Kamis, 10 Juli 2014

[Sinopsis] MARRIAGE WITHOUT DATING Episode 2-1


Note : Piku menyusul

Pagi-pagi buta, ibu Ki Tae sudah bangun dan memasak banyak sekali makanan. Apa hari ini hari yang istimewa, tanya nenek yang baru saja bangun. Bong Hyang bilang mungkin mereka akan kedatangan tamu khusus. Kalau mungkin berarti belum pasti tamu khususnya datang donk. Bong Hyang mengatakan jika mereka tidak datang, kita mungkin akan dapat banyak uang. Jika datang, berarti baguslah. Nenek pun berkesimpulan hari ini adalah hari yang baik. (Aneh-aneh saja ibu Ki Tae ya chingu, hehehe)

Mobil Ki Tae melajuh dengan kecepatan tinggi. Ia di ancam oleh bibinya. Bibi sekarang sudah berada di agen real estate. Bibi di suruh ibu Ki Tae untuk menandatangani kepindahan kontrak sewa rumah Ki Tae yang atas nama ibunya. Waktunya sudah ditetapkan pukul 10:00. Jika Ki Tae terlambat maka bibi akan menandatanganinya sesuai perintah Bong Hyang.

Tentu saja hal itu membuat Ki Tae resah. Ia sedang dalam perjalanan menuju rumah. Jadi bibinya harus menunggu sebentar. Ki Tae yang panik melajuh kencang mobilnya tanpa mempedulikan kenyamanan berkendaraan. Bong Hyang melihat jam, kurang 5 menit jam 10. Bong Hyang menelpon bibi, ia menyuruh bibi mencap kontraknya pukul 10 tepat. Bibi melihat jam dan membuka tutupan cap-nya lalu meniupnya sambil menanti detik-detik terakhir itu. Kedua ahjumma penyewa pun menarik nafas. Harap-harap cemas. hehe

Akhirnya mobil Ki Tae sampai di depan rumahnya. Ia cepat-cepat turun dan membukakan pintu buat Jang Mi. karena waktu semakin menepis, Ki Tae menarik paksa Jang Mi turun.

Bong Hyang menelpon bibi. Setelah mendengar apa yang Bong Hyang sampaikan. Bibi pun meminta maaf kepada calon penyewa. Mereka harus membatalkan kontrak sewanya. Sementara Ki Tae yang sudah sampai menyapa nenek dan ayahnya. Nenek awalnya tampak senang namun tiba-tiba tatapan wajahnya berubah, seperti melihat sesuatu. Hmm ada apa ya??

Bong Hyang datang dan menyapa mereka. Ia tersenyum bahagia. Akhirnya, putra semata wayangnya berkunjung ke rumah dengan membawa calon istrinya. Tapi saat melihat makhluk yang bersembunyi di punggung Ki Tae, senyuman Bong Hyang langsung hilang. Jang Mi menampakkan diri dengan rambut super berantakan. Bukan hanya itu saja, Jang Mi hanya menggunakan pakaian clubbing (celana umpan plus tank top yang super mini abis, pusarnya ampe kelihatan). Parahnya, si Jang Mi malah tersenyum manis. Tentu saja penampilannya membuat keluarga Ki Tae super kaget dan nganga ala Dong Hoon. hahaha

Episode 2 :
Manajemen Orang-orang


[17 Jam sebelumnya]

Ki Tae mengaku sama Jang Mi kalau ibu-ibu yang mengundang Jang Mi adalah ibunya. Ibu pikir Ki Tae dan Jang Mi pacaran. Ki Tae pun meminta Jang Mi membantunya. Mereka berdua sengaja berhubungan palsu (pacaran) dan tentu saja Jang Mi harus bertemu dengan orang tua Ki Tae. Tapi Jang Mi menolak membantu Ki Tae.

“Memangnya aku terlihat sangat ingin menikah? Kau bukannya mengajakku menikah tapi berhubungan palsu. Kau pasti berpikir aku ini tergila-gila ingin menikah ya? Ini sangat konyol dan kasar..”

“Memangnya kau mau menikah denganku jika aku benar benar memintanya?”

“Apaan... Jadi, kau sungguh tertarik padaku? Tidak, terima kasih. Bahkan, jika kau orang terakhir di bumi ini, aku tetap tidak akan memilih-mu. Tidak akan pernah.” Widiww, si Jang Mi asal ngomong aja. Ntar merried baru kena batunya. hehe

“Terima kasih. Itu sebabnya aku membutuhkanmu. Alasanku membawamu rumahku agar aku tidak usah menikah.” Ujar Ki Tae. Jang Mi mengerti perkataan Ki Tae. Ki Tae ingin menunujkan pada keluarganya kalau ia punya pacar. Maka ia tidak akan mengikuti kencan buta. Begitu kan rencananya. Ki Tae langsung bilang bingo.

Jang Mi meminta Ki Tae mengatakan sebenarnya pada keluragnya. Jika Ki Tae tidak mau menikah. Ki Tae mengatakan jika ia bisa mengatasi hal ini dengan itu, kenapa ia harus datang ke sini. “Aku ada masalah keuangan pada keluarga sekarang. Bantu saja aku sampai semua ini berakhir.”

“Kau ingin hidup dari bantuan orang tuamu. Tapi, kau tidak ingin hidup seperti yang mereka inginkan. Kenapa aku harus membantumu melakukan rencana licik itu?” ujar Jang Mi. Ki Tae menawarkan bayaran pada Jang Mi. Ia akan membayar Jang Mi, 5 kali lipat dari gaji Jang Mi per jam. Namun sayang sekali, Jang Mi menolaknya. Ia tidak akan melakukannya walau untuk 1 juta dollar.

Ki Tae di buat putus asa olehnya. Ia menyusul Jang Mi. Lalu, Jang Mi ingin memulai lagi dengan Hoon Dong. Jang Mi bilang ia saja hampir di penjara karenanya, mau memulai lagi dengan-nya? Rupanya Ki Tae mencoba berbagai cara agar Jang Mi mau membantunya. Salah satunya dengan cara menawarkan operasi plastik. Jang Mi akan menjadi cantik. Agar Jang Mi bisa membalaskan dendam karena di campakan oleh Dong Hoon.

Jang Mi tak tahan lagi dengan Ki Tae yang selalu mengganggunya.” Ada apa denganmu? Sebenarnya semua ini salahmu. Semuanya di mulai saat kau muncul kemarin. Dan kau ada disana di moment yang paling memalukan. Sekarang aku sadar, aku dipermalukan di rumahnya juga karenamu! Aku juga jadi narapidana sekarang!”

“Ini bukan 100% salahku. Hanya kau saja yang...”

“Beraninya kau bilang begitu! Kau pikir aku orang bodoh? Pergilah sekarang! Sebelum.. aku buat kau lebam.” Jang Mi kesal, ia berniat menendang Ki Tae. Tapi di urungkannya.

***

Jang Mi pun pergi tapi Ki Tae lagi-lagi mengikutinya. Saat Jang Mi berbalik, Ki Tae pura-pura ga tahu apa-apa. Begitu seterusnya sampai Jang Mi geram sendiri. Hmm, kalau aNNa ma udah ke kantor polisi tuk lapor Ki Tae sebagai penguntit. Hehe

Hyun Hee sepertinya sedang menunggu seseorang. Ia sudah berdandan cantik. Tapi sepertinya ia sudah lama menunggu. Wajah Hyun Hee yang cantik pun jadi suntuk. Sebelum orangnya datang, Hyun Hee memilih memoles sedikit bedak di wajahnya. Biar cantiknya awet. Hehehe

Rupanya Hyun Hee sedang menunggu Jang Mi. Jang Mi memuji Hyun Hee cantik sekali hari ini. Ki Tae tiba-tiba muncul dan ikut memuji kecantikan Hyun Hee. Hyun Hee bertanya-tanya siapa Ki Tae. Jang Mi meminta Hyun Hee tidak mempedulikan Ki Tae. Ki Tae memperkenalkan dirinya. bahkan ia memberikan kartu namanya kepada Hyun Hee. Hyun Hee terbelalak kaget saat mengetahui Ki Tae adalah dokter bedah plastik.

Jang Mi berusaha mengusir Ki Tae. Ki Tae pikir mereka mau pergi minum. Ia akan mentraktir mereka namun Hyun Hee bilang sebenarnya mereka mau clubbing. Jang Mi protes. Bukannya Hyun Hee mau mentraktirnya kimchi tahu dan anggur beras. Ki Tae malah menyetujui ide Hyun Hee ke clubbing biar bisa memperbaiki mood Jang Mi. Hyun Hee juga sudah membawa pakaian buat Jang Mi. Hyun Hee malah mengajak Ki Tae,  membuat Jang Mi bertambah kesal.

***

Semuanya bergoyang menikmati alunan musik diskotik. Tapi Jang Mi malah memilih duduk dan meminum minuman kesukaannya. Ya ampun sudah berapa gelas ia habiskan. Ki Tae ikutan gabung dengannya.

“Kau pikir aku akan bergabung.. Dalam skenario penipuan-mu itu? Kau membuatku jadi narapidana, dan merampas kimchi tahu dari-ku juga!” ujar Jang Mi yang setengah mabuk.

“Maafkan aku. Aku salah paham padamu. Dan tidak sengaja menyakiti-mu. Tapi aku... Juga sial karena-mu. Kau menyiram jus padaku, memukulku dengan botol bir. Jadi, kita anggap saja kita berdua ini impas!”

Jang Mi malas mendengar kata-kata Ki Tae. Ia bangun mau ke  kamar kecil. Ia meminta Ki Tae jangan mengikutinya. Hyun Hee menyusul Jang Mi. Jang Mi memegang kepalanya yang sakit akibat banyak minum. Hyun Hee  tanya dari mana Jang Mi bisa bertemu dokter bedah plastik itu. Jang Mi mengatakan Ki Tae itu temannya Dong Hoon.

“Pria yang membuatmu jadi penguntit? Lalu, kenapa pria itu bersama-mu?” Jang Mi bilang ia tidak tahu apa yang ia lakukan di sini. Ia ingin pulang. Hyun Hee mencegahnya. “Jangan begitu. Ini kan masalahmu. Tapi tenang saja, kita masih punya ribuan rencana B. Kau pikir kenapa aku mau ke club? Hanya karena kau kehilangan 1 pria, bukan berarti dunia berakhir. Aku ingin kau bersenang-senang.”

“Apa? Kau ingin aku terlibat cinta 1 malam?”

“Maksudku, 'sembuhkan'-lah jiwa-mu. Sembuhkan.” Hyun Hee menarik Jang Mi kembali ke lantai disko. Jang Mi pun menari dengan lincahnya. Ia benar-benar sangat menikmati malam ini. Namun kesenangan terganggu dengan kehadiran pria pengusik di sampingnya. Jang Mi malas meladeni lelaki itu. Ia pun pindah tempat.

Hyun Hee berniat menyusul tapi di hadang oleh seorang pria. Pria itu bersama temannya yang kaya mencari teman kencan malam ini. Hyun Hee mengatakan ia juga sedang bersama temannya yang cantik. Temannya itu lagi kesepian sekarang. Si pria itu tampak senang, mereka bisa kencan ganda.

***

Ya ampun Jang Mi kalau sedang mabuk. Goyangannya benar-benar sesuatu. Goyang kok kayak lagi fitness ya. Hehe. Kemudian Hyun Hee datang dan mengajak Jang Mi bertemu dengan para pria itu. Dan ternyata teman pria itu adalah Dong Hoon. Si pria itu mengatakan dia (Jang Mi) orangnya sangat kesepian. Semoga saja kita bisa 'memangsa' malam ini.

Mereka pun mendekat ke arah Jang Mi dan Hyun Hee. Jang Mi dan Dong Hoon tampak menikmati goyangan mereka dengan saling membelakangi. Mereka berdua belum menyadari satu sama lain. Saat mereka bergoyang dan memperlihatkan wajah mereka. Mereka terbelalak kaget.

“Kenapa kau ke sini?” teriak Dong Hoon

“Kau pikir, aku ke sini mau menemui-mu?” Jang Mi ikutan marah

“Maksudmu ini cuma kebetulan? Kau pasti ke club ingin cinta 1 malam dengan para pria, dan ternyata itu adalah aku, kan? Benarkan sayangku, Jang Mi?” Ledek Dong Hoon

“Apa? Cinta 1 malam? Kau pasti mau menggoda para gadis untuk bersenang senang malam ini, kan? Aku sekarang jadi narapidana karena-mu!”

Hyun Hee tanya apa ini Dong Hoon. dong Hoon berbisik pada teman prianya. Dia gadis yang kuceritakan. Teman Dong Hoon kaget. “Apa?  Penguntit? Daebak!! Dia juga datang ke sini?”

Maka terjadilah perang mulut antara Hyun Hee dan teman Dong Hoon karena saling membelah sahabat mereka. Mereka langsung jadi tontonan. Dong Hoon meminta Jang Mi mengatakan sebenarnya padanya. Kenapa kalian ke sini. Hyun Hee jadi sewot. “Kau tidak dengar, dia jadi narapidana hari ini? Jadi, dia ingin melupakannya. Ini semua salahmu!”

Dong Hoon menyuruh Hyun Hee diam. Jadi kau menyalahkanku, tanya Dong Hoon pada Jang Mi. Hyun Hee berniat membelah Jang Mi. tapi Jang Mi bisa kok melawan Dong Hoon.

“Kenapa? Memangnya aku tidak boleh pergi clubbing? Kau boleh bersenang-senang. Sedangkan aku tidak boleh? Aku cuma mau bertemu denganmu. Itu bukan-lah kejahatan!” ujar Jang Mi sambil menunjuk-nunjuk dada Dong Hoon. Hyun Hee ikutan mengatakan kalau itu bukan kejahatan. Teman Dong Hoon meminta Dong Hoon menelpon polisi. Hyun Hee tampak marah. Temannya Jang Mi baru saja keluar dari pengadilan.

Ki Tae datang dan merangkul Jang Mi. “Oh, kau di sini. Aku mencari-mu dari tadi.” Dong Hoon kaget Ki Tae bisa berada di sini. Ki Tae balik nanya. Kapan kau ke sini. Ki Tae mengatakan ia mendekati Jang Mi. Maka Dong Hoon pun kaget dan nganga-nya muncul lagi saudara-saudara. hehehe

***

Jang Mi langsung pergi meninggalkan Dong Hoon yang terpukul dengan kedekatan Jang Mi dan Ki Tae. Ki Tae menyusul Jang Mi. Ki Tae menceramahi Jang Mi yang pergi. Apa Jang Mi mau dibodohi lagi seperti ini. Jang Mi balik nanya, kenapa Ki Tae membantuny. Ki Tae kan temannya Dong Hoon.

“Itu sebabnya aku membantu-mu. Aku akan membantumu balas dendam.” Jang Mi berhenti berjalan. Ki Tae bilang ia akan membuat Dong Hoon jatuh cinta pada Jang Mi. Saat dia cinta padamu, kau campakkan dia sama seperti dia mencampakkanmu. Jang Mi menatap Ki Tae. Akan-kah. Aku bisa melakukan itu? Apa aku bisa balas dendam padanya?

Ki Tae bilang makanya, Jang Mi turuti saja yang ia katakan. Tapi sepertinya Ki Tae merasa bersalah karena memanfaatkan Jang Mi. (Kenapa aNNa bilang memanfaatkan, karena Ki Tae masih dalam misinya - mendekati Jang Mi supaya berpura-pura menjadi pacar palsunya).

***

[5 jam sebelumnya]

Ki Tae mentraktir Jang Mi makan di kedai. Ki Tae memperhatikan Jang Mi yang makan gada sopan santunnya. Pantasan ibu Dong Hoon mencibir Jang Mi rakus. Ki Tae tanya Jang Mi ikut kan. Jang Mi bilang menemui orang tua Ki Tae membuatnya gugup. Memangnya kau mencintaiku, tanya Ki Tae.

“Huh?”

“Kau tidak usah repot repot terlihat baik didepan mereka, kau kan tidak mencintaiku. Lakukan saja yang kau mau. Terserah kau saja.” Jang Mi memikirkan kata-kata ki Tae. Tapi biarkan aku sadar dari mabuk dulu. Jang Mi kembali melanjutkan makannya. Ki Tae mencibir Jang Mi jorok sekali. hehehe

***

[3 jam sebelumnya]

Jang Mi berjalan sempoyongan menyusuri trotoar. Ia melihat sekelilingnya. Sepertinya mencari sesuatu. Waah daebak. Ki Tae masih saja mengikutinya. Ki Tae mengajaknya langsung pergi saja. Tapi Jang Mi bilang ia tidak bisa pergi dengan tangan kosong. Ki Tae stress di buatnya. hehehe


[1 jam sebelumnya]

Ki Tae menarik paksa Jang Mi. Jang Mi ngotot tidak mau pergi. Tapi tetap saja di tarik Ki Tae menuju mobil. Jang Mi bilang ia harus ganti baju dulu. Ki Tae menolak. Ia memuji pakaian Jang Mi itu sudah bagus. Jang Mi terus memohon. Mau tak mau, Ki Tae mendorongnya masuk ke mobil. Hehehe ribet amat ya. Padahal hanya pacar bohongan doank. ^^

Nah itulah ceritanya kenapa Jang Mi bisa berkunjung ke rumah calon mertua dengan penampilan seperti itu.

***

Jang Mi menyapa keluarga Ki Tae. Ki Tae pun memperkenalkan Jang Mi sebagai pacarnya. Bong Hyang tampak syok dengan penampilan Jang Mi. Namun ia mencoba tenang.

“Kalian datang terlalu pagi...” ujar Bong Hyang. Ki tae tersenyum dan mengatakan ia semalaman membujuk Jang Mi agar ke rumah bersamanya. Ia membawanya sebelum dia berubah pikiran.

“Jadi, kalian bersama sepanjang malam?” tanya nenek

“Maaf aku datang tanpa memberitahu dulu... Dan hanya ada toko minimarket saja yang buka.” Jang Mi menyodorkan barang yang ia bawa. Tapi baik Bong Hyang maupun nenek tidak mengambilnya. Mau tak mau ayah harus mengambilnya.

***

Mereka pun duduk di ruang tamu. Mata ayah jadi jelalatan melihat paha seksi Jang Mi. Jang Mi yang polos malah tersenyum menatap ayah. Bong Hyang datang membawa selimut. Ia menantang suaminya yang terus saja menatap paha Jang Mi. Ayah akhirnya berubah sikap karena ketahuan oleh istrinya. Bong Hyang memberi Jang Mi selimut untuk menutupi pahanya biat tidak kedinginan.

Jang Mi bergumam dirinya lebih suka mabuk kalau mau hangatkan diri. Tangan Bong Hyang jadi hilang kendali saat mendengar perkataan Jang Mi. Untung saja tehnya tidak tumpah. Ki Tae tersenyum kecil karena rencananya berhasil.

“Kau pasti sangat tahan pada alkohol yang tinggi.” Kata nenek. Jang Mi membenarkan. Orang tuanya punya toko minuman keras. Nenek dan Ki tae tampak kaget. Bong Hyang langsung menatap Jang Mi. Jang Mi minta maaf pada ibu. Kemarin ia tidak bisa datang.

Bong Hyang mengerti. Itu bukanlah keputusan yang mudah. Jang Mi pasti belum yakin pada hubungan mereka. Jang Mi mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pengertian ibu.

“Kami mulai resmi pacaran baru belakangan ini. Jadi, kami belum terbiasa. Jadi, kalian bisa lihat pertumbuhan hubungan kami. Aku tidak mengerti kenapa kami perlu mendapatkan izin keluarga seperti ini. Ya, orang tua bisa memilih dengan siapa anaknya menikah. Tapi, kan yang mengemban tanggung jawab menikah nanti, adalah orang yang menikah itu sendiri.” Ujar Jang Mi panjang lebar.

Ki tae menatap Jang Mi karena Jang Mi bertindak di luar skenario mereka. Jackpot. Jang Mi memang jago akting. Perkataan Jang Mi tadi membuat Bong Hyang tidak dapat menikmati tehnya. Selera Bong Hyang hilang saat itu juga. Tapi ayah tampak senang dengan keterbukaan Jang Mi.

“Jadi, kau tidak ingin kami terlibat, begitu?” tanya nenek

“Kami akan saling mencintai dan berjuang seperti orang gila. Saat kami telah sangat yakin untuk selalu bersama. Kami akan ke sini lagi untuk meminta izin resmi. Jadi, tunggu-lah saja untuk saat ini.” Ki Tae menyembunyikan senyumannya saat mendengar kata-kata Jang Mi. Ia seperti mendapatkan durian runtuh. Jang Mi the best deh.

Ki Tae membantu Jang Mi minum. Jang Mi bilang minumannya hangat, dapat membantu mabuknya. Ayah tersenyum. Bong Hyang pun membuka suaranya.

“Tapi, tidak-kah seharusnya kau harus tahu tentang keluarga Gi Tae? Aku yakin kau tidak tahu, tapi dia putra satu satunya selama 3 generasi. Kami bukannya sangat konservatif. Tapi, keluarga kami punya cara tersendiri. Kau harus mengubah gaya hidup-mu nanti kalau menikah dengannya. Terus ingat itu demi hubungan kalian.”

Tiba-tiba terdengar suara dengkuran. Nenek dan ayah kaget. Jang Mi sudah tertidur pulas. Paling parahnya, Ia bersandar di pundak Bong Hyang dan merangkul Bong Hyang. Bong Hyang mendorongnya dengan kelima jarinya hingga terlempar ke sofa. Ki Tae menahan tawanya. Hehehe

Bibi datang dan heran melihat pacar Ki Tae seperti itu. Kelakuan Jang Mi ini berhasil membuat keluarga Ki Tae tidak menaruh simpati padanya. Misi berhasil. LOL

***

Jang Mi dan Ki Tae pamit. Jang Mi merasa tidak enak. Ia meminta maaf pada keluarga Ki Tae karena tadi ia ketiduran. Ayah malah berterima kasih, Jang Mi telah merasa nyaman bersama mereka. Bibi merasa menyesal karena melewatkan (kejadian tadi), namun bibi cepat-cepat meralat kalau maksudnya, mereka tidak bisa banyak ngobrol.

“Ya, sayang sekali..” ujar Jang Mi. Nenek ikutan nimbrung, kau bisa datang lagi lain kali. Kami akan sajikan anggur beras. Jang Mi tampak semangat mendengarnya.

“Kedengarannya bagus. Aku bawa pancake buatan-ku yang terbaik. Aku akan berkunjung lagi lain kali.”

Bong Hyang meminta mereka hati hati di jalan. Mereka berdua pun pergi. Jang Mi terus saja melambai, dag dag. Nenek pun membalas melambai. Bong Hyang langsung masuk ke dalam.

Dalam perjalanan. Jang Mi merasa tidak enak telah membohongi keluarga Ki Tae. Menurutnya, keluarga Ki Tae sepertinya orang yang baik. Ki Tae memuji Jang Mi yang sungguh ahli dalam berakting.

“Aku hanya bilang yang ada di pikiran-ku saja, kecuali kau yang memintaku berbohong.” Ki Tae menatap Jang Mi. Jang Mi bergumam ini sangat buruk. Ia berulah dipertemuan santai seperti itu. Bagaimana jika keluarga Ki Tae benar-benar ingin mereka menikah. Ki Tae memintanya tidak usah khawatir. Kau tidak kenal ibuku.

“Aku malah paling khawatir padanya. Dia selalu baik padaku.” Ujar Jang Mi. Ki Tae membalas kalau ibunya bukan baik pada Jang Mi tapi dia sedang melatih Jang Mi. Melatihku, tanya Jang Mi heran.

***

Nenek berniat meminum minuman yang di bawa Jang Mi. Tapi Bong Hyang datang dan menegurnya. Nenek tidak jadi meminumnya. Sepertinya nenek takut sama menantunya ini. Bong Hyang bilang minuman itu penuh dengan kafein. Nenek berusaha menolak. Tidak apa kalau sekali-sekali. Bong Hyang bilang nanti nenek tidak bisa tidur. Sebagai gantinya, Bong Hyang akan buatkan teh plum. Kemudian Bong Hyang mengambil semua minuman itu.

Nenek bilang ia menyukai Jang Mi. Bong Hyang yang tadinya mau ke dapur langsung menghentikan langkahnya. Nenek yakin Bong Hyang menolak Jang Mi. Nenek minta pendapat ayah. Namun ayah mengatakan pendapatnya tidak akan banyak berarti. Ia selalu menghormati dan mengikuti pendapat istrinya. Bibi merasa geli mendengar kata-kata ayah.

“Lagian, kau tidak terlalu peduli tentang hal seperti ini.” kata Bong Hyang pada ayah.

“Dia sepertinya menyukainya. Dia kan tipe-mu, Oppa.” Bibi tertawa cekikan sampai Bong Hyang menatapnya tajam barulah ia berhenti tertawa. Karena takut sama Bong Hyang. Maka Bibi pun menolak Jang Mi. Ia beralasan ia benci gadis yang lebih cantik darinya. LOL

Sepertinya situasi seperti ini membuat ayah tak mau berlama-lama di sini. Nenek mengatakan lagian Ki Tae akhirnya mau pulang berkat dia. Sudah 3 tahun dia tidak pulang dan ini pertama kalinya dia membawa gadis ke rumah kita. Kita beri saja waktu, karena mereka yang ingin begitu. Bong Hyang hanya diam saja. Nenek memintanya mengatakan sesuatu.

“Dia bilang dia tidak perlu izin kita.” Bong Hyang langsung pergi

Setelah kepergian Bong Hyang. Bibi bertanya pada nenek, apa nenek sungguh menyukainya. Ternyata umur telah melunakkan hatimu. Nenek bilang lebih dari segalanya, dia itu lucu. Dia pasti bisa mengguncang Bong Hyang. Nenek tersenyum senang.

Di dapur. Bong Hyang merasa aneh. Ia merasa putranya tidak seperti Ki Tae yang ia kenal. (Ya iyalah bu, habis putramu itu tidak mau menikah sih). ^^

***

Ki Tae mengatakan mulai saat ini, ibunya tidak akan langsung menentang Jang Mi. Tapi, dia tetap tidak akan menerimamu. Bermuka dua, ujar Jang Mi. Ki Tae mengiyakan, ibunya akan berusaha bersikap baik pada Jang Mi. Tapi, dia akan membuat Jang Mi menyerah nanti.

“Dia mempertahankan image malaikat-nya itu tanpa harus menyakiti siapa pun secara langsung. Begitulah cara dia berhubungan dengan semua orang. Ibuku pintar dalam.. Me-manajemen orang.”

“Manajemen orang? Bukankah itu tentang kencan?”

“Kencan kan juga tentang hubungan pribadi. Kau harus belajar dari ibu-ku.”

Mereka pun sampai di tempat tujuan. Ki Tae menyuruh Jang Mi keluar. Jang Mi tanya kenapa. Ki Tae bilang untuk balas dendam.

***

Ki Tae memberi sedikit sentuhan (menandai bagian yang mau di percantik) di wajah Jang Mi dengan pensil warna. Jang Mi kaget saat menatap wajahnya di cermin. Apa yang kau lakukan.

“Para pria sensitif terhadap perubahan fisik. Payudara- mu bisa di implan silicon ukuran 200cc. Sedot lemak paha. Botox untuk lengan-mu.” Ujar Ki Tae menyentuh lengan Jang Mi. Jang Mi berteriak meminta Ki Tae tidak menyentuhnya.

**

Beralihlah mereka ke Depart. Store tempat Jang Mi bekerja. Mereka mencari busana yang tepat sesuai dengan karakter Jang Mi saat ini. Jang Mi keluar kamar pas dengan mengenakan pakaian santai sambil bergoyang. Ki Tae mengomentarinya, kau harus bisa mengesankan para pria. Jang Mi langsung kembali ke kamar pas.

Beberapa detik kemudian, Jang Mi keluar dengan balutan dress yang cantik tapi seksi. Ki Tae bilang jangan terlalu kentara. Tetap halus tapi menarik. Jang Mi pun kembali lagi. Ia keluar dengan balutan dress yang sederhana tapi cantik ia kenakan. Ki Tae menyuruhnya mencoba yang lain lagi.
Walaupun kesal, Jang Mi menurut saja. Taraaa,, Jang Mi keluar dengan mengenakan busana simpel plus celana pendek yang cocok untuk karaker Jang Mi saat ini. Ki Tae terkesima dengan penampilan Jang Mi.

“Beli yang ini.” ujar Ki Tae menyodorkan kredit card-nya pada pramuniaganya. Namun Jang Mi menolak di bayari Ki Tae.

Tiba-tiba Hyun Hee lewat dan melihat Jang Mi. Ki Tae berbisik pada Jang Mi. Kau dan aku harus bersikap seperti pasangan. Ibunya, orangnya sangat teliti. Lalu bagaimana dengan balas dendamku, tanya Jang Mi.

“Terutama pada balas dendam-mu. Ibu-ku pasti akan menanyai semua orang.” Balas Ki Tae.

Jang Mi pun tersenyum menyapa Hyun Hee.

***

Jang Mi berjalan dengan penuh percaya diri. Ia mengibas rambutnya yang tergerai indah. Seakan-akan dia adalah wanita yang paling cantik di dunia ini. Jang Mi pun sampai di tempat tujuan, kafe Dong Hoon. Ia melihat sekelilingnya. Yeo Reum melihatnya dan menyapanya. Jang Mi teringat akan perkataan Ki Tae. “Player itu penggoda yang mengerikan setiap waktu, 24 jam.”

Maka Jang Mi pun tersenyum manis pada Yeo Reum. Kau kesini lagi, ujar Yeo Reom. Jang Mi mengangguk sopan. Kemudian ia memesan jus grapefruit. Kata-kata Ki Tae kembali lagi. “Pikirkan semua pria sebagai orang yang bisa kau dapatkan.”

Jang Mi berusaha sekalem mungkin. Yeo Reum melihat penampilan Jang Mi dari bawah sampai ke atas. Tapi, Kenapa kau terlihat jauh lebih cantik hari ini. Jang Mi tersipu malu. Tapi lagi-lagi kata-kata Ki Tae menyadarkannya. “Jangan biarkan dia menipu-mu.”

Jang Mi mengiyakan. Ia cuma sedikit mengubah stylenya. Ia menyarankan Yeo Reum juga harus mengubah stylenya. Kau punya badan yang bagus, puji Jang Mi. Tentu saja itu semua karena ajaran dari Ki tae. “Murah hati lah dengan pujian-mu.”

“Kau mau memilih pakaian untukku lain kali? Kau bekerja di department store, kan?” ujar Yeo Reum. Jang Mi pun terdiam mendengar kata-kata Yeo Reum. Ia bingung harus mengatakan apa. Tuing, kata-kata Ki Tae muncul. “Lalu, beri kartu pengenal, sekarang.”

“Ya. Hubungi aku. Kapan pun.” Ujar Jang Mi. Yeo Reum memberikan pesanan Jang Mi. Tanpa Jang Mi sadari, Dong Hoon sudah berada di belakangnya. Dong Hoon terlihat tergoda saat melihat penampilan wanita yang berdiri di depannya. Yeo Reum mau membayar minuman Jang Mi. Jang Mi teringat akan nasihat Ki Tae,  “Sopan adalah bagian-mu, bukan orang lain.”

Jang Mi tersenyum. Tiba-tiba Dong Hoon mengatakan tidak usah, biar aku yang bayar. Aku pemilik tempat ini. Kau terlihat sangat familiar. Jang Mi pun menoleh. Dong Hoon terkejut seperti melihat hantu. hehe

“Joo Jang Mi! Apa lagi sekarang? Kenapa kau ke sini?” ujar Dong Hoon sambil menggerakan kedua tangannya kayak jurus ular mau mematok mangsanya. Aksinya mengundang tawa Yeo Reum dan karyawannya. LOL

“Mau beli jus.” Jawab Jang Mi. Setelah itu, Jang Mi pamit pada Yeo Reum. Dong Hoon menyusul. Kau ke sini cuma mau beli jus. Jang Mi bilang memangnya mau apalagi selain beli jus ke sini. Dong hoon tak percaya. Tiba-tiba mobil Ki Tae mendekat. Dong Hoon tak percaya Jang Mi bersama Ki Tae. Nganga-nya itu loh, khas banget. Hehehe

***

Jang Mi tampak senang sekali. Misinya berhasil. Ia berhasil membuat Dong Hoon cemburu. Dan juga Yeo Reum jatuh cinta padanya. ia memuji dirinya memang punya pesona yang alami. Ki Tae bilang itu baru awalnya saja. Ki Tae mengajak Jang Mi makan malam. Namun Jang Mi menolaknya. Turunkan saja aku di stasiun kereta bawah tanah.

“Kita belum lama berkencan. Ayo kita makan pasta.”

“Kenapa kau perhatian begini?”

“Jangan GR. Bibi-ku ada di belakang kita.” Jang Mi spontan berbalik melihat ke belakang. Ki Tae menyuruhnya tidak melihat ke belakang. Keluargamu menguntitmu, tanya Jang Mi. ki Tae membalas itulah keluarga yang penuh cinta. LOL

Bibi bergumam dirinya sangat bersemangat. Ia tidak menyadari kalau Ki Tae sudah tahu bibi membuntutinya. Ki Tae sengaja belok kanan-kiri membuat bibi kerepotan.

***

Akhirnya mereka makan pasta bersama. Bibi mengintip mereka dari balik kaca. Jang Mi menoleh, bibi langsung ngumpet. Jang Mi mengkhawatirkan bibi. Dia pasti lapar. Kau harus ajak dia bergabung dengan kita.

Ki Tae meminta Jang Mi tetap memandangnya. Mata mereka harus saling memandang terus. Tidak usah pedulikan hal lain. Tatap saja aku, pinta Ki Tae. Jang Mi bilang Ki Tae mengatakan kata-kata romantis dengan ekspresi tidak romantis begitu. Bibi akan bisa menebak wajah itu.

Jang Mi mengajak Ki Tae minum anggur saja. Waitress tampak kesulitan membuka penutup botolnya. Melihat itu, Jang Mi berniat membantu. Awalnya si waitress tidak mau. Namun Jang Mi bilang ia sangat suka buka botol minuman. Jang Mi pun berhasil membukanya.

Ki Tae memperhatikannya. Kau ini punya obsesi, selalu bersikap baik pada orang lain ya. Jang Mi menuangkan anggur ke gelas mereka. Lagian, lebih mudah melakukannya sendiri. Cheeerss. Ki Tae mencibir Jang Mi sangat ingin di sukai orang lain.

Bukannya meminum perlahan anggurnya, Jang Mi malah meminumnya dengan sekali teguk. “Kau pasti berpikir dicintai oleh orang lain itu menjengkelkan kan. Beberapa orang malah sangat ingin hak itu. Mereka yang berasal dari keluarga yang penuh kasih sayang, tidak akan pernah mengerti itu.”

Ki Tae membalas sindiran Jang Mi. “Kasih sayang keluarga dari mereka adalah masalah.” Jang Mi bilang Ki Tae itu manja. Ki Tae harusnya bersyukur mereka sudah peduli padanya. “Menurut-mu kenapa mereka sangat perhatian padamu, sampai sangat sopan pada kita berdua. Itulah hidup.”

Jang Mi kembali menuang anggur ke gelasnya. Ia mengambil gelasnya dan menoleh menatap bibi yang terang-terangan sedang mengintip. Bersulang. Bibi celingukan mencari tempat persembunyian. LOL

Ki Tae berkata orang-orang sering mengambil keuntungan darimu, kan. Tidak ada namanya di cintai... Mereka cuma memanfaatkanmu. Jang Mi membalas ia membiarkan Ki Tae memanfaatkannya karena ia punya tujuan.

“Setelah balas dendam nanti, ini semua berakhir. Aku benci sikap dan cara berpikir-mu.” Ujar Jang Mi sambil menunjuk-nunjuk Ki Tae

“Ya ampun, kau seharusnya tidak mabuk...” Ki Tae menyesal telah membeli minuman buat Jang Mi.

“Lagian ini demi kebaikan ibumu. Dia juga ingin dapatkan cinta.” Ki Tae sepertinya tersentuh dengan kata-kata Jang Mi.

***

Ki Tae mengantar Jang Mi pulang. Ki Tae memberi Jang Mi sebuah undangan. Ternyata pesta amal dan penyenggaranya adalah teman Ki Tae. Ki Tae ingin rumor hubungan mereka menyebar. Jadi, Ibunya akan percaya pada mereka.

“Ini konyol. Ku pikir aku tidak akan bisa berkencan lagi. Dan ternyata begini cara-ku berkencan lagi.” Jang Mi berterima kasih pada Ki Tae

“Tidak perlu berterima kasih. Ayo lakukan ini 100% demi bisnis kita saja.”

Ki Tae mendekat, bibi yang membuntuti mereka pun melihat kedekatan itu. Ia mengira Ki Tae dan Jang Mi sedang berciuman. Padahal Ki Tae sengaja mendekat dan membisikan pada Jang Mi supaya cepat masuk. hahaha

Jang Mi menyadari kalau bibi mengikuti mereka. Ia berpura-pura tertawa dan memeluk Ki Tae. Jang Mi bergegas ke dalam dan mengatakan ia akan merindukan Ki Tae. Ki Tae masih saja melambai pada Jang Mi. melihat kebersamaan mereka, bibi melaporkan semuanya pada Bong Hyang.

~Bersambung ke bagian 2~

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang