Note : Piku menyusul
Pagi-pagi buta, ibu Ki Tae
sudah bangun dan memasak banyak sekali makanan. Apa hari ini hari yang
istimewa, tanya nenek yang baru saja bangun. Bong Hyang bilang mungkin mereka akan
kedatangan tamu khusus. Kalau mungkin berarti belum pasti tamu khususnya datang
donk. Bong Hyang mengatakan jika mereka tidak datang, kita mungkin akan dapat
banyak uang. Jika datang, berarti baguslah. Nenek pun berkesimpulan hari ini
adalah hari yang baik. (Aneh-aneh saja ibu Ki Tae ya chingu, hehehe)
Mobil Ki Tae melajuh
dengan kecepatan tinggi. Ia di ancam oleh bibinya. Bibi sekarang sudah berada
di agen real estate. Bibi di suruh ibu Ki Tae untuk menandatangani kepindahan
kontrak sewa rumah Ki Tae yang atas nama ibunya. Waktunya sudah ditetapkan
pukul 10:00. Jika Ki Tae terlambat maka bibi akan menandatanganinya sesuai
perintah Bong Hyang.
Tentu saja hal itu membuat
Ki Tae resah. Ia sedang dalam perjalanan menuju rumah. Jadi bibinya harus
menunggu sebentar. Ki Tae yang panik melajuh kencang mobilnya tanpa
mempedulikan kenyamanan berkendaraan. Bong Hyang melihat jam, kurang 5 menit
jam 10. Bong Hyang menelpon bibi, ia menyuruh bibi mencap kontraknya pukul 10
tepat. Bibi melihat jam dan membuka tutupan cap-nya lalu meniupnya sambil
menanti detik-detik terakhir itu. Kedua ahjumma penyewa pun menarik nafas.
Harap-harap cemas. hehe
Akhirnya mobil Ki Tae
sampai di depan rumahnya. Ia cepat-cepat turun dan membukakan pintu buat Jang
Mi. karena waktu semakin menepis, Ki Tae menarik paksa Jang Mi turun.
Bong Hyang menelpon bibi.
Setelah mendengar apa yang Bong Hyang sampaikan. Bibi pun meminta maaf kepada
calon penyewa. Mereka harus membatalkan kontrak sewanya. Sementara Ki Tae yang
sudah sampai menyapa nenek dan ayahnya. Nenek awalnya tampak senang namun
tiba-tiba tatapan wajahnya berubah, seperti melihat sesuatu. Hmm ada apa ya??
Bong Hyang datang dan
menyapa mereka. Ia tersenyum bahagia. Akhirnya, putra semata wayangnya
berkunjung ke rumah dengan membawa calon istrinya. Tapi saat melihat makhluk
yang bersembunyi di punggung Ki Tae, senyuman Bong Hyang langsung hilang. Jang
Mi menampakkan diri dengan rambut super berantakan. Bukan hanya itu saja, Jang
Mi hanya menggunakan pakaian clubbing (celana umpan plus tank top yang super
mini abis, pusarnya ampe kelihatan). Parahnya, si Jang Mi malah tersenyum
manis. Tentu saja penampilannya membuat keluarga Ki Tae super kaget dan nganga
ala Dong Hoon. hahaha
Episode 2 :
♥ Manajemen
Orang-orang ♥
[17 Jam sebelumnya]
Ki Tae mengaku sama Jang
Mi kalau ibu-ibu yang mengundang Jang Mi adalah ibunya. Ibu pikir Ki Tae dan
Jang Mi pacaran. Ki Tae pun meminta Jang Mi membantunya. Mereka berdua sengaja
berhubungan palsu (pacaran) dan tentu saja Jang Mi harus bertemu dengan orang
tua Ki Tae. Tapi Jang Mi menolak membantu Ki Tae.
“Memangnya aku terlihat
sangat ingin menikah? Kau bukannya mengajakku menikah tapi berhubungan palsu. Kau
pasti berpikir aku ini tergila-gila ingin menikah ya? Ini sangat konyol dan
kasar..”
“Memangnya kau mau menikah
denganku jika aku benar benar memintanya?”
“Apaan... Jadi, kau
sungguh tertarik padaku? Tidak, terima kasih. Bahkan, jika kau orang terakhir
di bumi ini, aku tetap tidak akan memilih-mu. Tidak akan pernah.” Widiww, si
Jang Mi asal ngomong aja. Ntar merried baru kena batunya. hehe
“Terima kasih. Itu
sebabnya aku membutuhkanmu. Alasanku membawamu rumahku agar aku tidak usah
menikah.” Ujar Ki Tae. Jang Mi mengerti perkataan Ki Tae. Ki Tae ingin
menunujkan pada keluarganya kalau ia punya pacar. Maka ia tidak akan mengikuti kencan
buta. Begitu kan rencananya. Ki Tae langsung bilang bingo.
Jang Mi meminta Ki Tae
mengatakan sebenarnya pada keluragnya. Jika Ki Tae tidak mau menikah. Ki Tae
mengatakan jika ia bisa mengatasi hal ini dengan itu, kenapa ia harus datang ke
sini. “Aku ada masalah keuangan pada keluarga sekarang. Bantu saja aku sampai
semua ini berakhir.”
“Kau ingin hidup dari
bantuan orang tuamu. Tapi, kau tidak ingin hidup seperti yang mereka inginkan. Kenapa
aku harus membantumu melakukan rencana licik itu?” ujar Jang Mi. Ki Tae
menawarkan bayaran pada Jang Mi. Ia akan membayar Jang Mi, 5 kali lipat dari
gaji Jang Mi per jam. Namun sayang sekali, Jang Mi menolaknya. Ia tidak akan
melakukannya walau untuk 1 juta dollar.
Ki Tae di buat putus asa
olehnya. Ia menyusul Jang Mi. Lalu, Jang Mi ingin memulai lagi dengan Hoon
Dong. Jang Mi bilang ia saja hampir di penjara karenanya, mau memulai lagi
dengan-nya? Rupanya Ki Tae mencoba berbagai cara agar Jang Mi mau membantunya.
Salah satunya dengan cara menawarkan operasi plastik. Jang Mi akan menjadi
cantik. Agar Jang Mi bisa membalaskan dendam karena di campakan oleh Dong Hoon.
Jang Mi tak tahan lagi
dengan Ki Tae yang selalu mengganggunya.” Ada apa denganmu? Sebenarnya semua
ini salahmu. Semuanya di mulai saat kau muncul kemarin. Dan kau ada disana di
moment yang paling memalukan. Sekarang aku sadar, aku dipermalukan di rumahnya
juga karenamu! Aku juga jadi narapidana sekarang!”
“Ini bukan 100% salahku. Hanya
kau saja yang...”
“Beraninya kau bilang
begitu! Kau pikir aku orang bodoh? Pergilah sekarang! Sebelum.. aku buat kau
lebam.” Jang Mi kesal, ia berniat menendang Ki Tae. Tapi di urungkannya.
***
Jang Mi pun pergi tapi Ki
Tae lagi-lagi mengikutinya. Saat Jang Mi berbalik, Ki Tae pura-pura ga tahu
apa-apa. Begitu seterusnya sampai Jang Mi geram sendiri. Hmm, kalau aNNa ma
udah ke kantor polisi tuk lapor Ki Tae sebagai penguntit. Hehe
Hyun Hee sepertinya sedang
menunggu seseorang. Ia sudah berdandan cantik. Tapi sepertinya ia sudah lama
menunggu. Wajah Hyun Hee yang cantik pun jadi suntuk. Sebelum orangnya datang,
Hyun Hee memilih memoles sedikit bedak di wajahnya. Biar cantiknya awet. Hehehe
Rupanya Hyun Hee sedang
menunggu Jang Mi. Jang Mi memuji Hyun Hee cantik sekali hari ini. Ki Tae
tiba-tiba muncul dan ikut memuji kecantikan Hyun Hee. Hyun Hee bertanya-tanya
siapa Ki Tae. Jang Mi meminta Hyun Hee tidak mempedulikan Ki Tae. Ki Tae
memperkenalkan dirinya. bahkan ia memberikan kartu namanya kepada Hyun Hee.
Hyun Hee terbelalak kaget saat mengetahui Ki Tae adalah dokter bedah plastik.
Jang Mi berusaha mengusir
Ki Tae. Ki Tae pikir mereka mau pergi minum. Ia akan mentraktir mereka namun
Hyun Hee bilang sebenarnya mereka mau clubbing. Jang Mi protes. Bukannya Hyun
Hee mau mentraktirnya kimchi tahu dan anggur beras. Ki Tae malah menyetujui ide
Hyun Hee ke clubbing biar bisa memperbaiki mood Jang Mi. Hyun Hee juga sudah
membawa pakaian buat Jang Mi. Hyun Hee malah mengajak Ki Tae, membuat Jang Mi bertambah kesal.
***
Semuanya bergoyang
menikmati alunan musik diskotik. Tapi Jang Mi malah memilih duduk dan meminum
minuman kesukaannya. Ya ampun sudah berapa gelas ia habiskan. Ki Tae ikutan
gabung dengannya.
“Kau pikir aku akan
bergabung.. Dalam skenario penipuan-mu itu? Kau membuatku jadi narapidana, dan
merampas kimchi tahu dari-ku juga!” ujar Jang Mi yang setengah mabuk.
“Maafkan aku. Aku salah
paham padamu. Dan tidak sengaja menyakiti-mu. Tapi aku... Juga sial karena-mu. Kau
menyiram jus padaku, memukulku dengan botol bir. Jadi, kita anggap saja kita
berdua ini impas!”
Jang Mi malas mendengar
kata-kata Ki Tae. Ia bangun mau ke kamar
kecil. Ia meminta Ki Tae jangan mengikutinya. Hyun Hee menyusul Jang Mi. Jang
Mi memegang kepalanya yang sakit akibat banyak minum. Hyun Hee tanya dari mana Jang Mi bisa bertemu dokter
bedah plastik itu. Jang Mi mengatakan Ki Tae itu temannya Dong Hoon.
“Pria yang membuatmu jadi
penguntit? Lalu, kenapa pria itu bersama-mu?” Jang Mi bilang ia tidak tahu apa
yang ia lakukan di sini. Ia ingin pulang. Hyun Hee mencegahnya. “Jangan begitu.
Ini kan masalahmu. Tapi tenang saja, kita masih punya ribuan rencana B. Kau
pikir kenapa aku mau ke club? Hanya karena kau kehilangan 1 pria, bukan berarti
dunia berakhir. Aku ingin kau bersenang-senang.”
“Apa? Kau ingin aku
terlibat cinta 1 malam?”
“Maksudku, 'sembuhkan'-lah
jiwa-mu. Sembuhkan.” Hyun Hee menarik Jang Mi kembali ke lantai disko. Jang Mi
pun menari dengan lincahnya. Ia benar-benar sangat menikmati malam ini. Namun
kesenangan terganggu dengan kehadiran pria pengusik di sampingnya. Jang Mi
malas meladeni lelaki itu. Ia pun pindah tempat.
Hyun Hee berniat menyusul
tapi di hadang oleh seorang pria. Pria itu bersama temannya yang kaya mencari
teman kencan malam ini. Hyun Hee mengatakan ia juga sedang bersama temannya
yang cantik. Temannya itu lagi kesepian sekarang. Si pria itu tampak senang,
mereka bisa kencan ganda.
***
Ya ampun Jang Mi kalau
sedang mabuk. Goyangannya benar-benar sesuatu. Goyang kok kayak lagi fitness
ya. Hehe. Kemudian Hyun Hee datang dan mengajak Jang Mi bertemu dengan para
pria itu. Dan ternyata teman pria itu adalah Dong Hoon. Si pria itu mengatakan
dia (Jang Mi) orangnya sangat kesepian. Semoga saja kita bisa 'memangsa' malam
ini.
Mereka pun mendekat ke
arah Jang Mi dan Hyun Hee. Jang Mi dan Dong Hoon tampak menikmati goyangan
mereka dengan saling membelakangi. Mereka berdua belum menyadari satu sama
lain. Saat mereka bergoyang dan memperlihatkan wajah mereka. Mereka terbelalak
kaget.
“Kenapa kau ke sini?”
teriak Dong Hoon
“Kau pikir, aku ke sini
mau menemui-mu?” Jang Mi ikutan marah
“Maksudmu ini cuma
kebetulan? Kau pasti ke club ingin cinta 1 malam dengan para pria, dan ternyata
itu adalah aku, kan? Benarkan sayangku, Jang Mi?” Ledek Dong Hoon
“Apa? Cinta 1 malam? Kau
pasti mau menggoda para gadis untuk bersenang senang malam ini, kan? Aku
sekarang jadi narapidana karena-mu!”
Hyun Hee tanya apa ini
Dong Hoon. dong Hoon berbisik pada teman prianya. Dia gadis yang kuceritakan.
Teman Dong Hoon kaget. “Apa? Penguntit? Daebak!!
Dia juga datang ke sini?”
Maka terjadilah perang
mulut antara Hyun Hee dan teman Dong Hoon karena saling membelah sahabat
mereka. Mereka langsung jadi tontonan. Dong Hoon meminta Jang Mi mengatakan
sebenarnya padanya. Kenapa kalian ke sini. Hyun Hee jadi sewot. “Kau tidak
dengar, dia jadi narapidana hari ini? Jadi, dia ingin melupakannya. Ini semua
salahmu!”
Dong Hoon menyuruh Hyun
Hee diam. Jadi kau menyalahkanku, tanya Dong Hoon pada Jang Mi. Hyun Hee
berniat membelah Jang Mi. tapi Jang Mi bisa kok melawan Dong Hoon.
“Kenapa? Memangnya aku
tidak boleh pergi clubbing? Kau boleh bersenang-senang. Sedangkan aku tidak
boleh? Aku cuma mau bertemu denganmu. Itu bukan-lah kejahatan!” ujar Jang Mi
sambil menunjuk-nunjuk dada Dong Hoon. Hyun Hee ikutan mengatakan kalau itu
bukan kejahatan. Teman Dong Hoon meminta Dong Hoon menelpon polisi. Hyun Hee
tampak marah. Temannya Jang Mi baru saja keluar dari pengadilan.
Ki Tae datang dan
merangkul Jang Mi. “Oh, kau di sini. Aku mencari-mu dari tadi.” Dong Hoon kaget
Ki Tae bisa berada di sini. Ki Tae balik nanya. Kapan kau ke sini. Ki Tae
mengatakan ia mendekati Jang Mi. Maka Dong Hoon pun kaget dan nganga-nya muncul
lagi saudara-saudara. hehehe
***
Jang Mi langsung pergi
meninggalkan Dong Hoon yang terpukul dengan kedekatan Jang Mi dan Ki Tae. Ki
Tae menyusul Jang Mi. Ki Tae menceramahi Jang Mi yang pergi. Apa Jang Mi mau
dibodohi lagi seperti ini. Jang Mi balik nanya, kenapa Ki Tae membantuny. Ki
Tae kan temannya Dong Hoon.
“Itu sebabnya aku
membantu-mu. Aku akan membantumu balas dendam.” Jang Mi berhenti berjalan. Ki
Tae bilang ia akan membuat Dong Hoon jatuh cinta pada Jang Mi. Saat dia cinta
padamu, kau campakkan dia sama seperti dia mencampakkanmu. Jang Mi menatap Ki
Tae. Akan-kah. Aku bisa melakukan itu? Apa aku bisa balas dendam padanya?
Ki Tae bilang makanya, Jang
Mi turuti saja yang ia katakan. Tapi sepertinya Ki Tae merasa bersalah karena
memanfaatkan Jang Mi. (Kenapa aNNa bilang memanfaatkan, karena Ki Tae masih
dalam misinya - mendekati Jang Mi supaya berpura-pura menjadi pacar palsunya).
***
[5 jam sebelumnya]
Ki Tae mentraktir Jang Mi
makan di kedai. Ki Tae memperhatikan Jang Mi yang makan gada sopan santunnya.
Pantasan ibu Dong Hoon mencibir Jang Mi rakus. Ki Tae tanya Jang Mi ikut kan.
Jang Mi bilang menemui orang tua Ki Tae membuatnya gugup. Memangnya kau
mencintaiku, tanya Ki Tae.
“Huh?”
“Kau tidak usah repot
repot terlihat baik didepan mereka, kau kan tidak mencintaiku. Lakukan saja
yang kau mau. Terserah kau saja.” Jang Mi memikirkan kata-kata ki Tae. Tapi
biarkan aku sadar dari mabuk dulu. Jang Mi kembali melanjutkan makannya. Ki Tae
mencibir Jang Mi jorok sekali. hehehe
***
[3 jam sebelumnya]
Jang Mi berjalan
sempoyongan menyusuri trotoar. Ia melihat sekelilingnya. Sepertinya mencari
sesuatu. Waah daebak. Ki Tae masih saja mengikutinya. Ki Tae mengajaknya
langsung pergi saja. Tapi Jang Mi bilang ia tidak bisa pergi dengan tangan
kosong. Ki Tae stress di buatnya. hehehe
[1 jam sebelumnya]
Ki Tae menarik paksa Jang
Mi. Jang Mi ngotot tidak mau pergi. Tapi tetap saja di tarik Ki Tae menuju
mobil. Jang Mi bilang ia harus ganti baju dulu. Ki Tae menolak. Ia memuji
pakaian Jang Mi itu sudah bagus. Jang Mi terus memohon. Mau tak mau, Ki Tae
mendorongnya masuk ke mobil. Hehehe ribet amat ya. Padahal hanya pacar bohongan
doank. ^^
Nah itulah ceritanya
kenapa Jang Mi bisa berkunjung ke rumah calon mertua dengan penampilan seperti
itu.
***
Jang Mi menyapa keluarga
Ki Tae. Ki Tae pun memperkenalkan Jang Mi sebagai pacarnya. Bong Hyang tampak
syok dengan penampilan Jang Mi. Namun ia mencoba tenang.
“Kalian datang terlalu
pagi...” ujar Bong Hyang. Ki tae tersenyum dan mengatakan ia semalaman membujuk
Jang Mi agar ke rumah bersamanya. Ia membawanya sebelum dia berubah pikiran.
“Jadi, kalian bersama
sepanjang malam?” tanya nenek
“Maaf aku datang tanpa
memberitahu dulu... Dan hanya ada toko minimarket saja yang buka.” Jang Mi
menyodorkan barang yang ia bawa. Tapi baik Bong Hyang maupun nenek tidak
mengambilnya. Mau tak mau ayah harus mengambilnya.
***
Mereka pun duduk di ruang
tamu. Mata ayah jadi jelalatan melihat paha seksi Jang Mi. Jang Mi yang polos
malah tersenyum menatap ayah. Bong Hyang datang membawa selimut. Ia menantang
suaminya yang terus saja menatap paha Jang Mi. Ayah akhirnya berubah sikap
karena ketahuan oleh istrinya. Bong Hyang memberi Jang Mi selimut untuk
menutupi pahanya biat tidak kedinginan.
Jang Mi bergumam dirinya
lebih suka mabuk kalau mau hangatkan diri. Tangan Bong Hyang jadi hilang kendali
saat mendengar perkataan Jang Mi. Untung saja tehnya tidak tumpah. Ki Tae
tersenyum kecil karena rencananya berhasil.
“Kau pasti sangat tahan pada
alkohol yang tinggi.” Kata nenek. Jang Mi membenarkan. Orang tuanya punya toko
minuman keras. Nenek dan Ki tae tampak kaget. Bong Hyang langsung menatap Jang
Mi. Jang Mi minta maaf pada ibu. Kemarin ia tidak bisa datang.
Bong Hyang mengerti. Itu
bukanlah keputusan yang mudah. Jang Mi pasti belum yakin pada hubungan mereka.
Jang Mi mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pengertian ibu.
“Kami mulai resmi pacaran
baru belakangan ini. Jadi, kami belum terbiasa. Jadi, kalian bisa lihat
pertumbuhan hubungan kami. Aku tidak mengerti kenapa kami perlu mendapatkan
izin keluarga seperti ini. Ya, orang tua bisa memilih dengan siapa anaknya
menikah. Tapi, kan yang mengemban tanggung jawab menikah nanti, adalah orang
yang menikah itu sendiri.” Ujar Jang Mi panjang lebar.
Ki tae menatap Jang Mi
karena Jang Mi bertindak di luar skenario mereka. Jackpot. Jang Mi memang jago
akting. Perkataan Jang Mi tadi membuat Bong Hyang tidak dapat menikmati tehnya.
Selera Bong Hyang hilang saat itu juga. Tapi ayah tampak senang dengan
keterbukaan Jang Mi.
“Jadi, kau tidak ingin
kami terlibat, begitu?” tanya nenek
“Kami akan saling mencintai
dan berjuang seperti orang gila. Saat kami telah sangat yakin untuk selalu
bersama. Kami akan ke sini lagi untuk meminta izin resmi. Jadi, tunggu-lah saja
untuk saat ini.” Ki Tae menyembunyikan senyumannya saat mendengar kata-kata
Jang Mi. Ia seperti mendapatkan durian runtuh. Jang Mi the best deh.
Ki Tae membantu Jang Mi
minum. Jang Mi bilang minumannya hangat, dapat membantu mabuknya. Ayah
tersenyum. Bong Hyang pun membuka suaranya.
“Tapi, tidak-kah
seharusnya kau harus tahu tentang keluarga Gi Tae? Aku yakin kau tidak tahu, tapi
dia putra satu satunya selama 3 generasi. Kami bukannya sangat konservatif. Tapi,
keluarga kami punya cara tersendiri. Kau harus mengubah gaya hidup-mu nanti
kalau menikah dengannya. Terus ingat itu demi hubungan kalian.”
Tiba-tiba terdengar suara
dengkuran. Nenek dan ayah kaget. Jang Mi sudah tertidur pulas. Paling parahnya,
Ia bersandar di pundak Bong Hyang dan merangkul Bong Hyang. Bong Hyang
mendorongnya dengan kelima jarinya hingga terlempar ke sofa. Ki Tae menahan tawanya.
Hehehe
Bibi datang dan heran
melihat pacar Ki Tae seperti itu. Kelakuan Jang Mi ini berhasil membuat
keluarga Ki Tae tidak menaruh simpati padanya. Misi berhasil. LOL
***
Jang Mi dan Ki Tae pamit.
Jang Mi merasa tidak enak. Ia meminta maaf pada keluarga Ki Tae karena tadi ia
ketiduran. Ayah malah berterima kasih, Jang Mi telah merasa nyaman bersama
mereka. Bibi merasa menyesal karena melewatkan (kejadian tadi), namun bibi
cepat-cepat meralat kalau maksudnya, mereka tidak bisa banyak ngobrol.
“Ya, sayang sekali..” ujar
Jang Mi. Nenek ikutan nimbrung, kau bisa datang lagi lain kali. Kami akan
sajikan anggur beras. Jang Mi tampak semangat mendengarnya.
“Kedengarannya bagus. Aku
bawa pancake buatan-ku yang terbaik. Aku akan berkunjung lagi lain kali.”
Bong Hyang meminta mereka
hati hati di jalan. Mereka berdua pun pergi. Jang Mi terus saja melambai, dag
dag. Nenek pun membalas melambai. Bong Hyang langsung masuk ke dalam.
Dalam perjalanan. Jang Mi
merasa tidak enak telah membohongi keluarga Ki Tae. Menurutnya, keluarga Ki Tae
sepertinya orang yang baik. Ki Tae memuji Jang Mi yang sungguh ahli dalam berakting.
“Aku hanya bilang yang ada
di pikiran-ku saja, kecuali kau yang memintaku berbohong.” Ki Tae menatap Jang
Mi. Jang Mi bergumam ini sangat buruk. Ia berulah dipertemuan santai seperti
itu. Bagaimana jika keluarga Ki Tae benar-benar ingin mereka menikah. Ki Tae
memintanya tidak usah khawatir. Kau tidak kenal ibuku.
“Aku malah paling khawatir
padanya. Dia selalu baik padaku.” Ujar Jang Mi. Ki Tae membalas kalau ibunya
bukan baik pada Jang Mi tapi dia sedang melatih Jang Mi. Melatihku, tanya Jang
Mi heran.
***
Nenek berniat meminum
minuman yang di bawa Jang Mi. Tapi Bong Hyang datang dan menegurnya. Nenek
tidak jadi meminumnya. Sepertinya nenek takut sama menantunya ini. Bong Hyang
bilang minuman itu penuh dengan kafein. Nenek berusaha menolak. Tidak apa kalau
sekali-sekali. Bong Hyang bilang nanti nenek tidak bisa tidur. Sebagai
gantinya, Bong Hyang akan buatkan teh plum. Kemudian Bong Hyang mengambil semua
minuman itu.
Nenek bilang ia menyukai
Jang Mi. Bong Hyang yang tadinya mau ke dapur langsung menghentikan langkahnya.
Nenek yakin Bong Hyang menolak Jang Mi. Nenek minta pendapat ayah. Namun ayah
mengatakan pendapatnya tidak akan banyak berarti. Ia selalu menghormati dan
mengikuti pendapat istrinya. Bibi merasa geli mendengar kata-kata ayah.
“Lagian, kau tidak terlalu
peduli tentang hal seperti ini.” kata Bong Hyang pada ayah.
“Dia sepertinya
menyukainya. Dia kan tipe-mu, Oppa.” Bibi tertawa cekikan sampai Bong Hyang
menatapnya tajam barulah ia berhenti tertawa. Karena takut sama Bong Hyang.
Maka Bibi pun menolak Jang Mi. Ia beralasan ia benci gadis yang lebih cantik
darinya. LOL
Sepertinya situasi seperti
ini membuat ayah tak mau berlama-lama di sini. Nenek mengatakan lagian Ki Tae
akhirnya mau pulang berkat dia. Sudah 3 tahun dia tidak pulang dan ini pertama
kalinya dia membawa gadis ke rumah kita. Kita beri saja waktu, karena mereka
yang ingin begitu. Bong Hyang hanya diam saja. Nenek memintanya mengatakan
sesuatu.
“Dia bilang dia tidak
perlu izin kita.” Bong Hyang langsung pergi
Setelah kepergian Bong
Hyang. Bibi bertanya pada nenek, apa nenek sungguh menyukainya. Ternyata umur
telah melunakkan hatimu. Nenek bilang lebih dari segalanya, dia itu lucu. Dia
pasti bisa mengguncang Bong Hyang. Nenek tersenyum senang.
Di dapur. Bong Hyang
merasa aneh. Ia merasa putranya tidak seperti Ki Tae yang ia kenal. (Ya iyalah
bu, habis putramu itu tidak mau menikah sih). ^^
***
Ki Tae mengatakan mulai
saat ini, ibunya tidak akan langsung menentang Jang Mi. Tapi, dia tetap tidak
akan menerimamu. Bermuka dua, ujar Jang Mi. Ki Tae mengiyakan, ibunya akan
berusaha bersikap baik pada Jang Mi. Tapi, dia akan membuat Jang Mi menyerah
nanti.
“Dia mempertahankan image
malaikat-nya itu tanpa harus menyakiti siapa pun secara langsung. Begitulah
cara dia berhubungan dengan semua orang. Ibuku pintar dalam.. Me-manajemen
orang.”
“Manajemen orang? Bukankah
itu tentang kencan?”
“Kencan kan juga tentang
hubungan pribadi. Kau harus belajar dari ibu-ku.”
Mereka pun sampai di
tempat tujuan. Ki Tae menyuruh Jang Mi keluar. Jang Mi tanya kenapa. Ki Tae
bilang untuk balas dendam.
***
Ki Tae memberi sedikit
sentuhan (menandai bagian yang mau di percantik) di wajah Jang Mi dengan pensil
warna. Jang Mi kaget saat menatap wajahnya di cermin. Apa yang kau lakukan.
“Para pria sensitif
terhadap perubahan fisik. Payudara- mu bisa di implan silicon ukuran 200cc. Sedot
lemak paha. Botox untuk lengan-mu.” Ujar Ki Tae menyentuh lengan Jang Mi. Jang
Mi berteriak meminta Ki Tae tidak menyentuhnya.
**
Beralihlah mereka ke
Depart. Store tempat Jang Mi bekerja. Mereka mencari busana yang tepat sesuai
dengan karakter Jang Mi saat ini. Jang Mi keluar kamar pas dengan mengenakan
pakaian santai sambil bergoyang. Ki Tae mengomentarinya, kau harus bisa
mengesankan para pria. Jang Mi langsung kembali ke kamar pas.
Beberapa detik kemudian,
Jang Mi keluar dengan balutan dress yang cantik tapi seksi. Ki Tae bilang jangan
terlalu kentara. Tetap halus tapi menarik. Jang Mi pun kembali lagi. Ia keluar
dengan balutan dress yang sederhana tapi cantik ia kenakan. Ki Tae menyuruhnya
mencoba yang lain lagi.
Walaupun kesal, Jang Mi
menurut saja. Taraaa,, Jang Mi keluar dengan mengenakan busana simpel plus
celana pendek yang cocok untuk karaker Jang Mi saat ini. Ki Tae terkesima
dengan penampilan Jang Mi.
“Beli yang ini.” ujar Ki
Tae menyodorkan kredit card-nya pada pramuniaganya. Namun Jang Mi menolak di
bayari Ki Tae.
Tiba-tiba Hyun Hee lewat
dan melihat Jang Mi. Ki Tae berbisik pada Jang Mi. Kau dan aku harus bersikap
seperti pasangan. Ibunya, orangnya sangat teliti. Lalu bagaimana dengan balas
dendamku, tanya Jang Mi.
“Terutama pada balas
dendam-mu. Ibu-ku pasti akan menanyai semua orang.” Balas Ki Tae.
Jang Mi pun tersenyum
menyapa Hyun Hee.
***
Jang Mi berjalan dengan
penuh percaya diri. Ia mengibas rambutnya yang tergerai indah. Seakan-akan dia
adalah wanita yang paling cantik di dunia ini. Jang Mi pun sampai di tempat
tujuan, kafe Dong Hoon. Ia melihat sekelilingnya. Yeo Reum melihatnya dan
menyapanya. Jang Mi teringat akan perkataan Ki Tae. “Player itu penggoda yang mengerikan setiap waktu, 24 jam.”
Maka Jang Mi pun tersenyum
manis pada Yeo Reum. Kau kesini lagi, ujar Yeo Reom. Jang Mi mengangguk sopan.
Kemudian ia memesan jus grapefruit. Kata-kata Ki Tae kembali lagi. “Pikirkan semua pria sebagai orang yang
bisa kau dapatkan.”
Jang Mi berusaha sekalem
mungkin. Yeo Reum melihat penampilan Jang Mi dari bawah sampai ke atas. Tapi,
Kenapa kau terlihat jauh lebih cantik hari ini. Jang Mi tersipu malu. Tapi
lagi-lagi kata-kata Ki Tae menyadarkannya. “Jangan
biarkan dia menipu-mu.”
Jang Mi mengiyakan. Ia
cuma sedikit mengubah stylenya. Ia menyarankan Yeo Reum juga harus mengubah stylenya.
Kau punya badan yang bagus, puji Jang Mi. Tentu saja itu semua karena ajaran
dari Ki tae. “Murah hati lah dengan
pujian-mu.”
“Kau mau memilih pakaian
untukku lain kali? Kau bekerja di department store, kan?” ujar Yeo Reum. Jang
Mi pun terdiam mendengar kata-kata Yeo Reum. Ia bingung harus mengatakan apa.
Tuing, kata-kata Ki Tae muncul. “Lalu,
beri kartu pengenal, sekarang.”
“Ya. Hubungi aku. Kapan
pun.” Ujar Jang Mi. Yeo Reum memberikan pesanan Jang Mi. Tanpa Jang Mi sadari,
Dong Hoon sudah berada di belakangnya. Dong Hoon terlihat tergoda saat melihat
penampilan wanita yang berdiri di depannya. Yeo Reum mau membayar minuman Jang
Mi. Jang Mi teringat akan nasihat Ki Tae,
“Sopan adalah bagian-mu, bukan
orang lain.”
Jang Mi tersenyum.
Tiba-tiba Dong Hoon mengatakan tidak usah, biar aku yang bayar. Aku pemilik
tempat ini. Kau terlihat sangat familiar. Jang Mi pun menoleh. Dong Hoon
terkejut seperti melihat hantu. hehe
“Joo Jang Mi! Apa lagi
sekarang? Kenapa kau ke sini?” ujar Dong Hoon sambil menggerakan kedua
tangannya kayak jurus ular mau mematok mangsanya. Aksinya mengundang tawa Yeo
Reum dan karyawannya. LOL
“Mau beli jus.” Jawab Jang
Mi. Setelah itu, Jang Mi pamit pada Yeo Reum. Dong Hoon menyusul. Kau ke sini
cuma mau beli jus. Jang Mi bilang memangnya mau apalagi selain beli jus ke
sini. Dong hoon tak percaya. Tiba-tiba mobil Ki Tae mendekat. Dong Hoon tak
percaya Jang Mi bersama Ki Tae. Nganga-nya itu loh, khas banget. Hehehe
***
Jang Mi tampak senang
sekali. Misinya berhasil. Ia berhasil membuat Dong Hoon cemburu. Dan juga Yeo
Reum jatuh cinta padanya. ia memuji dirinya memang punya pesona yang alami. Ki
Tae bilang itu baru awalnya saja. Ki Tae mengajak Jang Mi makan malam. Namun
Jang Mi menolaknya. Turunkan saja aku di stasiun kereta bawah tanah.
“Kita belum lama
berkencan. Ayo kita makan pasta.”
“Kenapa kau perhatian
begini?”
“Jangan GR. Bibi-ku ada di
belakang kita.” Jang Mi spontan berbalik melihat ke belakang. Ki Tae
menyuruhnya tidak melihat ke belakang. Keluargamu menguntitmu, tanya Jang Mi.
ki Tae membalas itulah keluarga yang penuh cinta. LOL
Bibi bergumam dirinya
sangat bersemangat. Ia tidak menyadari kalau Ki Tae sudah tahu bibi
membuntutinya. Ki Tae sengaja belok kanan-kiri membuat bibi kerepotan.
***
Akhirnya mereka makan pasta
bersama. Bibi mengintip mereka dari balik kaca. Jang Mi menoleh, bibi langsung
ngumpet. Jang Mi mengkhawatirkan bibi. Dia pasti lapar. Kau harus ajak dia
bergabung dengan kita.
Ki Tae meminta Jang Mi
tetap memandangnya. Mata mereka harus saling memandang terus. Tidak usah
pedulikan hal lain. Tatap saja aku, pinta Ki Tae. Jang Mi bilang Ki Tae
mengatakan kata-kata romantis dengan ekspresi tidak romantis begitu. Bibi akan
bisa menebak wajah itu.
Jang Mi mengajak Ki Tae
minum anggur saja. Waitress tampak kesulitan membuka penutup botolnya. Melihat
itu, Jang Mi berniat membantu. Awalnya si waitress tidak mau. Namun Jang Mi
bilang ia sangat suka buka botol minuman. Jang Mi pun berhasil membukanya.
Ki Tae memperhatikannya. Kau
ini punya obsesi, selalu bersikap baik pada orang lain ya. Jang Mi menuangkan
anggur ke gelas mereka. Lagian, lebih mudah melakukannya sendiri. Cheeerss. Ki
Tae mencibir Jang Mi sangat ingin di sukai orang lain.
Bukannya meminum perlahan
anggurnya, Jang Mi malah meminumnya dengan sekali teguk. “Kau pasti berpikir
dicintai oleh orang lain itu menjengkelkan kan. Beberapa orang malah sangat
ingin hak itu. Mereka yang berasal dari keluarga yang penuh kasih sayang, tidak
akan pernah mengerti itu.”
Ki Tae membalas sindiran Jang
Mi. “Kasih sayang keluarga dari mereka adalah masalah.” Jang Mi bilang Ki Tae
itu manja. Ki Tae harusnya bersyukur mereka sudah peduli padanya. “Menurut-mu
kenapa mereka sangat perhatian padamu, sampai sangat sopan pada kita berdua. Itulah
hidup.”
Jang Mi kembali menuang
anggur ke gelasnya. Ia mengambil gelasnya dan menoleh menatap bibi yang
terang-terangan sedang mengintip. Bersulang. Bibi celingukan mencari tempat
persembunyian. LOL
Ki Tae berkata orang-orang
sering mengambil keuntungan darimu, kan. Tidak ada namanya di cintai... Mereka
cuma memanfaatkanmu. Jang Mi membalas ia membiarkan Ki Tae memanfaatkannya karena
ia punya tujuan.
“Setelah balas dendam
nanti, ini semua berakhir. Aku benci sikap dan cara berpikir-mu.” Ujar Jang Mi
sambil menunjuk-nunjuk Ki Tae
“Ya ampun, kau seharusnya
tidak mabuk...” Ki Tae menyesal telah membeli minuman buat Jang Mi.
“Lagian ini demi kebaikan
ibumu. Dia juga ingin dapatkan cinta.” Ki Tae sepertinya tersentuh dengan
kata-kata Jang Mi.
***
Ki Tae mengantar Jang Mi
pulang. Ki Tae memberi Jang Mi sebuah undangan. Ternyata pesta amal dan
penyenggaranya adalah teman Ki Tae. Ki Tae ingin rumor hubungan mereka
menyebar. Jadi, Ibunya akan percaya pada mereka.
“Ini konyol. Ku pikir aku
tidak akan bisa berkencan lagi. Dan ternyata begini cara-ku berkencan lagi.”
Jang Mi berterima kasih pada Ki Tae
“Tidak perlu berterima
kasih. Ayo lakukan ini 100% demi bisnis kita saja.”
Ki Tae mendekat, bibi yang
membuntuti mereka pun melihat kedekatan itu. Ia mengira Ki Tae dan Jang Mi
sedang berciuman. Padahal Ki Tae sengaja mendekat dan membisikan pada Jang Mi
supaya cepat masuk. hahaha
Jang Mi menyadari kalau
bibi mengikuti mereka. Ia berpura-pura tertawa dan memeluk Ki Tae. Jang Mi
bergegas ke dalam dan mengatakan ia akan merindukan Ki Tae. Ki Tae masih saja
melambai pada Jang Mi. melihat kebersamaan mereka, bibi melaporkan semuanya
pada Bong Hyang.
~Bersambung ke bagian 2~
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting