Jumat, 10 Oktober 2014

Sinopsis The Greatest Wedding Episode 2 - 2


[Bagian 1, Just klik]


Sun Nyeo teringat akan kejadian dimana Eun Cha mencampakannya setelah ia menyerahkan keperawanannya pada Eun Cha. Waktu itu Sun Nyeo mengatakan pada Eun Cha kalau ia mencintainya. Namun Eun Cha memarahinya. Hal yang paling Eun Cha benci di dunia ini adalah kata-kata itu (aku mencintai mu).

Sambil menangis Sun Nyeo mengatakan itu tadi yang pertama untuknya. Eun Cha mencibir Sun Nyeo. “Kau tahu berapa umurmu, mana mungkin ini yang pertama kalinya? Apa ada yang sesuatu yang tidak beres padamu?” Sun Nyeo mengatakan ia sudah menunggu selama ini jadi ia bisa memberikannya pada cinta pertamanya (Eun Cha).

“Jadi, maksudmu aku ini cinta pertamamu?” Sun Nyeo mengangguk. Eun Cha merinding mendengarnya. (ya ampun, pengen injak wajah Eun Cha deh). Eun Cha mengatakan ini yang paling ia benci di dunia! Cinta pertama, menunggu, kuputusan hakim, dan marah-marah! Eun Cha memberi Sun Nyeo uang untuk mendapat bantuan psikologi. Dan menyuruh Sun Nyeo melupakan semua tentang hari ini. Pokoknya abaikan, hapus, buang semuanya. Oke? Eun Cha pergi begitu saja meninggalkan Sun Nyeo di hotel seorang diri.


Kembali ke masa kini, Sun Nyeo mengambil uang kompensasi sebesar 4,99 juta Won itu dan membuangnya di kepala Eun Cha. Sodokkan ini di pant*tmu lalu menyingkirlah! Setelah kepergian Sun Nyeo, Eun Cha mengumpul uang yang berserakan di lantai. Eun Cha lalu menulis pesan buat Sun Nyeo.


“Maafkan aku. Aku mencintaimu tapi itu adalah cinta yang tidak bisa menjadi nyata dan aku sudah menghancurkannya. Ini ketulusanku. Tolong terimalah.” Ternyata Eun Cha mengembalikan uang kompensasi itu.


**

Tae Yoon memasak di dapur. Myung Yi datang membawa ikan namun ia menumpahkan ikan itu. Tae Yoon bergegas membantunya. Tae Yoon melempar ikan yang masih hidup itu di celemek Myung Yi. Dan tak sengaja ia memegang paha Myung Yi. Myung Yi kaget. Tae Yoon cepat-cepat bangun.



“Kau harus ganti pakaian dulu jika kau akan belajar memasak! Pakaian kerjamu tidak tepat! Siapa yang akan memakan makanan itu jika ada rambut di dalamnya? Dasarmu benar-benar kacau.” Ujar Tae Yoon.

Myung Yi kesal. Ia meletakan ikan itu di atas meja dan memotongnya. Ia berteriak kesal. Aku benar-benar membenci ini! Tiba-tiba ada kurir masuk mengantar bunga pesanan Tae Yoon. Myung Yi tanya bunga apa itu tapi Tae Yoon malah menyuruhnya pulang. Myung Yi menurut. Sebelum pergi, Tae Yoon melempar plester di atas meja.


“Kenapa kau memberi ini?”

“Lututmu berdarah.” Ujar Tae Yoon membelakangi Myung Yi. Myung Yi melihat lukanya. Ia tersenyum. Rupanya Tae Yoon perhatian padanya.


**

Ki Young tiba saat Tae Yoon hampir selesai menata makanan di atas meja. Ki Young terlambat karena asistennya (Myung Yi) pulang lebih awal hari ini, jadi ia harus mengurus beberapa hal setelah acara berita. Tae Yoon mempersilahkan Ki Young duduk. Ki Young tersenyum. Ia berpikir Tae Yoon membuat makan malam spesial ini karena kehamilannya. Tae Yoon kaget mendengar Ki Young hamil. Namun Ki young tak menyadarinya.



Ta-da. Ki Young menunjukan foto USG calon bayi mereka. Namun Tae Yoon masih diam saja. Apa kau tidak akan membukanya? Tae Yoon melihat sekilas dan menutup kembali foto itu. “Aku hamil 6 minggu. Titik kecil ini adalah bayinya. Bukankah kau melakukan ini supaya kita bisa merayakan kehamilanku?”


“Aku melakukan ini karena aku kira kau tidak hamil dan aku ingin memberi selamat padamu. Apa yang akan kau lakukan?”

“Tadinya aku kira kau akan senang.” Wajah Ki Young nampak kecewa.

“Aku tidak ingin anak-anak atau pernikahan. Aku tidak pernah memikirkan hal-hal itu sebelumnya.”

“Aku akan mengurusnya sendiri. Mulai sekarang, jangan muncul di depanku lagi. ujar Ki Young lalu pergi.


**

Tae Yoon menyusul Ki Young ke apartemannya. Ia meminta Ki young menggugurkan bayinya, mereka bisa mencobanya lagi setelah mereka menikah. Tae Yoon mengakui dirinya begitu terkejut. Tiba-tiba Ki Young memberitahu bahwa ia hamil. Rasanya seperti ia harus membawa beban 50 ton di pundaknya selama sisa hidupnya.

“Apakah aku menggugurkannya atau tidak, itu pilihanku. Menyingkirlah.” Ki Young menutup pintu apartemennya. Tae Yoon frustasi di buatnya.



Di kamarnya, Ki Young melihat hasil USG bayinya. Sepertinya Ki Young dilema. Di satu sisi, ia sangat merindukan kehadiran seorang anak. Namun ia sangat tahu bahwa Tae Yoon mencintainya juga. Sementara di kamarnya, Tae Yoon berusaha memikirkan jalan keluar, tepatnya jalan terbaik buat hubungan mereka berdua ke depannya.


Pagi-pagi Tae Yoon menyambangi apartemen Ki Young. Sebelum membicarakan masalah mereka, Tae Yoon pergi mengambil air di kulkas. Ia hampir menghabiskan air sebotol. Kemudian ia membawa air buat Ki Young. Minumlah. Ki Young hanya diam saja tanpa memandang Tae Yoon.


“Kau bilang kau tidak suka saat aku menerobos masuk rumahmu dan  melanggar kehidupan pribadimu. Tapi aku tidak suka kau mengatakan kata-kata itu padaku. Kenapa? Karena aku mencintaimu.” Ujar Tae Yoon. Kemudian ia duduk dan menyuruh Ki Young duduk di sampingnya. Namun Ki Young menegurnya. Tae Yoon menyerah. “Baiklah, aku mengerti. Mari kita menikah. Maafkan aku untuk yang kemarin.”

Ki Young ingin sendirian sekarang. Tae Yoon mengatakan ia berkelakuan begitu karena ia bingung. Ia butuh waktu untuk berpikir. Ki Young mengajaknya bicara lain kali. Tae Yoon bertanya, menurutmu berapa kali aku minta maaf dalam hidupku? Ki Young tidak ingin tahu.

“Kau mungkin tidak percaya, tapi... Kau yang pertama. Aku benar-benar minta maaf. Mari kita menikah.” Pinta Tae Yoon dengan wajah cute-nya. Ki Young berniat protes. Tae Yoon cepat-cepat berdiri. “Akan kusiapkan segalanya dan aku akan menjemputmu di hari Minggu. Jadi, jangan persiapkan apa pun. Aku pergi.” Sesampainya di luar, Tae Yoon mengeluh. Bagaimana ini? Aku bisa gila. hahaha


**

Ki Young curhat sama Yeon Hee tentang morning sickness yang ia alami. Ia memukul-mukul dadanya dan mengatakan rasanya aku naik bis setelah minum 5 botol alkohol keras sekali tenggak. Yeon Hee mengatakan es, lemon, atau mengunyah permen karet membantu mual di pagi hari. Ki Young mengambil es kristal dan mengunyahnya.


“Apa kau menyukainya sebelum atau setelah menikah?” tanya Ki Young

“Keduanya punya kebaikan dan kelemahan. Kau punya kebebasan sebelum menikah. Setelah menikah... Orang-orang bilang menyenangkan memiliki rasa aman itu.”

“Aku takut menikah. Ibuku banyak menderita karena perbuatan ayahku. Tidak peduli berapa banyak kalian saling mencintai, suatu hari kalian berdua akan lelah. Pria pada akhirnya akan selingkuh. Dan bahkan jika istri mereka tahu, mereka akan membiarkannya demi anak-anak. Kenapa aku harus memiliki pernikahan seperti itu?” Pantasan Ki young pengen punya anak tapi gamau punya suami. Ternyata trauma tow..

“Pernahkah kau mendengar ungkapan bahwa butuh sebuah desa untuk membesarkan seorang anak? Jika kau akan membesarkan seorang anak, kau harus menikah meskipun kau tidak ingin.” Ujar Yeon Hee. Ki Young kembali mengunyah es batu lagi.


**

Sun Nyeo merasa kesal saat mengetahui Eun Cha juga akan menghadiri preview drama hari ini. Sun Nyeo punya ide. Diam-diam ia menelpon layanan suami darurat. Ia membutuhkan tipe suami yang tinggi, tampan, dan kuat. Dan juga dia harus berumur 20 tahunan.

Layanan suami darurat mematok harga yang tinggi untuk permintaan Sun Nyeo. Namun bagi Sun Nyeo, uang bukan masalah.  Sun Nyeo mengambil uang kompensasi yang di tinggalkan Eun Cha. Aku akan menikmati ini dengan suami daruratku, ujar Sun Nyeo lalu melangkah pergi.


**

Namun Tae Yoon mengunjunginya. Tae Yoon mengatakan ia rasa ia harus menikah. Sun Nyeo senang. Ia pikir Tae Yoon sudah berdamai dengan Yoon Ju. Tae Yoon mengatakan tidak. Ini wanita yang berbeda. Sun Nyeo curiga Tae Yoon membuat masalah. Tae Yoon menyangkalnya.

“Kau menentang mati-matian jika itu tentang pernikahan.” Sun Nyeo mendekat wajahnya. “Akhirnya kau menemukan dia? Takdir cinta yang dulu kau bicarakan?”

“Mendekati itu.”


“Kau menyebabkan kegemparan dan memutuskan pertunangan itu. Aku yakin ayah akan sangat menyukainya jika kau membawa pulang  seorang wanita yang berbeda.”

“Aku akan segera mengajaknya ke rumah.”

“Tentu, beritahu aku saat itu terjadi. Aku tidak akan ke rumah hari itu. Karena aku tidak ingin kena bom. Berjuanglah.” Sun Nyeo pun pergi meninggalkan adiknya seorang diri di kantor.


**

Tae Yoon pergi ke rumah orang tuanya. Ia melihat mobil ayahnya tidak ada. Rupanya sang ayah keluar. Sang ibu menyiapkan sendal dan membuka sepatu Tae Yoon. (Emang dasar manja atau memang tugas seorang wanita (ibu) seperti itu *geleng-geleng kepala lihatnya).


“Kau belum makan, kan?”

“Ya.”

“Cepat cuci tanganmu. Ayo kita makan.”

“Baik.” Ujar Tae Yoon menurut. Ya ampun, benar-benar deh manjanya tak terkontrol... (haduhhh,, pliss cukup aNNa aja yang manja. Suami ga boleh manja kayak anak mami githu ya. Hahaha )

Bahkan saat makan, Tae Yoon di layani sang ibu. Ibu menyuir ikan dan menaruhnya di sendok makan Tae Yoon. Enak, kan? Tae Yoon mengangguk.


“Aku akan menikah.” Ujar Tae Yoon tiba-tiba. Ibu kaget mendangarnya. Siapa wanita itu? Tae Yoon mengatakan ia akan membawanya ke sini akhir pekan ini. Dengan wajahnya manjanya, Tae Yoon meminta tolong ibunya membujuk sang ayah. Ibu mengatakan setelah mereka melihat dulu wanita macam apa dia.


**

Sun Nyeo menunggu suami daruratnya di depan bioskop. Ia terpanah saat melihat suami daruratnya itu. Suami daruratnya tampan dan muda. Ia bergumam tidak bisa dipercaya. Nama asli suami darurat Sun Nyeo adalah Pedro.

“Nama aslimu Sun Nyeo?” tanya Pedro

“Jangan tanya apa-apa dan jawab saja. Itu persyaratan nomor 1 yang aku inginkan dari suami darurat.” Ujar Sun Nyeo. Pedro tertawa. Ia berujar seorang suami seharusnya bercakap-cakap dengan istrinya. (I like this kid. hahahaha)


**

Sementara di dalam pelataran bioskop, Eun Cha memberi selamat pada Presdir Kim dan memuji poster dramanya benar-benar karya seni. Di tempat yang tak jauh, Sun Nyeo dan Pedro melihat Eun Cha. Sun Nyeo menyuruh Pedro menabrak bahu Eun Cha dengan keras sampai jatuh. Ia akan memberi Pedro upah tambahan. Pedro pun siap menjalankan tugas pertamanya sebagai suami darurat. ^^


Pedro menabrak Eun Cha dengan keras sampai terjatuh. Sun Nyeo ngakak melihat momen itu. Eun Cha tak menyadarinya itu semua ulah Sun Nyeo. Saat ia bangun, barulah Sun Nyeo menoleh dan tersenyum sinis padanya.


“Astaga, dia sangat tampan. Siapa dia?” ujar seorang wanita

“Pacarku.” Jawab Sun Nyeo keras sambil menoleh ke belakang lalu tertawa keras. Haha syukurin.. (senang bangets lihat Eun Cha di githuin)


**

Saatnya menonton drama. Sun Nyeo menoleh melihat ke belakang. Ia tersenyum sinis pada Eun Cha. Lalu memeluk lengan Pedro dan tidur di pundaknya Pedro. (ceritanya, Sun Nyeo mau balas dendam dengan memanas-manasin Eun Cha).


Teman Eun Cha yang juga baru menjadi seorang Sutradara menghampiri Eun Cha. Ia mengatakan istrinya sedang hamil dan dia pergi ke klinik bersalin.

“Lalu?”

“Kau tahu siapa yang dia lihat di sana?” teman Eun Cha lalu berbisik di telinga Eun Cha. Cha Ki Young. Eun Cha melotot kaget. Cha Ki Young pergi ke klinik bersalin? Kenapa? Apa mungkin... dia hamil? Temannya mengangguk mengiyakan.

Eun Cha senang mendengar kabar baik ini. ia meminta temannya merahasiakan ini. Ia akan mencari tahu secara diam-diam apakah itu benar.


**

Minggu pagi.

Ki Young dengan lesuh menuju lemari pakaian. Ia mencari gaun yang cocok buat ia kenakan di pertemuan nanti. Namun dari sekian banyak pakaian di lemarinya, ia tak menemukan satu kecocokan pun. 


Sementara Tae Yoon, sudah hampir selesai bersiap-siap. Ki Young menemui Tae yoon dengan hanya memakai pakaian rumah. Apa kau akan memakai itu, tanya Tae Yoon heran.


“Aku sudah memikirkannya. Aku rasa terlalu buru-buru kita menemui orangtuamu hanya karena aku hamil.”

“Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?”

“Aku menyukaimu, tapi... apakah kau akan jadi seorang suami yang baik atau ayah yang baik... aku belum memutuskan.”

“Jika aku menunggu sampai akhirnya kau punya pendirian... bayinya mungkin sudah lahir.”

“Bayinya tidak akan keluar secepat itu. Tidak bisakah kita mengulur waktu?”  Tae Yoon mengatakan tidak. Orangtuanya sedang menunggu Ki Young. Cepat bersiaplah lalu turun. Ia akan menunggu di tempat parkir. Ki Young mendesah berat.


**

Sambil menunggu Ki Young, Tae Yoon merapihkan dasinya. Melihat kedatangan Ki Young dengan memakai rok mini, Tae Yoon langsung turun. Kau akan memakai rok mini? Ki Young mengiyakan. Kenapa? Bukannya menjawab, Tae Yoon malah mengajak Ki Young pergi.


Rupanya Tae Yoon membawa Ki Young ke sebuah butik yang special menjual Hanbok. Ia meminta tolong bibi pemilik butik memilih gaun tradisional yang akan disukai ibunya. (Bibi itu sepertinya kenalan dekat keluarga Tae Yoon). Bibi melihat rambut Ki Young perlu sentuhan. Ia pun menelpon Nona Jung untuk menata rambut Ki Young.


Ki Young permisi sebentar pada bibi. Apa yang sedang kau lakukan, protes Ki Young pada Tae Yoon. Tae Yoon mengatakan orangtuanya suka gaun tradisional. Ki Young marah. Kenapa kau membawaku ke sini  tanpa bertanya padaku? Tae Yoon mengatakan Ki Young tidak tahu seperti apa orangtuanya. Ia melakukannya agar Ki Young nyaman. Ki Young bilang ia akan memperkenalkan dirinya sendiri dengan pakaian yang ia pilih. Ki Young pun pergi.


**

Dalam perjalanan, Tae Yoon memarahi Ki Young. Tidak bisakah kau lakukan saja apa yang kukatakan untuk hari ini? Ki Young membalas. Kenapa aku harus memakai gaun tradisional dan menata rambutku? Tae Yoon mengatakan ini pertemuan pertama. Keluarganya selalu kuno, mereka tidak suka wanita memakai rok pendek. Ki Young mengajak Tae Yoon pergi lain kali saja. Tae Yoon menolak. Kalua begitu mari kita tidak jadi pergi, ujar Ki Young.


Kau tidak ingin menikah, tanya Tae Yoon. Ki Young bilang ia tidak yakin. Kalau begitu apa kau ingin mengugurkan bayi itu, teriak Tae Yoon. Ki Young balik marah. Aku tidak pernah tahu kau sekuno dan sepatrikal ini! Tae Yoon bilang ia sudah tahu Ki Young egois, tapi ia tidak tahu sampai separah ini.

Mereka terus memperdebatkan tentang hanbok. Ki Young bertanya apakah dianggap egois karena tidak mau memakai gaun tradisional? Tae Yoon bilang ibunya selalu memakai gaun tradisional di rumah! Dan Ki Young membalas kalau ia tidak pernah memakai gaun tradisional seumur hidupnya. Hahaha *nih pasangan buat ngakak.


**

Sampailah mereka di rumah Tae Yoon. Ki Young jadi nervous saat melihat rumah mewah Tae Yoon. Ki Young menyapa ibu Tae Yoon. Ibu melihat penampilan Ki Young dari atas sampai bawah. Ki Young hanya diam. Mereka pun bertemu dengan ayah Tae Yoon yang merupakan komisaris yang memberi Ki Young beasiswa. Mereka sama-sama terkejut. (ya iyalah, secara di pertemuan mereka di episode 1, Ki Young beradu argumen dengan komisaris. Dan hal itu membuat Komisaris kesal).



“Ayah, tolong terimalah hormat kami.” Ujar Tae Yoon membuat keterkejutan dia antara ayah dan Ki Young hilang. Mereka berdua pun memberi hormat sampai sujud ke tanah. 


Namun Ki Young yang memakai rok mini, sangat tidak nyaman saat memberi hormat. Ayah mendelik melihat itu. Bahkan saat duduk di kursi pun, rok super mini Ki young membuat ibu harus melempar bantal sofa buat menutupi paha Ki Young.

“Berapa umurmu?” tanya ibu

“Aku 35 tahun.” Ibu dan ayah sama-sama kaget mendengar umur Ki Young. “35 tahun? Kalau begitu...” Ki Young langsung memotong perkataan ibu. “Aku 2 tahun lebih tua dari Tae Yoon.”

“Tae... Tae Hyun?” Ibu tak percaya Ki Young memanggil santai calon suaminya di hadapan sang calon mertua. Apakah itu yang diajarkan orang tuamu, tanya ayah. ki Young tak mengerti pertanyaan ayah. ayah bilang memanggil dengan santai nama seorang pria di depan calon mertuanya? Ki Young terkejut.


Ibu menanyakan keadaan dan pekerjaan orangtua Ki Young. Orang tua Ki Young sehat. Pekerjaan ayahnya adalah sutradara film. Dan ibunya menjalankan sebuah restoran. Ayah mendelik. “Aku dengar orang-orang yang menjalankan restoran untuk waktu lama berbau tidak enak.” Ki Young merasa kesal pekerjaan orang tuanya di katai seperti itu. ia melototi ayah. Ibu menegur Ki young. Tidak benar memandang orang tua seperti itu.

“Bagaimanapun, berhentilah dari pekerjaaanmu sebagai penyiar... jika kau ingin menjadi bagian keluarga ini.” ujar ayah. ki Young kaget

“Dalam keluarga kami, kami mengadakan 4 generasi pelayanan memorial. Secara keseluruhan 11 kali termasuk hari terima kasih dan tahun baru. Kau harus berhenti dulu dari pekerjaanmu. Apa ada kesulitan untuk bisa hamil? Apa kau sudah tes kesehatan?”


Tae Yoon berniat mengatakan pada orangtuanya tentang kehamilan Ki Young namun Ki young langsung memukul lengannya. Ki Young menyuruh Tae Yoon jangan mengatakannya. Ayah dan ibu kaget melihat putra mereka di pukuli oleh calon istrinya. Ayah marah dan melempari Tae Yoon dengan buku bacaannya. Tae Yoon menjerit kesakitan.


“Dia pasti menganggapmu sebagai lelucon! Lihat bagaimana dia berkelakuan di depan calon mertuanya! Dia tidak hormat padamu karena kau tidak punya kewibawaan! Anak berandal ini sudah kehilangan akalnya! Dia sudah memutuskan untuk menghancurkan keluarga ini!” teriak ayah.

“Aku mencintai wanita ini. Dan dia aspek paling penting dari pernikahanku.”

“Dia tidak punya kelas atau sopan santun, dan kau ingin melakukan apa? Pernikahan?”


“Cukup! Aku juga tidak menginginkan pernikahan ini!” Ki Young langsung pergi. Ayah seakan tak percaya Ki Young begitu kurang ajar. Ayah yang murka langsung memukuli dan menendang putranya. Keluar kau sekarang, usir ayah!!!  Hahaha


**

Tae Yoon menyusul Ki Young. Ia menyuruh Ki Young berhenti namun Ki Young semakin mempercepat langkahnya. “Cha Ki Young, berhenti di sana. Kau tidak mau berhenti? Kubilang berhenti!” Tae Yoon menarik lengan Ki Young dengan kasar. Ki Young tersenyum sinis.


“Caramu memaksa dan kelakuan kerasmu selama ini... Sejak awal aku tidak menyukainya, tapi sekarang aku tahu sebabnya. Itu diturunkan secara genetik dari ayahmu.”

“Kau hanya harus menahan ini sementara sehingga kita bisa menikah.” Ujar Tae Yoon. Ya ampun, kepala Tae Yoon berdarah.

“Apa kau harus seperti itu? Apa wanita di luar sana akan bisa menahan situasi ini?”

“Semua orang bisa menahannya kecuali kau. Mereka semua ingin menikah denganku!” Teriak Tae Yoon. “Kalau begitu menikahlah dengan wanita itu!” tae Yoon tanya apa Ki Young serius? Ki Young mengiyakan.

“Kenapa kau tidak memberitahuku kau hamil waktu itu? Kau diam-diam mengurusnya sendiri.”

“Itu di luar kesopanan. Ayahmu suka kesopanan.” Ujar Ki Young sambil melihat ke dalam rumah. Tae Yoon mendekat. “Aku ingin memukulmu sekarang ini seandainya kau pria.” Ki Young tertawa mendengarnya. Tae Yoon merasa heran. Apakah ini lucu?


“Apa kau tahu bagaimana aku menjadi seorang penyiar? Aku menjadi seorang penyiar karena restoran bau yang dijalankan ibuku! Mereka pikir siapa mereka menyuruhku untuk berhenti menjadi penyiar?” Sign. aNNa juga sebal sama sifat congkak ayah Tae Yoon.

“Semua orangtua seperti itu! Apa kau harus tidak bijaksana seperti itu?” ujar Tae Yoon membela ayahnya. Ki Young meminta mengakhiri hubungan mereka. Kau sungguh-sungguh?


“Jujur saja... aku tidak pernah berharap banyak dengan pacaran dengan seorang pria. Aku hanya menginginkan seorang bayi, dan sekarang aku hamil, itu cukup. Aku tidak membutuhkanmu.”

“Apa aku hanya pendonor sperma bagimu?” teriak Tae Yoon kesal. Dengan ketus, Ki Young mengatakan Tae Yoon boleh menafsirkan sesukanya.

“Gugurkan bayi ini sekarang juga.” ujar Tae Yoon sambil menunjuk telunjuk pada Ki Young. Ki Young menatapnya tajam. “Itu urusanku sekarang, menyingkirlah.” Ohooooo daebakkkkk


***

Bersambung ke episode 3 di tempat Mbak Ima. ^^


Komentar :

Ya ampun,,,, Ki Young tangguh benarrrr... Annyeong Tae Yoon. Plis dewasa dikit ya.. heheh ^^

3 komentar:

  1. Semakin penasaran..
    gomawo mba aNNa sudah bikin sinopsisnya.. klo bisa picture dipercepat updatenya:)
    gomawo..

    BalasHapus
  2. Lucu lht drama ini..q rasa no min woo g pantes meranin karekter tae yoon..kurang dapat greget nya..
    Apapun..makasih bnyak buat mbk anna yg sdh posting eps 2..d tnggu eps 3 nya..

    BalasHapus
  3. Awalnya suasana serius. . . Tapi selalu dibuat ketawa sama Tae Yoon a.k.a No Min Woo. . . :-D

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang