Hyun bangun memberi salam kepada Seung Hee kemudian di ikuti rekan dokter yang
lainnya. Hoon melihat semuanya itu. Sebagai ketua yang baik, Jae Joon pun mengajak
mereka semua pergi keluar makan malam.
Sepeninggalan rekan
mereka. Soo Hyun tanya apa Seung Hee nyaman dengan tempat ini? Jika ada
masalah, katakan saja padanya.
“Dokter Han Seung Hee. Bisa
kau menemuiku sebentar?” Ujar Hoon
“Kenapa Dokter Park?”
tanya Soo Hyun. Hoon bilang cuma sebentar saja. Soo Hyun tanya apa Hoon mau
meminta maaf tentang yang terjadi kemarin. Hoon mengangguk mengiyakan. Seung
Hee mengatakan Hoon tidak perlu meminta maaf. Ia sudah dengar dari Dr Oh. Ia
rasa ia bisa memahami bagaimana perasaan Hoon. Seung Hee juga berharap kalau
Hoon bisa bertemu dengan orang itu (Jae Hee).
“Setiap orang punya detak
jantung yang berbeda. Sama seperti tidak ada yang mempunyai wajah yang sama
sepertimu. Detak jantungnya berbeda.” Ekspresi wajah Seung Hee tampak sedih
mendengar kata Hoon.
“Maukah kau melakukan sesuatu untukku? Ini cuma sebentar.” Hoon mendekat dan langsung memeluk Seung Hee. Hoon menutup matanya merasakan detakan jantung Seung Hee. Sementara Seung Hee diam-diam tampak takut. Ia memegang erat tangannya. Dum dum dum, seperti bunyi benderang mau perang. Itulah bunyi detakan jantung Seung Hee yang berdetak dengan kencangnya. Tiba-tiba Hoon membuka matanya, ia tampak terkejut mendengar detakan jantung Seung Hee.
*Hasilnya apa toh mas
bro??? Hihihiihih*
Bersambung ke Episode 7 di
blognya Mba IU.. ^^
Komentar
:
Terbukti ga ya kalau
detakan jantung Seung Hee sama kayak punya Jae Hee???
Hmmmmmmm mending Hoon
datang meluk aNNa aja, biar tahu kalau detakan jantung aNNa sama kayak punya
Hoon. Hihihiihihih (ga nyambung nih)
Eonni makasih ya,.ditunggu episode slnjutnya,. Klw mnurut aq seung hee itu bukan jae hee. Dia hnya agen korut yg untuk menjlankan misinya mlakukan operasi plastik untuk mengelabui Hoon agar mirip dengan Jae hee.
BalasHapusHmmm msk akal jg.
HapusAwalnya aNNa bepkiran sprti itu.. cz spy (mata2) or agen khusus d mana2 itu cerdik n mmpnyai itelegensi yg tinggi so ga hrn jg..
Sjauh ini aNNa mau ikutin jln crtanya aj,, cz tkut slah mnduga. Ya walaupun ta k ad hukumannya sih.. hihihihi
Wah... makin penasaran aja aku >.<
BalasHapustuh kan Seung Hee emng jahat, kayaknya dia mau ngebunuh ibu Chang Yi secara perlahan deh. isssh...
Hahaha... ka Anna pngn di peluk Dr. Hoon juga ya??? aku juga mau lho.
Huhihi...
Oh iya... dnger kbr drama ini jd drama no 1 di minati pemirsa.
Wow... debak udah naik ratting.
Semangat terus ya ka Anna lanjutin sinopsisnya.
Fighting!!