Jae Joon bersama timnya bergegas ke Simposium. Ada kecelakaan truk dan bus sehingga banyak pasien yang mengalami luka parah. Ada 15 pasien menuju ke sini. 2 atau 3 menit lagi mereka akan sampai. Jae Joon membagi tugas, ia meminta dokter ER menyiapkan tempat tidurnya. Bawa semua persiapan darah untuk melakukan departemen . Hubungi bagian X-ray, ortopedi dan bedah saraf.
Dan sekarang adalah waktu
buat Jae joon dan timnya menangani korban kecelakaan itu. mereka pun bergegas
keluar menunggu korban kecelakaan yang akan segera tiba.
Suster Lee menuntun seorang ahjumma yang sakit di bagian perutnya. Jung Min menahannya. Suster lee taya apa Jung Min sudah melakukan X-ray?
“Ya, tapi...”
“Kau bisa menunggu
sebentar? Aku akan memberitahu dokter untuk segera menemuimu.”
“Oh, tunggu. Bukan aku. Tapi,
ayahku.”
“Beberapa hari ini... Dia
kesulitan bernapas. Dia kesulitan bernapas saat pergi mengambil X-ray- nya.”
“Benarkah? Sebentar, ya.”
Suster Lee lalu memanggil seorang dokter untuk mengurus ayah Jung Min. Si
dokter yang sedang menelpon memanggil Jung Min mendekat. Jung Min menoleh
melihat ayahnya yang semakin lemas.
Mobil ambulans 119 terus
menerus berdatangan ke RS Myung Wol membawa para korban kecelakaan truk. Keluarga
korban kecelakaan berlarian melihat keluarga mereka yang menjadi korban
kecelakaan itu. Keadaan menjadi sangat ramai. Hoon yang belum selesai
menyelesaikan pekerjaannya mengantar galon pun melihat semuanya itu. Jae Joon
bersama timnya langsung turun tangan. Sebagai ketua tim, Jae Joon memeriksa
setiap korban kecelakaan itu. Lalu memberi intruksi penanganan kepada rekan
timnya untuk menangani para korban.
Ada korban yang mengalami patah tulang dan hampir kehilangan kesadaran. Jae Joon memeriksa bapak itu dan mengatakan ia mengalami Cardiac-Jantung (Berhentinya fungsi jantung), cepat lakukan CPR. Ada yang mengalami benturan di kepala, Jae Joon meminta rekannya melakukan X-ray lebih dulu. Dan ada juga yang mengalami Fraktur femur terbuka (Tulang paha patah). Lakukan CT scan, siapkan kain kasa dan larutan garam.
Ada korban yang mengalami patah tulang dan hampir kehilangan kesadaran. Jae Joon memeriksa bapak itu dan mengatakan ia mengalami Cardiac-Jantung (Berhentinya fungsi jantung), cepat lakukan CPR. Ada yang mengalami benturan di kepala, Jae Joon meminta rekannya melakukan X-ray lebih dulu. Dan ada juga yang mengalami Fraktur femur terbuka (Tulang paha patah). Lakukan CT scan, siapkan kain kasa dan larutan garam.
Di ER (Emergency Room), Jae Joon akan menangani pasien yang
hilang kesadarannya. Keadaan ER semakin ramai. Sementara Jung Min yang berada
di situ jadi bingung harus meminta tolong pada siapa lagi. ayahnya juga membutuhkan
bantuan sesegera mungkin. Hoon yang mengantar galon dalam ruangan dokter pun
melihatnya. Jung Min berusaha mencegat para dokter yang lewat namun mereka
semua punya tugas yang lebih penting (harus menyelamatkan para korban
kecelakaan terlebih dulu). Tak ada satu dokter pun yang menolong Jung Min dan
ayahnya. Hoon merasa kasihan melihatnya. Jung Min bertanya apa ayahnya
baik-baik saja. Sang ayah mengiyakan namun kondisinya tidak baik-baik saja.
Sang ayah bertambah lemas. Jung Min langsung berlari mencari bantuan. Ia
berusaha menahan suster Lee tapi suster Lee juga sibuk menangani para korban
kecelakaan.
Saat melihat semuanya hanya sibuk menangani para korban kecelakaan tanpa ada yang mengindahkannya. Jung Min pun berteriak histeris. Sontak semua aktifitas di dalam ER berhenti seketika dan semua mata tertuju pada Jung Min. Jung Min pun terdiam memandang mereka. Melihat tidak ada yang terjadi pada Jung Min, para dokter pun kembali menangani pasien korban kecelakaan tanpa menggubris Jung Min. Jung Min pun kembali berteriak dan Soo Hyun pun mendekatinya.
Saat melihat semuanya hanya sibuk menangani para korban kecelakaan tanpa ada yang mengindahkannya. Jung Min pun berteriak histeris. Sontak semua aktifitas di dalam ER berhenti seketika dan semua mata tertuju pada Jung Min. Jung Min pun terdiam memandang mereka. Melihat tidak ada yang terjadi pada Jung Min, para dokter pun kembali menangani pasien korban kecelakaan tanpa menggubris Jung Min. Jung Min pun kembali berteriak dan Soo Hyun pun mendekatinya.
“Ada apa?”
“Kami yang duluan meminta
pertolongan. Kenapa tak ada yang mengobati kami?”
“Ini adalah kebijakan
kami. Pasien ambulans yang akan mendapatkan pertolongan lebih dulu.” Soo Hyun
melihat hasil X-ray tangan Jung Min dan mengatakan terjadi kerusakan kecil pada jari Jung Min. Jarimu sudah dirawat
dengab baik. Jarimu akan kembali sehat lagi. Soo Hyun pun berniat kembali namun
Jung Min meminta Soo Hyun memeriksa ayahnya. Hoon melihat semua itu dari dalam
ruangan dokter.
Soo Hyun bertanya ayah
Jung Min sakit apa. Belum sempat ayah Jung Min menjawab, Dr Kim II memanggil
Soo Hyun cepat ke sana. Jung Min mengatakan kepada Soo Hyun sejak kemarin, dia
bilang dia akan kesulitan bernapas jika dia berjalan. Dia bahkan tak tidur
semalam. Soo Hyun bertanya pada ayah Jung Min apa anda mengkomsumsi obat. Jung
Min kembali menjawab mewakili sang ayah.
“Dia meminum obat tekanan
darahnya dan pencernaan pagi dan malam untuk pencernaannya. Dia mengeluh karena
punggungnya... dan menggunankan kompres. Tapi, percuma saja.”
Soo Hyun memeriksa ayah
Jung Min. Hoon yang melihatnya mencibir. Sepertinya Hoon tahu kondisi ayah Jung
Min. Soo Hyun mendiagnosa Pneumotorak
(namun ia masih belum pasti). Soo Hyun meminta ayah Jung Min tarik napas yang
panjang. Akhirnya Soo Hyun tahu bukan Pneumotorak yang ayah Jung Min derita.
“Bagaimana dengan
jantungnya?” tiba-tiba Hoon sudah berada di samping Soo Hyun.
“Apa? Apakah anda walinya?”
“Bukan.” Ujar Hoon
Dr Kim II kembali
memanggil Soo Hyun. Soo Hyun pun meminta tolong Dr Kim I melakukan X-ray pada
dada dan darah ayah Jung Min. Dr Kim datang dan bertanya apa ayah Jung Min bisa
berdiri. Ayah mengiyakan.
“Jika anda naik lift ke
lantai 3, anda akan melihat garis hijau.” Ujar Dr Kim namun Hoon yang berada di
situ langsung menarik lehernya.
“Jangan bicara warna lagi.
Kau tak bisa mengantarnya sendiri? Hah?”
Dr Kim pun mengantar ayah
Jung Min. Jung Min menoleh menatap Hoon. Hoon yang melihat itu jadi tidak tega
meninggalkan Jung Min sendirian mengurusi ayanya. Di dalam lift, Hoon melihat
kondisi ayah Jung Min semakin lemas. Hoon membungkuk dan memeriksa pergelangan
kaki ayah Jung Min. Ia mendapati pergelangan kakinnya bengkak. Hoon bertanya
kepada Jung Min kapan pergelangan kaki ayahnya mulai bengak. Jung Min tidak
tahu.
“Apakah dia kesulitan menggunakan
kamar mandi?”
“Kapan dia mulai...”
pertanyaan Hoon terpotong gegara Dr Kim yang menayakan apa yang Hoon lakukan.
Hoon bilang hanya bertanya beberapa pertanyaan karena kondisinya kelihatan tak
baik. Dr Kim tanya apa Hoon adalah dokter. Hoon mengatakan terkadang ia
berpikir begitu. Tiba-tiba ayah Jung Min ambruk (pingsan). Hoon dan dr Kim
langsung memapahnya keluar lift.
Dr Kim bilang kita harus
melakukan X-ray. Hoon mengatakan ia tak bernapas. Mereka pun meletakan ayah
Jung Min di lantai. dr Kim bergegas mencari bantuan. Sendirian bersama Jung
Min. Hoon pun menjamah dada ayah Jung Min. Ia menutup matanya. Matanya yang
super mendeteksi jantung ayah Jung Min tidak baik-baik saja (jantung ayah jung
Min tiba-tiba menjadi hitam dan berhenti berdetak dalam penglihatannya). Dr Kim
datang bersama seorang suster. Ia langsung mendorong hoon menjauh dari pasien.
Dr Kim menyuruh suster
melakukan Intubasi (Memasukkan tabung pernapasan). Hoon mengatakan ini adalah gagal
jantung. Lakukan CPR cepat. Dr Kim bilang siapa Hoon yang menyuruhku seenaknya?
“Sudah kubilang, kondisinya
adalah gagal jantung!” bentak Hoon
Hoon mendorong Dr Kim dan
menyuruhnya mendengarkan jantung pasien. Dr Kim memeriksa jantung ayah Jung Min
namun ia tidak mendengar apa-apa. Hoon mencibir dan menyuruh suster menyiapkan
Defibrilator. Hoon meminta Dr Kim mulai melakukan pijatan (CPR). Dr Kim balik
nanya, pijatan apa?
“Kau itu dokter atau apa? Mulai
CPR- nya!” teriak Hoon
Dr Kim pun melakukan CPR
pada ayah Jung Min. Saat suster membawa alat Defibrilator. Hoon memintanya
menaikkan 200mV. Dr Kim protes apa yang Hoon lakukan. Hoon berteriak memintanya
tak usah cerewet. Hoon melakukan 2x kejut jantung. Akhirnya detak jantung
ayah Jung Min kembali.
“Kita masih harus
memeriksa IM (Infark Miokard atau kematian otot jantung) dan gagal jantungnya.”
Ujar Hoon
“Dia harus dioperasi. Siapkan
ruangannya.” Ujar Dr Kim pada suster
“Tapi, siapa yang akan
melakukannya?” tanya suster
Dr Kim jadi kebingungan
sendiri. Ia berusaha menghubungi Dr han. Hoon menoleh menatap Jung Min. Jung
Min tampak kalut melihat kondisi sang ayah.
***
Sementara Dr han melakukan
kejut jantung pada pasien korban kecelakaan yang hilang kesadaran. Saat jantung
pasien kembali berdetak. Dr Han meminta menyiapkan operasinya. Dr Kim pun
terhubung sama Dr Han. Sambil mendorong ayah Jung Min ke ruang operasi. Ia
mengatakan ada pasien yang membutuhkan operasi. Dr Han tanya bagaimana
kondisinya.
“Dr. Oh menyuruhnya untuk
pemeriksaan kerja darah... Tapi jantungnya berhenti setelah Infark Miokard.”
Ujar Dr Kim
“Gagal jantung?” Dr Han
menoleh mencari Soo Hyun. Ia memanggil Soo Hyun yang sedang memeriksa pasien
korban kecelakaan tapi Soo Hyun sibuk dan tidak mendengar. Dr Han menyuruh dr
Kim menyiapkan Angioplasti koroner dan ekokardiogram. Dan hubungi Dr Moon juga.
“Apa? Anda tak bisa?”
“Tenanglah. Aku akan ke
sana setelah mengecek Pasien Amputasi (Seseorang yang anggota tubuh telah
diamputasi).
***
Dr Kim membawa paksa Dr
Moon ke ruang operasi. Hoon melihatnya dengan cemas. Namun ia tidak bisa
berbuat banyak hal menolong ayah Jung Min. Hoon berniat pergi saja, namun ia
tidak tega melihat Jung Min yang tampak sedih dengan kondisi ayahnya.
Di ruang operasi Dr moon
bertanya siapa yang bertanggung jawab. dr Kim bilang Profesor Han akan segera
ke sini. Dr Moon bilang kondisi para pasien Amputasi dalam kondisi serius. Apa
dia masih bisa bertahan hingga Profesor datang?
“Apa otot jantungnya
pecah?” tanya Dr Moon
“Dia baru saja keluar dari
kondisi serangan jantung.” Ujar dr kim
“Akan fatal jika dia masuk
ke kondisi serangan jantung lagi.”
“Apa?” Dr Kim takut
terjadi sesuatu sama pasien. Ia pun berlari keluar menghubungi Dr Han.
***
Dr Kim tampak frustasi
karena Dr han tidak mengangkat telponnya. (Ya iyalah, orang lagi operasi juga).
Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Hoon dan Jung Min memperhatikannya dari
tempat duduk. Dr Moon keluar dan mengatakan jika kita tak bertindak cepat dia
mungkin akan "expire" (meninggal). Dr Kim tanya apa ia harus menghubungi
Professor Moon. Dr Moon mengiyakan.
“Apa maksudnya
"expire"?” tanya Jung Min pada Hoon. Hoon hanya diam saja.
“Professor?” Dr Kim
terhubung dengan Profesor Moon (Hyun Wook).
“Aku tak bisa
melakukannya! Aku sedang dibebas tugaskan. Hei, Kim Chi Gyu. Jika dia
meninggal, itu adalah tanggung jawab Han
Jae Joon. Itu menjadi tanggung jawab dari... Ketua operasi beda jantung- dada,
Han Jae Joon! Dah!” Hyun Wook terlihat kesal.
Dr Kim bertambah stress.
Ia bingung harus meminta tolong pada siapa lagi. Ia bisa mati kalau begini. Ia
membujuk Dr moon agar bisa membantunya. Dr Moon bilang ini di luar dari
kemampuannya.
Semua itu tidak terlepas
dari pengamatan Jung Min dan hoon. Jung Min tertunduk sedih. "Expire"
adalah kata yang buruk, bukan? Hoon membenarkan. Jung Min tanya apa Hoon bisa
melakukannya.
“Jika aku tak bertindak, aku
akan kehilangan lisensiku. Aku masih punya cukup waktu untuk menghasilkan uang.”
“Kau bisa melakukannya?”
“Yah, aku adalah dokter....
Tapi pengobatanku itu mahal.”
Hoon pun pergi. Jung Min
menahan tangan Hoon. Lalu merogoh kantung celana dan memberi Hoon uang koin 500
won. Mata Jung Min terlihat memerah karena menahan tangis. Dengan polosnya, ia
bertanya pada Hoon apa ini cukup. Hoon bilang tentu saja tidak. Air mata Jung
Min pun mengalir dengan derasnya menahan kesedihan. Hanya Hoon yang ia harapkan
sebab Ia tidak punya uang se sen pun untuk membayar Hoon. Hanya koin itu saja
yang bisa ia berikan sebagai bayaran untuk mengobati ayahnya. Hoon pun jongkok
dan melihat Jung Min menangis terseduh-seduh. Jung Min mengatakan ia tak ingin
kehilangan ayahnya. Sepertinya Hoon tersentuh. Ia menatap uang koin itu lalu
tersenyum memandang Jung Min yang masih menunduk sedih.
**
Dr Kim terlihat panik. Ia
keluar tergesa-gesa dari dalam ruang operasi hingga menabrak galon kosong yang
Hoon tinggalkan begitu saja di depan ruang operasi. Sepertinya Dr Kim menunggu
Jae Joon. Kepanikannya berlarut sampai di dalam ruang operasi.
“Aku bisa gila. Kenapa dia
belum datang?” ujar Dr Kim tak tenang
“Dr. Han di sini.” Ujar Dr
Moon
“Benarkah?” Dr Kim menoleh
kaget
**
Seseorang masuk ke dalam
ruang operasi dengan mengenakan masker dan kaca mata khusus (kaca mata yang
dapat membedakan sel-sel pada tubuh. Yang juga bisa terhubung dengan internet
dan memungkinkan sesama dokter menyaksikan langsung prosedur operasi). Dia
adalah Dokter Park Hoon. ^^
Hoon pun membersihkan
tangannya. Ia teringat akan kata-kata terakhir dari sang ayah sebelum
meninggal. “Mulai sekarang, jangan
pernah lupa bahwa... Kau seorang
dokter.” Hoon mengeluhkan kata-kata ayahnya. Sepertinya ia melakukan semua
ini karena dua alasan. Kata-kata terakhir dari sang ayah dan permintaan Jung
Min.
***
Hyun Wook masuk ke ruang
kontrol untuk menyaksikan jalannya operasi dengan sempoyongan karena banyak
minum. Ia menolak melakukan operasi, namun penasaran dengan operasi yang di
lakukan oleh Dr Kim tanpa Dr Han di sampingnya. Ia bahagia karena jika pasien
itu meninggal, berarti itu semua adalah tanggung jawab Han Jae Joon. Bukan tanggung jawabnya lagi. Sebab ia sudah
di pecat sebagai Ketua. Namun pandangan matanya langsung terang saat melihat
Hoon masuk. Ia mengira Dr Han yang masuk. Begitu pun rekan dokter yang ada di
ruang operasi.
“Kita akan mulai melakukan
CABG (Peningkatan aliran darah ke otot jantung) dan perbaikan ruptur septum.”
Ujar Hoon setelah melihat layar monitor.
“Tunggu sebentar. Kau Dr
Han, kan?” ujar Dr Moon.
Dr Kim dan salah satu
dokter menatap Hoon menyelidiki. Bukannya menjawab Hoon malah meminta Messer. Dr
Moon meminta Hoon tunggu sebentar namun
Hoon tidak mendengar apa yang ia katakan. Hoon malah membedah tubuh pasien.
Semuanya terperanjat kaget melihat cara Hoon membedah sangatlah terstruktur dan
juga tubuh pasien tidak mengeluarkan darah.
Hyun Wook pun tak kalah kagetnya langsung berdiri. Hoon meminta Probe.
Hyun Wook langsung menelpon.
“Ada apa itu? Kalian
mengoperasi jasad? Kalian membelahnya, tapi tak mengeluarkan darah!” ujar Hyun
Wook
“Aku belum pernah operasi
seperti ini, Profesor.” Ujar Dr Kim. Hyun Wook langsung lemas mendengarnya.
***
Sementara di ruang lain.
Jae Joon sudah menyelesaikan operasinya. Seorang suster memuji pekerjaan Dr Han
sangat bagus lalu memberi tepuk tangan. Di sambut tepukan tangan oleh semua
dokter dan suster yang berada di sana. Dr Han dengan wajah datar membungkuk
lalu beranjak pergi.
Jae Joon akan memeriksa
pasien dengan perdarahan perut. Ia meminta Soo Hyun memeriksa ruang operasi 1.
Soo Hyun tak tahu pasiennya mengalami serangan jantung pun bertanya. Jae Joon
mengatakan pasien yang Soo Hyun minta untuk memeriksa kerja darah mengalami
serangan jantung. Soo Hyun pun beranjak pergi.
***
Sesampainya di depan ruang
operasi. Soo Hyun heran melihat nama Jae Joon tercantum di ruang operasi 1. Soo Hyun pun masuk dan
menatap Hoon sekilas. Lalu bertanya pada
Dr Kim bagaimana operasinya. Dr Kim menoleh namun Hoon memintanya memegang erat
jahitannya. Soo Hyun pun menyadari pria yang di depannya ini bukanlah Jae Joon.
Soo Hyun tanya siapa Hoon.
Hoon memintanya minggir. Soo Hyun kembali bertanya siapa Hoon. Hoon mendekatkan
wajahnya dan berkata aku adalah dokter. Bukankah itu sudah cukup. Lalu Hoon
meminta Soo Hyun diam jika tak mau membantu. Soo hyun meminta Dr Moon menghentikan
operasinya. Terlihat keraguan di wajah Dr Moon.
Hoon menjauh dari meja
operasi dan berkata “Baiklah. Jika kau mau melanjutkannya, aku akan pergi. Ini
adalah tanggung jawabmu jika terjadi sesuatu padanya. Septum telah diperbaiki. Yang
perlu kau lakukan adalah CABG.”
“Kau tak bisa
melakukannya, Dr Oh.” Ujar Dr Moon
“Dr. Moon!”
“Tenanglah. Dia memang
bukan Dr. Han... Tapi sepertinya dia bisa dipercaya.”
“Aku tak bisa membiarkan
orang asing melakukan operasi!”
“Kita harus menyelamatkan
pasien. Kita bisa mengurus identitasnya nanti. Oke?” ujar dr Moon lalu meminta
Hoon melanjutkan operasinya lagi. Sementara di ruang kontrol Hyun Wook terlihat
serius menyaksikan jalannya operasi.
***
Hoon kembali melanjutkan
operasi. Soo Hyun akhirnya menelpon ke ruang kontrol (kursi Penonton). Namun
yang mengangkatnya tentu saja Hyun Wook yang berada di sana.
“Ya? Apa yang kau
butuhkan?” Soo Hyun terkejut mendengar suara Hyun Wook. Ia menoleh ke ruang
kontrol. Hyun Wook tersenyum penuh kemenangan sambil memegang gagang telponnya.
***
Soo Hyun yang tak tahan
pun keluar. Ia celangak celinguk mencari bantuan. Jung Min yang melihatnya pun
berdiri memandangnya. Ekspresi wajahnya tampak sedih. Soo Hyun sepertinya iba
pada Jung Min. Beberapa saat kemudian, beberapa orang dengan jas hitam datang.
Sepertinya mereka dari tim keamanan RS. Soo Hyun meminta mereka tunggu sebentar
lalu kembali masuk ke dalam ruang operasi.
Ia berpapasan dengan Dr
Moon dan rekan dokter lainnya. Mereka sudah selesai melakukan operasi.
“Kalian sudah selesai? Secepat
itu?” ujar Soo Hyun heran
“Kami tak tahu siapa
dia... Tapi dia sangat hebat.” Jawa Dr Moon
Soo Hyun melihat ke dalam
ruang operasi namun sosok Hoon sudah tidak berada di dalam sana. Hanya ada
beberapa dokter yang merapihkan ruang operasi.
***
Hoon berjalan di koridor
RS. Ternyata dari belakang, tim keamanan RS membuntutinya. Mereka berteriak
meminta Hoon berhenti tapi Hoon malah melarikan diri dari kejaran tim keamanan.
Terjadilah aksi kejar-kejaran di dalam RS. Namun sesaat kemudian, mereka
kehilangan jejak Hoon.
Ruang operasi di buka.
Saat melihat ayahnya di bawah keluar, Jung Min langsung berlari mendekat
memanggil ayahnya. Dr Moon meminta Jung Min jangan khawatir. Ayahnya akan
baik-baik saja. Mereka pun pergi tapi Hyun Wook menahan dr Kim. Ia meminta
penjelasan siapa yang bertanggung jawab atas operasi tadi.
“Aku tak tahu.”
“Bagaimana bisa? Bukannya
kau menemani pasiennya dari tadi.”
“Benar, tapi...” Dr Kim
teringat akan kejadian tadi di lorong. Saat ayah Jung Min pingsan dan Hoon
mengatakan ini adalah gagal jantung. Saat melihat galon air yang di tinggalkan
Hoon di depan ruang operasi. Ekspresi Dr Kim membuat Hyun Wook jadi naik darah.
#NgakakLucu
***
Hoon sudah mengenakan
pakaiannya. Ia berjalan di lorong RS sambil melihat uang koin yang Jung Min
berikan sebagai bayaran atas operasi ayahnya.
“Bodohnya aku hanya untuk
koin ini saja. Aku tak akan jadi kaya dengan cara ini.”
Tiba-tiba seorang pria
menabraknya sehingga membuat koinnya jatuh terpenting di lantai. Hoon berusaha
mengejar koinnya namun seseorang menginjak koin itu dengan kakinya. Sontak
membuat Hoon jatuh dan meringis kesakitan.
Komentar
:
Hmmm sekilas melihat
pribadi Jae Joo yang dingin. Kadang ia mengumbar senyum manis sama Soo Hyun,
kadang sopan sama rekannya, kadang tersenyum penuh misteri sama Dr Yang. Membuat
dia terlihat seperti pria bertempramen dingin plus hangat tapi menusuk.
Bisa-bisa menjadi saingan
kuat Hoon di masa depan ini.. ^^
Mba kok sekarang sinopsisnya jadi ngga ada gambarnya yah. Kenapa mba?
BalasHapusidem komentnya sama aulia
BalasHapusiya nih,,,,, jd kyk baca novel,,,,,, kalo ada gambarnya kan krasa kyk nnton filmnya...
BalasHapusMksh ya mba atas sinopsis nya.ditunggu kelanjutan nya.
BalasHapusTerimakasih sinopsisnya,tapi mohon tambahan gambarnya ya :)
BalasHapusGambrnya mana mbak?
BalasHapusSeneng sama part ini. I love it
BalasHapus