Minggu, 18 Mei 2014

[SINOPSIS] DOCTOR STRANGER Episode 3 Bagian 2


Jae Joon bersama timnya bergegas ke Simposium. Ada kecelakaan truk dan bus sehingga banyak pasien yang mengalami luka parah. Ada 15 pasien menuju ke sini. 2 atau 3 menit lagi mereka akan sampai. Jae Joon membagi tugas, ia meminta dokter ER menyiapkan tempat tidurnya. Bawa semua persiapan darah untuk melakukan departemen . Hubungi bagian X-ray, ortopedi dan bedah saraf.

Dan sekarang adalah waktu buat Jae joon dan timnya menangani korban kecelakaan itu. mereka pun bergegas keluar menunggu korban kecelakaan yang akan segera tiba.


Suster Lee menuntun seorang ahjumma yang sakit di bagian perutnya. Jung Min menahannya. Suster lee taya apa Jung Min sudah melakukan X-ray?

“Ya, tapi...”

“Kau bisa menunggu sebentar? Aku akan memberitahu dokter untuk segera menemuimu.”

“Oh, tunggu. Bukan aku. Tapi, ayahku.”

“Ada apa dengan ayahmu?”

“Beberapa hari ini... Dia kesulitan bernapas. Dia kesulitan bernapas saat pergi mengambil X-ray- nya.”

“Benarkah? Sebentar, ya.” Suster Lee lalu memanggil seorang dokter untuk mengurus ayah Jung Min. Si dokter yang sedang menelpon memanggil Jung Min mendekat. Jung Min menoleh melihat ayahnya yang semakin lemas.


Mobil ambulans 119 terus menerus berdatangan ke RS Myung Wol membawa para korban kecelakaan truk. Keluarga korban kecelakaan berlarian melihat keluarga mereka yang menjadi korban kecelakaan itu. Keadaan menjadi sangat ramai. Hoon yang belum selesai menyelesaikan pekerjaannya mengantar galon pun melihat semuanya itu. Jae Joon bersama timnya langsung turun tangan. Sebagai ketua tim, Jae Joon memeriksa setiap korban kecelakaan itu. Lalu memberi intruksi penanganan kepada rekan timnya untuk menangani para korban.


Ada korban yang mengalami patah tulang dan hampir kehilangan kesadaran. Jae Joon memeriksa bapak itu dan mengatakan ia mengalami Cardiac-Jantung (Berhentinya fungsi jantung), cepat lakukan CPR. Ada yang mengalami benturan di kepala, Jae Joon meminta rekannya melakukan X-ray lebih dulu. Dan ada juga yang mengalami Fraktur femur terbuka (Tulang paha patah). Lakukan CT scan, siapkan kain kasa dan larutan garam.


Di ER (Emergency Room), Jae Joon akan menangani pasien yang hilang kesadarannya. Keadaan ER semakin ramai. Sementara Jung Min yang berada di situ jadi bingung harus meminta tolong pada siapa lagi. ayahnya juga membutuhkan bantuan sesegera mungkin. Hoon yang mengantar galon dalam ruangan dokter pun melihatnya. Jung Min berusaha mencegat para dokter yang lewat namun mereka semua punya tugas yang lebih penting (harus menyelamatkan para korban kecelakaan terlebih dulu). Tak ada satu dokter pun yang menolong Jung Min dan ayahnya. Hoon merasa kasihan melihatnya. Jung Min bertanya apa ayahnya baik-baik saja. Sang ayah mengiyakan namun kondisinya tidak baik-baik saja. Sang ayah bertambah lemas. Jung Min langsung berlari mencari bantuan. Ia berusaha menahan suster Lee tapi suster Lee juga sibuk menangani para korban kecelakaan.


Saat melihat semuanya hanya sibuk menangani para korban kecelakaan tanpa ada yang mengindahkannya. Jung Min pun berteriak histeris. Sontak semua aktifitas di dalam ER berhenti seketika dan semua mata tertuju pada Jung Min. Jung Min pun terdiam memandang mereka. Melihat tidak ada yang terjadi pada Jung Min, para dokter pun kembali menangani pasien korban kecelakaan tanpa menggubris Jung Min. Jung Min pun kembali berteriak dan Soo Hyun pun mendekatinya.


“Ada apa?”

“Kami yang duluan meminta pertolongan. Kenapa tak ada yang mengobati kami?”

“Ini adalah kebijakan kami. Pasien ambulans yang akan mendapatkan pertolongan lebih dulu.” Soo Hyun melihat hasil X-ray tangan Jung Min dan mengatakan terjadi kerusakan kecil  pada jari Jung Min. Jarimu sudah dirawat dengab baik. Jarimu akan kembali sehat lagi. Soo Hyun pun berniat kembali namun Jung Min meminta Soo Hyun memeriksa ayahnya. Hoon melihat semua itu dari dalam ruangan dokter.


Soo Hyun bertanya ayah Jung Min sakit apa. Belum sempat ayah Jung Min menjawab, Dr Kim II memanggil Soo Hyun cepat ke sana. Jung Min mengatakan kepada Soo Hyun sejak kemarin, dia bilang dia akan kesulitan bernapas jika dia berjalan. Dia bahkan tak tidur semalam. Soo Hyun bertanya pada ayah Jung Min apa anda mengkomsumsi obat. Jung Min kembali menjawab mewakili sang ayah.

“Dia meminum obat tekanan darahnya dan pencernaan pagi dan malam untuk pencernaannya. Dia mengeluh karena punggungnya... dan menggunankan kompres. Tapi, percuma saja.”


Soo Hyun memeriksa ayah Jung Min. Hoon yang melihatnya mencibir. Sepertinya Hoon tahu kondisi ayah Jung Min. Soo Hyun mendiagnosa  Pneumotorak (namun ia masih belum pasti). Soo Hyun meminta ayah Jung Min tarik napas yang panjang. Akhirnya Soo Hyun tahu bukan Pneumotorak yang ayah Jung Min derita.

“Bagaimana dengan jantungnya?” tiba-tiba Hoon sudah berada di samping Soo Hyun.

“Apa? Apakah anda walinya?”

“Bukan.” Ujar Hoon


Dr Kim II kembali memanggil Soo Hyun. Soo Hyun pun meminta tolong Dr Kim I melakukan X-ray pada dada dan darah ayah Jung Min. Dr Kim datang dan bertanya apa ayah Jung Min bisa berdiri. Ayah mengiyakan.

“Jika anda naik lift ke lantai 3, anda akan melihat garis hijau.” Ujar Dr Kim namun Hoon yang berada di situ langsung menarik lehernya.

“Jangan bicara warna lagi. Kau tak bisa mengantarnya sendiri? Hah?”


Dr Kim pun mengantar ayah Jung Min. Jung Min menoleh menatap Hoon. Hoon yang melihat itu jadi tidak tega meninggalkan Jung Min sendirian mengurusi ayanya. Di dalam lift, Hoon melihat kondisi ayah Jung Min semakin lemas. Hoon membungkuk dan memeriksa pergelangan kaki ayah Jung Min. Ia mendapati pergelangan kakinnya bengkak. Hoon bertanya kepada Jung Min kapan pergelangan kaki ayahnya mulai bengak. Jung Min tidak tahu.

“Apakah dia kesulitan menggunakan kamar mandi?”

“Dia jarang masuk kamar mandi.”

“Kapan dia mulai...” pertanyaan Hoon terpotong gegara Dr Kim yang menayakan apa yang Hoon lakukan. Hoon bilang hanya bertanya beberapa pertanyaan karena kondisinya kelihatan tak baik. Dr Kim tanya apa Hoon adalah dokter. Hoon mengatakan terkadang ia berpikir begitu. Tiba-tiba ayah Jung Min ambruk (pingsan). Hoon dan dr Kim langsung memapahnya keluar lift.

Dr Kim bilang kita harus melakukan X-ray. Hoon mengatakan ia tak bernapas. Mereka pun meletakan ayah Jung Min di lantai. dr Kim bergegas mencari bantuan. Sendirian bersama Jung Min. Hoon pun menjamah dada ayah Jung Min. Ia menutup matanya. Matanya yang super mendeteksi jantung ayah Jung Min tidak baik-baik saja (jantung ayah jung Min tiba-tiba menjadi hitam dan berhenti berdetak dalam penglihatannya). Dr Kim datang bersama seorang suster. Ia langsung mendorong hoon menjauh dari pasien.


Dr Kim menyuruh suster melakukan Intubasi (Memasukkan tabung pernapasan). Hoon mengatakan ini adalah gagal jantung. Lakukan CPR cepat. Dr Kim bilang siapa Hoon yang menyuruhku seenaknya?

“Sudah kubilang, kondisinya adalah gagal jantung!” bentak Hoon

“Hubungi UGD. Cepat!” ujar dr Kim pada suster


Hoon mendorong Dr Kim dan menyuruhnya mendengarkan jantung pasien. Dr Kim memeriksa jantung ayah Jung Min namun ia tidak mendengar apa-apa. Hoon mencibir dan menyuruh suster menyiapkan Defibrilator. Hoon meminta Dr Kim mulai melakukan pijatan (CPR). Dr Kim balik nanya, pijatan apa?

“Kau itu dokter atau apa? Mulai CPR- nya!” teriak Hoon


Dr Kim pun melakukan CPR pada ayah Jung Min. Saat suster membawa alat Defibrilator. Hoon memintanya menaikkan 200mV. Dr Kim protes apa yang Hoon lakukan. Hoon berteriak memintanya tak usah cerewet. Hoon melakukan 2x kejut jantung. Akhirnya detak jantung ayah Jung Min kembali.

“Kita masih harus memeriksa IM (Infark Miokard atau kematian otot jantung) dan gagal jantungnya.” Ujar Hoon

“Dia harus dioperasi. Siapkan ruangannya.” Ujar Dr Kim pada suster

“Tapi, siapa yang akan melakukannya?” tanya suster

Dr Kim jadi kebingungan sendiri. Ia berusaha menghubungi Dr han. Hoon menoleh menatap Jung Min. Jung Min tampak kalut melihat kondisi sang ayah.

***

Sementara Dr han melakukan kejut jantung pada pasien korban kecelakaan yang hilang kesadaran. Saat jantung pasien kembali berdetak. Dr Han meminta menyiapkan operasinya. Dr Kim pun terhubung sama Dr Han. Sambil mendorong ayah Jung Min ke ruang operasi. Ia mengatakan ada pasien yang membutuhkan operasi. Dr Han tanya bagaimana kondisinya.

“Dr. Oh menyuruhnya untuk pemeriksaan kerja darah... Tapi jantungnya berhenti setelah Infark Miokard.” Ujar Dr Kim

“Gagal jantung?” Dr Han menoleh mencari Soo Hyun. Ia memanggil Soo Hyun yang sedang memeriksa pasien korban kecelakaan tapi Soo Hyun sibuk dan tidak mendengar. Dr Han menyuruh dr Kim menyiapkan Angioplasti koroner dan ekokardiogram. Dan hubungi Dr Moon juga.

“Apa? Anda tak bisa?”

“Tenanglah. Aku akan ke sana setelah mengecek Pasien Amputasi (Seseorang yang anggota tubuh telah diamputasi).

***

Dr Kim membawa paksa Dr Moon ke ruang operasi. Hoon melihatnya dengan cemas. Namun ia tidak bisa berbuat banyak hal menolong ayah Jung Min. Hoon berniat pergi saja, namun ia tidak tega melihat Jung Min yang tampak sedih dengan kondisi ayahnya.

Di ruang operasi Dr moon bertanya siapa yang bertanggung jawab. dr Kim bilang Profesor Han akan segera ke sini. Dr Moon bilang kondisi para pasien Amputasi dalam kondisi serius. Apa dia masih bisa bertahan hingga Profesor datang?

“Apa otot jantungnya pecah?” tanya Dr Moon

“Dia baru saja keluar dari kondisi serangan jantung.” Ujar dr kim

“Akan fatal jika dia masuk ke kondisi serangan jantung lagi.”

“Apa?” Dr Kim takut terjadi sesuatu sama pasien. Ia pun berlari keluar menghubungi Dr Han.

***

Dr Kim tampak frustasi karena Dr han tidak mengangkat telponnya. (Ya iyalah, orang lagi operasi juga). Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Hoon dan Jung Min memperhatikannya dari tempat duduk. Dr Moon keluar dan mengatakan jika kita tak bertindak cepat dia mungkin akan "expire" (meninggal). Dr Kim tanya apa ia harus menghubungi Professor Moon. Dr Moon mengiyakan.

“Apa maksudnya "expire"?” tanya Jung Min pada Hoon. Hoon hanya diam saja.

“Professor?” Dr Kim terhubung dengan Profesor Moon (Hyun Wook).

“Aku tak bisa melakukannya! Aku sedang dibebas tugaskan. Hei, Kim Chi Gyu. Jika dia meninggal,  itu adalah tanggung jawab Han Jae Joon. Itu menjadi tanggung jawab dari... Ketua operasi beda jantung- dada, Han Jae Joon! Dah!” Hyun Wook terlihat kesal.

Dr Kim bertambah stress. Ia bingung harus meminta tolong pada siapa lagi. Ia bisa mati kalau begini. Ia membujuk Dr moon agar bisa membantunya. Dr Moon bilang ini di luar dari kemampuannya.

Semua itu tidak terlepas dari pengamatan Jung Min dan hoon. Jung Min tertunduk sedih. "Expire" adalah kata yang buruk, bukan? Hoon membenarkan. Jung Min tanya apa Hoon bisa melakukannya.

“Jika aku tak bertindak, aku akan kehilangan lisensiku. Aku masih punya cukup waktu untuk menghasilkan uang.”

“Kau bisa melakukannya?”

“Yah, aku adalah dokter.... Tapi pengobatanku itu mahal.”

Hoon pun pergi. Jung Min menahan tangan Hoon. Lalu merogoh kantung celana dan memberi Hoon uang koin 500 won. Mata Jung Min terlihat memerah karena menahan tangis. Dengan polosnya, ia bertanya pada Hoon apa ini cukup. Hoon bilang tentu saja tidak. Air mata Jung Min pun mengalir dengan derasnya menahan kesedihan. Hanya Hoon yang ia harapkan sebab Ia tidak punya uang se sen pun untuk membayar Hoon. Hanya koin itu saja yang bisa ia berikan sebagai bayaran untuk mengobati ayahnya. Hoon pun jongkok dan melihat Jung Min menangis terseduh-seduh. Jung Min mengatakan ia tak ingin kehilangan ayahnya. Sepertinya Hoon tersentuh. Ia menatap uang koin itu lalu tersenyum memandang Jung Min yang masih menunduk sedih.

**

Dr Kim terlihat panik. Ia keluar tergesa-gesa dari dalam ruang operasi hingga menabrak galon kosong yang Hoon tinggalkan begitu saja di depan ruang operasi. Sepertinya Dr Kim menunggu Jae Joon. Kepanikannya berlarut sampai di dalam ruang operasi.

“Aku bisa gila. Kenapa dia belum datang?” ujar Dr Kim tak tenang

“Dr. Han di sini.” Ujar Dr Moon

“Benarkah?” Dr Kim menoleh kaget

**

Seseorang masuk ke dalam ruang operasi dengan mengenakan masker dan kaca mata khusus (kaca mata yang dapat membedakan sel-sel pada tubuh. Yang juga bisa terhubung dengan internet dan memungkinkan sesama dokter menyaksikan langsung prosedur operasi). Dia adalah Dokter Park Hoon. ^^

Hoon pun membersihkan tangannya. Ia teringat akan kata-kata terakhir dari sang ayah sebelum meninggal. “Mulai sekarang, jangan pernah lupa bahwa...  Kau seorang dokter.” Hoon mengeluhkan kata-kata ayahnya. Sepertinya ia melakukan semua ini karena dua alasan. Kata-kata terakhir dari sang ayah dan permintaan Jung Min.

***

Hyun Wook masuk ke ruang kontrol untuk menyaksikan jalannya operasi dengan sempoyongan karena banyak minum. Ia menolak melakukan operasi, namun penasaran dengan operasi yang di lakukan oleh Dr Kim tanpa Dr Han di sampingnya. Ia bahagia karena jika pasien itu meninggal, berarti itu semua adalah tanggung jawab Han Jae Joon.  Bukan tanggung jawabnya lagi. Sebab ia sudah di pecat sebagai Ketua. Namun pandangan matanya langsung terang saat melihat Hoon masuk. Ia mengira Dr Han yang masuk. Begitu pun rekan dokter yang ada di ruang operasi.

“Kita akan mulai melakukan CABG (Peningkatan aliran darah ke otot jantung) dan perbaikan ruptur septum.” Ujar Hoon setelah melihat layar monitor.

“Tunggu sebentar. Kau Dr Han, kan?” ujar Dr Moon.

Dr Kim dan salah satu dokter menatap Hoon menyelidiki. Bukannya menjawab Hoon malah meminta Messer. Dr  Moon meminta Hoon tunggu sebentar namun Hoon tidak mendengar apa yang ia katakan. Hoon malah membedah tubuh pasien. Semuanya terperanjat kaget melihat cara Hoon membedah sangatlah terstruktur dan juga tubuh pasien tidak mengeluarkan darah.  Hyun Wook pun tak kalah kagetnya langsung berdiri. Hoon meminta Probe. Hyun Wook langsung menelpon.

“Ada apa itu? Kalian mengoperasi jasad? Kalian membelahnya, tapi tak mengeluarkan darah!” ujar Hyun Wook

“Aku belum pernah operasi seperti ini, Profesor.” Ujar Dr Kim. Hyun Wook langsung lemas mendengarnya.

***

Sementara di ruang lain. Jae Joon sudah menyelesaikan operasinya. Seorang suster memuji pekerjaan Dr Han sangat bagus lalu memberi tepuk tangan. Di sambut tepukan tangan oleh semua dokter dan suster yang berada di sana. Dr Han dengan wajah datar membungkuk lalu beranjak pergi.

Jae Joon akan memeriksa pasien dengan perdarahan perut. Ia meminta Soo Hyun memeriksa ruang operasi 1. Soo Hyun tak tahu pasiennya mengalami serangan jantung pun bertanya. Jae Joon mengatakan pasien yang Soo Hyun minta untuk memeriksa kerja darah mengalami serangan jantung. Soo Hyun pun beranjak pergi.

***

Sesampainya di depan ruang operasi. Soo Hyun heran melihat nama Jae Joon tercantum di  ruang operasi 1. Soo Hyun pun masuk dan menatap Hoon sekilas. Lalu  bertanya pada Dr Kim bagaimana operasinya. Dr Kim menoleh namun Hoon memintanya memegang erat jahitannya. Soo Hyun pun menyadari pria yang di depannya ini bukanlah Jae Joon.

Soo Hyun tanya siapa Hoon. Hoon memintanya minggir. Soo Hyun kembali bertanya siapa Hoon. Hoon mendekatkan wajahnya dan berkata aku adalah dokter. Bukankah itu sudah cukup. Lalu Hoon meminta Soo Hyun diam jika tak mau membantu. Soo hyun meminta Dr Moon menghentikan operasinya. Terlihat keraguan di wajah Dr Moon.

Hoon menjauh dari meja operasi dan berkata “Baiklah. Jika kau mau melanjutkannya, aku akan pergi. Ini adalah tanggung jawabmu jika terjadi sesuatu padanya. Septum telah diperbaiki. Yang perlu kau lakukan adalah CABG.” 

“Kau tak bisa melakukannya, Dr Oh.” Ujar Dr Moon

“Dr. Moon!”

“Tenanglah. Dia memang bukan Dr. Han... Tapi sepertinya dia bisa dipercaya.”

“Aku tak bisa membiarkan orang asing melakukan operasi!”

“Kita harus menyelamatkan pasien. Kita bisa mengurus identitasnya nanti. Oke?” ujar dr Moon lalu meminta Hoon melanjutkan operasinya lagi. Sementara di ruang kontrol Hyun Wook terlihat serius menyaksikan jalannya operasi.

***

Hoon kembali melanjutkan operasi. Soo Hyun akhirnya menelpon ke ruang kontrol (kursi Penonton). Namun yang mengangkatnya tentu saja Hyun Wook yang berada di sana.

“Ya? Apa yang kau butuhkan?” Soo Hyun terkejut mendengar suara Hyun Wook. Ia menoleh ke ruang kontrol. Hyun Wook tersenyum penuh kemenangan sambil memegang gagang telponnya.

***

Soo Hyun yang tak tahan pun keluar. Ia celangak celinguk mencari bantuan. Jung Min yang melihatnya pun berdiri memandangnya. Ekspresi wajahnya tampak sedih. Soo Hyun sepertinya iba pada Jung Min. Beberapa saat kemudian, beberapa orang dengan jas hitam datang. Sepertinya mereka dari tim keamanan RS. Soo Hyun meminta mereka tunggu sebentar lalu kembali masuk ke dalam ruang operasi.

Ia berpapasan dengan Dr Moon dan rekan dokter lainnya. Mereka sudah selesai melakukan operasi.

“Kalian sudah selesai? Secepat itu?” ujar Soo Hyun heran

“Kami tak tahu siapa dia... Tapi dia sangat hebat.” Jawa Dr Moon

Soo Hyun melihat ke dalam ruang operasi namun sosok Hoon sudah tidak berada di dalam sana. Hanya ada beberapa dokter yang merapihkan ruang operasi.

***

Hoon berjalan di koridor RS. Ternyata dari belakang, tim keamanan RS membuntutinya. Mereka berteriak meminta Hoon berhenti tapi Hoon malah melarikan diri dari kejaran tim keamanan. Terjadilah aksi kejar-kejaran di dalam RS. Namun sesaat kemudian, mereka kehilangan jejak Hoon.

Ruang operasi di buka. Saat melihat ayahnya di bawah keluar, Jung Min langsung berlari mendekat memanggil ayahnya. Dr Moon meminta Jung Min jangan khawatir. Ayahnya akan baik-baik saja. Mereka pun pergi tapi Hyun Wook menahan dr Kim. Ia meminta penjelasan siapa yang bertanggung jawab atas operasi tadi.

“Aku tak tahu.”

“Bagaimana bisa? Bukannya kau menemani pasiennya dari tadi.”

“Benar, tapi...” Dr Kim teringat akan kejadian tadi di lorong. Saat ayah Jung Min pingsan dan Hoon mengatakan ini adalah gagal jantung. Saat melihat galon air yang di tinggalkan Hoon di depan ruang operasi. Ekspresi Dr Kim membuat Hyun Wook jadi naik darah.

#NgakakLucu

***

Hoon sudah mengenakan pakaiannya. Ia berjalan di lorong RS sambil melihat uang koin yang Jung Min berikan sebagai bayaran atas operasi ayahnya.

“Bodohnya aku hanya untuk koin ini saja. Aku tak akan jadi kaya dengan cara ini.”

Tiba-tiba seorang pria menabraknya sehingga membuat koinnya jatuh terpenting di lantai. Hoon berusaha mengejar koinnya namun seseorang menginjak koin itu dengan kakinya. Sontak membuat Hoon jatuh dan meringis kesakitan.




Komentar :

Hmmm sekilas melihat pribadi Jae Joo yang dingin. Kadang ia mengumbar senyum manis sama Soo Hyun, kadang sopan sama rekannya, kadang tersenyum penuh misteri sama Dr Yang. Membuat dia terlihat seperti pria bertempramen dingin plus hangat tapi menusuk.

Bisa-bisa menjadi saingan kuat Hoon di masa depan ini.. ^^

7 komentar:

  1. Mba kok sekarang sinopsisnya jadi ngga ada gambarnya yah. Kenapa mba?

    BalasHapus
  2. iya nih,,,,, jd kyk baca novel,,,,,, kalo ada gambarnya kan krasa kyk nnton filmnya...

    BalasHapus
  3. Mksh ya mba atas sinopsis nya.ditunggu kelanjutan nya.

    BalasHapus
  4. Terimakasih sinopsisnya,tapi mohon tambahan gambarnya ya :)

    BalasHapus
  5. Seneng sama part ini. I love it

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang