Rabu, 16 April 2014

[Sinopsis] Bride Of The Century Episode 16 Bagian 2 (End)

Note: Piku menyusul

Episode 16 Bagian 2-End

105104112vlcsnap-2014-04-16-08h23m30s7vlcsnap-2014-04-16-08h23m42s97

Tuan Choi tersenyum melihat ketakutan di wajah istrinya. Ia pun memberanikan dirinya mendekati istrinya, Sun Bok (nenek Doo Rim). Perlahan-lahan ia membuka baju Sun Bok namun ia merasakan pusing dan akhirnya ia pingsan tak sadarkan diri. Sun Bok merasa takut, ia pun cepat-cepat kabur. Namun Tuan Choi membuka matanya dan samar-samar ia melihat istrinya pergi meninggalkannya. Ia kembali tak sadarkan diri.

vlcsnap-2014-04-16-08h23m52s224vlcsnap-2014-04-16-08h24m03s84vlcsnap-2014-04-16-08h24m23s25

Ternyata Sun Bok melarikan diri bersama seorang pria menyusuri hutan. Sesampainya di tebing, Sun Bok membuka sepatu merahnya dan membuangnya di antara rerumputan meninggalkan jejak untuk mengelabuhi Tuan Choi (seakan-akan ia meninggal). Pria itu pun membopong Sun Bok dan pergi meninggalkan desa itu.

**

Tuan Choi menyuruh salah satu pelayannya mencari Sun Bok. Ia bertanya apakah mayat Sun Bok berhasil di temukan? Namun pelayan itu mengatakan tidak berhasil menemukannya. Ternyata Tuan Choi selain meminta mencari Sun Bok, ia juga meminta menyelidiki sesuatu hal yang bersangkutan dengan hilangnya Sun Bok.

Pelayannya mengatakan kabarnya tadi malam, seorang pemuda bernama Dong Jae yang tinggal satu kampung dengannya, menghilang. Ditambah... Pelayan itu tidak jadi meneruskan kata-katanya, Tuan Choi penasaran dan berteriak meminta pelayan itu cepat mengatakannya.

“Sebelum Sun Bok Agassi menikah dengan Anda, dengan orang itu dia... Sudah jatuh hati.”

Tuan Choi terpukul mendengar laporan dari pelayannya, ia merasa di khianati. Ia tak percaya Sun Bok melakukan semua ini padanya. Padahal cintanya tulus sama Sun Bok. Poor Tuan Choi O_o

**

Tuan Choi mendatangi tempat di mana Sun Bok membuang sepatunya. Ia memegang sepatu itu dan memandang lautan luas di depannya. Tuan Choi merasakan kesedihan yang mendalam setelah kepergian Sun Bok. Lebih parahnya Sun Bok mengkhianatinya dengan laki-laki lain.

“Kau menolak cintaku, dan melarikan diri sambil menggandeng tangan pria lain. Aku benci sekali padamu... benci sekali. Karena kau terlalu mencintai pria lain, kau meninggalkanku. Tapi aku begitu mencintaimu... begitu mencintaimu.”

Saking cintanya sama Sun Bok, Tuan Choi tidak membuang sepatu itu begitu saja. Ia bahkan meletakan sepatu itu di meja kamarnya. Sepatu yang mana Ny. Myung Hee menyimpannya karena wasiat dari ibu mertua alias istri ke dua Tuan Choi.

-Flashback End-

**

Kembali lagi ke masa kini, di hadapan keluarga Choi. Sun Bok (Nenek Doo Rim) meminta maaf atas perbuatannya 50 tahun yang lalu.

“Terhadap semua perbuatan yang kulakukan, yang telah mempermalukan keluarga ini... Aku memohon supaya kalian sudi memaafkanku.”

Tuan Choi menanggapi itu dengan bijak dan tersenyum. Ia mengatakan dapat bertemu dengan sebuah jodoh yang baik, bagaikan seekor ayam buta yang menemukan beras. Sungguh langka. Walaupun Anda dan kakek Kang Ju belum berjodoh, tapi setelah melewati waktu yang begitu panjang, Kang Ju kami dan cucu Anda, telah mengikat sebuah tali perjodohan yang kuat.

Kang Joo dan Doo Rim saling pandang dan melempar senyuman kebahagiaan. Tuan Choi kembali mengatakan menurutnya adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Mari kita lihat ini sebagai sebuah takdir berharga yang merupakan karunia Tuhan. Nenek terharu mendengarnya, ia menundukkan kepalanya tanda menghormati keputusan Tuan Choi yang bijaksana.

Semuanya tersenyum bahagia. ^^

**

Kang Joo dan Doo Rim membakar dupa di ruang yang biasanya di gunakan Kang Joo untuk sembayang (ruangan Byul). Sepasang sepatu merah milik Sun Bok (nenek Doo Rim) tertata rapi di atas meja di samping mereka.

“Dia adalah sosok yang telah Anda nantikan 100 tahun lamanya. Orang yang akan meneruskan garis keturunan di keluarga ini... Istriku.” Ujar Kang Joo menatap dupa di depannya.

Setelah mengatakan itu Kang Joo berbalik menatap Doo Rim dan memegang tangan Doo Rim. Doo Rim membalas memegang tangan Kang Joo yang satunya. Mereka tersenyum bahagia, Kang Joo lalu memeluk istrinya.

**

Di tempat lain, pagi-pagi sekali Yi Kyung terlihat sedang berlari pagi sambil mendengar musik. Ia berlari menuju tampat di mana ibunya di rawat karena gangguan jiwa. Hmmm jadi selama ini, Ny. Jang belum pulih dari sakitnya. Kasihan juga.

Sesampainya di depan RS, Ia tersenyum memandang orang yang di depannya. Ternyata Doo Rim datang ke sini menjenguk ibunya.

**

“Ibu, tamu yang kita nanti-nantikan telah datang.” Ujar Yi Kyung namun ibunya tidak merespon.

Melihat ibunya terdiam saja, Yi Kyung menatap Doo Rim dan bangkit berdiri. Ia menjauh dari ibunya, memberi waktu kepada ibunya dan Doo Rim berinteraksi. Doo Rim mendekat dan tampak sedih melihat kondisi Ny. Jang yang semakin buruk. Doo Rim pelan-pelan menyentuh tangan Ny. Jang.

“Ini saya, Doo RIm.”

Ny. Jang menoleh menatap Doo Rim, matanya berkaca-kaca. Melihat reaksi Ny. Jang, Doo Rim jadi semangat. Ia kembali mengulangi perkataannya tadi. Mengingatkan Ny. Jang kalau dirinya Na Doo Rim. apakah Ny. Jang masih bisa mengenalinya?

“Doo Rim-ah...” ujar Ny. Jang lirih

Yi Kyung terkejut mendengar suara ibunya. Selama ini Ny. Jang tidak mengeluarkan satu kata pun namun saat bersama Doo Rim. Mulutnya yang selama ini tertutup rapat bagaikan orang bisu pun terbuka. Doo Rim meyakinkan Ny. Jang kalau benar dirinya adalah Doo Rim. Air mata Ny. Jang mengalir keluar, ia bertanya kenapa Doo Rim baru datang sekarang? Sudah lama ia menantikan Doo Rim.

“Maafkan aku. Benar-benar maafkan aku. Bisakah kau memaafkanku?” ujar Ny. Jang

Doo Rim mengangguk pelan, air matanya mengalir deras. Yi Kyung tersentuh melihat itu, Ny. Jang lalu memeluk Doo Rim. Mereka saling berpelukan. ^^

Melihat adegan ini, aNNa jadi brpikir bahwa “Kasih yang tulus melumpuhkan segala kebencian dan menyembuhkan jiwa yang hilang.” Tetaplah mengasihi dan melepaskan pengampunan. Forget dan forgive. ^^

**

Pagi yang indah di kediaman Choi, Doo Rim memakaikan dasi buat mertuanya, Tuan Choi.

“Karena kami merasa dasi ini cocok dengan Aboenim, jadi saya dan Kang Ju memilih satu buat Anda. Sudah selesai, Aboenim.”

Tuan Choi sudah kelihatan rapi, ia lalu bergaya dan bertanya bagaimana menurut Doo Rim. Doo Rim tertawa melihat kekonyolan ayah mertuanya. Ia mengatakan keren sekali sambil mengacungkan ke dua jempolnya. Ayah mertuanya bak bangsawan Inggris yang tampan. Tuan Choi pun berterima kasih.

Ny. Choi keluar dari dalam kamar dengan setelan yang cantik pula. Ia kelihatan cantik di umurnya yang sudah tua. Sepertinya Tuan Choi dan Ny. Choi mau pergi kencan. Doo Rim melaporkan kalau ayah mertuanya sudah siapa. Dan memuji keduanya benar-benar serasi. Pasangan terbaik pada acara makan malam hari ini, sudah pasti Anda berdua.

Ny Choi mengatakan setelah makan malam, mereka akan menginap semalam di vila baru pulang. Doo Rim mengiyakan dan meminta mereka hati-hati di jalan. Tuan Choi mengajak Ny Choi pergi dan menggandeng Ny Choi. Mereka berdua udah kayak couple yang baru menikah aja. ^^

Ahhhh lucu sekali liat aksi cute Tuan Choi, tua-tua tapi senyumnya itu loh menawan sekali. LOL #Plak ingat urri Kang Joo ahjussi aNNa HiHiHi

**

Doo Rim di temani Yi Hyun pergi memanjakan diri ke tempat perawatan wajah dan kulit. Dokter ahli kecantikan itu pun menjelaskan dari semua cara perawatan terbaru tersebut... Dengan cara mengekstraksi sel induk. Tapi jenis itu...

Doo Rim pun menjalani perawatan itu. Wajahnya di laser dan di tempel masker wajah yang bening menyerupai plastik kresek. LOL

**

Habis perawatan, Doo Rim nampak bahagia melakukan perawatan itu. Ia berdecak kagum dan meminta Yi Hyun melihat tangannya yang berubah menjadi selembut sutra.

“Ngomong-ngomong, Oppa kau menghamburkan uang seperti ini sepertinya sedikit ganas?”

“Perusahaanku yang mendatangkan keuntungan besar buatku berputar dengan lancar.”

Doo Rim berterima kasih kepada Yi Hyun, Yi Hyun mengatakan terima kasih apanya. Aku yang harusnya berterima kasih kau telah kembali. Dan mengajak Doo Rim pergi.

**

Di restoran, Jin Joo dan nenek beres-beres. Jin Joo meminta nenek beristirahatlah duluan biar ia yang membereskan sisanya. Jin Joo hendak menarik kaca jendela namun melihat Sek. kim yang lewat.

“Oh Se Joon-ssi.”

“Jin Joo, ayo kita ngobrol-ngobrol sebentar!” ujar Sek. Kim terbata-bata.

Ia langsung mendekat ke arah Jin Joo. Jin Joo bertanya Sek Kim mau ngobrol apa? Ada yang terjadi di rumah? Sek Kim bilang bukan seperti itu. Anu... Sek Kim tak dapat berkata lagi, ia menghembuskan nafasnya.

Jin Joo yang melihat itu berkata memangnya kau sedang berada di peternakan lebah? Kenapa menggigil? Melihat Sek Kim hanya diam saja, Jin Joo pun menatapnya dan melihat tangan Sek Kim memegang kantung jasnya. Jin Joo bertanya ada sesuatu di situ, kan?

Sek Kim mengelak namun Jin Joo penasaran dan berusaha mengambil barang itu. Sek Kim manahannya namun tangan Jin Joo lebih cekatan sehingga ia berhasil mengeluarkan barang yang ada dalam kantung jas Sek Kim.

Dan barang itu adalah sekotak cincin berlian. Sek Kim mati gaya, ia tidak bisa menghindarinya lagi. Ia sudah ketahuan oleh Jin Joo, Jin Joo malah terpanah dengan cicncinnya. Sek Kim malu-malu mengatakannya, sebenarnya barang ini, sudah lebih dari sebulan ia bawa-bawa dalam sakunya.

Jin Joo langsung bertanya mau kau berikan untukku? Sek Kim mengangguk mengiyakan. Dan inilah reaksi Jin Joo, ia langsung meminta Sek Kim cepat bantu memasangkannya. Jin Joo mengacungkan jarinya, Sek Kim pun menurut memasangkannya.

Jin Joo memperhatikan jemarinya yang terpasang cincin, ia berteriak histerissssss.. Sek Kim menyuruhnya diam, Jin Joo mengatakan cincinnya indah sekali. Dalam hidup Oh Jin Joo, ternyata ada juga hari seperti ini. Dia kembali berteriak dan mengecup bibir Sek Kim. dan kembali menatap cincinnya.

“Semalaman aku mempersiapkan berbagai macam cara yang keren. Akhirnya satupun tidak terpakai.”

“Sekalipun tidak kau pakai, sudah cukup keren juga. Sejak keluar dari rahim ibuku, hari ini adalah hari paling bahagia dalam hidupku.” Jin Joo langsung memeluk Sek Kim.

**

Doo Rim membantu bibi Ahn dan para pelayan memasak di dapur. Bibi Ahn meminta Doo Rim sebaiknya masuk dan istirahat. Pagi-pagi buta sudah bangun, sejenakpun kau tidak istirahat. Kalau begitu terus kau bisa sakit. Doo Rim tersenyum dan mengatakan hari ini adalah hari istimewa. Ia ingin menghidangkan masakan yang ia masak sendiri ke atas altar sembahyang. Bibi Ahn senang karena kebetulan ia harus cepat-cepat.

**

Kang Joo menggendong Kang Rim melihat ibunya memasak di dapur. Doo Rim tidak menyadari kehadiran Kang Joo dan putranya. Kang In dan memuji Kang Joo hebat. Doo Rim baru menyadari kehadiran suami dan putra. Ia bangun dan menyapa Kang In, Doryeonnim (adik ipar) kau sudah pulang? Kang In mengiyakan.

“Wah, seorang Choi Kang Ju ternyata bisa gendong anak juga sekarang.” Ejek Kang In.

“Akhir-akhir ini aku diperintah ke sana ke sini oleh Na Doo Rim.”

*Radar lucu lihat kang In yang mengejek KJ, seperti adegan sungguhan aja*

Kang In memandang gemas keponakannya, ia mengatakan pada Doo Rim kalau nanti setelah Kang Im dewasa, pasti akan banyak sekali gadis-gadis yang menangis dibuatnya.

“Jangan khawatir! Anak ini nanti pasti akan benar-benar setia pada seorang wanita. karena dia mirip aku.” Ujar Kang Joo

Doo Rim tersenyum mendengarnya, Kang In lalu bertanya ngomong-ngomong, hari ini mau sembahyang siapa? Kang Joo memarahi Kang In, itu saja kau tidak tahu? Hari ini adalah hari peringatan kakek buyut.

“Kakek buyut?”

“Selain itu, masih ada satu orang lain. Demi melindungi garis keturunan keluarga ini... Hari ini adalah hari pertama sembahyangi dia.”

**

Malam peringatan kematian kakek buyut dan Byul di mulai, seorang tetua membaca doa dan di sampingnya ada Tuan Choi yang berlutut selama prosesi itu. Seluruh keluarga, kerabat dan kenalan hadir di sana (minus Roo Mi). Tampak Doo Rim menggendong Kang Rim di bagian belakang.

**

Kita melihat arwah Byul dan Tuan Choi bersatu kembali di ruang itu. Tuan Choi memegang kedua tangan Byul, perlahan ia menyentuh wajah wanita yang di cintainya. Mata Byul berkaca-kaca menatap rindu Tuan Choi, Tuan Choi kemudian memeluknya. Akhirnya Byul hidup bahagia bersama Tuan Choi di alam sana.

**

Kang Joo dan Doo Rim duduk menikmati indahnya malam di balkon. Setelah seharian bekerja keras.

“Akhirnya aku berhasil menyelesaikan sebuah tugas besar. Akhirnya hatiku merasa sedikit lega. Jika bukan karena dia, bisa jadi Kang Ju, kau tidak akan ada di dunia ini. Dengan begitu, kita juga tidak akan bertemu. Orang yang membuatmu ada di dunia ini itu... Aku berharap dia bisa memperoleh kedamaian.”

Kang Joo tersenyum mendengar kata-kata istrinya, Doo Rim lalu berkata ada satu hal yang membuatnya penasaran. Kang Joo bertanya apa itu?

“Dulu waktu berada di vila, aku pernah bertanya padamu. Setelah kenal padaku, saat apa yang membuat jantungmu berdebar? Pada saat apa?”

“Kau benar-benar begitu penasaran tentang itu?”

“Iya, aku penasaran sekali. Cepat beritahu aku!”

Kang Joo sengaja lupa dan berpikir kapan itu ya. Ia menatap Doo Rim dan tersenyum lucu. Kang Joo mengatakan pada hari pertemuan keluarga itu.

**

Kang Joo mengingat saat Doo Rim duduk di sofa berpura-pura kaget dengan kehadirannya. Doo Rim lalu tersenyum manis, dan saat Doo Rim terjatuh di depan pintu restoran dan menarik dasi KJ sehingga mereka berciuman.

**

Kang Joo melanjutkan kalau saat di depan pintu restoran, saat kau terjatuh, menarik dasiku dan kita ciuman.

“Serius? Bagaimana dengan ciuman kita di showcase Kang In itu?”

“Itu bukan akting. Hanya kelihatan seperti akting saja.”

Doo Rim tersentuh dan menatap Kang Joo lama. Kang Joo heran Doo Rim menatapnya seperti itu, ia bertanya kenapa menatapnya seperti ini? Doo Rim jadi kikuk dan mengatakan melihat Kang Joo sekarang ini, sepertinya membuat jantungku berdebar.

“Itu sih sudah pasti. Begitu terjerat oleh pesonaku, kau tidak akan bisa melepaskan diri lagi. Siapa dulu dong aku!” Kang Joo narsisnya keluar lagi. ckckckkck

“Iya, Tuan Choi Kang Ju.” Canda Doo Rim

“Saat menatapmu, jantungku juga berdebar-debar.” Ujar KJ serius

Doo Rim tersenyum senang, dan menyandarkan kepalanya di bahu Kang Joo.

*Ahhh Hongki-ya cepat-cepat merried atuh.. hihihi

**

Si cenayang lagi serius belajar, di kepalanya terikat kain yang bertuliskan sesuatu. Udah kayak anak sekolah aja nih,, jangan-jangan cenayang itu mau ikutan UN di Indo lagi.. HiHiHi

Cenayang itu mengeluh kenapa begitu susah? Mau mati rasanya. Aigoo, pinggangku. Ia pun merasa nyaman saat berbaring, tiba-tiba ada sinar yang menyinarinya. Tubuhnya bergetar, ia menyadari sesuatu. Saat bangun sudah ada arwah Byul yang kini tidak menghampirinya dengan aura hitam yang menyeramkan tapi sekarang ia bercahaya bagaikan perih (Secara rohnya sudah bebas, tidak berkeliaran lagi).

“Aigoo, selamat datang. Sudah lama sekali tidak bertemu. Air mata hamba rasanya mau tumpah.”

Byul tersenyum, cenayang itu berkata ini pertama kalinya ia melihat Byul tersenyum. Emang hal baik apa yang terjadi pada Byul?

“Akhirnya aku berhasil makan makanan sesajen. Dilakukan dengan baik dan penuh ketulusan.”

Cenayang itu memberi selamat kepada Byul. Namun ia penasaran terhadap satu hal. Kedua gadis itu... Jelas-jelas tidak ada hubungan darah, tapi kenapa wajahnya bisa persis sama? Tidak peduli bagaimana saya berusaha mengkaji hal ini, hal ini tetap sebuah misteri bagiku. Jangan-jangan...

Byul tersenyum mendengar dugaan cenayang itu.

**

-Flashback-

Ibu Doo Rim menggendongnya saat bayi. Ibunya memuji bayinya, Doo Rim benar-benar menggemaskan.

Di tempat yang berbeda, Ny Jang berbaring menemani bayinya di atas tempat tidur.

“Kesayanganku, menggemaskan sekali. Yi Kyung, ini Ibu. Lihatlah ibu. Aigoo, menggemaskan sekali.”

Tiba-tiba ruangan berubah menjadi gelap dan Ny Jang terlelap. Arwah Byul muncul dan menerangi ruangan itu. Byul tersenyum memadang baby Yi Kyung. Kemudian tangan Byul di letakkan di atas baby Yi Kyung, gerakannya seperti gerakan penyulap. Sepertinya Byul memang sengaja mengubah wajah baby Yi Kyung menyerupai wajah baby Doo Rim. ia pun kembali tersenyum.

-Flashback End-

**

“Sekarang ini, kedua anak itu, bukanlah matahari dengan bayangannya lagi. Tapi telah menjadi dua matahari yang bersinar terang. Keduanya telah menempuh jalan hidup masing-masing.”

“Kalau begitu... Berhubung Anda sudah memecahkan semua rasa benci dan sesal... Anda akan meninggalkan tempat ini selamanya?”

“Kau berharap aku akan pergi?”

“Mana mungkin? Sudah pasti tidak.”

“Kau kira aku tidak tahu apa yang kau pikirkan? Karena bisnismu gagal, kau ingin aku berdiam di sini.”

“Walaupun saya benar-benar tidak ingin Anda pergi... Anda benar-benar harus pergi?”

“Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Setelah berpisah mungkin akan bertemu kembali. Inilah yang dinamakan prinsip dunia ini.” ujar Byul tersenyum dan menghilang bagaikan asap

Cenayang itu merasa sedih. Ia pun melanjutkan belajarnya.

**

Ny Choi mencari Doo Rim di dapur namun Doo Rim tidak ada. Bibi Ahn merasa heran, barusan ada di sini. Ke mana perginya? Bibi Ahn bilang katanya Doo Rim ingin belajar upacara teh dari Anda, Nyonya. Sampai perlengkapan upacara teh saja sudah dipersiapkan.

Ny Choi pun berbalik dan menatap ruangan di depannya.

**

Dan benar saja, Doo Rim berada di dalam ruangan itu. Tangannya memegang kartu, Ia serius mengatur strategi. Ia membuang satu persatu kartunya dan berseru senang ia mendapat Godori. Kang Joo tampak tak suka di kalahkan sang istri. Tuan Choi protes kenapa Kang Joo tidak memberinya kartu 'Pi' itu?

“Mana boleh Anda kasih dia kartu godori (5 burung)?”

“Kan kusuruh kau kasih aku kartu 'Pi' nya?”

“Aboeji, Anda kena Pi.”

**

Mereka asyik bermain sehingga tidak menyadari Ny Choi yang sudah masuk ke dalam. Ny Choi bertanya sedang apa kalian di sini? Bukankah kau bilang mau belajar membuat teh?

Doo Rim langsung bangun dan meminta maaf. Ny Choi tidak percaya, karena sudah kethuan bohongnya. Doo Rim pun berdalih kalau Kang Ju yang duluan suruh ia main. Kang Joo otomatis kaget di pakai istrinya sebagai alasan. Ny Choi hendak protes namun Kang Joo langsung protes kepada istrinya.

“Kapan aku? Jelas-jelas kau yang sedang mengajari ayah main Go Stop.” Kang Joo menjerit di cubit Doo Rim.

Ny Choi memarahi Doo Rim, pertama alkkagi, sekarang go-stop? Tuan Choi malah menawarkan istrinya bagaimana jika ikut main. Benar-benar seru. Ny Choi melihat kalau suaminya kalah lagi, Tuan Choi bilang dalam hal ini ia tidak begitu pintar. Maka Ny choi menarik lengan bajunya dan menyuruh Doo Rim membagi kartunya. Tuan Choi otomatis kaget.

“Eomonim, Anda bisa main Go-stop?”

“Kau pikir aku tidak bisa? Kecuali mencuri, aku apa saja bisa. Tunggu apa lagi? Cepat bagi kartunya! Kalau uangmu kalah semua, kau jangan nangis ya! Kang Ju, berikan kartunya pada Ibu. Biar Ibu yang bagi. Ayo, mari kita bertanding.”

Tuan Choi, Kang Joo dan Doo Rim melongo tak percaya.

“Lihat baik-baik bagaimana caranya aku bermain. Dasar, uangmu hampir ludes? Di depan anak-anak kalah malu. Lihat baik-baik bagaimana Ibu main.”

**

Sekarang giliran Doo Rim belajar cara meracik teh dan menghidangkannya. Ny Choi mencoba teh yang di seduh Doo Rim dan memujinya bagus. Doo Rim tersenyum dan mengatakan untuk bisa mendapatkan aroma dan rasa teh yang wangi seperti bikinan Eomonim, saya masih butuh banyak belajar. Ny Choi tersenyum mendengar pujian menantunya.

“Eomonim, ada yang ingin saya tanyakan pada Anda. Bagaimana jika kita memberikan cuti pada Pengawas Jang dan Ajumeoni? Ajumeoni kangen sekali pada putrinya yang telah menikah itu.”

“Begitu ya? Sama sekali tidak terlintas di pikiranku. Kita lakukan seperti itu saja.”

“Terima kasih, Eomonim.”

**

Ny Choi lalu memberikan Doo Rim sesuatu. “Ini adalah kunci ke vila belakang rumah. Mulai sekarang, tempat itu menjadi tanggung-jawabmu. Yang artinya juga, kau telah menjadi Nyonya baru keluarga ini.”

“Jangan, Eomonim. Saya masih butuh banyak belajar.”

“Melihat caramu menjaga para staf di rumah satu persatu, aku sudah bisa tenang. Karaktermu berbeda dengan orang banyakan. Aku percaya dengan caramu yang berbeda denganku itu, kau akan bisa menjaga keluarga ini dengan baik.”

“Baik. Saya akan menerima semua ajaran Anda dengan baik, berusaha tidak mengecewakan Anda.”

**

Perbincangan mereka terganggu dengan kehadiran bibi Ahn yang datang mencari Kang Rim. bibi mengatakan barusan dia masih main-main di kamar. Dia tidak ke sini?

“Anak itu kabur ke mana lagi ya?” ujar Doo Rim, sepertinya bukan hanya sekali Kang Rim menghilang seperti itu. Dari kata-katanya saja, pasti Doo Rim tahu anaknya ke mana.

“Vila belakang? Gerak-geriknya kenapa bisa begitu mirip dengan Tuan Muda Kang Ju?” ujar bibi Ahn tertawa.

Ia pun bergegas mencari Kang Rim. Ny Choi dan Doo Rim saling tersenyum.

**

Dan memang benar, Kang Rim berada di vila belakang rumah tempat Byul. Byul mengangkat-angkat Kang Rim ke udara dan menimangnya. Ia mengangkatnya lagi dan menciumnya.

Ternyata Byul memang sebenarnya baik, apa lagi sama anak kecil. Pastinya ia merindukan momen saat bersama anaknya. Sekarang ia bahagia karena bersama anak cucunya.

**

Kang Joo dan Doo Rim berjalan di halaman rumah. Doo Rim mengatakan sepertinya musim semi telah tiba. Kang Joo mengiyakan, lalu mengajak Doo Rim menanam beberapa batang pohon.

“Aku ingin menanam beberapa batang pohon atas nama Kang Im. Supaya dia bisa bertumbuh dengan besar dan kuat bagaikan batang pohon.”

Kang Joo heran dengan tatapan Doo Rim, Doo Rim berjalan duluan dan mengatakan bukankah kau tidak tahu cara pegang sekop. Kang Joo bilang belajar saja kan sudah bisa. Cuma pakai sekop ini. Doo Rim mengecek ini bukan menggali kuburan buat kucing, tapi nanam pohon lho!Lebih baik Kang Joo meminta bantuan orang saja.

“Tidak boleh! Itu kan pohon Kang Rim! Tentu saja harus aku yang kerjakan. Sama sekali tidak boleh! Tidak boleh!” Kang Joo ngotot tidak terima

“Baiklah, aku pasti akan menceritakannya pada Kang Im. Aku akan bilang jika pohon itu ditanam sendiri oleh ayahnya.” Ujar Doo Rim tersenyum

**

Mereka pun mencari tempat yang cocok buat di tanam pohon. Kang Joo mengatakan sepertinya di sebelah sini boleh tuh! Doo rim merangkul lengan Kang Joo dan mengatakan coba lihat sebelah sana bunga-bunga telah mekar. Mereka pun menikmati keindahan bunga-bunga dan berjalan mencari tempat yang akan di tanam pohon untuk putra mereka.

-The End-

 

 

KOMENTAR :

Ending yang sempurna. ^^

Byul seorang gadis lugu yang dugu dan tuli, namun ia tulus mencintai Tuan Choi. Arwahnya gentanyangan selama ratusan tahun hanya untuk menjaga keutuhan keluarga Choi dan menunggu hari dimana ia dapat di terima dan bisa berjumpa dan hidup tenang bersama dengan orang yang di cintainya.

Seperti komentar aNNa yang lalu, dari kisah Tuan Choi seratus tahnu yang lalu, 50 tahun yang lalu dan Tuan Choi yang sekarang ini. Mereka sama-sama kehilangan cinta pertama mereka. peran Byul sangat penting, ia tidak mau Kang Joo mengalami hal yang di alami oleh kakek buyut, kakek dan ayahnya. Sehingga ia menguji kesucian cinta Doo Rim. Terbukti, cinta Doo Rim bagaikan emas yang di uji seratus kali dalam perapian. Emas itu tetap menjadi sepotong emas bahkan lebih bersinar lagi. Cinta Doo Rim pun tak pudar begitu saja saat kepergiannya. Ia yakin takdir dan kekuatan cinta akan mempertemukan mereka kembali. ^^

Urri Kang Joo ahjussi, ia orang yang tidak mudah menyerah, setia dan percaya akan janjinya.

“Jangan khawatir! Anak ini nanti pasti akan benar-benar setia pada seorang wanita. karena dia mirip aku.”

Yi Hyun & Yi Kyung berubah menjadi pribadi yang luar biasa. Terutama Yi Kyung, ia belajar mengakui kesalahannya dan belajar menerima konsekuensi yang harus ia tanggung. Tidak mudah memang, tapi orang yang hebat adalah orang yang terjatuh dan menyadari kejatuhannya sebagai kekuatan untuk bangkit kembali menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Dan Ny Jang, selama ini sepertinya Ny. Jang menyiksa dirinya dengan mengurung dirinya dari dunia luar. Baik anak kandungnya sendiri tak ia pedulikan, ia hanya menantikan 1 orang saja, Na Doo Rim. Ia banyak melakukan kejahatan dan menyakiti Doo Rim. Jiwanya sakit namun saat bertemu dengan Doo Rim. Segala kejahatannya hanya masa lalu saja, karena Doo Rim tidak mengingat itu lagi.

Dan akhir kata, makasih buat mba Mumu yang super kreatif dan super ringan tangan. Sigap membantu aNNa dalam setiap permintaan tolong aNNa. hehhehhee mba Mumu the bezttt.. and for all chingudeul yang sudah berkunjung ke blog aNNa dan membaca sinopsis BOTC, project pertama aNNa. aNNa hanya mau bilang kalau aNNa tuh cinta dan sayang sama kalian semua. I Love U gals. GBU ^^

14 komentar:

  1. Good.. Happy Ending..
    Thanks Mbak Mumu, Mbak Anna.

    Smoga banyak sinopsis" baru yang lebih keren.

    gumawo.. fighting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amen,,, simak sinop Angel Eyes & Doctor Stranger di blog ini ya.. hehhee ^^

      Hapus
  2. akhir yang indah.. makasih mbak mumu dan mbak anna ^^

    BalasHapus
  3. Ending yg bahagia... gumawoo mba mumu n mba anna, di tunggu sinop2nya yg keren lainnya..

    BalasHapus
  4. Mbak anna. Setelah ini. Apa lagi sinop yg mbak buat ?......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Angel Eyes duet with Mba Lilik n Doctor Stranger trio with mba IU & Lilik.. mksh ya udah jd readers yg setia d blog aNNa.. ^^

      Hapus
  5. Hmmm.......akhir yg menyenangkan....

    BalasHapus
  6. Good Sinopsis...
    mybeloved hong the good actor... proud of him :)

    BalasHapus
  7. Thx mba Anna, mb mumu ;) Sinopsisnya bagus (y)

    BalasHapus
  8. Makasih buat sinopsis nya....suka banget....

    BalasHapus
  9. Good story. Ddaebak! Gomawo chingu~

    BalasHapus
  10. Sossswwwidd.....apa lagi kalo liat senyumnya oppa hong ki

    BalasHapus
  11. Makasih sinopsisnya dri awal hingga akhir

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang