Pada bagian 1, Kwang Soo kaget saat melihat sang kakak berdiri di depan lift. Refleks ia cepat-cepat melepaskan genggaman tangan Da In. Awalnya Da In kaget namun ia tahu ada ibu di sini. Da In pun menyapa ibu. Kwang Soo jadi mati kutu sampai ibu menegurnya. Kenapa kau tidak keluar? Setelah keluar, Kwang Soo merasa menyesali perbuatannya (telah melepaskan genggaman Da In).
Ternyata ibu membuatkan makanan buat Da In dan Eun Suh. Da In merasa tak enak sudah merepotkan ibu. Ibu memintanya tidak khawatir. Ibu tahu Da In pasti sibuk dengan pekerjaan, pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak. Jadi tidak punya waktu memasak. Ibu juga demikian. Ia membesarkan anak-anaknya sendiri. Kemudian ibu mengundang Da In berkunjung ke rumahnya akhir pekan ini. Ia akan membuat camilan favorit Eun Suh. Da In mengiyakan dan mengajak ibu masuk minum teh bersama.
**
Di lantai 9, tepatnya di kediaman Nyonya Bok Ja. Ke empat namja kita sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Jin Goo dan Min Goo asyik menonton TV, Kwang Soo pikirannya tak tenang karena ibu lama sekali di atas. Sedangkan si bungsu Dong Goo, kesusahan berakting menangis.
“Kau tidak bisa memaksa air matamu keluar. Kau mau aku membuatmu menangis?” tanya Min Goo. Bagaimana caranya? Min Goo langsung mencubit pipi sang adik. Hentikan! Kakak macam apa kamu, tegur Kwang Soo. Dong Goo bergegas mencari perlindugan pada uncle-nya.
“Di mana Nyonya Bok Ja?” tanya Jin Goo
“Lantai atas.” Jawab Min Goo
“Ya ampun, apa yang dia lakukan di sana jam segini? Pergi dapatkan Ibumu.” Bujuk Kwang Soo pada Dong Goo. Namun Dong Goo tak mau.
Ibu pulang dan Kwang Soo langsung mengomelinya. Kenapa kau mengunjungi dia jam segini? Ibu menyuruh Kwang Soo diam. Ibu hanya minum teh dengan Da In tadi. Ibu lalu bertanya pada Kwang Soo, siapa yang kau temui waktu itu? Kapan aku bisa ketemu dengan dia? kwang Soo berbohong ia tidak menemui siapapun.
“Apa? Kau punya pacar?” tanya Jin Goo penasaran
“Sangat mengagumkan.” ujar Min Goo
“Apa yang peramal katakan? Dia bilang salah satu dari kamu akan bertemu seorang gadis musim gugur ini. Kau terlihat mencurigakan hari ini. Siapa itu? Apa yang dia lakukan?”
“Aku tidak temui siapapun.”
“Bodoh, katakan saja. Siapa lagi yang punya gadis disini.” Tanya ibu. Min Goo dan Jin Goo mengangkat tangan mereka. Namun ibu menyuruh mereka diam. Ibu menyuruh Kwang Soo membawa gadis itu. Ibu tidak peduli tentang usianya, penampilan atau kebangsaan. Bisa saja dia orang asing.
“Kau benar-benar tidak peduli?” tanya Kwang Soo
“Tentu saja tidak! Orang yang berlebih-lebihan tidak bisa memilih. Kau hampir 40 tahun! Selama dia tidak punya anak.” Semuanya manggut-manggut mendengar perkataan ibu. Termasuk Dong Goo. Poor uncle Kwang Soo. T_T
**
Dan yang di bicarakan ibu sedang mengeringkan rambut putrinya. Da In melamun, ia teringat akan perlakuan Kwang Soo yang melepaskan tangannya begitu melihat ibu.
**
Pagi-pagi Jin Goo sudah berangkat ke kantor. Jin Goo membeli kopi buat ia minum bersama Seyoung. Jin Go mengirim pesan buat Seyoung. “Apa kau belum kerja? Aku membelikanmu kopi.”
Lama menunggu, namun Seyoung tak kunjung membalas pesannya. Ternyatanya Seyoung lagi sibuk merapihkan rambutnya di toilet kantor. Saking ingin terlihat cantik di depan Jin Goo, Seyoung sampai lupa meninggalkan ponselnya di toilet.
“Kau di mana? Aku rindu padamu.”Jin Goo kembali mengirim pesan. Tampak seseorang mengambil ponsel Se Young.
Dengan bete Jin Goo kembali ke dalam. Di sana sudah ada Seyoung yang tersenyum menantinya. Apa kau tidak membaca smsku, tanya Jin Goo dengan wajah bete-nya. Sms? Jin Goo ngambek. Ia datang lebih awal untuk ini (kopi). Seyoung menyuruhnya menunggu sebentar. Ia mencari ponselnya di tas tapi tak ada. Ponselnya hilang.
Kemudian mereka melakukan pencarian ke pantry namun tak menemukannya. Seyoung pikir ia meninggalkannya di toilet. Jin Goo berkata mungkin ada orang yang mengambilnya. Bagaimana ini, tanya Seyoung panik. Aku tidak menguncinya dengan kode sandi.
“Itulah masalahnya.” Jin Goo narik nafas dalam.
“Kenapa?” Seyoung penasaran
“Sms itu.” Jin Goo tertunduk menyesal
“Apa yang kau kirimkan?” Jin Goo terus mendesah. Seyoung meminta Jin Goo menelpon ke ponselnya. Telponnya di angkat.
Ternyata Boo Sun yang mengambil ponsel itu. Lebih parahnya, ia sudah membaca pesan Jin Goo
**
Jin Goo dan Seyoung bergegas mencari Boo Sun. Mereka menemukan Boo Sun. Boo Sun berpapasan dengan Jae Bum dan Go Eun. Secepat kilat mereka berdua berlari menarik Boo Sun menjauh. Jae Bum dan Go Eun merasa heran melihat keanehan itu.
Jin Goo dan Seyoung membawa Boo Sun ke sebuah ruangan. Mereka meminta Boo Sun menjaga rahasia ini (kalau mereka sedang pacaran). Namun Boo Sun bilang ia tidak pandai menjaga rahasia.
“Sunbaenim. Kumohon. Aku percaya padamu.” Jin Goo memohon sambil menggenggam erat tangan kanan Boo Sun. Melihat itu, Seyoung ikutan menggenggam tangan kiri Boo Sun. Kumohon. Akhirnya Boo Sun luluh. Ia akan mencobanya. Namun lepaskan dulu tangannya sekarang. hehe
Sebelum pergi, Boo Sun menyebut mereka beruntung. Jin Goo dan Seyoung bisa bernafas lega sekarang. Jin Goo mengacak-acak rambut Seyoung. “Kau bodoh. Kau mau menjaga rahasia dan kau menyebabkan masalah.”
“Itu tidak apa-apa, kan?”
“Ya, jangan khawatir. Emang kenapa kalau semua orang tahu? Kita tidak melakukan sesuatu yang salah.” Ujar Jin Goo. Namun Seyoung bilang ia masih khawatir. Jin Goo tahu itu. Karena Jae Bum, kan? Aku sudah tahu dia menyukaimu. Dan aku tahu kau tidak ingin menyakiti perasaannya.
“Kau tahu?” tanya Seyoung khawatir. Jin Goo mengangguk. Jin Goo protes, kenapa dia harus suka dengan seorang gadis jelek sepertimu? Seyoung langsung memukul pundak Jin Goo. Jin Goo tanya apa yang mereka lakukan? Suatu hari nanti, mereka harus memberitahunya. Seyoung mengatakan ia mau memberitahu orang lain. Tapi ia benar-benar tidak bisa memberitahunya.
Jin Goo menggenggam tangan Seyoung dan meyakinkan pacarnya itu. “Aku akan menanganinya. Berpikirlah yang baik. Hanya saja... pegang tanganku erat.” Seyoung tersenyum haru.
**
Chang Hee galau. Haruskah mereka mengatakan pada Min Goo atau tidak? Ki Chan mendesak Chang Hee mengatakan saja semuanya pada Min Goo. Kenapa selalu aku, protes Chang Hee.
Min Goo pun menghampiri mereka. Chang Hee memberi ponselnya pada Min Goo. Apa, tanya Min Goo tak mengerti.
“Lihatlah baik-baik. Jungbalsan. Kau melihatnya?” ujar Ki Chan
“Apa tentang itu?” tanya Min Goo.
“Kupikir dia tinggal disana... dan pacarmu juga tinggal disana. Tapi dia dikenal sebagai preman wanita Jungbalsan. Mereka terlihat sama. Kau merasakannya?” ujar Ki Chan
“Apa, brengs*k?”
Ki Chan meminta In Goo pikirkan itu. Seorang gadis yang tampak seperti pacarnya tinggal di Jungbalsan. Mereka menjadi kembar atau tidak masuk akal. Chang Hee ikutan nimbrung. Ia merasa tidak baik. Preman perempuan Jungbalsan selalu begini. Chang Hee berdiri dan memperagakan gaya ala preman perempuan Jungbalsan saat menaiki motor mereka. Min Goo pun teringat akan malam itu. Ada dua perempuan memanggil Bong Sook dengan cara yang sama seperti yang di lakukan Chang Hee.
**
“Aku datang bukan karena aku curiga. Aku datang untuk membuktikan bahwa mereka salah.”
Min Goo diam-diam membuntuti Soo Ah. Soo Ah bertemu dengan seorang pria. Soo Ah menyukai motor pria itu. Min Goo bergumam apa mungkin Soo Ah adalah preman perempuan Jungbalsan.
Kemudian Soo Ah dan pria itu ke sebuah toko kosmetik. Soo Ah mencoba lipstik di toko itu dan meminta pendapat pria itu. Bagaimana penampilanku?
Ternyata pria itu adalah oppa Soo Ah. Mereka membeli lipstik sebagai kado ulang tahun ibu mereka. Mendengar itu, Min Goo langsung lemas karena sudah mencurigai pacarnya.
Min Goo terus mengikuti Soo Ah sampai tempat les. Ia lalu mengambil selfie.
“Aku tidak percaya aku curiga padanya. Aku minta maaf. Aku sangat minta maaf. Tapi aku mencintaimu.”
Tiba-tiba teman-teman Soo Ah muncul. Mereka bertanya apa kakak Soo Ah sudah pergi? soo Ah mengangguk. Mereka mengumpat karena terlambat. Ahh dia benar-benar ho, ujar teman Soo Ah. Mereka berdua membujuk Soo Ah agar menjebak mereka dengan kakak Soo Ah. Soo Ah menolak.
“Kalau begitu jebak saja aku dengan teman anak SMA itu. Jika kau tidak menjebakku dengan teman anak SMA itu... aku akan membongkar segalanya tentangmu. Kalau Bong Sook pembohong. Han Pecundang.” Ujar teman yang berambut panjang.
“Kau mau mati? Aku tahu kau cemburu. Tapi dia jatuh cinta padaku.” Ujar Soo Ah setengah menagancam sama kedua temannya lalu pergi ke dalam. Min Goo terpaku mendengar itu.
**
Kwang Soo mengajak Da In pergi keluar sebentar (maksudnya jalan-jalan). Tapi Da In tidak bisa pergi karena sedang sibuk sekarang. kwang Soo memohon hanya tuk sebentar. Da In kan punya pekerja paruh waktu. Kwang Soo lalu meminta maaf soal kemarin.
“Apa?” tanya Da In
“Kau merasa kecewa kalau aku melepaskan tanganmu... ketika kita ketemu dengan Noona-ku, kan?”
“Tidak.”
“Aku sangat terkejut. Kau tahu bagaimana menakutkan kalau dia melihatnya. Aku tidak akan pernah melepaskan lagi. Maafkan aku.”
“Aku tidak kecewa.”
“Ya, benar. Da In. Aku sudah berubah. Aku tahu apa yang kau pikirkan hanya dengan melihat wajahmu. Apa kau merasa lebih baik sekarang? Tidak? Aku akan menunggumu di luar.”
**
Kwang Soo ketiduran di mobil saat menunggu Da In. Da In tersenyum melihat itu. Ia lalu membangunkan Kwang Soo dengan mengetuk pintu mobil. Kwang Soo bangun dan tersenyum cute sama pacarnya itu.
Saat di parkiran apartemen. Kwang Soo menggenggam tangan Da In. Da In merasa tak enak ada Eun Suh di sampingya. Kwang Soo berlutut dan meminta ijin pada Eun Suh. Eun Suh-ah, bisa tidak kalau aku pegang tangan Ibu? Eun Suh mengangguk. Kwang Soo senang, ia memuji Eun Suh gadis yang baik. Mereka bertiga berjalan sambil bergandengan tangan. Perfect moment. Perfect family. ^^
Tiba-tiba mobil ibu masuk parkiran. Ibu mengenali mobil Kwang Soo. Si bodoh itu pulang lagi lebih awal, ujar ibu. Ibu merasa aneh saat melihat ada kursi mobil untuk bayi di dalam mobil Kwang Soo. Dong Goo mengajak ibu pergi. Ia mau ke kamar mandi. Ia udah kebelet pipis.
Lift hampir tertutup. Untung ibu teriak meminta mereka berhenti. Dan betapa tercengangnya ibu, saat melihat yang berada di lift itu adalah Kwang Soo bersama Da In sambil berpegangan tangan. Kwang Soo memegang erat tangan Da In walau Da In berniat melepaskan pegangan.
**
Min Goo menghembuskan nafas berat. Sepertinya ia shock mendengar apa yang di katakan teman-teman Soo Ah tadi. Tiba-tiba Chang Hee datang membawa apa yang Min Hoo minta (buku kelulusan). Di sana tertulis tahun 2012, SMA Gadis Jungbalsan.
Chang Hee khawatir sama sahabatnya itu. Kau tidak apa-apa? Kau mau obat? Min Goo menyuruhnya pergi. Sebelum pergi, Chang Hee meminta Min Goo tidak terkejut. Soo Ah punya alasan. Tanyakan padanya secara pribadi. Semoga beruntung.
Pelan-pelan Min Goo membuka buku kelulusan itu. Ia begitu terguncang saat melihat wajah gadis itu. yeahh, wajah mereka sama. Dan nama mereka juga demikian samanya. Han Bong Sook. Min Goo yakin itu adalah pacarnya yang menyamar sebagai Soo Ah.
**
Setelah mengetahui yang sebenarnya. Min Goo pun menemui Soo Ah. “Apa yang membawamu kesini jam segini? Kau merindukanku? Aku harus pulang nanti.” ujar Soo dengan wajah manisnya. Namun Min Goo hanya menatapnya dalam diam. Ada apa??
Min Goo mengambil buku itu. Melihat itu saja membuat Soo Ah memalingkan wajahnya. Itu bohong, kan?
“Sebenarnya...” kata-kata Soo Ah terpotong. Min Goo mengatakan ini bukan kau kan. Benar, kan?
“Tidak. Itu memang aku. Maaf aku tidak bisa memberitahumu sebelumnya... tapi...”
“Ayo kita bicara lagi lain waktu.” Min Goo langsung bergegas pergi. soo Ah memanggil Min Goo dengan kasar.
Soo Ah menatap tajam Min Goo dan menyuruhnya duduk. Min Goo terpaku. Hmm mungkin dalam pikirannya bertanya-tanya, apakah ini sifat asli pacarku?? heheh
**
Sebagai pacar yang baik, Jin Goo mengantar Seyoung pulang. Rupanya, mereka telat pulang karena harus menunggu sampai Jae Bum pulang duluan. Hal itu membuat Jin Goo sedikit kesal.
“Kubilang pulang saja langsung. Kenapa kau mengantarku pulang?” ujar Seyoung
“Hei. Aku khawatir tentangmu. Lorong-lorongnya gelap. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiri.” Seyoung tersenyum mendengar itu.
Mereka pun sampai di depan rumah Seyoung. Sepertinya Jin Goo ingin berlama-lama dengan Seyoung. “Se Young. Tangganya tampak berbahaya. Aku akan menemanimu naik tangga.” Seyoung bilang ia baik-baik saja. Jin Goo beralasan akan berbahaya jika Seyoung jatuh di sini. seyoung pun nyerah, ia mengijinkan Jin Goo mengantarnya sampai depan pintu saja.
Seyoung membuka pintu. Ia menyuruh Jin Goo pergi. Jin Goo pura-pura pergi namun ia malah menerobos masuk ke dalam. Jin Goo beralasan akan merapihkan sepatu Seyoung yang berantakan di depan pintu.
Seyoung memaksanya keluar. Jin Goo bilang ia mau minum air. Habis itu, ia mengeluh ponselnya mati. Padahal ia perlu bicara dengan Seyoung dalam perjalanan pulang. Jin Goo lalu mencari cas di kamar Seyoung. Seyoung jadi panik sendiri. Hehe
**
Dalam perjalanan pulang, Jae Bum menelpon Seyoung. seyoung tidak bisa mengangkatnya karena ia harus mengikuti dan memaksa Jin Goo keluar dari kamarnya. Jin Goo malah tidur di kasur Seyoung. dengan sekuat tenaga Seyoung mencoba menarik Jin Goo bangun.
Jin Goo pun bangun. Ia melihat rak yang berisi buku. Rupanya Seyoung kuliah mengambil jurusan sastra. So hobbi-nya membaca buku dan novel.
Jin Goo menemukan foto masa kecil Seyoung. Seyoung berusaha merebutnya. Maka terjadi rebut-rebutan sampai wajah mereka sangatlah dekat dan posisinya Jin Goo memeluk erat Seyoung. Seyoung merasa grogi.
Tiba-tiba ada pesan masuk. Seyoung meminta Jin Goo melepaskan pelukannya. Go Eun mengirim pesan. “Aku menonton drama Amerika. Dramanya keren sekali. Aku akan memberikannya padamu besok.” Jin Goo membalas. Terima kasih. Seyoung memasang wajah cemberut setelah tahu pesan itu dari Go Eun. Jin Goo menyadar itu.
Jin Goo duduk di sampingnya. “Seyoung-ah.” Jin Goo menyebut nama Seyoung sambil mencolek Seyoung. Apa, tanya Seyoung tanpa memandang Jin Goo (masih dengan wajah cembuker).
“Kenapa?” Jin Goo semakin mendekat.
“Jangan mendekatiku.”
“Hei. Apa kau cemburu?”
“Aku tidak cemburu.”
“Karena dia mengirim sms padaku? Hei. Aku menyingkirkan semua gadis. Mau lihat? Ini. Lihatlah. Dong Joon, Jae Young, Han Goo. Semuanya gadis. Aku benar-benar menyingkirkan semua gadis. Aku hanya menyukaimu.”
“Siapa itu Nyonya Bok Ja?” tanya Seyoung sambil melihat ke ponsel Jin Goo.
“Itu ibuku. Kenapa? Kau mau lihat? Lihat saja.”
Seyoung pun melihat semua kontak di ponsel Jin Goo. “Itaewon 20? Ini pasti gadis berusia 20 tahun di Itaewon.” Jin Goo bilang ia pasti lupa untuk menghapus itu. Ia bahkan tidak ingat wajahnya. Seyoung bisa menghapusnya sekarang. Hapus saja sampai bersih. Seyoung memeriksa lagi dan mendapati nama Ji Su.
Jin Goo mengatakan Ji Su itu seorang pria. Namun Seyoung tak percaya. Seyoung bilang ia akan meneleponnya. Jin Goo mempersilahkan namun saat Seyoung mau menelpon. Jin Goo berusaha merampas ponselnya.
Jin Goo mengejar Seyoung sampai depan pintu keluar. Ia meminta Seyoung mengembalikan ponselnya. “Kau bilang dia seorang pria. Aku akan menghapusnya.” Jin Goo mengatakan memang dia itu gadis seperti seorang pria. Jin Goo mengelitik Seyoung sampai mendapatkan kembali ponselnya.
Seyoung kembali cemberut. Jin Goo lalu mendekatkan wajahnya. Apa, tanya Jin Goo. Seyoung tersenyum. Jin Goo lalu mendekat seperti hendak mencium Seyoung. oh my gosh,,, si Jae Bum-ssi berdiri tepat di depan pintu. Pasti ia mendengar semuanya.
“Cinta dimulai... ketika semua rahasia hilang.”
***
Komentar :
Jae Bum-ssi,, jangan sakit hati yaaa.... masih banyak gadis di dunia kok.. heheh
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting