Sabtu, 10 Mei 2014

[Sinopsis] ANGEL EYES Episode 7 Bagian 1

Episode sebelumnya, Dong Joo dan Soo Wan resmi bertemu satu sama lain sebagai pasangan kekasih yang lama tak berjumpa. Mereka berdua saling berpelukan, melepas rindu yang sudah lama di pendam. Ya, 12 tahun lamanya waktu memisahkan mereka. Waktu yang sangat lama, sangat menyakitkan dan sangat sangat membosankan tentunya. Dan yang tersisa hanyalah sebuah kenangan indah di antara mereka berdua. Sayangnya, Soo Wan tidak dapat melihat wajah tampan DJ saat pertama kali ia membuka mata paskah operasi kornea matanya. Akan tetapi kenangan tetaplah kenangan, yang hidup dan bertumbuh subur di hati Soo Wan dan DJ. Bukan hanya kenangan saja namun masih ada cinta yang tak pernah mati di dalam hati mereka berdua. ^^
 
~Episode 7~



Setelah melepas rindu satu sama lain. Soo Wan dan Dong Joo malah duduk diam di ruang tunggu. Soo Wan tampak canggung, ia tidak tahu bagaimana menghentikan keheningan ini. Sedangkan Dong Joo hanya diam mematung di tempat duduknya. Dong Joo tampak ragu dengan paspor di tangannya. Soo Wan menoleh perlahan, akhirnya ia memberanikan diri menyapa Dong Joo duluan.


“Terima kasih. Untuk menunjukkan mukamu lagi padaku. Ini melegakan. Sehingga aku bisa mengucapkan salam perpisahan sebelum aku pergi kali ini.” ujar DJ tanpa memandang wajah Soo Wan
 
“Dong Joo-ya.”
 
“Jangan terluka lagi, oke?” Mata Dong Joo berkaca-kaca. Lalu pergi meninggalkan Soo Wan.


Soo Wan berulang kali berteriak memanggil Dong Joo. Namun Dong Joo tetap memilih melangkah pergi. Akhirnya Soo Wan berteriak meminta Dong Joo jangan pergi. Refleks membuat langkah Dong Joo terhenti. Perlahan Soo Wan mendekat. Namun Dong Joo memantapkan hatinya meninggalkan Soo Wan. Setidaknya kali ini, ia bisa berpamitan dengan Soo Wan. Tidak seperti 12 tahun yang lalu, yang mana ia hanya menitipkan surat namun di sembunyikan Dr Yoon





Dong Joo mantap melangkahkan kakinya masuk ke ruang cek in. Soo Wan perlahan meminta Dong Joo jangan pergi. Air matanya mulai bercucuran. Ia berteriak memanggil Dong Joo jangan pergi. Namun Dong Joo tidak menoleh sedikit pun tuk melihat Soo Wan. Soo Wan terisak saat melihat punggung Dong Joo menghilang. Ia menangis memohon Dong Joo jangan pergi. Bibirnya gemetaran menahan perasaan yang berkecamuk di dalam hati.



Di bording room. Sejujurnya Dong Joo tak sanggup meninggalkan wanita yang selama ini ia cintai. Semua ini ia lakukan karena permintaan Dr Yoon. Saat itu Dr Yoon berlutut memohon Dong Joo pergi jika ia menganggap dirinya ini sebagai ayah. Jika Dong Joo ingin Soo Wan hidup dengan normal dan bahagia. Maka satu-satunya cara adalah Dong Joo pergi.



Terekam kembali ingatan saat Soo Wan yang begitu bahagia saat bersama Jin Woo. Dong Joo bimbang. Ia mengingat teriakan Soo Wan yang meminta dirinya jangan pergi meninggalkannya lagi. Perlahan air matanya mengalir keluar dengan derasnya.



Soo Wan masih duduk merenung di ruang tunggu bandara. Ia memegang erat MP3-nya. Lalu memegang kalung peluit yang Dong Joo beri. Dong Joo ingkar janji. Ia tidak memegang janjinya untuk tidak meninggalkan Soo wan. Sementara Dong Joo masih mematung di Boarding Room. Air matanya terus mengalir.
 
**
 
Beberapa minggu berlalu paskah kepergian Dong Joo ke Boston. Soo Wan kembali ke aktifitasnya semula, membersihkan ambulans 119 namun ia tampak tidak fokus. Tidak ada gairah dalam bekerja. Air dalam ember yang sudah penuh akhirnya bercucuran begitu saja. Menimbulkan banjir lokal di sekelilingnya.
 
Pikirannya menerawang ke langit biru. Memikirkan Dong Joo yang tak kunjung memberi kabar. Ia masih berharap Dong Joo kembali padanya. Petugas Ki datang dan heran melihat kondisi Soo Wan yang tampak bengong menatap langit. Petugas Ki menyenggol Soo Wan. Ia mengatai Soo Wan itu mayat atau manusia. Dimana Soo Wan meletakkan pikirannya itu.
 
Soo Wan tanya emang apa yang ia lakukan. Petugas Ki mengatakan apa Soo Wan tahu telah berapa minggu ia bekerja berturut-turut tanpa istirahat? Soo Wan menjawab seenaknya, ia baik-baik saja. Petugas Ki khawatir karena Soo Wan memforsir tenaganya selama beberapa minggu ini. Kalau Soo wan melihat dirinya di cermin, ia tidak terlihat seperti manusia. Bagaimana kalau ada kecelakaan yang terjadi di saat Soo Wan seperti ini, apa yang akan Soo Wan lakukan dalam keadaan genting?
 
Itu tidak akan terjadi. Soo Wan langsung meninggalkan petugas Ki yang khawatir melihat penyakit lama Soo Wan kambh lagi (penyakit sindrom Dong Joo).
 
**
 
Dr Choi keluar dari ruangan Dr Yoon sambil tersenyum senang (cute sekali senyumnya). Dr Choi memakai topinya dan bergegas pergi namun kakinya terlihat seperti orang pincang saat berjalan. Ia berpapasan dengan Dr Oh di lorong. Walau berpakaian seperti itu, Dr Oh tetap saja mengenali wajah dr Choi. Dr Oh jadi penasaran apa yang dr Choi lakukan di ruangan Dr Yoon.
 
**
 
Dr Oh masuk dan melihat dr Yoon duduk termenung di atas meja kerjanya. Dr Yoon tidak menyadari kehadiran Dr Oh. Sepertinya ia memikirkan suatu hal yang membuat pikirannya terganggu. Dr Oh bertanya apa ada masalah. Dr Yoon terperanjat, ia langsung menatap ke pintu. Lalu mengatakan tidak... tidak ada. Dr Oh merasa ada yang aneh dengan ekspresi wajah Dr Yoon yang tampak takut. Seperti menyembunyikan sebuah rahasia.
 
“Orang yang baru saja meninggalkan kantormu... Bukankah Dr. Choi yang pernah bekerja di rumah sakit ini?” dr Yoon yang banyak pikiran setengah kaget mendengarnya. Dr Oh mengingatkan Dr Yoon tentang Dr Choi Jin Sang dari bedah umum yang ia pecat karena dia menyebabkan masalah. Dr Yoon bilang mungkin Dr Oh melihat orang yang salah. Namun wajahnya tampak gugup, sangat jelas sekali ia sedang menutupi sebuah rahasia.
 
“Memangnya kenapa dia mau datang kesini?” ujar Dr Yoon menutupi kegugupannya. Dr Oh tanya benarkah, ia yakin pasti ada sesuatu yang terjadi antara sahabatnya dengan Dr Choi. Dr Oh beralih menanyakan jam berapa Soo Wan selesai bekerja. Namun Dr Yoon seperti kebingungan dan tidak fokus. Ia balik bertanya selesai bekerja? Jam berapa dia selesai lagi? Dia selalu berganti jam dengan orang lain. Dr Oh semakin heran sama ekspresi sahabatnya. Ada yang salah sama sahabatnya ini. Dr Yoon sadar dan bertanya tapi kenapa (Dr Oh menanyakan tentang Soo Wan)?
 
***
 
Ambulans 119 melajuh dengan kecepatan penuh. Soo Wan di bagian belakang menemani sang pasien bersama wali pasien. Ia berusaha membuat pasien tetap terjaga. Jangan sampai pasien kehilangan kesadarannya, bisa bahaya. Namun pasien sepertinya sudah tak sadarkan diri. Melihat pasien sudah koma. Soo wan langsung menghubungi pihak RS meminta saran medis. Ia melaporkan hasil terkini mengenai keadaan pasien.
 
“Dia pria berumur awal 40 tahunan dan dia kehilangan kesadarannya karena tingkat glukosanya rendah. Tekanan darah 130/90. denyutnya 60. Tingkat kadar gula darahnya 40.”
 
Seperinya Soo Wan mendapatkan intruksi dari dokter. Ia segera memberi infus pasien. Istri pasien khawatir ada apa-apa sama suaminya pun bertanya apa yang sedang Soo Wan lakukan sekarang? Soo Wan mengikat lengan pasien agar ia bisa melihat urat nadi pasien sehingga bisa menyuntik larutan glukosa ke tubuh pasien. Soo Wan meminta istri pasien tidak khawatir karena ia mengikuti perintah dokter. Soo Wan berniat menyuntik pasien namun istri pasien langsung menarik Soo Wan hingga terhempas. Istri pasien memarahi Soo wan.
 
“Aku sudah bilang jangan melakukannya! Apa petugas medis tahu untuk melakukan hal yang sangat berbahaya ini?” Soo Wan hanya diam mendengar omelan istri pasien.
 
**
 
Pasien sudah tiba di RS. Dr Yoon muda yang memeriksa pasien. Ia meminta tolong suster menyiapkan larutan glukosa. Dr Kim menandatangani form mengenai pasien yang di berikan Soo Wan. Ia tanya kenapa Soo Wan tidak memberinya larutan glukosa? Soo wan bilang walinya melarang. Dr Yoon dan Kim jadi penasaran.
 
“Dia tidak bisa percaya pada pemadam kebakaran untuk memberikan suntikan glukosa di ambulans.” Ujar Soo wan sedih
 
“Jika orang tidak bisa percaya pada seorang veteran seperti Ketua Yoon, apa yang akan kita lakukan?” Dr Kim merasa lucu. Istri pasien langsung berteriak meminta mereka memeriksa suaminya. Segera Dr Kim dan dr yoon muda turun tangan.
 
**
 
Soo Wan diam-diam mencuri pandang ke ruang kerja Dylan. Ia kaget melihat seorang pria sedang duduk di kursi kerja Dylan. Ia penasaran apakah Dylan telah kembali bekerja lagi sebagai dokter di RS ini. soo Wan pun mendekat. Pria itu berdiri dan meninggalkan ruangannya. Soo Wan sudah hampir sampai namun langkahnya terhenti saat melihat pria itu adalah Jin Woo. Kekecewaan terpancar di wajahnya.
 
“Soo Wan, apa kau mengantarkan pasien?”
 
“Ya, tapi Ji Woon...” ujar Soo Wan melihat ke ruangan Dylan
 
“Aku menjadi direktur di Ruang UGD. Daripada berada di Departemen neurologi, aku pikir akan lebih mudah disini jadi aku pindah kesini. Dylan sudah melakukan pekerjaan yang besar jadi tidak banyak yang harus aku kerjakan sekarang. Aku hanya harus melakukannya dengan baik.”
 
“Oh begitu. Aku mau pergi dulu.” Soo Wan kelihatan tak tertarik ataupun bahagia mendengarnya. Ia berbalik pergi namun Jin Woo memanggilnya. Jin Woo bertanya apa ia baik baik saja? Dari mukanya, Soo wan terlihat tidak baik. Soo wan bilang ia baik-baik saja. Lalu pergi meninggalkan Jin Woo yang khawatir plus penasaran apa yang sebenarnya terjadi sama tunangannya ini.
 
***
 
Detektif Kim memeriksa kembali berkas kasus tabrak lari yang ia tangani dulu. Saat melihat foto jejak ban mobil di TKP tabrak lari itu. Instingnya sebagai seorang detektif handal pun keluar. Ia yakin ada yang di sembunyikan dari perkara ini. Ia lalu mengingat saat ia memberi berkas yang sama kepada atasannya. Atasannya malah mencibir tak percaya. Hanya dengan jejak ban bagaimana mereka menemukannya. Begitu banyak bahkan ratusan mobil asing di daerah Seyoung. Selain itu juga, tidak ada jaminan kalau mobil itu dari daerah Seyoung. Kapan kau akan memeriksa mereka semua?
 
“Aku mengatakan ini hampir mempersempit pencarian... aku masih perlu mencari sekeras yang aku bisa.” Detektif Kim lalu mengambil kembali berkas-berkas itu dari meja atasannya. Ia tahu atasannya tidak mau membantunya.
 
“Apa kau punya banyak waktu luang? Apa kau masih akan melakukannya kalau aku menyuruhmu menyelidiki insiden perselisihan organisasi Ohjin yang sudah lama itu? Hei, apa kau tahu berapa banyak jaksa mengomeliku?” Atasan detektif Kim jadi naik darah karena detektif Kim tidak mendengar perkataannya. Detektif Kim bilang itulah yang Kepala selalu lakukan. Ia melakukan ini karena ada janji yang telah ia buat ke anak keluarga itu. Ia pun pergi namun ada beberapa orang berseragam lengkap masuk.
 
**
 
“Apa kau detektif Kim Woo Chul?” tanya seorang dari mereka
 
“Siapa kalian?”
 
“Kami tim inspeksi dari Bonchon. Bisa ikut kami sebentar?”
 
“Ada urusan apa tim inspeksi dari Bonchon menemuiku?” 
 
Si pria yang tadi yang bertanya langsung menyusuri rekannya menyeret detektif Kim. Detektif Kim meminta penjelasan mengapa dirinya di bekuk seperti ini. Namun tidak ada penjelasan dari pihak inspeksi Bonchon. Ia hendak memberontak namun ia kalah kuat. Atasan detektif Kim hanya melihat saja saat detektif Kim di giring keluar ruangan.
 
Detektif Kim menyadari adanya kejanggalan dan ketidakberesan dalam kasus ini. Ada pihak yang berniat menutupi kasus tabrak ini, namun siapa? Mengapa juga tim inspeksi Bonchon bisa turun tangan. Ia tidak mau membuang rasa curiganya begitu saja. Ia segera menghubungi detektif Cha Min Soo.
 
**
 
Min Soo memeriksa berkas kasus tabrak lari ibu Dong Joo. Ia tidak percaya detektif Kim masih menyimpan semua berkas ini sampai sekarang. Detektif Kim berujar ia tetap tidak bisa membuangnya. Entah karena hubungan dengan keluarga ahjumma itu atau ia tidak tahu jika ia merasa sesuatu mencurigakan dan betapa anehnya hal ini terjadi.
 
“Kalau sudah banyak begini... Jika kau menggalinya lebih dalam lagi kau akan mendapatkan sesuatu. Lalu kau mau menutup kasus ini?” ujar Min Soo ingin tahu
 
“Menutup kasusnya dengan mudah, apa kau bodoh?” detektif Kim sadar suaranya terlalu tinggi. Ia melihat sekelilingnya dan mengatakan ia sedang menggali informasinya sendiri tapi ia diseret oleh tim investigasi. Berapa lama kau pikir ini sudah selesai?
 
“Ini akan lebih mudah kalau kita mempersempit jenis mobil apa yang dipakai pada saat itu, hanya dengan jejak ban.” Ujar Min Soo. Detektif Kim langsung semangat mendengarnya. Ia menyuruh Min Soo cari daftarnya dulu. Ia akan melakukan semuanya dengan keras. Min Soo menatap heran detektif Kim karena tiba-tiba begitu bersemangat setelah sekian lama di pecat. Detektif Kim bilang karena ia sangat bosan menunggu kapan kematiannya. Ia berharap dengan melakukan ini dapat membayar hutangnya (janjinya kepada Dong Joo). Min Soo langsung berteriak menyuruhnya berhenti mengatakan kalau ia akan mati.
 
“Dokter itu, dia adalah anak orang lain tapi dia mengagumkan. Dan ada hal yang aku sesali. Aku merasa setidaknya aku harus melakukan sebanyak aku bisa lakukan sebelum masa berlakunya habis, untuk membayar rebusan kentang yang dia beri. Itu alasannya. Puas?”
 
“Dia tidak berharap banyak dari mu, dia sudah berterima kasih atas usaha yang telah kau lakukan..” ujar Min Soo sibuk memeriksa berkasnya. Detektif Kim heran bagaimana Min Soo tahu? Apa hubungan mu dengan dokter itu? Apa hubungan kalian berdua miliki sehingga kau tidak menghormati dia seperti itu? Min Soo mengatakan DJ adalah orang yang menyakiti temannya jadi ia tidak bisa mengormatinya seperti itu.
 
Detektif Kim mencibir apa Min Soo seorang pria? Min Soo berteriak marah, Sunbae! Detektif Kim menyuruhnya cepat cari tahu. Lalu beranjak pergi. Ia bergumam Min Soo terlihat seperti perempuan saat ia marah seperti itu.
 
Diam-diam atasannya detektif Kim keluar dari balik mobil. Sepertinya ia mendengar apa yang detektif Kim dan Min Soo bahas tadi.
 
**

Soo Wan pulang ke rumah. Namun ia di kejutkan dengan kehadiran Dr Oh yang sedang bercakap-cakap dengan ayahnya di ruang tamu. Apalagi Jin Woo yang muncul dari dapur dan membawa piring berisi buah. Ia mengatakan seharusnya Soo Wan memberitahunya dulu biar ia yang menjemputnya. Tapi Soo Wan bahkan tidak menjawab teleponnya.
 
Soo Wan hanya diam saja. Jin Woo merasa ada yang tak beres sama wajah kekasihnya yang terlihat pucat. Ia memegang jidat Soo wan dan mendapati Soo Wan sedang demam.
 
Soo Wan menepis tangan Jin Woo dan mengatakan ia baik baik saja. Ia lalu permisi ke kamar mau mengganti pakaian dulu. Dr Oh mengiyakan, ia meminta Soo wan habis ganti segera turun kembali. Jin Woo melihat Soo Wan terlihat berbeda. Ia merasa khawatir terjadi sesuatu sama kekasihnya. Diam-diam Dr Yoon pun menaruh kekhawatirannya namun bukan seperti Jin Woo. Ia khawatir akan hal yang lain.
 
**
 
Soo Wan selesai mengganti pakaiannya. Ia turun dengan wajah yang lesuh tanpa menatap tamunya. Dr Yoon lalu mengatakan ahjumma bilang kalau dia ingin kalian berdua mengadakan pesta pertunangan. Sontak membuat Soo Wan terperanjat kaget. Pesta pertunangan? Soo Wan masih menunggu jawaban dari ayahnya namun Dr Oh menjawab di akhir bulan ini ketika ayahnya Ji Won kembali kesini. Ia berpikir bagaimana jika mereka membuat acara yang sederhana dan cantik, seperti pesta kebun. Jin Woo tersenyum mendengarnya. Dr Oh meminta pendapat Soo Wan.
 
Soo wan bilang ia belum memikirkan hal itu sama sekali... jin Woo tampak kecewa mendengarnya. Dr Oh mengatakan ayah dan anak sama saja. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, mumpung kau masih muda. Memakai sesuatu yang cantik di hari yang baik. Kau hanya berada di ambulans setiap hari. Soo Wan hanya menunduk sedih, Jin Woo mengatakan mereka harus membahasnya diantara mereka dulu.
 
Namun sebagai seorang ibu yang sudah berpengalaman. Dr Oh mengatakan apa yang mau didiskusikan, kau hanya perlu menentukan tanggalnya. Ketika tanggalnya sudah diatur, ambillah cuti liburan di kantormu. Aku akan mengurus semua undangan dan persiapannya, oke?
 
Jin Woo mendapati Soo Wan tidak fokus sama pembicaraan mereka. dr Oh memanggil Soo Wan. Soo Wan mengangkat wajahnya mengiyakan. Dr Oh bertanya apa Soo wan dengar apa yang ia katakan? Soo Wan kembali mengiyakan tanpa semangat. Jin Woo berujar ia pikir akan lebih baik menyuruh Soo Wan untuk pergi beristirahat dulu sekarang. Dr Yoon yang sedari tadi melihat putrinya tidak bersemangat pun memintanya naik keatas.
 
**
 
Soo Wan merenung di depan pintu kamarnya. Ia memikirkan pembicaraan mereka mengenai pertunangannya. Ia memegang kalung peluitnya. Wajahnya memancarkan kesedihan karena ia harus bertunangan dengan Jin woo artinya ia harus belajar melupakan Dong Joo. Ia duduk seperti anak yang kehilangan ibunya di tengah-tengah keramaian pasar.
 
Di meja terpampang foto kebersamaannya bersama Jin Woo. Mereka tampak bahagia satu sama lain.
 
**
 
Jin Woo juga tampak stress memikirkan pertunangan mereka yang mendadak, yang membuat Soo wan terkejut mendengarnya. Ia menuju dapur dan hendak membuka kulkas. Namun ia kembali menutup kulkasnya karena matanya tertujuh sama fotonya bersama Soo wan yang di beri perekat di depan kulkas.
Foto itu di ambil pada tanggal 10-11-2008, saat mereka berdua makan malam. Saat itu Jin Woo berhasil melamar Soo wan jadi kekasihnya tepat di hari yang ke 1000. Jin Woo senang karena mereka berdua resmi berkencan hari itu. Jin Woo tersenyum kecut menatap foto kenangannya bersama Soo Wan.
Berarti Jin Woo sudah berulang kali melamar Soo wan jadi kekasihnya donk. ^^
 
**
 
Teddy sedang mengangkat beberapa barang perlengkapan. Ia hendak menyimpannya dalam mobil namun ia melihat Jin Mo sedang duduk termenung di depan. teddy mendekat dan mengagetnya namun Jin Mo hanya diam menatapnya lalu menunduk lagi. Teddy jadi bingung. Ia menusuk tubuh Jin Mo dengan jarinya dan bertanya ada masalah? apa ini? Beritahu Hyungmu ini. Kenapa kau duduk disini seperti anjing kehujanan?
 
“Ayahku, dimana dia?” tanya Jin Mo
 
“Ketua pergi untuk mengajar latihan, tapi kenapa?”
 
“Apa ada 119 juga di Amerika?”
 
“Aish, tentu saja ada.. Tapi di Amerika, bukan 119. Tapi 911.... 911. Kenapa?”
 
“Jadi, Hyung, bisa kau telepon 911 di Amerika sekarang dan 119, bukan... Bisa kau menelpon 911?”
 
“Apa?”
 
“Sepertinya... Sepertinya... Aku pikir sesuatu terjadi dengan ibuku.” Ujar Jin Woo lalu menangis histeris. Melihat itu, Teddy jadi bingung bagaimana menenangkannya. Ia lalu memeluk Jin Mo dan mengatakan tidak apa apa. Namun tangis Jin Mo semakin pecah. O_o
 
(Jangan nangis Jin Mo-ku sayang, auntie aNNa jadi sedih melihatnya.)
 
**
 
Soo Wan termenung menatap bangku taman di atap RS. Sepertinya bangku itu mengukir kenangannya bersama Jin Woo. Jin Woo datang dan tersenyum memanggilnya. Soo Wan menoleh tanpa membalas senyuman Jin Woo.
 
**
 
Mereka berdua akhirnya duduk di bangku taman itu. Soo Wan mengatakan ini (bangku) dimana pertama kalinya ia melihat Jin Woo. Jin Woo mengingatnya, saat itu Soo Wan menatapnya seperti tatapan itu. Soo Wan tersenyum tipis dan bertanya apa kau tahu itu? lalu mengatakan Jin Woo pria pertama yang ia lihat setelah ia kembali bisa melihat.
 
“Aku merasa seperti akulah yang kedua, aku tidak akan punya kesempatan itu. Ini melegakan, kalau aku orang pertama yang kau lihat.” Ujar Jin Woo senang. Lalu melanjutkan “Tapi, pada anak anak, kau sudah bermain sangat keras untuk waktu yang lama. Aku akan membayar untuk semuanya setelah kita menikah.”
 
“Aku pikir kau akan melakukannya dengan orang lain.” Jin Woo tidak mendengar dengan jelas apa yang Soo wan katakan. Soo Wan terus berujar, setelah aku membuka mataku, orang pertama yang ingin aku lihat. Bukan kau, tapi aku menunggu orang lain..
 
“Aku tahu. Apa kau pikir aku tidak tahu pria yang tidak pernah aku ketahui itu? Itu semua masa lalu. Tidak, kenangan adalah bagian dari dirimu juga. Aku hanya menyukaimu apa adanya, itu saja.”
 
Soo Wan mengatakan itu bukan masa lalu. Jin Woo menegur Soo Wan. Soo wan berujar ia terus mengatakan kalau itu masa lalu, itu hanya kenangan. Aku bahkan berpikir itu adalah mimpi, yang tidak aku pahami.. Aku terus mencoba menghapus mereka semua. Jin Woo bilang itu cukup, supaya Soo Wan berhenti berkata yang tidak-tidak. Namun Soo wan terus mengatakan ia tidak bisa menghapus mereka. Aku tidak melupakan mereka.
 
“Yoon Soo Wan, kau sekarang—“
 
“Waktu itu, kenangan itu, semua itu... Mereka adalah... (Soo Wan memegang dadanya) Mereka tertahan disini, jadi aku tidak bisa melepaskannya. Aku tidak bisa melepaskan diri dari mereka. (Soo Wan tertawa kecil) Itulah aku...Itulah aku, tapi apa kau tidak apa apa dengan itu?”
 
“Pelan pelan saja, kau bisa menghapus mereka bersamaku. Aku akan menolongmu untuk membebaskan diri dari hal itu. aku akan menolongmu!” Jin Woo berusaha meyakinkan Soo Wan. soo Wan bilang ia tidak ingin membebaskan diri dari mereka.
 
“Apa itu yang ingin kau katakan?”
 
“Aku tidak bisa melakukan seperti yang kau harapkan, aku tidak melepaskannya.” Air mata soo Wan berderai dengan indahnya
 
“Tidak. kau bisa.. Kau bisa datang padaku. aku baik baik saja!”
 
“Aku bahkan belum mengatakan aku minta maaf. Aku minta maaf.” Soo Wan lalu mengambil kalung pemberian Jin Woo dan mengembalikannya kepada pemiliknya. Soo Wan berdiri meninggalkan Jin Woo.
 
Jin Woo berdiri dan memanggil Soo Wan “Yoon Soo Wan! Orang itu... Pemilik kalung peluit itu... Apa dia sudah kembali?”
 
“Tidak. Hanya saja aku sudah tahu isi hatiku sekarang.” Soo Wan menjawab tanpa menoleh sedikit pun.
 
Ia pun pergi meninggalkan Jin Woo yang terpaku mendengar penolakan darinya. Jin Woo hanya bisa melepas kepergian Soo Wan tuk sementara waktu. Ia menatap sedih kalung yang ia beli special hanya untuk Soo Wan.
 
-Bersambung k bagian 2-

Note : Piku menyusul 
 
Komentar :
 
Hmm Min Soo aja tahu kalau itu sangat mudah saat melihat jejak ban mobil itu. Tapi kenapa atasannya bilang itu sulit ya? Sepertinya ia terlibat bersama dalam menutupi kasus ini deeh.
 
Siapapun dalang di balik kecelakaan ibu DJ, pastinya ia orang berpengaruh serta berkuasa. Atau juga kenalan orang besar atau atau salah satu reader kali ya????
 
hahhahahahhaa

12 komentar:

  1. Anda menuduh saya ya??
    Hahahha

    BalasHapus
  2. Hahhahhaa
    Tanpa campur tgn detektif Kim pun akhirnya kthuan siapa pelaku tbrak lari itu..
    Trnyta ada niat trslubung dlm hati si pelaku (Neng F) agar bs berduaan dgn DJ young.. ckckckckkc
    Motif apa modus ini yak???
    \(°√°)/

    BalasHapus
  3. Kemungkinan org yg dekat dengan ayah Soo Wan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg pasti sesama dktr.. jwabnnya ad d ep 10.. ^^

      Hapus
  4. Mbak aNNa q nanti part 2 nya....gomawo

    BalasHapus
  5. jin woo kamu ma aku aja ya??? #berharap... boleh gag unii?

    BalasHapus
  6. Dr. Oh menyebalkn..ªķu̶̲̥̅̊ benciiii...

    BalasHapus
  7. Mana pic ny? Jd ga asik bacanya

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang