Sun Nyeo teringat akan kejadian
dimana Eun Cha mencampakannya setelah ia menyerahkan keperawanannya pada Eun
Cha. Waktu itu Sun Nyeo mengatakan pada Eun Cha kalau ia mencintainya. Namun
Eun Cha memarahinya. Hal yang paling Eun Cha benci di dunia ini adalah
kata-kata itu (aku mencintai mu).
Sambil menangis Sun Nyeo
mengatakan itu tadi yang pertama untuknya. Eun Cha mencibir Sun Nyeo. “Kau tahu
berapa umurmu, mana mungkin ini yang pertama kalinya? Apa ada yang sesuatu yang
tidak beres padamu?” Sun Nyeo mengatakan ia sudah menunggu selama ini jadi ia
bisa memberikannya pada cinta pertamanya (Eun Cha).
“Jadi, maksudmu aku ini
cinta pertamamu?” Sun Nyeo mengangguk. Eun Cha merinding mendengarnya. (ya
ampun, pengen injak wajah Eun Cha deh). Eun Cha mengatakan ini yang paling ia benci
di dunia! Cinta pertama, menunggu, kuputusan hakim, dan marah-marah! Eun Cha
memberi Sun Nyeo uang untuk mendapat bantuan psikologi. Dan menyuruh Sun Nyeo
melupakan semua tentang hari ini. Pokoknya abaikan, hapus, buang semuanya. Oke?
Eun Cha pergi begitu saja meninggalkan Sun Nyeo di hotel seorang diri.
Kembali ke masa kini, Sun
Nyeo mengambil uang kompensasi sebesar 4,99 juta Won itu dan membuangnya di
kepala Eun Cha. Sodokkan ini di pant*tmu lalu menyingkirlah! Setelah kepergian
Sun Nyeo, Eun Cha mengumpul uang yang berserakan di lantai. Eun Cha lalu
menulis pesan buat Sun Nyeo.
“Maafkan aku. Aku
mencintaimu tapi itu adalah cinta yang tidak bisa menjadi nyata dan aku sudah
menghancurkannya. Ini ketulusanku. Tolong terimalah.” Ternyata Eun Cha
mengembalikan uang kompensasi itu.
**
Tae Yoon memasak di dapur.
Myung Yi datang membawa ikan namun ia menumpahkan ikan itu. Tae Yoon bergegas
membantunya. Tae Yoon melempar ikan yang masih hidup itu di celemek Myung Yi. Dan
tak sengaja ia memegang paha Myung Yi. Myung Yi kaget. Tae Yoon cepat-cepat
bangun.
“Kau harus ganti pakaian
dulu jika kau akan belajar memasak! Pakaian kerjamu tidak tepat! Siapa yang
akan memakan makanan itu jika ada rambut di dalamnya? Dasarmu benar-benar
kacau.” Ujar Tae Yoon.
Myung Yi kesal. Ia meletakan
ikan itu di atas meja dan memotongnya. Ia berteriak kesal. Aku benar-benar
membenci ini! Tiba-tiba ada kurir masuk mengantar bunga pesanan Tae Yoon. Myung
Yi tanya bunga apa itu tapi Tae Yoon malah menyuruhnya pulang. Myung Yi
menurut. Sebelum pergi, Tae Yoon melempar plester di atas meja.
“Kenapa kau memberi ini?”
“Lututmu berdarah.” Ujar Tae
Yoon membelakangi Myung Yi. Myung Yi melihat lukanya. Ia tersenyum. Rupanya Tae
Yoon perhatian padanya.
**
Ki Young tiba saat Tae
Yoon hampir selesai menata makanan di atas meja. Ki Young terlambat karena
asistennya (Myung Yi) pulang lebih awal hari ini, jadi ia harus mengurus
beberapa hal setelah acara berita. Tae Yoon mempersilahkan Ki Young duduk. Ki
Young tersenyum. Ia berpikir Tae Yoon membuat makan malam spesial ini karena
kehamilannya. Tae Yoon kaget mendengar Ki Young hamil. Namun Ki young tak
menyadarinya.
Ta-da. Ki Young menunjukan
foto USG calon bayi mereka. Namun Tae Yoon masih diam saja. Apa kau tidak akan
membukanya? Tae Yoon melihat sekilas dan menutup kembali foto itu. “Aku hamil 6
minggu. Titik kecil ini adalah bayinya. Bukankah kau melakukan ini supaya kita
bisa merayakan kehamilanku?”
“Aku melakukan ini karena aku
kira kau tidak hamil dan aku ingin memberi selamat padamu. Apa yang akan kau
lakukan?”
“Tadinya aku kira kau akan
senang.” Wajah Ki Young nampak kecewa.
“Aku tidak ingin anak-anak
atau pernikahan. Aku tidak pernah memikirkan hal-hal itu sebelumnya.”
“Aku akan mengurusnya
sendiri. Mulai sekarang, jangan muncul di depanku lagi. ujar Ki Young lalu
pergi.
**
Tae Yoon menyusul Ki Young
ke apartemannya. Ia meminta Ki young menggugurkan bayinya, mereka bisa mencobanya
lagi setelah mereka menikah. Tae Yoon mengakui dirinya begitu terkejut. Tiba-tiba
Ki Young memberitahu bahwa ia hamil. Rasanya seperti ia harus membawa beban 50
ton di pundaknya selama sisa hidupnya.
“Apakah aku
menggugurkannya atau tidak, itu pilihanku. Menyingkirlah.” Ki Young menutup
pintu apartemennya. Tae Yoon frustasi di buatnya.
Di kamarnya, Ki Young
melihat hasil USG bayinya. Sepertinya Ki Young dilema. Di satu sisi, ia sangat
merindukan kehadiran seorang anak. Namun ia sangat tahu bahwa Tae Yoon
mencintainya juga. Sementara di kamarnya, Tae Yoon berusaha memikirkan jalan
keluar, tepatnya jalan terbaik buat hubungan mereka berdua ke depannya.
Pagi-pagi Tae Yoon
menyambangi apartemen Ki Young. Sebelum membicarakan masalah mereka, Tae Yoon
pergi mengambil air di kulkas. Ia hampir menghabiskan air sebotol. Kemudian ia
membawa air buat Ki Young. Minumlah. Ki Young hanya diam saja tanpa memandang
Tae Yoon.
“Kau
bilang kau tidak suka saat aku menerobos masuk rumahmu dan melanggar kehidupan pribadimu. Tapi aku tidak
suka kau mengatakan kata-kata itu padaku. Kenapa? Karena aku mencintaimu.” Ujar
Tae Yoon. Kemudian ia duduk dan menyuruh Ki Young duduk di sampingnya. Namun Ki
Young menegurnya. Tae Yoon menyerah. “Baiklah, aku mengerti. Mari kita menikah.
Maafkan aku untuk yang kemarin.”
Ki Young ingin sendirian
sekarang. Tae Yoon mengatakan ia berkelakuan begitu karena ia bingung. Ia butuh
waktu untuk berpikir. Ki Young mengajaknya bicara lain kali. Tae Yoon bertanya,
menurutmu berapa kali aku minta maaf dalam hidupku? Ki Young tidak ingin tahu.
“Kau mungkin tidak
percaya, tapi... Kau yang pertama. Aku benar-benar minta maaf. Mari kita
menikah.” Pinta Tae Yoon dengan wajah cute-nya. Ki Young berniat protes. Tae
Yoon cepat-cepat berdiri. “Akan kusiapkan segalanya dan aku akan menjemputmu di
hari Minggu. Jadi, jangan persiapkan apa pun. Aku pergi.” Sesampainya di luar,
Tae Yoon mengeluh. Bagaimana ini? Aku bisa gila. hahaha
**
Ki Young curhat sama Yeon
Hee tentang morning sickness yang ia alami. Ia memukul-mukul dadanya dan
mengatakan rasanya aku naik bis setelah minum 5 botol alkohol keras sekali
tenggak. Yeon Hee mengatakan es, lemon, atau mengunyah permen karet membantu
mual di pagi hari. Ki Young mengambil es kristal dan mengunyahnya.
“Apa kau menyukainya sebelum
atau setelah menikah?” tanya Ki Young
“Keduanya punya kebaikan
dan kelemahan. Kau punya kebebasan sebelum menikah. Setelah menikah... Orang-orang
bilang menyenangkan memiliki rasa aman itu.”
“Aku takut menikah. Ibuku
banyak menderita karena perbuatan ayahku. Tidak peduli berapa banyak kalian
saling mencintai, suatu hari kalian berdua akan lelah. Pria pada akhirnya akan
selingkuh. Dan bahkan jika istri mereka tahu, mereka akan membiarkannya demi
anak-anak. Kenapa aku harus memiliki pernikahan seperti itu?” Pantasan Ki young
pengen punya anak tapi gamau punya suami. Ternyata trauma tow..
“Pernahkah kau mendengar
ungkapan bahwa butuh sebuah desa untuk membesarkan seorang anak? Jika kau akan
membesarkan seorang anak, kau harus menikah meskipun kau tidak ingin.” Ujar Yeon
Hee. Ki Young kembali mengunyah es batu lagi.
**
Sun Nyeo merasa kesal saat
mengetahui Eun Cha juga akan menghadiri preview drama hari ini. Sun Nyeo punya
ide. Diam-diam ia menelpon layanan suami darurat. Ia membutuhkan tipe suami
yang tinggi, tampan, dan kuat. Dan juga dia harus berumur 20 tahunan.
Layanan suami darurat
mematok harga yang tinggi untuk permintaan Sun Nyeo. Namun bagi Sun Nyeo, uang bukan
masalah. Sun Nyeo mengambil uang
kompensasi yang di tinggalkan Eun Cha. Aku akan menikmati ini dengan suami
daruratku, ujar Sun Nyeo lalu melangkah pergi.
**
Namun Tae Yoon
mengunjunginya. Tae Yoon mengatakan ia rasa ia harus menikah. Sun Nyeo senang. Ia
pikir Tae Yoon sudah berdamai dengan Yoon Ju. Tae Yoon mengatakan tidak. Ini
wanita yang berbeda. Sun Nyeo curiga Tae Yoon membuat masalah. Tae Yoon
menyangkalnya.
“Kau menentang mati-matian
jika itu tentang pernikahan.” Sun Nyeo mendekat wajahnya. “Akhirnya kau menemukan
dia? Takdir cinta yang dulu kau bicarakan?”
“Kau menyebabkan
kegemparan dan memutuskan pertunangan itu. Aku yakin ayah akan sangat
menyukainya jika kau membawa pulang seorang
wanita yang berbeda.”
“Aku akan segera
mengajaknya ke rumah.”
“Tentu, beritahu aku saat
itu terjadi. Aku tidak akan ke rumah hari itu. Karena aku tidak ingin kena bom.
Berjuanglah.” Sun Nyeo pun pergi meninggalkan adiknya seorang diri di kantor.
**
Tae Yoon pergi ke rumah
orang tuanya. Ia melihat mobil ayahnya tidak ada. Rupanya sang ayah keluar. Sang
ibu menyiapkan sendal dan membuka sepatu Tae Yoon. (Emang dasar manja atau
memang tugas seorang wanita (ibu) seperti itu *geleng-geleng kepala lihatnya).
“Kau belum makan, kan?”
“Ya.”
“Cepat cuci tanganmu. Ayo
kita makan.”
“Baik.” Ujar Tae Yoon
menurut. Ya ampun, benar-benar deh manjanya tak terkontrol... (haduhhh,, pliss
cukup aNNa aja yang manja. Suami ga boleh manja kayak anak mami githu ya. Hahaha
)
Bahkan saat makan, Tae
Yoon di layani sang ibu. Ibu menyuir ikan dan menaruhnya di sendok makan Tae Yoon.
Enak, kan? Tae Yoon mengangguk.
“Aku akan menikah.” Ujar Tae
Yoon tiba-tiba. Ibu kaget mendangarnya. Siapa wanita itu? Tae Yoon mengatakan
ia akan membawanya ke sini akhir pekan ini. Dengan wajahnya manjanya, Tae Yoon
meminta tolong ibunya membujuk sang ayah. Ibu mengatakan setelah mereka melihat
dulu wanita macam apa dia.
**
Sun Nyeo menunggu suami
daruratnya di depan bioskop. Ia terpanah saat melihat suami daruratnya itu. Suami
daruratnya tampan dan muda. Ia bergumam tidak bisa dipercaya. Nama asli suami
darurat Sun Nyeo adalah Pedro.
“Nama aslimu Sun Nyeo?”
tanya Pedro
“Jangan tanya apa-apa dan
jawab saja. Itu persyaratan nomor 1 yang aku inginkan dari suami darurat.” Ujar
Sun Nyeo. Pedro tertawa. Ia berujar seorang suami seharusnya bercakap-cakap
dengan istrinya. (I like this kid. hahahaha)
**
Sementara di dalam pelataran
bioskop, Eun Cha memberi selamat pada Presdir Kim dan memuji poster dramanya benar-benar
karya seni. Di tempat yang tak jauh, Sun Nyeo dan Pedro melihat Eun Cha. Sun Nyeo
menyuruh Pedro menabrak bahu Eun Cha dengan keras sampai jatuh. Ia akan memberi
Pedro upah tambahan. Pedro pun siap menjalankan tugas pertamanya sebagai suami
darurat. ^^
Pedro menabrak Eun Cha
dengan keras sampai terjatuh. Sun Nyeo ngakak melihat momen itu. Eun Cha tak
menyadarinya itu semua ulah Sun Nyeo. Saat ia bangun, barulah Sun Nyeo menoleh
dan tersenyum sinis padanya.
“Astaga, dia sangat
tampan. Siapa dia?” ujar seorang wanita
“Pacarku.” Jawab Sun Nyeo keras
sambil menoleh ke belakang lalu tertawa keras. Haha syukurin.. (senang bangets
lihat Eun Cha di githuin)
**
Saatnya menonton drama. Sun
Nyeo menoleh melihat ke belakang. Ia tersenyum sinis pada Eun Cha. Lalu memeluk
lengan Pedro dan tidur di pundaknya Pedro. (ceritanya, Sun Nyeo mau balas dendam
dengan memanas-manasin Eun Cha).
Teman Eun Cha yang juga baru
menjadi seorang Sutradara menghampiri Eun Cha. Ia mengatakan istrinya sedang
hamil dan dia pergi ke klinik bersalin.
“Lalu?”
“Kau tahu siapa yang dia
lihat di sana?” teman Eun Cha lalu berbisik di telinga Eun Cha. Cha Ki Young. Eun
Cha melotot kaget. Cha Ki Young pergi ke klinik bersalin? Kenapa? Apa
mungkin... dia hamil? Temannya mengangguk mengiyakan.
Eun Cha senang mendengar
kabar baik ini. ia meminta temannya merahasiakan ini. Ia akan mencari tahu
secara diam-diam apakah itu benar.
**
Minggu pagi.
Ki Young dengan lesuh
menuju lemari pakaian. Ia mencari gaun yang cocok buat ia kenakan di pertemuan
nanti. Namun dari sekian banyak pakaian di lemarinya, ia tak menemukan satu
kecocokan pun.
Sementara Tae Yoon, sudah hampir selesai bersiap-siap. Ki Young menemui Tae yoon dengan hanya memakai pakaian rumah. Apa kau akan memakai itu, tanya Tae Yoon heran.
Sementara Tae Yoon, sudah hampir selesai bersiap-siap. Ki Young menemui Tae yoon dengan hanya memakai pakaian rumah. Apa kau akan memakai itu, tanya Tae Yoon heran.
“Aku sudah memikirkannya. Aku
rasa terlalu buru-buru kita menemui orangtuamu hanya karena aku hamil.”
“Kalau begitu, apa yang
harus kita lakukan?”
“Aku menyukaimu, tapi... apakah
kau akan jadi seorang suami yang baik atau ayah yang baik... aku belum memutuskan.”
“Jika aku menunggu sampai
akhirnya kau punya pendirian... bayinya mungkin sudah lahir.”
“Bayinya tidak akan keluar
secepat itu. Tidak bisakah kita mengulur waktu?” Tae Yoon mengatakan tidak. Orangtuanya sedang
menunggu Ki Young. Cepat bersiaplah lalu turun. Ia akan menunggu di tempat
parkir. Ki Young mendesah berat.
**
Sambil menunggu Ki Young,
Tae Yoon merapihkan dasinya. Melihat kedatangan Ki Young dengan memakai rok
mini, Tae Yoon langsung turun. Kau akan memakai rok mini? Ki Young mengiyakan. Kenapa?
Bukannya menjawab, Tae Yoon malah mengajak Ki Young pergi.
Rupanya Tae Yoon membawa
Ki Young ke sebuah butik yang special menjual Hanbok. Ia meminta tolong bibi pemilik
butik memilih gaun tradisional yang akan disukai ibunya. (Bibi itu sepertinya
kenalan dekat keluarga Tae Yoon). Bibi melihat rambut Ki Young perlu sentuhan. Ia
pun menelpon Nona Jung untuk menata rambut Ki Young.
Ki Young permisi sebentar
pada bibi. Apa yang sedang kau lakukan, protes Ki Young pada Tae Yoon. Tae Yoon
mengatakan orangtuanya suka gaun tradisional. Ki Young marah. Kenapa kau
membawaku ke sini tanpa bertanya padaku?
Tae Yoon mengatakan Ki Young tidak tahu seperti apa orangtuanya. Ia
melakukannya agar Ki Young nyaman. Ki Young bilang ia akan memperkenalkan dirinya
sendiri dengan pakaian yang ia pilih. Ki Young pun pergi.
**
Dalam perjalanan, Tae Yoon
memarahi Ki Young. Tidak bisakah kau lakukan saja apa yang kukatakan untuk hari
ini? Ki Young membalas. Kenapa aku harus memakai gaun tradisional dan menata rambutku?
Tae Yoon mengatakan ini pertemuan pertama. Keluarganya selalu kuno, mereka
tidak suka wanita memakai rok pendek. Ki Young mengajak Tae Yoon pergi lain
kali saja. Tae Yoon menolak. Kalua begitu mari kita tidak jadi pergi, ujar Ki
Young.
Kau tidak ingin menikah,
tanya Tae Yoon. Ki Young bilang ia tidak yakin. Kalau begitu apa kau ingin mengugurkan
bayi itu, teriak Tae Yoon. Ki Young balik marah. Aku tidak pernah tahu kau
sekuno dan sepatrikal ini! Tae Yoon bilang ia sudah tahu Ki Young egois, tapi ia
tidak tahu sampai separah ini.
Mereka terus
memperdebatkan tentang hanbok. Ki Young bertanya apakah dianggap egois karena tidak
mau memakai gaun tradisional? Tae Yoon bilang ibunya selalu memakai gaun
tradisional di rumah! Dan Ki Young membalas kalau ia tidak pernah memakai gaun
tradisional seumur hidupnya. Hahaha *nih pasangan buat ngakak.
**
Sampailah mereka di rumah
Tae Yoon. Ki Young jadi nervous saat melihat rumah mewah Tae Yoon. Ki Young
menyapa ibu Tae Yoon. Ibu melihat penampilan Ki Young dari atas sampai bawah.
Ki Young hanya diam. Mereka pun bertemu dengan ayah Tae Yoon yang merupakan
komisaris yang memberi Ki Young beasiswa. Mereka sama-sama terkejut. (ya
iyalah, secara di pertemuan mereka di episode 1, Ki Young beradu argumen dengan
komisaris. Dan hal itu membuat Komisaris kesal).
“Ayah, tolong terimalah
hormat kami.” Ujar Tae Yoon membuat keterkejutan dia antara ayah dan Ki Young
hilang. Mereka berdua pun memberi hormat sampai sujud ke tanah.
Namun Ki Young yang memakai rok mini, sangat tidak nyaman saat memberi hormat. Ayah mendelik melihat itu. Bahkan saat duduk di kursi pun, rok super mini Ki young membuat ibu harus melempar bantal sofa buat menutupi paha Ki Young.
Namun Ki Young yang memakai rok mini, sangat tidak nyaman saat memberi hormat. Ayah mendelik melihat itu. Bahkan saat duduk di kursi pun, rok super mini Ki young membuat ibu harus melempar bantal sofa buat menutupi paha Ki Young.
“Berapa umurmu?” tanya ibu
“Aku 35 tahun.” Ibu dan
ayah sama-sama kaget mendengar umur Ki Young. “35 tahun? Kalau begitu...” Ki
Young langsung memotong perkataan ibu. “Aku 2 tahun lebih tua dari Tae Yoon.”
“Tae... Tae Hyun?” Ibu tak
percaya Ki Young memanggil santai calon suaminya di hadapan sang calon mertua. Apakah
itu yang diajarkan orang tuamu, tanya ayah. ki Young tak mengerti pertanyaan
ayah. ayah bilang memanggil dengan santai nama seorang pria di depan calon
mertuanya? Ki Young terkejut.
Ibu menanyakan keadaan dan
pekerjaan orangtua Ki Young. Orang tua Ki Young sehat. Pekerjaan ayahnya adalah
sutradara film. Dan ibunya menjalankan sebuah restoran. Ayah mendelik. “Aku
dengar orang-orang yang menjalankan restoran untuk waktu lama berbau tidak
enak.” Ki Young merasa kesal pekerjaan orang tuanya di katai seperti itu. ia
melototi ayah. Ibu menegur Ki young. Tidak benar memandang orang tua seperti
itu.
“Bagaimanapun, berhentilah
dari pekerjaaanmu sebagai penyiar... jika kau ingin menjadi bagian keluarga
ini.” ujar ayah. ki Young kaget
“Dalam keluarga kami, kami
mengadakan 4 generasi pelayanan memorial. Secara keseluruhan 11 kali termasuk
hari terima kasih dan tahun baru. Kau harus berhenti dulu dari pekerjaanmu. Apa
ada kesulitan untuk bisa hamil? Apa kau sudah tes kesehatan?”
Tae Yoon berniat
mengatakan pada orangtuanya tentang kehamilan Ki Young namun Ki young langsung
memukul lengannya. Ki Young menyuruh Tae Yoon jangan mengatakannya. Ayah dan
ibu kaget melihat putra mereka di pukuli oleh calon istrinya. Ayah marah dan
melempari Tae Yoon dengan buku bacaannya. Tae Yoon menjerit kesakitan.
“Dia pasti menganggapmu
sebagai lelucon! Lihat bagaimana dia berkelakuan di depan calon mertuanya! Dia
tidak hormat padamu karena kau tidak punya kewibawaan! Anak berandal ini sudah
kehilangan akalnya! Dia sudah memutuskan untuk menghancurkan keluarga ini!”
teriak ayah.
“Aku mencintai wanita ini.
Dan dia aspek paling penting dari pernikahanku.”
“Cukup! Aku juga tidak
menginginkan pernikahan ini!” Ki Young langsung pergi. Ayah seakan tak percaya
Ki Young begitu kurang ajar. Ayah yang murka langsung memukuli dan menendang putranya.
Keluar kau sekarang, usir ayah!!! Hahaha
**
Tae Yoon menyusul Ki
Young. Ia menyuruh Ki Young berhenti namun Ki Young semakin mempercepat
langkahnya. “Cha Ki Young, berhenti di sana. Kau tidak mau berhenti? Kubilang
berhenti!” Tae Yoon menarik lengan Ki Young dengan kasar. Ki Young tersenyum
sinis.
“Caramu memaksa dan
kelakuan kerasmu selama ini... Sejak awal aku tidak menyukainya, tapi sekarang
aku tahu sebabnya. Itu diturunkan secara genetik dari ayahmu.”
“Kau hanya harus menahan
ini sementara sehingga kita bisa menikah.” Ujar Tae Yoon. Ya ampun, kepala Tae
Yoon berdarah.
“Apa kau harus seperti
itu? Apa wanita di luar sana akan bisa menahan situasi ini?”
“Semua orang bisa
menahannya kecuali kau. Mereka semua ingin menikah denganku!” Teriak Tae Yoon. “Kalau
begitu menikahlah dengan wanita itu!” tae Yoon tanya apa Ki Young serius? Ki Young
mengiyakan.
“Kenapa kau tidak
memberitahuku kau hamil waktu itu? Kau diam-diam mengurusnya sendiri.”
“Itu di luar kesopanan. Ayahmu
suka kesopanan.” Ujar Ki Young sambil melihat ke dalam rumah. Tae Yoon mendekat.
“Aku ingin memukulmu sekarang ini seandainya kau pria.” Ki Young tertawa mendengarnya.
Tae Yoon merasa heran. Apakah ini lucu?
“Apa kau tahu bagaimana
aku menjadi seorang penyiar? Aku menjadi seorang penyiar karena restoran bau
yang dijalankan ibuku! Mereka pikir siapa mereka menyuruhku untuk berhenti
menjadi penyiar?” Sign. aNNa juga sebal sama sifat congkak ayah Tae Yoon.
“Semua orangtua seperti
itu! Apa kau harus tidak bijaksana seperti itu?” ujar Tae Yoon membela ayahnya.
Ki Young meminta mengakhiri hubungan mereka. Kau sungguh-sungguh?
“Jujur saja... aku tidak
pernah berharap banyak dengan pacaran dengan seorang pria. Aku hanya
menginginkan seorang bayi, dan sekarang aku hamil, itu cukup. Aku tidak
membutuhkanmu.”
“Apa aku hanya pendonor
sperma bagimu?” teriak Tae Yoon kesal. Dengan ketus, Ki Young mengatakan Tae
Yoon boleh menafsirkan sesukanya.
“Gugurkan bayi ini
sekarang juga.” ujar Tae Yoon sambil menunjuk telunjuk pada Ki Young. Ki Young
menatapnya tajam. “Itu urusanku sekarang, menyingkirlah.” Ohooooo daebakkkkk
***
Bersambung ke episode 3 di tempat Mbak Ima.
^^
Komentar
:
Ya ampun,,,, Ki Young
tangguh benarrrr... Annyeong Tae Yoon. Plis dewasa dikit ya.. heheh ^^
Semakin penasaran..
BalasHapusgomawo mba aNNa sudah bikin sinopsisnya.. klo bisa picture dipercepat updatenya:)
gomawo..
Lucu lht drama ini..q rasa no min woo g pantes meranin karekter tae yoon..kurang dapat greget nya..
BalasHapusApapun..makasih bnyak buat mbk anna yg sdh posting eps 2..d tnggu eps 3 nya..
Awalnya suasana serius. . . Tapi selalu dibuat ketawa sama Tae Yoon a.k.a No Min Woo. . . :-D
BalasHapus