Kamis, 10 April 2014

[Sinopsis] Bride Of The Century Episode 14 Bagian 1

Episode sebelumnya, Kang Joo secara resmi memperkenalkan dirinya kepada Doo Rim. Namun Doo Rim hanya diam saja karena terkejut Kang Joo menyebut namanya, Na Doo Rim bukan Jang Yi Kyung lagi. Ia lalu tunduk menatap tangan Kang Joo yang terulur kepadanya. Karena Doo Rim hanya diam saja menatap tangan Kang Joo. Kang Joo pun meraih tangan Doo Rim, seakan mereka berdua bersalaman. Menandakan resminya perkenalan Kang Joo kali ya. ^^

Tanpa perpanjang kata dan menunggu aba-aba dari Doo Rim, Kang Joo langsung menarik Doo Rim ke pelukannya.

-=Episode 14=-

vlcsnap-2014-04-10-23h04m42s180vlcsnap-2014-04-10-23h05m05s164vlcsnap-2014-04-10-23h05m27s126

Semuanya terperanjat kaget, nenek lalu memarahi mereka. Doo Rim cepat-cepat melepaskan pelukannya. Dan balik memarahi kang Joo. Modus tuh, kalau tidak ada nenek pasti lain ceritanya. ^^

Kang Joo meminta maaf pada nenek. Yi Hyun dan Jin Joo tersenyum senang. Kang Joo mengatakan ia tahu jika nenek tidak menyukainya. Sekalipun begitu, juga tidak bisa lagi. Jika tanpa cucu nenek, Na Doo Rim, ia tidak dapat hidup.

Doo Rim tertegun mendengarnya.

**

vlcsnap-2014-04-10-23h07m57s95vlcsnap-2014-04-10-23h08m04s158

Nenek menatap sepatu merah milik pengantin pertama. Saat Doo Rim masuk nenek langsung membungkus dan menyimpannya kembali ke dalam laci. Nenek menyuruh Doo Rim duduk, nenek memegang tangan Doo Rim dan mengatakan ia sudah sudah dengar dari Jin Joo. Katanya anak itu adalah putra Taeyang Group.

Doo Rim mengatakan pasti nenek kaget, ia meminta maaf karena selama ini ia tidak bisa menceritakannya pada nenek. Nenek bilang ia tidak sudi. “Orang-orang itu dengan kita, bagaikan api dengan minyak. Tidak bisa bersatu. Jika Doo Rim bersama dengan orang-orang seperti mereka, Doo Rim akan menderita.”

“Halmeoni...”

Nenek menyalahkan dirinya “ Jika bukan gara-gara biaya operasiku, kau juga tidak akan terlibat dalam kejadian seperti itu. Semua ini dosaku, dosaku.”

Doo Rim menegur neneknya karena berbicara ngelantur seperti itu. Nenek tidak pantas berbicara seperti itu, nenek tidak melakukan kesalahan apapun. Nenek menatap cucu kesayangannya, lalu mengelus pipi Doo Rim “Aigoo, anak yang malang. Selama ini kau tidak sanggup menceritakannya dan memendamnya dalam hati... Betapa menderitanya.”

Nenek menatap sedih melihat cucu kesayangannya menderita sendirian selama ini. Doo Rim pun memeluk menenangkan neneknya. Halmoeni...

 

Paginya, sebuah mobil berhenti di depan restoran Doo Rim. Terlihat Butler Jang turun dan membukakan pintu mobil buat Tuan Choi. Tuan Choi turun dan memandang ke arah restoran Doo Rim. Doo Rim membersihkan meja dan membawa piring kotor ke dapur namun ia mendengar seseorang masuk.

“Selamat datang!” ujar Doo Rim, ia kaget karena yang datang bukanlah pelanggan namun ayah Kang Joo, Tuan Choi.

“Aboenim...”

“Lama tidak bertemu.” Tuan Choi tersenyum.

**

Doo Rim menghidangkan makanan buat Tuan Choi. Tuan Choi menikmati makanannya. Jin Joo mengintip dari balik jendela, sedangkan Doo Rim hanya menatap Tuan Choi dengan rasa kangen plus rasa bersalah karena sudah membohongi Tuan Choi.

Tuan Choi berujar bisa menikmati makanan gratis, rasanya lebih nikmat. Ya, kan? Ia tersenyum dan kembali menyantap makanannya, Doo Rim masih diam dan memandang Tuan Choi.

“Kenapa mempelototi orang seperti ini? Membuat orang merasa malu.” Ujar Tuan Choi. Kalau melihat sifat Tuan Choi seperti ini, persis anaknya Choi Kang Joo. Gaya bahasa mereka sama, dan ekspresi mereka pun demikian samanya. Like Father like Son deh. ^^

“Saya kira tidak akan pernah bisa bertemu dengan Anda lagi. Anda adalah orang yang paling sayang pada saya, dan paling mempercayai saya. Maafkan saya.”

Tuan Choi tersenyum memandang Doo Rim, Doo Rim berkata “Selama ini saya selalu memohon supaya Aboenim memaafkan saya.”

“Jika kau sampai pada akhirnya juga tidak pernah muncul di hadapanku, Aku malah tidak bisa memaafkanmu.” Ujar Tuan Choi serius, namun ia tidak menutup senyum bahagianya. “Selama kau bisa kembali sekarang, itu sudah lebih dari cukup.”

“Aboenim...”

“Aku tahu selama ini kau telah banyak menderita. Mulai sekarang, jalanilah hidupmu dengan tenang. Ditambah, jika ada kesulitan apa-apa, kau harus menceritakannya padaku.”

Doo Rim terharu mendengarnya, ia lalu menyuruh Tuan Choi cepat makan, supnya sudah hampir dingin. Tuan Choi memakannya dan memuji masakan Doo Rim yang enak dan nikmat.

**

Butler Jang pulang membawa banyak sekali makanan dari restoran Doo Rim. Bibi Ahn yang melihat makanannya, memuji makanannya terlihat enak sekali. Warnanya juga bagus. Ia mencicipinya dan mengatakan rasanya juga benar-benar enak.

Ny. Choi yang lewat dapur melihat itu dan bertanya apa itu? Butler jang bilang Oh, iya... Presdir hari ini mengunjungi restoran milik Doo Rim. Ini adalah pemberiannya. Lauk yang akan kami hidangkan ke atas meja makan Presdir. Bibi Ah meminta Ny. Choi mencoba mencicipinya, rasanya benar-benar enak. Namun Ny. Jang menolak dan berjalan pergi.

**

Butler Jang bilang sepertinya Ny. Choi kesal sekali. Bibi Ahn membenarkan. “Niat hati mencari menantu yang lebih baik, alhasil harapan tinggal harapan. Maksud hati ingin memungut bongkahan emas, yang didapati malah bongkahan batu.”

Butler Jang membalas perkataan istrinya “Ada juga kemungkinan ingin memungut bongkahan batu, tapi malah mendapat bongkahan emas.” Kalimat itu pasti di tujukan pada Doo Rim. Bibi Ahn tersenyum, bisa jadi ada kemungkinan seperti itu. Lalu tertawa

**

Ny. Choi memandang diary milik istri pertama Tuan choi, dan berpikir.

**

“Dalam sekejab mata, aku telah menghancurkan hidup orang lain.” Yi Hyun mendengar rekaman suara Ny. Seo. Yi Kyung tersenyum sinis, Yi Hyun bertanya ibu begitu berani mengambil tindakan, alasannya karena ini?

Yi Kyung tersenyum penuh kemenangan “Besok adalah harinya. Begitu berita ini meledak besok, mereka akan mampus.” Yi Hyun mengatakan ia selalu berharap hidup Yi kyung itu bahagia melebihi siapapun. Jika kebahagiaan itu bisa dipindahkan, ia bersedia memberikan segala yang ia miliki pada Yi Kyung.

Yi Hyun berdiri dan mendekat “Kau masih belum mengerti? Jika orang lain sampai terluka, kau juga tidak akan bahagia.” Yi Kyung ikut berdiri dan marah.

“Iri hati, keras-kepala, dan serakah... Tidak peduli kau mau bilang aku apa. Semua penderitaan yang mereka berikan padaku, akan kukembalikan pada mereka semuanya secara utuh.

“Yi Kyung-ah...”

“Kau bilang ingin aku bahagia, bukan? Jika Choi Kang Ju dan Na Doo Rim, dua orang itu berubah menjadi menderita, maka aku akan bahagia.” Ujar Yi Kyung berlalu dari kamarnya.

Y Hyun sedih memikirkan perkataan adiknya.

**

Yi Hyun bertemu Doo Rim dan memberikan surat kepemilikan restoran atas nama Doo Rim. Sebelumnya Doo Rim sudah memberikannya kembali kepada Ny. Jang.

“Oppa, bagaimana bisa ini...”

“Choi Kang Ju yang minta aku melakukannya. Supaya kau tidak bisa pergi ke mana-mana.” Doo Rim kaget mendengarnya. Yi Hyun meminta Doo Rim tidak usah membantu ibunya mencuci bersih hati nuraninya. Choi Kang Ju telah membeli toko ini. Karena itu Doo Rim bisa tinggal dengan nyaman di sini.

“Tapi...” Doo Rim berusaha tidak menerimanya. Yi Hyun berkata Choi Kang Ju telah mempertaruhkan semua yang dimilikinya. Hanya demi mendapatkanmu, Doo Rim.

“Apa maksudnya ini?”

“Di dalam tangan ibuku, ada sebuah rahasia mereka. Sekalipun sudah tahu, Choi Kang Ju tetap memilihmu.”

Doo Rim kaget mendengar kenyataan bahwa Kang Joo rela melakukan semua ini demi dirinya. Ia langsung berlari keluar restoran, tidak mengindahkan pakaian yang di kenakannya lagi.

***

Kang Joo sibuk memeriksa beberapa dokumen. Ia mendengar pintu di buka dan mengira Roo Mi atau Sek Kim yang datang membawa dokumen yang perlu ia tinjau. Ia pun menyuruh menaruhnya di atas meja. Namun saat ia mengangkat kepalanya, Doo Rim sudah ada di hadapannya.

“Pagi-pagi datang ke sini ada apa? Apa yang terjadi dengan tokomu?” tanya Kang Joo heran

Doo Rim langsung memeluknya, Kang Joo bertanya kenapa mendadak memeluknya seperti ini di kantor yang sakral ini. hehehe

“Kenapa tidak kau ceritakan padaku? Aku sudah dengar dari Yi Hyun Oppa. Kenapa kau mau berbuat seperti itu? Ada kemungkinan kau akan kehilangan segalanya.” Ujar Doo Rim khawatir. Kang Joo tersenyum manis mendengar kekwatiran Doo Rim.

“Bukankah aku berhasil mendapatkanmu, Doo Rim? Kau adalah segalanya bagiku. Ini bukanlah sebuah transaksi yang merugikan.” Ujar Kang Joo lembut

**

Doo Rim langsung melepas pelukannya dan mengatakan siapapun yang melihat ini pasti akan bilang ini adalah sebuah transaksi yang merugikan. Kang Joo bangun dan memegang lembut pipi Doo Rim dengan kedua tangannya.

“Jangan khawatir! Bukankah kau bilang aku otaknya encer? Kau masih bilang aku akan bisa melakukan jauh lebih baik dari siapapun? Aku adalah Choi Kang Ju. Kau tidak percaya padaku?” ujar Kang Joo meyakinkan Doo Rim

Doo Rim mengatakan baiklah. Jika Choi Kang Joo jatuh bangkrut, ia yang akan menghidupi Kang Joo. Ia akan mengelola toko itu dengan baik. Kang Joo mengiyakan dan bercanda. Lagipula, itu bukanlah sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma. Kelak harus kau kembalikan berikut bunganya, lho!

Doo Rim tersenyum dan mengecup bibir Kang Joo. Lalu mengatakan “maaf dan terima kasih.” Kang Joo tersenyum senang dan memeluk Doo Rim. Sweet liat mereka berdua.. ^^

**

“Kalian telah menghentikan investasi terhadap Oh Seung Konstruksi. Bahkan semua jaringan bisnis juga sudah diblokir. Menurutmu dengan begitu akan bisa membuatku berhenti?” ujar Ny. Jang

“Jangan! Jangan berhenti! Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan! Tapi, kami juga akan berusaha semampu kami.” Ujar Ny. Choi tenang, tidak takut lagi sama ancaman Ny. Jang.

Ia sepertinya lega dan pasrah dengan keadannya sekarang. Karena Kang Joo sudah mengetahui semua rencana busuk Ny. Jang yang mengancam ibunya dengan rekaman neneknya yang mengaku telah membunuh istri pertama ayahnya.

“Tidak ada lagi kerugian lain yang bisa kami derita. Perusahaan dan Yi Kyung, sudah hancur. Sekalipun terdesak hingga ke ujung tanduk, kami tidak akan mati sendiri.”

“Walaupun kita tidak tahu kerugian yang akan di derita siapa lebih besar, tapi ada satu hal yang pasti adalah... aku yang berharap bisa menyelesaikan semuanya seorang diri, terlalu bodoh. Jika pada saat berada dalam bahaya, aku memiliki keberanian untuk maju selangkah, pasti tidak akan berada di posisi seperti sekarang ini.” Ujar Ny. Choi menyesalkan tindakannya yang lalu.

Ny. Jang menatapnya tak suka, Ny. Choi meminta mengakhiri saja jodoh kita yang jelek ini dan pamit. Ny. Jang langsung bangkit berdiri.

“Tidak peduli seberapa arogan ataupun elegan kau bersikap, kau tidak lebih dari putri seorang pembunuh. Menjalani seumur hidup dengan label putri seorang pembunuh, bagaimana perasaanmu? Aku benar-benar penasaran.”

Ny. Choi menatap tajam Ny. Jang “Jika benar kau begitu penasaran, tanyakanlah pada putrimu. Putrimu pasti tidak berbeda denganku. Memiliki seorang ibu yang telah melakukan perbuatan keji. Pada saat topengmu yang kotor dan menjijikkan itu dicopot... Kata-kata yang kau lontarkan padaku ini... Suatu hari akan berubah menjadi pisau yang tajam dan berbalik menusuk jantung putrimu.”

Ny. Choi pergi meninggalkan Ny. Jang yang shock mendengar perkataannya, yang merupakan pukulan telak buatnya.

**

Ny. Jang menyuruh Direktur Park segera datang ke sini. Ia bergumam “Aku harus mencopot topengmu terlebih dulu dengan kedua tanganku.”

Direktur Park menghadap, Ny. Jang menyuruh menyerahkan barang tersebut (rekaman suara Ny. Seo) pada media sekarang juga! Direktur Park mengiyakan. Ny. Jang menambahkan, orang-orang hari itu sudah kau bereskan, bukan? Tidak ada yang menguntit?

“Anda jangan khawatir. Saya melihat dengan mata kepala sendiri mereka berangkat ke Macau.”

Wajah Ny. Jang terlihat murka besar. hihihihihi

**

Ny. Choi menjenguk ibunya di RS. Ia menggenggam tangan ibunya dan mengelus-elusnya. Ny. Seo menitikkan air mata menatap putri kesayangannya yang masih mencintai, menerima bahkan merawatnya.

Wartawan bergegas ke suatu tempat. Ny. Seo masih menatap putrinya. Kang Joo berjalan pelan di ikuti Sek Kim. Para wartawan sudah menunggunya. Saat Kang Joo mendekat, kamera dan perekam semua mengarah kepadanya.

“Hari ini saya berdiri di hadapan Anda sekalian, adalah untuk mengumumkan sebuah sejarah kelam yang menyangkut keluargaku.”

**

-Flashback-

Kang Joo berkata pada ibunya “Kita harus mengambil inisiatif dan mengakui kesalahan kita, Ibu. Pada awalnya juga aku sibuk berusaha menutupi kenyataan. Tapi hanya dengan mengaku salah dan meminta maaf atas kesalahan di masa lampau, barulah kita bisa memulai sebuah hidup baru. Jika tidak sanggup mengakui kesalahan di masa lalu, kalau begitu tidak peduli sekarang atau kemudian, kita tidak akan pernah mendapat pengakuan. Mengenai Ayah, biar aku yang berbicara dengannya.”

“Tidak, biar aku saja. Aku ingin menceritakannya kepadanya.” Ujar Ny. Choi

**

“Cinta pertamamu, karena aku... Karena aku... Ibuku mengambil sebuah nyawa yang seindah bunga dan semurni pualam...” ujar Ny. Choi menangisi kejahatan yang di buat ibunya karena dirinya.

Tuan Choi kaget, “Bagaimana kau bisa tahu hal ini? Kau dengar dari Eomonim?”

“Sejak kapan kau tahu? Sudah tahu, kenapa masih...” Ny. Choi syok mengetahui suaminya sudah tahu kejahatan ibunya namun menyembunyikannya.

-Flashback End-

**

Kembali lagi kepada Kang Joo yang masih di interview “30 tahun yang lalu... Nenekku telah melakukan sebuah perbuatan dosa. Merenggut nyawa seseorang yang sangat berharga.”

Sementara Ny. Seo dalam hatinya berkata “Terima kasih, Myeong Hee. Kau membuatku meninggalkan dunia ini dengan perasaan seringan bulu.”

Ny. Choi pun bergumam dalam hatinya “Ibu... Jika di kehidupan yang akan datang kita bertemu kembali, jadilah putriku. Supaya sebagai Ibu, aku bisa membayar sedikit demi sedikit hutangku padamu.” Ny Choi menitikan air mata, aNNa juga. O_o

Terdengar bunyi alat pendeteksi jantung, di layar monitor grafiknya sudah berubah menjadi lurus/flat line. Ny. Choi mempererat genggamannya dan mencium tangan ibunya. Air matanya terus mengalir, ia merapihkan selimut ibunya dan membelai rambut ibunya dengan sayang.

Ny. Choi berdiri memandang keluar jendela.

**

Kang Joo yang belum tahu kepergian neneknya, masih melanjutkan pernyataannya “Kami bersedia menerima segala kritik dan caci maki. Kami juga tidak akan melarikan diri dari setiap tanggung-jawab hukum dan moral.”

Ny. Jang sekeluarga menonton pernyataan Kang Joo di TV.

[Sekilas Info]

-Representatif Taeyang Group, Choi Kang Ju menyatakan deklarasi hati nurani.-

“Kami juga tidak akan melarikan diri dari setiap tanggung-jawab hukum dan moral. Dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan pengampunan dari keluarga korban.” Ujar Kang Joo

Yi Kyung yang kesal, langsung mematikan TV-nya. Dan menghempaskan remotnya, Choi Kang Ju ternyata lebih cepat selangkah dalam hal mengumumkan. Sekalipun kita bocorkan hal ini, sudah terlambat.

“Memotong tulang musuh... Keluarga itu cukup sulit untuk dihadapi.” Ujar Ny. Jang. Yi Kyung jadi takut dan bertanya bagaimana sekarang, Ibu? Masa kita cuma tinggal diam saja?

Yi Hyun meminta mereka menghentikan semuanya. Yi Kyung marah “Oppa, menurutmu kita berubah menjadi seperti ini patut dibanggakan? Hatimu puas sekarang?”

Yi Hyun mengiyakan, siapa tahu kejadian ini malah membawa berkah. Asalkan bisa membuat Ibu dan kau berhenti. Ny. Jang langsung berdiri dan mengatakan orang yang hanya memiliki separuh hubungan darah, benar-benar tidak berguna.

**

“Ibu!”

“Mengamuk saja masih belum cukup menghilangkan dendam. Apa katamu? Kau mau kita hanya tinggal diam dan membiarkan tenggorokan kita dicekik orang lain?”

Yi Hyun meninggikan suaranya, tolong sadarkan dirimu!Orang yang mencekik tenggorokan kita itu bukan mereka, tapi Ibu! Yi Kyung tidak terima perlakuan kasar Yi hyun sama ibunya. Oppa, sedang apa kau sekarang?

Tiba-tiba bel berbunyi, Ny. Jang menyuruh Yi kyung melihatnya, mungkin Direktur Park yang datang. Sebelum pergi Yi Kyung masih menatap kesal sama Yi Hyun. Yi Hyun masih memohon meminta Ny. Jang berhenti, Ny. Jang tidak mau dengar ocehan Yi Hyun. Jika kau masih mau mengucapkan omong-kosong itu, lebih baik kau kembali ke kamarmu saja!

**

Ny. Jang memegang kepalanya dan pergi minum air. Yi kyung berbalik, menatap heran segerombolan orang yang masuk ke dalam rumahnya.

“Kalian mau apa?”

Ny. Jang mendekat, salah seorang bertanya apakah kau adalah Ma Jae Nan? Ia menunjukkan lencananya, oh ternyata polisi toh. Polisi itu mengatakan Ny. Jang ditangkap atas tuduhan penganiayaan terhadap Na Doo Rim. lalu menyuruh anak buahnya memborgol Ny. Jang.

“Mau apa kalian sekarang?” ujar Yi Hyun kepada polisi yang memborgol Ny. Jang. Yi Kyung berteriak meminta mereka melepaskan borgol ibunya. Ny. Jang di bawah pergi, Yi Kyung syok dan berteriak histeris memanggil ibunya. Yi Hyun menahannya, Yi Kyung pun pingsan.

**

Doo Rim menemui Ny. Jang di penjara. Saat keluar Yi Hyun sudah menunggunya. Doo Rim menyapanya dengan ekspresi sedih. Yi Hyun berterima kasih kepada Doo Rim.

“Orang yang jauh lebih menderita dibandingkan aku adalah kau, Oppa. Pada awalnya demi dirimu, aku juga ingin dia membayar perbuatannya. Tapi aku takut kau akan menjadi semakin menderita, karena itu aku tidak sanggup melakukannya.”

Yi Hyun hanya menatap Doo Rim.

**

Yi Kyung membesuk ibunya. Ia bertanya ibunya tidak apa-apa? Ny. Jang bilang ia baik-baik saja. Jangan khawatir. Semakin situasi seperti ini, semakin kita harus semangat, membulatkan tekad. Kau mengerti maksudku, bukan?

Yi Kyung menganggukkan kepalanya, “Menurut Pengacara Kang, selama tersangka tidak mengaku, akan sulit untuk membangun sebuah kasus. Na Doo Rim juga sudah menyatakan tidak ada fakta jika dia dianiaya.”

“Semua ini adalah perbuatan Ibunya Kang Ju. Jika dia sanggup menangkap kembali para pelaku yang telah melarikan diri ke Macau, sudah pasti dia berniat melemparku ke dalam penjara. Sudah pasti polisi juga tidak berdaya melakukan apa-apa karena Taeyang Group.”

Yi Kyung menatap ibunya, Ny. Jang mendesah “Aku benar-benar sedih dan marah. Semuanya gara-gara Ibu tidak memiliki kekuatan.”

Yi Kyung tertunduk memikirkan sesuatu.

**

Ny. Choi menatap foto ibunya, ia membelai foto ibunya seolah-olah masih hidup dan berada di depannya. Telponnya bergetar, Yi Kyung yang menelponnya.

Yi kyung datang menemui Ny. Choi di rumah. Ia menyerahkan sebuah map, “Ini adalah saham yang anda alih-namakan atas nama saya. Semuanya saya kembalikan pada Anda. Tolong hentikan penyelidikan atas ibu saya. Polisi bilang pada saya, jika ingin penyelidikan dihentikan, lebih ampuh jika berhasil membujuk Nyonya keluarga Taeyang.”

“Mengembalikan barang yang seyogyanya memang milikku, dan mengajukan syarat sepertinya sedikit keterlaluan.”

“Perusahaan kami, ibu saya dan juga saya... Kaki dan tangan kami telah dipotong, dan raga kami telah disobek-sobek. Apa lagi yang Anda ingin kan? Belum cukupkah Anda melampiaskan kebencian Anda?” ujar Yi Kyung marah.

“Menurutmu hanya dengan hal sepele seperti ini kalian sudah membayar harga dari perbuatan kalian? Ibumu pernah bertanya padaku. Dia bertanya padaku, bagaimana rasanya menjadi putri seorang pembunuh. Bagaimana perasaanmu sekarang ini?” ujar Ny. Choi tenang

“Perasaanku... sekalipun tidak kuberitahu, Anda juga tahu jelas.” Yi Kyung tertunduk sedih

Ny. Choi mengatakan perasaannya pada saat itu, serasa ingin muntah darah, dan begitu putus asa. Tapi ia tidak bisa menyalahkan ibunya. Karena ibunya demi dia, putrinya, telah menodai tangannya dengan darah. Secara keseluruhan, kau dan aku adalah orang yang berdosa. Karena ibuku dan ibumu, makanya semuanya berubah menjadi seperti ini. Semuanya dikarenakan keserakahan hati kita yang tidak sanggup dihilangkan.

Yi Kyung dengan wajah yang ketus berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ny. Choi, lalu berlutut “Kumohon pada Anda, mohon supaya Anda menolong Ibu saya...” Yi Kyung menitikkan air mata. Ia memilih membuang harga dirinya demi menyelamatkan ibunya dalam tahanan.

**

Ny. Jang berjalan keluar di dampingin polisi. Sepertinya ia di bebaskan, ampuh juga usaha Yi kyung. Akhirnya Ny. Choi menerima permohonannya.

Yi Hyun dan Yi Kyung menunggu di lorong, saat melihat ibunya Yi Kyung langsung menghampiri ibunya.

**

Ny. Choi memberikan diary istri pertama Tuan Choi kepada Tuan Choi. Tuan Choi bertanya apa ini? Ny. Choi berkata hadiah dari cinta pertama Tuan Choi. Tuan Choi tampak kaget, Ny. Choi mengatakan dulu disimpan oleh Eomonie, baru diserahkan padanya setelah beliau meninggal. Bersamaan dengan wasiatnya untuk menjaga vila di belakang rumah.

Tuan Choi mengambil diary itu, tangannya sedikit gemetaran. Ia membuka setiap halaman diary itu. Ny. Choi melihatnya dan mengambil sebuah map dan menaruhnya di depan Tuan Choi. Tuan Choi kaget melihat surat permohonan cerai dari istrinya.

Ny. Choi tertunduk dan berkata “Sekarang aku ingin melepaskan semuanya. Terhadap dirimu yang tidak sanggup melupakan wanita lain... Dan niat untuk menemukan pasangan yang baik bagi Kang Ju... Semuanya hanya demi memenuhi keinginanku sendiri saja. Sebagai seorang istri, seorang ibu, aku belum cukup memenuhi syarat. Aku tidak berani bilang jika aku tidak pernah mengharapkan kejadian buruk akan menimpa cinta pertamamu. Dosa yang telah diperbuat, hanya bisa ditebus dengan cinta. Pada saat aku demi melindungi keluarga ini... demi melindungi Kang Ju... Hal yang telah kupercayai selama belasan tahun, hancur dalam sekejap. Aku merasa bagaikan pilar besar tempatku bersandar mendadak runtuh.”

“Sayang...”

“Sepertinya hal yang harus kulakukan, sudah selesai kulakukan. Meninggalkan rumah ini adalah merupakan hal yang terakhir.”

Tuan Choi terdiam mendengar perkataan istrinya.

**

Nenek, Doo Rim dan Jin Joo turun dari rooftop. Mereka bersiap- siap pergi ke Jimjilbang. Jin Joo mengatakan mereka harus ke hwangtobang dulu! Kemudian mandi air es, dengan begitu pori-pori baru bisa mengecil. Nenek pun semangat mengajak mereka cepat jalan. Nenek mengeluh sekujur tubuhnya terasa nyeri, harus cari sebuah tempat yang panas dan 'kukus' sebentar.

Mereka terkejut dengan kehadiran Kang Joo yang sudah menunggu di depan restoran. Kang Joo menyapa nenek, Doo Rim langsung bertanya ngapain Kang Joo ke sini malam-malam?

“Bisa ngapain lagi? Aku khawatir kau akan kangen padaku, karena itu aku meluangkan waktu bertemu denganmu.” Doo Rim tersenyum kaget dengan kenarsisan Kang Joo.

“Representatif, kami mau ke Jjimjilbang (rumah sauna). Mau ikut?” ajak Jin Joo.

“Jjimjilbang (rumah sauna)?” tanya Kang Joo. Nenek yang belum merestui hubungan Kang Joo dan Doo Rim mengajak mereka cepat pergi sendiri kalau Kang Joo tidak mau ikut.

Kang Joo yang tidak mau melepas momen begitu saja dengan Doo Rim langsung mengatakan ia mau pergi... ke Jjimjilbang (tempat sauna) juga. Doo Rim menatapnya heran, Jin Joo malah tersenyum menatap bosnya yang bertingkah konyol itu. Kang Joo menatap Doo Rim tak percaya dengan kata-kata yang baru saja di lontarkannya itu. Hahhaha

**

Doo Rim selesai memakaikan handuk di kepala Kang Joo, Kang Joo merasa aneh dan bertanya ini apa. Doo Rim berkata apaan sih? Menggemaskan gitu, lalu menertawakan Kang Joo. Doo Rim bertanya jangan-jangan ini pertama kalinya Kang Joo mengunjungi Jjimjilbang?

Kang Joo menggangguk pelan, dan protes “lagian ngapain juga orang-orang bermalam di sini? Punya rumah bagus tidak ditinggali...”

Doo Rim mencibirnya “Sepertinya hidupmu benar-benar membosankan, Kang Ju. Apa gunanya banyak uang? Hiburan yang begitu menyenangkan saja kau tidak mengerti.

**

Jin Joo dan nenek datang membawa minuman Sikhye dingin. Mereka langsung meminumnya. Tapi Kang Joo hanya melihat mereka, dia enggan mengambil porsinya.

“Ah, segar sekali. Setelah keringatan minum segelas sikhye dingin menyegarkan. Mengunjungi Jjimjilbang untuk menikmati ini.” Ujar Doo Rim

Kang Joo cemberut dan melihat ke sekelilingnya. Doo Rim menyuruhnya mencoba minuman namun Kang Joo berkata ia tidak suka yang manis-manis. Doo Rim ngotot menyuruh Kang Joo mencobanya dulu, Kang Joo pun mencobanya. Nenek dan Jin Joo memperhatikanya, Kang Joo masih meminumnya. Sepertinya ia menyukai minuman itu.

Doo Rim berkata rasanya seperti ada sebuah sensasi yang menjalar di dalam perut, bukan? Kang Joo membalas minum minuman ini di sini, rasanya nikmat juga. Nenek, Doo Rim dan Jin Joo langsung tertawa mendengarnya.

Doo Rim hendak memecahkan telur rebus dengan tangannya, namun ia mempunyai ide yang lain. Ia langsung menggetoknya di kepala Kang Joo, Kang Joo mengerang kesakitan. Doo Rim dan Jin Joo tertawa menikmatinya.

Kang Joo tak mau kalah, ia mengambil telur dan membalasnya. Doo Rim memegang kepalanya dan meringis kesakitan. Kang Joo berkata “Takut orang tidak tahu jika kau itu kepala batu? Gerakan yang benar-benar menggunakan tenaga.”

Kang Joo tersenyum penuh kemenangan.

^Bersambung ke Bagian 2^

 

 

KOMENTAR :

Biasanya aNNa tidak berkomentar di bagian 1 tapi kali ini aNNa berkomentar sedikit mengenai hubungan Tuan Choi dan Ny. Choi. Berharap sangad, semoga mereka tidak sampai bercerai dan hidup bahagia bersama anak cucu mereka. Ya itulah harga yang harus di bayar, hidup bahagia lebih baik bukan.

6 komentar:

  1. mbak Anna.. gambarnya kurang banyak, gak bisa bayangin ceritanya jadinya T-T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Miaann chingu,, ntar aNNa prbyk deh.. mksh ya udah setia menunggu sinip ep 14-nya.. ^^

      Hapus
  2. Akhirnya di posting juga episode 14nya . Say kok gambarnya sedikit banget ya ? Hmm . . Dari kemaren mau nanya tp lupa terus , itu pemeran doo rim pernah main di drama apa sih say ? Kayaknya kok wajahnya ga asing .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Slx make modem tmn so cpt2 makax klu cpt posting ya hrz krngi pikux.. ^^
      Udah prnah watching City Hunter blm?? Klu udah,, DR itu brmain d sna sbg pengwal ank presiden n presidenx jg. Tuh loh tman Park Min Young,, ^^

      Hapus
    2. Ohh iya , pantesan kok wajahnya ga asing . Hehehe thx mba anna :)

      Hapus
    3. Hehehe iya,, cheonma.. √(`°`)?

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang