Pada episode sebelumnya,
dr Kim tampak galau melihat adiknya, Ah Young di bawa ke ruang operasi. Sebuah
keputusan yang berat buatnya. Satu-satunya adik perempuannya akan di operasi
dan kelak ia tidak dapat mengandung. Berat memang tapi itulah jalan yang terbaik
buat Ah Young. Namun saat melihat foto prewed Ah Young bersama calon adik ipar
dan juga foto baju baby, calon ponaannya kelak. Ia pun berubah pikiran.
Akhirnya dr Kim mendatangi
Hoon dan memberi tahu bahwa ia sudah mengatakan pada Ah Young untuk tidak membatalkan
aula pernikahan mereka. Dengan mata berkaca-kaca, dr Kim memohon pada Hoon.
“Kumohon, bisa kau buat Ah
Young-ku menikah dan bahagia seperti orang lain? Kumohon! Kumohon, bocah galon.”
Hyun Wook malah mengusirnya keluar. Namun dr Kim terus memohon. “Kali ini saja.
Aku ingin jadi kakak yang baik untuknya.”
(Ikutan nangis. Baru
pertama kali lihat wajah dr Kim yang segithu sedihnya. hikss)
Presiden yang melihat dari
layar TV pun bertanya-tanya, apa yang terjadi pada mereka. Jae Joon baru saja
mau memulai menyayat tubuh pasien namun Hoon datang dan menahan tangannya.
Tentunya yang di lakukan Hoon membuat tim Jae Joon bertanya-tanya. Hoon menatap
Seung Hee lalu menatap Jae Joon dan mengakui kekalahannya. Seung Hee tertunduk
mendengar pengakuan Hoon.
Presiden heran melihat apa
yang terjadi di ruang operasi. Ia meminta penjelasan dari PM. PM mengatakan
pertandingannya berakhir, game over. Sementara Sang Jin yang menonton juga tak
tahu apa maksud perkataan Hoon di ruang operasi. Namun sang ayah yang
mengetahui kemenangan tim Jae Joon pun tersenyum penuh kemenangan.
Dr Yang menyaksikannya
semuanya dari layar TV hanya bisa tertunduk, menyesalkan apa yang terjadi. Tapi
saat mengangkat wajahnya, ia malah tersenyum senang. (Apa maksud senyuman dr
Yang ya.)
Kembali lagi ke ruang
operasi, Jae Joo bertanya apa yang baru saja Hoon katakan. Hoon bilang ia kalah.
Jae Joon meminta Hoon mengatakan sekali lagi. Hoon mengatakan ia kalah jadi
jatuhkan pisau bedahnya.
♥ Episode
18 ♥
Ah Young di dorong keluar
dari ruang operasi. Dr Kim mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Hoon. Hoon
melihat ke layar, namanya di ganti dengan nama Jae Joon yang akan mengoperasi
pasiennya. Hyun Wook tanya apa Hoon sadar apa yang telah ia lakukan. Hoon hanya
bisa meminta maaf. Hyun Wook marah.
“Kau tahu akibat dari yang
kau lakukan itu? Kau tahu kita sudah sejauh ini? Bagaimana bisa kau..” Hyun
Wook menahan amarahnya. “Aku Moon Hyung Wook. Aku tidak akan menyerah tanpa
perlawanan. Kau pernah lihat rumput mati setelah diinjak? Kau lihat, aku rumput
itu!”
Kalau Hyun Wook kesal dan
memarahi Hoon serta meninggalkannya. Hal itu tidak terjadi pada Perawat Kim.
Perawat Kim malah tersenyum berkata “Beginilah dirimu, Dr Park. Kau tahu itu,
kan?” Kemudian Perawat Kim menepuk-nepuk perut Hoon. Lalu berniat pergi, tapi
ia dikejutkan dengan kehadiran dr Yang. dr Yang berdiri menatap Hoon dengan
perasaan bangga. Perawat Kim gembira melihat suaminya bisa tersenyum seperti
itu. Ia tidak lagi menaruh kebecian pada Hoon. Mereka pun pergi. dr Yang tak
malu-malu lagi merangkul istrinya di RS.
Hoon tersenyum menatap
kepergian mereka namun sesaat kemudian, senyumannya sirna saat mengingat apa
yang telah ia lakukan. Ia telah melepas pasiennya dan juga harapannya untuk
menolong Jae Hee.
***
Tim Jae Joon memulai
operasi mereka. Seung Hee menengadah ke atas menatap Hoon yang berdiri dari
ruang penonton menyaksikan jalannya operasi. Operasi pun selesai, namun Hoon
masih menatap ruang operasi mereka yang sudah kosong itu. Hatinya di landa
kegalauan karena sebagai seorang dokter ia melepas pasien yang menjadi tanggung
jawabnya. Tanpa Hoon sadari Jae Hee sedang menatapnya dari balik kaca. Sebelum
masuk, Jae Hee tampak sedih. Ia meminta maaf kepada Hoon. Menurutnya, ini hal
yang terbaik yang bisa ia lakukan untuk Hoon.
Jae Hee masuk dengan wajah
yang super dingin. Semuanya berakhir,ujar Jae Hee. Hoon hanya bisa meminta
maaf. jae Hee bilang tidak ada yang perlu disesali. Ia tahu ini akan terjadi.
Jae Hee tersenyum sinis, “Kau memang dari dulu, selalu munafik.”
Hoon kaget. Ia berdiri
mendekat. Jae Hee meminta penjelasan. Apa yang Hoon lakukan pada ayahnya. Aku
dengar kau men-transplantasi ginjalnya padaku, dan itu membunuhnya. Hoon tampak
kaget, bagaimana Jae Hee bisa tahu. Jae Hee tahu dari PM Jang sebelum operasi
ini dan PM Jang tahu dari Cha Jin Soo. Jae Hee terus menuntut penjelasan dari
Hoon mengenai ayahnya.
“Aku... aku .. Tidak punya
pilihan lain.” Hoon kembali teringat akan
kondisi Jae Hee yang
sangat memprihatinkan. Hati Hoon piluh melihat tubuh kekasihnya penuh dengan
luka. Hoon tak kuasa melihatnya. Tiba-tiba tangan ayah Jae Hee menyentuhnya.
Ayah memohon Hoon menyelamatkan putrinya agar ia bisa mati dengan tenang, karena
Jae Hee-nya harus bertemu seseorang di masa depan. Hoon pun tak ada pilihan
lain saat itu. *Dilema
Hoon yang menyesali
perbuatannya di masa lalu. Hanya permintaan maaf yang bisa ia lontarkan. Tapi
Jae Hee seakan tak mau mengerti. “Maaf? Untuk apa? Untuk membunuh ayahku? Atau.. Untuk menyelamatkan hidupku?”
Hoon bilang hanya itu yang
bisa ia lakukan. Jae Hee bertanya apa artinya itu. Kenapa Hoon tidak membiarkan
ia saja yang mati. Agar ia bisa meninggal dengan tenang, dengan tetap menyimpan
cintanya pada Hoon.
“Kau melakukannya untuk
menyelamatkanku? Kau sebut itu cinta sejati? Kau membunuh ayahku untuk
menyelamatkanku! Tidak, itu bukanlah cinta sejati. Itu hanya keserakahanmu, untuk
menyelamatkan wanita yang kau sukai. Keserakahanmu itu mengorbankan ayahku, dan
kau menyembunyikannya dariku selama ini. Kau tidak benar-benar mencintaiku. Ini
semua bohong. Kau hanya merasa bersalah atas apa yang telah kau lakukan. Kau
hanya ingin membayar 'hutangmu' padaku atas tindakanmu itu..”
“Jae Hee, kumohon
berhenti.” Pinta Hoon
“Tidakkah semuanya sudah
jelas? Kau bertindak.. Seperti dokter yang sesungguhnya didepanku. Kau bilang
kau ingin memenangkan kompetisi ini dan kabur bersamaku. Jadi, kenapa kau tidak
melakukan operasi itu? Kau bilang kau tidak akan membiarkanku pergi kemana pun?
Jadi, Kenapa? Ini semua kemunafikan-mu.”
“Jae Hee...”
“Jangan pernah panggil aku
begitu. Aku tidak pernah ingin melihatmu lagi. Aku.. Tidak akan pernah
memaafkanmu.” Jae Hee pun pergi meninggalakan Hoon yang masih terpukul dengan
kata-kata Jae Hee barusan.
Badan Jae Hee lemas saat
berada di luar, ia duduk dan memegang kepalanya. Sepertinya ia tidak sanggup
mengatakan semuanya pada Hoon. ia telah menyakiti hati Hoon.
***
Presiden meminta pendapat
PM. Han Jae Joon yang akan jadi kepala dokter bedahnya. PM bilang terserah pada
Presiden saja. Presiden akan meminta sekretarisnya mengurusnya. Operasinya akan
di jadwalkan minggu depan. PM ingin tahu RS mana yang mana yang akan melakukan
operasinya. Presiden bilang bukankah operasimu seharusnya di Myung Woo. PM
hanya mengangguk saja. Namun ekspresinya sedikit menakutkan.
***
Hoon menyambangi rumah
Chang Yi dengan wajah super terluka (maksudya hatinya ya, namun terpancar di
wajahnya). Chang yi heran bertanya namun di abaikannya. Hoon duduk di samping
ibunya. Kemudian Hoon curhat pada ibu mengenai Jae Hee.
“Dia menyuruhku, jangan
pernah menelponnya lagi. Dia tidak ingin melihatku lagi. Dan tak akan pernah
memaafkanku. Aku hanya ingin menyelamatkannya. Aku akan memberitahunya saat
waktunya tepat. Sebenarnya.. Aku tidak bisa mengatakan padanya apa yang ku
lakukan itu. Agar Jae Hee tidak tahu, aku terus merahasiakannya. Aku orang yang
mengerikan. Ayah bilang jangan pernah lupa kalau aku ini seorang dokter tapi
sampai sekarang, aku belum bisa jadi seorang dokter, Ibu.”
Tangan ibu menyentuh pipi
Hoon. Jemari ibu menghapus deraian air mata putranya yang terus menetes keluar.
Hoon bertambah terisak dan mendekatkan kepalanya ke pangkuan sang ibu. Ibu
membelai rambut Hoon dengan penuh kasih sayang sampai Hoon tertidur. Walau tanpa
kata, namun Hoon seperti mendapatkan suntikan kekuatan baru dari sang ibu.
Yeaa, kasih ibu adalah suntikan kekuatan yang paling mahal di dunia ini. ^^
***
Hyun Wook menunggu Jae
Joon di ruangannya. Hyun Wook ingin mengucapkan selamat atas kemennagan manis
Jae Joon. Jae Joon mencibir, Ia tidak pernah tahu Hyun Wook seramah ini. Hyun
Wook bilang motto hidupnya panjang umur
dan hidup layak. Ia harus ramah agar bisa bertahan hidup di tempat seperti ini.
karena tim mereka kalah makanya Hyun wook sengaja mendekati Jae Joon dan
menjilat padanya. (ya ampun, mian ahjussi aNNa menggunakan kata-kata yang
menyakitkan hatimu.)
Jae Joon harus pergi
karena ia mendapatkan telpon dari direktur. Direktur Oh tampak senang sekali
dengan kemenangan Jae Joon. Saat Jae Joon baru sampai pintu saja, Direktur Oh
langsung menyambutnya dengan sebuah pelukan (memeluk musuh dalam selimut ni
ee).
Walau Jae Joon meminta
maaf karena kompetisinya terlalu lama. Direktur Oh bahkan tidak
mempedulikannya. Ia bahkan memuji Jae Joon.
Direktur Oh mengajak Jae
Joon pergi bersama ke pertemuan dewan. Sebelumnya ia sudah berjanji kalau Jae
Joon akan mendapatkan posisinya. Akhirnya jagoan-ku ini mendapatkannya, ujar
Direktur Oh.
“Lalu, bagaimana dengan
Profesor Moon?” tanya Jae Joon. Direktur Oh bilang Hyun Wook akan dipindahkan
ke RS cabang. Masalah kekurangan personil dokter, nanti dokter cabang akan di
kirim ke sini. Kalau Hyun Wook mengalami nasib begitu, bagaimana dengan Park
Hoon. Direktur Oh sudah menyuruh Sang Jin mencari apapun yang bisa membuat izin
medis Hoon dicabut. Jika Sang Jin tidak bisa menemukannya, ia akan memaksa
direksi untuk memecatnya.
“Apa ada alasan kau sangat
membencinya?” tanya Jae Joon
“Ada! Ayahnya... Dengan
bodohnya menantangku dulu.” Jae Joo tampak kaget. “Namanya Park Cheol. Dulu,
dia pernah mengancam Myung Woo, dengan gugatan medis. Jika aku tidak
menyingkirkan dia saat itu, Myung Woo pasti sudah hancur sekarang.”
Jae Joon nampak memikirkan
perkataan Direktur Oh. Rupanya ia sudah salah paham dengan ayah Hoon.
***
Rapat dewan pun di mulai. Sepanjang
rapat, Jae Joon tidak fokus. Ia melamun. Ia teringat akan perkataan Hoon. Hoon
mengatakan ayahnya tidak pergi ke Korea Utara karena ambisinya. Dia pergi untuk
menghentikan perang. Sebenarnya, dia ditipu oleh Oh Joon Gyu dan Jang Seok Joo.
Lamunan Jae Joon di
buyarkan oleh Direktur Oh. Direktur Oh meminta Jae Joon berpidato. Jae Joon
yang tadinya melamun pun ga tahu harus berpidato tentang apa. Direktur Oh
mengatakan tentu saja, ini pasti sulit dipercaya. Dia orang termuda yang pernah
mengambil alih posisi direktur di Myung Woo.
Semua dewan direksi
menertawakannya. Sang Jin bilang semuanya sudah memilih Jae Joon jadi berdirilah.
Kata-kata Sang Jin di ikuti tepukan tangan dewan direksi. Jae Joo pun berdiri.
***
Ah Young menampar Dr Kim
dengan sekuat tenaga. “Jika kau belajar bukannya main-main, aku tidak akan
begini. Seharusnya kau bisa melihat apakah aku ini butuh operasi atau tidak!”
dr Kim meminta maaf. Ah Young bilang maaf tidak akan menyelesaikan apa pun.
Dr Kim mengatakan ia tidak
akan bilang ia akan berusaha keras ataupun berjanji ia akan jadi kakak yang
baik. Tapi ia berjanji ia yang akan mengoperasi Ah Young saat Ah Young membutuhkannya
nanti. Ah Young terharu mendengar kata-kata kakaknya. Benarkah. Dr Kim
mengiyakan dan beranjak pergi.
Dr Kim keluar dan
bersandar di dinding memikirkan nasib adiknya. Saat berbalik ia di kejutkan
dengan kehadiran Ah Young di depan pintu.
“Terima kasih, Oppa. Tapi jaga
kata-katamu itu. Oke?”
Dr Kim terharu, bangga dan
juga gembira dengan kepercayaan sang adik padanya. Tiba-tiba Jae Joon menelpon.
***
Jae Joon mentraktir dr Kim
di tempat Chang Yi bekerja. Chang Yi melihat dr Kim tidak seperti biasanya, ia
hanya tertunduk seperti melakukan sebuah kesalahan yang besar saja. Dr Kim
meminta maaf pada Jae Joon karena tidak menghormati keputusan Jae Joon. Ia
sangat menyesal tentang hal itu. Jae Joon bilang itu bukan masalah besar. Jadi
dr Kim bergembiralah. Kalau Jae Joon berada di posisi dr Kim, ia juga akan
memikirkannya jutaan kali.
Rupanya, bukan hanya dr
Kim yang di traktir namun ada beberapa dokter juga. Jae Joon meminta Chang Yi
memberitahu Hoon menghubunginya. Chang Yi mengangguk.
***
Dr Yang menyerahkan surat
pengunduran diri. Ada posisi di klinik umum dan ia memutuskan pindah kesana.
Jae Joon mengatakan saat Profesor Moon keluar nanti, posisi asisten profesor
akan kosong. Dr Yang bilang tentu saja, tapi itu di tempat yang sangat 'kotor'.
Jae Joon tersenyum sinis mendengarnya. ia tidak menyadari kalau dr Yang sudah
bertobat.
“Ada sesuatu yang lain di
dalam itu selain surat pengunduran diriku. Ini surat tentang perintah untukku
lakukan dari-mu dan juga Direktur.”
“Apa ini ancaman?”
“Tidak, itu saranku. Aku
memberitahumu, kau harus keluar dari 'neraka' ini. Aku tidak ingin terus berada
di sini sebagai orang asing seumur hidupku.” Dr Yang memberi hormat dan keluar.
Jae Joon membuka surat
pengunduran diri itu dan menyobeknya. Orang yang selama ini ia anggap sebagai
sampah yang haus akan kedudukan telah berubah. Sang Jin menelpon dan
menyuruhnya ke kantor direktur.
***
Melihat Sang Jin duduk di
kursi direktur. Jae Joon pikir direktur Oh yang menyuruh Sang Jin meneleponnya.
Sang Jin menyerahkan sebuah dokumen dan mengatakan ini penting jadi bacalah.
Sang Jin mengaku seharusnya ia yang melakukannya tapi ada makan malam untuk
dewan direksi hari ini maka ia menyerahkannya pada Jae Joon.
Jae Joon pun membuka
dokumen itu di ruangannya. Ternyata dokumen itu adalah berkas riwayat
pengembangan Dana RS Myung Woo cabang Jae Joo. Jae Joon mendapati adanya
keanehan dalam menggunakan dana itu. * intinya adanya korupsi besar-besaran*
Sang Jin datang dan
mengingatkan Jae Joon hanya boleh memberikan dokumen penting dan sangat rahasia
itu pada Jaksa Kim. Jae Joon mengiyakan. Sang Ji tersenyum dan pergi begitu
saja. Ia tidak menyadari kalau dirinya telah salah mempercayai orang.
***
Jae Joon menghadiri acara
makan malam di rumah camer-nya. Direktur Oh menanyakan keberadaan Sang Ji pada
jaksa Kim. Jaksa Kim menyerahkan dokumen penting itu pada Direktur Oh. Sang Jin
memberikan ini pada Dr Han sebelum pergi. direktur Oh bergumam bodoh sekali
dia. Kenapa sembarangan dengan surat ini. Mendengar itu Jae Joon menatapnya. direktur
Oh sengaja tenang. Ia menyuruh jaksa Kim menelpon Sang Jin pulang sekarang.
Makan malam pun usai.
Saatnya menikmati seduhan teh. direktur Oh bertanya bagaimana bisa Jae Joon dan
Soo Hyun tidak berbicara sama sekali sekarang. Jae Joon menatap Soo Hyun dan
bertanya benarkah. Soo Hyun ikutan nimbrung, ia pikir Jae Joon pasti lelah hari
ini. direktur Oh tanya apa Soo Hyun tahu Dr Han sudah mengambil alih posisinya.
Soo Hyun mengiyakan. Direktur Oh heran putrinya hanya mengatakan ya tanpa
mengucapkan selamat pada Jae Joon.
Soo Hyun pun menuruti apa
kata ayahnya. Kemudian Direktur Oh mengatakan ia mau membuat pesta untuk
merayakannya. Pesta, tanya Soo Hyun. Direktur Oh membenarkan. “Kita kan
sekarang sudah punya tim untuk operasi PM dan juga Dr Han sebagai acting
Direktur baru kita. Kita harus merayakan semuanya. Dan akhirnya, kita juga akan
melanjutkan hubungan kalian berdua.”
“Hubungan apa?”
“Kenapa kau bertanya? Kalian
berdua harus menikah.” Jae Joon dan Soo Hyun saling berpandangan. “Kedengarannya
bagus?” Jae Joon pun mengiyakan. Soo Hyun ingin membantah tapi Jae Joon memberi
isyarat padanya. tiba-tiba Sang Jin datang. Direktur Oh menatapnya dengan penuh
amarah.
***
Direktur Oh memarahi Sang
Jin di ruangan tertutup. Kau sudah tahu apa ini. Kenapa kau membiarkan ini ada
pada Dr Han. Sang Jin bilang Jae Joon kan sudah mengambil alih posisi direktur.
Jadi, ia kira akan baik-baik saja.
“Meski begitu. Kau pikir
ini hanya kertas yang tidak berguna?” Sang Jin meminta maaf. Tapi menurutnya, Jae Joon orang yang bisa mereka
percaya. Direktur Oh menyuruhnya diam.
**
Jae Joon meminta Soo Hyun
tidak terlalu khawatir dengan pernikahan mereka. Ia yang akan mengurusnya. Soo
Hyun nampak tak enak, ia hanya bisa meminta maaf. Jae Joon bilang tidak apa. Ia
juga minta maaf. Ia telah salah paham dengan Dr Park.
“Salah paham apanya?”
“Aku.. Aku sudah berubah
pikiran. Tidak apa kalau kau menyukainya. Ingatlah perkataanku ini...” tangan
Soo Hyun bergetar mendengarnya.
***
Soo Hyun memandangi kastil
buatan Jae Joon. Dr Kim datang dan bertanya kenapa manajer hubungi kita. Soo
Hyun mengatakan Jae Joon ingin bicara tentang pernikahan Dr Keum dan tim
operasi kita. Sekarang Jae Joon sedang bersama direksi.
“Apa dia benar-benar jadi
direktur sekarang?” Soo Hyun membalsa kalau Jae Joon masih Acting Direktur
sekarang, belum menjabat Direktur penuh. Tapi pada dasarnya sama. Dr Kim nampak
kagum. Akhirnya dia menaklukkan benteng.
“Benteng?”
“Dia selalu bercanda tentang
ksatria yang berusaha memenangkan hati sang putri agar dia bisa memiliki kasti
itu suatu hari nanti. Masalahnya adalah, dia selalu menderita karena dia
benar-benar jatuh cinta dengan sang putri itu.”
“Bagaimana dia bisa
menaklukkan benteng itu?”
“Benar. Dia bilang dia
Sangat patah hati saat melihat sang putri dicampakkan oleh ksatria lain dan
menangis si putri.” Soo Hyun langsung tersadar. Cerita ini mirip seperti kisah
cintanya. Namun dr Kim menegaskan kalau awalnya ia pikir Soo Hyun tapi bukan
kok. “Kalian berdua kan sudah sangat dekat. Yang lebih penting lagi, kau tidak
akan pergi ke ksatria lain.”
Soo Hyun teringat akan perkataan
Jae Joon. “Dengarkan aku baik baik. Kumohon maafkan aku. Atas semua yang akan
kulakukan.” Soo Hyun merasa pasti ada hubungannya dengan cerita dr Kim itu.
“Apa dia pernah bilang kenapa
dia ingin menaklukkan benteng?” ujar Soo Hyun. dr Kim rasa Jae Joon pernah
mengatakannya, tapi ia tidak terlalu ingat. LOL dasar otak udang. hehehe
***
Hoon mendatangi apartemen
Jae Hee. Berulang-ulang ia memencet bel tapi pemiliknya tidak membukakan pintu.
Hoon mencoba menghubungi namun di alihkan ke voicemail. Untung ada Soo Hyun
yang baru pulang ke kerja.
Sepertinya Soo Hyun sudah
menceritakan semuanya pada Hoon mengenai Jae Joon. Apa Jae Joon sedang
merencanakan sesuatu, tanya Hoon. Soo Hyun bilang ia bertanya kalau saja Hoon
tahu. Menurut Hoon, Jae Joon ingin menjadi bos di rumah sakit, setelah dia
berhasil mengoperasi PM nanti.
“Tapi dia mengatakan
sesuatu yang sangat aneh bagiku.”
“Apa itu?”
“Dia memintaku untuk
memaafkannya untuk apa yang akan dilakukannya.” Soo Hyun merasa khawatir. Hoon pun
teringat akan keinginan tahuan Jae Joon tentang ayahnya. Saat itu Jae Joon
bilang ia punya teman di Harvard. Namanya Lee Sung Hoon.
Melihat Hoon melamun, Soo
Hyun tanya ada apa. “Menurutmu dia tidak berencana melakukan sesuatu yang
sangat buruk, kan?” Hoon tanya apa Soo Hyun tahu temannya yang bernama Lee Sung
Hoon. Soo Hyun tidak tahu. Tapi Soo Hyun penasaran siapa dia.
“Dia anak dari korban yang
terlibat dalam gugatan medis yang terjadi 20 tahun yang lalu. Itu sebabnya aku
dikirim ke Korea Utara.”
“Berarti Jae Joon
adalah... Tidak, itu tidak mungkin. Benarkan?”
Hoon hanya diam saja. Tapi
ia yakin Jae Joon adalah Lee Song Hoon itu.
***
Jae Joon menatap
kastil-nya. Ia meminta ayahnya menatapnya. Balas dendam pertamanya, akan
dimulai besok. Jae Joon mengambil boneka raja lalu mematahkan kepalanya.
Kemudian Jae Joon tersenyum menyeringai.
Esok yang di nantikan pun
tiba. Semua tamu undangan sudah hadir memenuhi pesta yang di adakan direktur Oh
di halaman rumahnya. Hyun Wook tampak gelisah. Sementara Dr Kim yang tampak
berbeda dengan gaya rambut barunya, sedang asyik memainkan game angry bird di
smartphone-nya.
Dr Kim menanyakan bocah
galon (Hoon) pada Hyun Wook. Hyun Wook bilang ia tidak tahu, ia juga tidak
peduli. Dia kan selalu di sisimu, tambah dr Kim.
“Kau tidak tahu? Tidak ada
namanya musuh atau teman yang seumur hidup.” ujar dr Kim namun matanya tertuju
pada direktur yang sedang berbincang-bincang dengan tamu undangannya. Saat
direktur Oh tak sengaja menatapnya, Hyun Wook berteriak menyapanya. Bukan hanya
itu saja, Hyun Wook berlari menhampirinya. Dr Kim mencibir, dasar rumput liar.
*
“Halo. Hari ini untuk
merayakan kehormatan kita yang terpilih untuk operasi PM. Sekarang kita akan
perdengarkan, pidato dari Dr Han Jae Joon yang akan jadi kepala bedah, untuk
operasi Perdana Menteri nanti.” Ujar Sang Jin yang bertindak sebagai MC.
Semuanya bertepuk tangan menyambut Jae Joon.
“Pertama, aku ingin
berterima kasih pada Direktur kita, karena telah mempersiapkan semua ini. Aku
juga ingin berterima kasih pada rekan rekan dokterku yang telah berusaha sangat
keras, selama proses pemilihan tim kemarin. Karena kita sedang tidak di rumah
sakit, aku harap kalian semua bisa... Menikmati waktu kalian. Terima kasih.”
Ujar Jae Joon
Soo Hyun tampak gelisah.
Sang Jin kembali mengumumkan. “Direktur Myung Woo juga punya pengumuman penting
yang akan disampaikan setelah makan nanti. Tetaplah disini sampai acara
selesai.”
Jae Joon memperhatikan
direktur Oh yang sedang menyapa tamunya. Soo Hyun duduk di sampingnya. Soo Hyun
ingin bertanya sesuatu. Jae Joon meminta Soo Hyun tidak usah khawatir. Direktur
tidak boleh mengumumkan pernikahan mereka di sini. Soo Hyun memotong, itu bukan
maksudnya. Sayang sekali Jae Joon berdir dan bergegas pergi ke depan. Seseorang
mendekatinya dan mengatakan sesuatu.
***
Apa yang di katakan oleh
orang itu??? apakah ini ada hubungannya dengan rencana balas dendam Jae Joon??
~ Bersambung
ke bagian 2~
Episode 18 kok g ada ya mbak?
BalasHapusKnpa di SKIP ?
ya kok gak bisa dibuka sih
BalasHapus