Sabtu, 12 Juli 2014

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 18 Bagian 1




Pada episode sebelumnya, dr Kim tampak galau melihat adiknya, Ah Young di bawa ke ruang operasi. Sebuah keputusan yang berat buatnya. Satu-satunya adik perempuannya akan di operasi dan kelak ia tidak dapat mengandung. Berat memang tapi itulah jalan yang terbaik buat Ah Young. Namun saat melihat foto prewed Ah Young bersama calon adik ipar dan juga foto baju baby, calon ponaannya kelak. Ia pun berubah pikiran.


Akhirnya dr Kim mendatangi Hoon dan memberi tahu bahwa ia sudah mengatakan pada Ah Young untuk tidak membatalkan aula pernikahan mereka. Dengan mata berkaca-kaca, dr Kim memohon pada Hoon.

“Kumohon, bisa kau buat Ah Young-ku menikah dan bahagia seperti orang lain? Kumohon! Kumohon, bocah galon.” Hyun Wook malah mengusirnya keluar. Namun dr Kim terus memohon. “Kali ini saja. Aku ingin jadi kakak yang baik untuknya.”

(Ikutan nangis. Baru pertama kali lihat wajah dr Kim yang segithu sedihnya. hikss)




Presiden yang melihat dari layar TV pun bertanya-tanya, apa yang terjadi pada mereka. Jae Joon baru saja mau memulai menyayat tubuh pasien namun Hoon datang dan menahan tangannya. Tentunya yang di lakukan Hoon membuat tim Jae Joon bertanya-tanya. Hoon menatap Seung Hee lalu menatap Jae Joon dan mengakui kekalahannya. Seung Hee tertunduk mendengar pengakuan Hoon.

Presiden heran melihat apa yang terjadi di ruang operasi. Ia meminta penjelasan dari PM. PM mengatakan pertandingannya berakhir, game over. Sementara Sang Jin yang menonton juga tak tahu apa maksud perkataan Hoon di ruang operasi. Namun sang ayah yang mengetahui kemenangan tim Jae Joon pun tersenyum penuh kemenangan.



Dr Yang menyaksikannya semuanya dari layar TV hanya bisa tertunduk, menyesalkan apa yang terjadi. Tapi saat mengangkat wajahnya, ia malah tersenyum senang. (Apa maksud senyuman dr Yang ya.)

Kembali lagi ke ruang operasi, Jae Joo bertanya apa yang baru saja Hoon katakan. Hoon bilang ia kalah. Jae Joon meminta Hoon mengatakan sekali lagi. Hoon mengatakan ia kalah jadi jatuhkan pisau bedahnya.



Episode 18



Ah Young di dorong keluar dari ruang operasi. Dr Kim mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Hoon. Hoon melihat ke layar, namanya di ganti dengan nama Jae Joon yang akan mengoperasi pasiennya. Hyun Wook tanya apa Hoon sadar apa yang telah ia lakukan. Hoon hanya bisa meminta maaf. Hyun Wook marah.

“Kau tahu akibat dari yang kau lakukan itu? Kau tahu kita sudah sejauh ini? Bagaimana bisa kau..” Hyun Wook menahan amarahnya. “Aku Moon Hyung Wook. Aku tidak akan menyerah tanpa perlawanan. Kau pernah lihat rumput mati setelah diinjak? Kau lihat, aku rumput itu!”



Kalau Hyun Wook kesal dan memarahi Hoon serta meninggalkannya. Hal itu tidak terjadi pada Perawat Kim. Perawat Kim malah tersenyum berkata “Beginilah dirimu, Dr Park. Kau tahu itu, kan?” Kemudian Perawat Kim menepuk-nepuk perut Hoon. Lalu berniat pergi, tapi ia dikejutkan dengan kehadiran dr Yang. dr Yang berdiri menatap Hoon dengan perasaan bangga. Perawat Kim gembira melihat suaminya bisa tersenyum seperti itu. Ia tidak lagi menaruh kebecian pada Hoon. Mereka pun pergi. dr Yang tak malu-malu lagi merangkul istrinya di RS.

Hoon tersenyum menatap kepergian mereka namun sesaat kemudian, senyumannya sirna saat mengingat apa yang telah ia lakukan. Ia telah melepas pasiennya dan juga harapannya untuk menolong Jae Hee.

***

Tim Jae Joon memulai operasi mereka. Seung Hee menengadah ke atas menatap Hoon yang berdiri dari ruang penonton menyaksikan jalannya operasi. Operasi pun selesai, namun Hoon masih menatap ruang operasi mereka yang sudah kosong itu. Hatinya di landa kegalauan karena sebagai seorang dokter ia melepas pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Tanpa Hoon sadari Jae Hee sedang menatapnya dari balik kaca. Sebelum masuk, Jae Hee tampak sedih. Ia meminta maaf kepada Hoon. Menurutnya, ini hal yang terbaik yang bisa ia lakukan untuk Hoon.

Jae Hee masuk dengan wajah yang super dingin. Semuanya berakhir,ujar Jae Hee. Hoon hanya bisa meminta maaf. jae Hee bilang tidak ada yang perlu disesali. Ia tahu ini akan terjadi. Jae Hee tersenyum sinis, “Kau memang dari dulu, selalu munafik.”

Hoon kaget. Ia berdiri mendekat. Jae Hee meminta penjelasan. Apa yang Hoon lakukan pada ayahnya. Aku dengar kau men-transplantasi ginjalnya padaku, dan itu membunuhnya. Hoon tampak kaget, bagaimana Jae Hee bisa tahu. Jae Hee tahu dari PM Jang sebelum operasi ini dan PM Jang tahu dari Cha Jin Soo. Jae Hee terus menuntut penjelasan dari Hoon mengenai ayahnya.
“Aku... aku .. Tidak punya pilihan lain.” Hoon kembali teringat akan

kondisi Jae Hee yang sangat memprihatinkan. Hati Hoon piluh melihat tubuh kekasihnya penuh dengan luka. Hoon tak kuasa melihatnya. Tiba-tiba tangan ayah Jae Hee menyentuhnya. Ayah memohon Hoon menyelamatkan putrinya agar ia bisa mati dengan tenang, karena Jae Hee-nya harus bertemu seseorang di masa depan. Hoon pun tak ada pilihan lain saat itu. *Dilema

Hoon yang menyesali perbuatannya di masa lalu. Hanya permintaan maaf yang bisa ia lontarkan. Tapi Jae Hee seakan tak mau mengerti. “Maaf? Untuk apa? Untuk membunuh ayahku?  Atau.. Untuk menyelamatkan hidupku?”

Hoon bilang hanya itu yang bisa ia lakukan. Jae Hee bertanya apa artinya itu. Kenapa Hoon tidak membiarkan ia saja yang mati. Agar ia bisa meninggal dengan tenang, dengan tetap menyimpan cintanya pada Hoon.

“Kau melakukannya untuk menyelamatkanku? Kau sebut itu cinta sejati? Kau membunuh ayahku untuk menyelamatkanku! Tidak, itu bukanlah cinta sejati. Itu hanya keserakahanmu, untuk menyelamatkan wanita yang kau sukai. Keserakahanmu itu mengorbankan ayahku, dan kau menyembunyikannya dariku selama ini. Kau tidak benar-benar mencintaiku. Ini semua bohong. Kau hanya merasa bersalah atas apa yang telah kau lakukan. Kau hanya ingin membayar 'hutangmu' padaku atas tindakanmu itu..”

“Jae Hee, kumohon berhenti.” Pinta Hoon

“Tidakkah semuanya sudah jelas? Kau bertindak.. Seperti dokter yang sesungguhnya didepanku. Kau bilang kau ingin memenangkan kompetisi ini dan kabur bersamaku. Jadi, kenapa kau tidak melakukan operasi itu? Kau bilang kau tidak akan membiarkanku pergi kemana pun? Jadi, Kenapa? Ini semua kemunafikan-mu.”

“Jae Hee...”

“Jangan pernah panggil aku begitu. Aku tidak pernah ingin melihatmu lagi. Aku.. Tidak akan pernah memaafkanmu.” Jae Hee pun pergi meninggalakan Hoon yang masih terpukul dengan kata-kata Jae Hee barusan.

Badan Jae Hee lemas saat berada di luar, ia duduk dan memegang kepalanya. Sepertinya ia tidak sanggup mengatakan semuanya pada Hoon. ia telah menyakiti hati Hoon.

***

Presiden meminta pendapat PM. Han Jae Joon yang akan jadi kepala dokter bedahnya. PM bilang terserah pada Presiden saja. Presiden akan meminta sekretarisnya mengurusnya. Operasinya akan di jadwalkan minggu depan. PM ingin tahu RS mana yang mana yang akan melakukan operasinya. Presiden bilang bukankah operasimu seharusnya di Myung Woo. PM hanya mengangguk saja. Namun ekspresinya sedikit menakutkan.

***

Hoon menyambangi rumah Chang Yi dengan wajah super terluka (maksudya hatinya ya, namun terpancar di wajahnya). Chang yi heran bertanya namun di abaikannya. Hoon duduk di samping ibunya. Kemudian Hoon curhat pada ibu mengenai Jae Hee.

“Dia menyuruhku, jangan pernah menelponnya lagi. Dia tidak ingin melihatku lagi. Dan tak akan pernah memaafkanku. Aku hanya ingin menyelamatkannya. Aku akan memberitahunya saat waktunya tepat. Sebenarnya.. Aku tidak bisa mengatakan padanya apa yang ku lakukan itu. Agar Jae Hee tidak tahu, aku terus merahasiakannya. Aku orang yang mengerikan. Ayah bilang jangan pernah lupa kalau aku ini seorang dokter tapi sampai sekarang, aku belum bisa jadi seorang dokter, Ibu.”

Tangan ibu menyentuh pipi Hoon. Jemari ibu menghapus deraian air mata putranya yang terus menetes keluar. Hoon bertambah terisak dan mendekatkan kepalanya ke pangkuan sang ibu. Ibu membelai rambut Hoon dengan penuh kasih sayang sampai Hoon tertidur. Walau tanpa kata, namun Hoon seperti mendapatkan suntikan kekuatan baru dari sang ibu. Yeaa, kasih ibu adalah suntikan kekuatan yang paling mahal di dunia ini. ^^

***

Hyun Wook menunggu Jae Joon di ruangannya. Hyun Wook ingin mengucapkan selamat atas kemennagan manis Jae Joon. Jae Joon mencibir, Ia tidak pernah tahu Hyun Wook seramah ini. Hyun Wook bilang  motto hidupnya panjang umur dan hidup layak. Ia harus ramah agar bisa bertahan hidup di tempat seperti ini. karena tim mereka kalah makanya Hyun wook sengaja mendekati Jae Joon dan menjilat padanya. (ya ampun, mian ahjussi aNNa menggunakan kata-kata yang menyakitkan hatimu.)

Jae Joon harus pergi karena ia mendapatkan telpon dari direktur. Direktur Oh tampak senang sekali dengan kemenangan Jae Joon. Saat Jae Joon baru sampai pintu saja, Direktur Oh langsung menyambutnya dengan sebuah pelukan (memeluk musuh dalam selimut ni ee).

Walau Jae Joon meminta maaf karena kompetisinya terlalu lama. Direktur Oh bahkan tidak mempedulikannya. Ia bahkan memuji Jae Joon.

Direktur Oh mengajak Jae Joon pergi bersama ke pertemuan dewan. Sebelumnya ia sudah berjanji kalau Jae Joon akan mendapatkan posisinya. Akhirnya jagoan-ku ini mendapatkannya, ujar Direktur Oh.

“Lalu, bagaimana dengan Profesor Moon?” tanya Jae Joon. Direktur Oh bilang Hyun Wook akan dipindahkan ke RS cabang. Masalah kekurangan personil dokter, nanti dokter cabang akan di kirim ke sini. Kalau Hyun Wook mengalami nasib begitu, bagaimana dengan Park Hoon. Direktur Oh sudah menyuruh Sang Jin mencari apapun yang bisa membuat izin medis Hoon dicabut. Jika Sang Jin tidak bisa menemukannya, ia akan memaksa direksi untuk memecatnya.

“Apa ada alasan kau sangat membencinya?” tanya Jae Joon

“Ada! Ayahnya... Dengan bodohnya menantangku dulu.” Jae Joo tampak kaget. “Namanya Park Cheol. Dulu, dia pernah mengancam Myung Woo, dengan gugatan medis. Jika aku tidak menyingkirkan dia saat itu, Myung Woo pasti sudah hancur sekarang.”

Jae Joon nampak memikirkan perkataan Direktur Oh. Rupanya ia sudah salah paham dengan ayah Hoon.

***

Rapat dewan pun di mulai. Sepanjang rapat, Jae Joon tidak fokus. Ia melamun. Ia teringat akan perkataan Hoon. Hoon mengatakan ayahnya tidak pergi ke Korea Utara karena ambisinya. Dia pergi untuk menghentikan perang. Sebenarnya, dia ditipu oleh Oh Joon Gyu dan Jang Seok Joo.

Lamunan Jae Joon di buyarkan oleh Direktur Oh. Direktur Oh meminta Jae Joon berpidato. Jae Joon yang tadinya melamun pun ga tahu harus berpidato tentang apa. Direktur Oh mengatakan tentu saja, ini pasti sulit dipercaya. Dia orang termuda yang pernah mengambil alih posisi direktur di Myung Woo.

Semua dewan direksi menertawakannya. Sang Jin bilang semuanya sudah memilih Jae Joon jadi berdirilah. Kata-kata Sang Jin di ikuti tepukan tangan dewan direksi. Jae Joo pun berdiri.

***

Ah Young menampar Dr Kim dengan sekuat tenaga. “Jika kau belajar bukannya main-main, aku tidak akan begini. Seharusnya kau bisa melihat apakah aku ini butuh operasi atau tidak!” dr Kim meminta maaf. Ah Young bilang maaf tidak akan menyelesaikan apa pun.

Dr Kim mengatakan ia tidak akan bilang ia akan berusaha keras ataupun berjanji ia akan jadi kakak yang baik. Tapi ia berjanji ia yang akan mengoperasi Ah Young saat Ah Young membutuhkannya nanti. Ah Young terharu mendengar kata-kata kakaknya. Benarkah. Dr Kim mengiyakan dan beranjak pergi.

Dr Kim keluar dan bersandar di dinding memikirkan nasib adiknya. Saat berbalik ia di kejutkan dengan kehadiran Ah Young di depan pintu.

“Terima kasih, Oppa. Tapi jaga kata-katamu itu. Oke?”

Dr Kim terharu, bangga dan juga gembira dengan kepercayaan sang adik padanya. Tiba-tiba Jae Joon menelpon.

***

Jae Joon mentraktir dr Kim di tempat Chang Yi bekerja. Chang Yi melihat dr Kim tidak seperti biasanya, ia hanya tertunduk seperti melakukan sebuah kesalahan yang besar saja. Dr Kim meminta maaf pada Jae Joon karena tidak menghormati keputusan Jae Joon. Ia sangat menyesal tentang hal itu. Jae Joon bilang itu bukan masalah besar. Jadi dr Kim bergembiralah. Kalau Jae Joon berada di posisi dr Kim, ia juga akan memikirkannya jutaan kali.

Rupanya, bukan hanya dr Kim yang di traktir namun ada beberapa dokter juga. Jae Joon meminta Chang Yi memberitahu Hoon menghubunginya. Chang Yi mengangguk.

***

Dr Yang menyerahkan surat pengunduran diri. Ada posisi di klinik umum dan ia memutuskan pindah kesana. Jae Joon mengatakan saat Profesor Moon keluar nanti, posisi asisten profesor akan kosong. Dr Yang bilang tentu saja, tapi itu di tempat yang sangat 'kotor'. Jae Joon tersenyum sinis mendengarnya. ia tidak menyadari kalau dr Yang sudah bertobat.

“Ada sesuatu yang lain di dalam itu selain surat pengunduran diriku. Ini surat tentang perintah untukku lakukan dari-mu dan juga Direktur.”

“Apa ini ancaman?”

“Tidak, itu saranku. Aku memberitahumu, kau harus keluar dari 'neraka' ini. Aku tidak ingin terus berada di sini sebagai orang asing seumur hidupku.” Dr Yang memberi hormat dan keluar.

Jae Joon membuka surat pengunduran diri itu dan menyobeknya. Orang yang selama ini ia anggap sebagai sampah yang haus akan kedudukan telah berubah. Sang Jin menelpon dan menyuruhnya ke kantor direktur.

***

Melihat Sang Jin duduk di kursi direktur. Jae Joon pikir direktur Oh yang menyuruh Sang Jin meneleponnya. Sang Jin menyerahkan sebuah dokumen dan mengatakan ini penting jadi bacalah. Sang Jin mengaku seharusnya ia yang melakukannya tapi ada makan malam untuk dewan direksi hari ini maka ia menyerahkannya pada Jae Joon.

Jae Joon pun membuka dokumen itu di ruangannya. Ternyata dokumen itu adalah berkas riwayat pengembangan Dana RS Myung Woo cabang Jae Joo. Jae Joon mendapati adanya keanehan dalam menggunakan dana itu. * intinya adanya korupsi besar-besaran*

Sang Jin datang dan mengingatkan Jae Joon hanya boleh memberikan dokumen penting dan sangat rahasia itu pada Jaksa Kim. Jae Joon mengiyakan. Sang Ji tersenyum dan pergi begitu saja. Ia tidak menyadari kalau dirinya telah salah mempercayai orang.

***

Jae Joon menghadiri acara makan malam di rumah camer-nya. Direktur Oh menanyakan keberadaan Sang Ji pada jaksa Kim. Jaksa Kim menyerahkan dokumen penting itu pada Direktur Oh. Sang Jin memberikan ini pada Dr Han sebelum pergi. direktur Oh bergumam bodoh sekali dia. Kenapa sembarangan dengan surat ini. Mendengar itu Jae Joon menatapnya. direktur Oh sengaja tenang. Ia menyuruh jaksa Kim menelpon Sang Jin pulang sekarang.

Makan malam pun usai. Saatnya menikmati seduhan teh. direktur Oh bertanya bagaimana bisa Jae Joon dan Soo Hyun tidak berbicara sama sekali sekarang. Jae Joon menatap Soo Hyun dan bertanya benarkah. Soo Hyun ikutan nimbrung, ia pikir Jae Joon pasti lelah hari ini. direktur Oh tanya apa Soo Hyun tahu Dr Han sudah mengambil alih posisinya. Soo Hyun mengiyakan. Direktur Oh heran putrinya hanya mengatakan ya tanpa mengucapkan selamat pada Jae Joon.

Soo Hyun pun menuruti apa kata ayahnya. Kemudian Direktur Oh mengatakan ia mau membuat pesta untuk merayakannya. Pesta, tanya Soo Hyun. Direktur Oh membenarkan. “Kita kan sekarang sudah punya tim untuk operasi PM dan juga Dr Han sebagai acting Direktur baru kita. Kita harus merayakan semuanya. Dan akhirnya, kita juga akan melanjutkan hubungan kalian berdua.”

“Hubungan apa?”

“Kenapa kau bertanya? Kalian berdua harus menikah.” Jae Joon dan Soo Hyun saling berpandangan. “Kedengarannya bagus?” Jae Joon pun mengiyakan. Soo Hyun ingin membantah tapi Jae Joon memberi isyarat padanya. tiba-tiba Sang Jin datang. Direktur Oh menatapnya dengan penuh amarah.

***

Direktur Oh memarahi Sang Jin di ruangan tertutup. Kau sudah tahu apa ini. Kenapa kau membiarkan ini ada pada Dr Han. Sang Jin bilang Jae Joon kan sudah mengambil alih posisi direktur. Jadi, ia kira akan baik-baik saja.

“Meski begitu. Kau pikir ini hanya kertas yang tidak berguna?” Sang Jin meminta maaf. Tapi  menurutnya, Jae Joon orang yang bisa mereka percaya. Direktur Oh menyuruhnya diam.

**

Jae Joon meminta Soo Hyun tidak terlalu khawatir dengan pernikahan mereka. Ia yang akan mengurusnya. Soo Hyun nampak tak enak, ia hanya bisa meminta maaf. Jae Joon bilang tidak apa. Ia juga minta maaf. Ia telah salah paham dengan Dr Park.

“Salah paham apanya?”

“Aku.. Aku sudah berubah pikiran. Tidak apa kalau kau menyukainya. Ingatlah perkataanku ini...” tangan Soo Hyun bergetar mendengarnya.

***

Soo Hyun memandangi kastil buatan Jae Joon. Dr Kim datang dan bertanya kenapa manajer hubungi kita. Soo Hyun mengatakan Jae Joon ingin bicara tentang pernikahan Dr Keum dan tim operasi kita. Sekarang Jae Joon sedang bersama direksi.

“Apa dia benar-benar jadi direktur sekarang?” Soo Hyun membalsa kalau Jae Joon masih Acting Direktur sekarang, belum menjabat Direktur penuh. Tapi pada dasarnya sama. Dr Kim nampak kagum. Akhirnya dia menaklukkan benteng.

“Benteng?”

“Dia selalu bercanda tentang ksatria yang berusaha memenangkan hati sang putri agar dia bisa memiliki kasti itu suatu hari nanti. Masalahnya adalah, dia selalu menderita karena dia benar-benar jatuh cinta dengan sang putri itu.”

“Bagaimana dia bisa menaklukkan benteng itu?”

“Benar. Dia bilang dia Sangat patah hati saat melihat sang putri dicampakkan oleh ksatria lain dan menangis si putri.” Soo Hyun langsung tersadar. Cerita ini mirip seperti kisah cintanya. Namun dr Kim menegaskan kalau awalnya ia pikir Soo Hyun tapi bukan kok. “Kalian berdua kan sudah sangat dekat. Yang lebih penting lagi, kau tidak akan pergi ke ksatria lain.”

Soo Hyun teringat akan perkataan Jae Joon. “Dengarkan aku baik baik. Kumohon maafkan aku. Atas semua yang akan kulakukan.” Soo Hyun merasa pasti ada hubungannya dengan cerita dr Kim itu.

“Apa dia pernah bilang kenapa dia ingin menaklukkan benteng?” ujar Soo Hyun. dr Kim rasa Jae Joon pernah mengatakannya, tapi ia tidak terlalu ingat. LOL dasar otak udang. hehehe

***

Hoon mendatangi apartemen Jae Hee. Berulang-ulang ia memencet bel tapi pemiliknya tidak membukakan pintu. Hoon mencoba menghubungi namun di alihkan ke voicemail. Untung ada Soo Hyun yang baru pulang ke kerja.

Sepertinya Soo Hyun sudah menceritakan semuanya pada Hoon mengenai Jae Joon. Apa Jae Joon sedang merencanakan sesuatu, tanya Hoon. Soo Hyun bilang ia bertanya kalau saja Hoon tahu. Menurut Hoon, Jae Joon ingin menjadi bos di rumah sakit, setelah dia berhasil mengoperasi PM nanti.

“Tapi dia mengatakan sesuatu yang sangat aneh bagiku.”

“Apa itu?”

“Dia memintaku untuk memaafkannya untuk apa yang akan dilakukannya.” Soo Hyun merasa khawatir. Hoon pun teringat akan keinginan tahuan Jae Joon tentang ayahnya. Saat itu Jae Joon bilang ia punya teman di Harvard. Namanya Lee Sung Hoon.

Melihat Hoon melamun, Soo Hyun tanya ada apa. “Menurutmu dia tidak berencana melakukan sesuatu yang sangat buruk, kan?” Hoon tanya apa Soo Hyun tahu temannya yang bernama Lee Sung Hoon. Soo Hyun tidak tahu. Tapi Soo Hyun penasaran siapa dia.

“Dia anak dari korban yang terlibat dalam gugatan medis yang terjadi 20 tahun yang lalu. Itu sebabnya aku dikirim ke Korea Utara.”

“Berarti Jae Joon adalah... Tidak, itu tidak mungkin. Benarkan?”

Hoon hanya diam saja. Tapi ia yakin Jae Joon adalah Lee Song Hoon itu.

***

Jae Joon menatap kastil-nya. Ia meminta ayahnya menatapnya. Balas dendam pertamanya, akan dimulai besok. Jae Joon mengambil boneka raja lalu mematahkan kepalanya. Kemudian Jae Joon tersenyum menyeringai.

Esok yang di nantikan pun tiba. Semua tamu undangan sudah hadir memenuhi pesta yang di adakan direktur Oh di halaman rumahnya. Hyun Wook tampak gelisah. Sementara Dr Kim yang tampak berbeda dengan gaya rambut barunya, sedang asyik memainkan game angry bird di smartphone-nya.

Dr Kim menanyakan bocah galon (Hoon) pada Hyun Wook. Hyun Wook bilang ia tidak tahu, ia juga tidak peduli. Dia kan selalu di sisimu, tambah dr Kim.

“Kau tidak tahu? Tidak ada namanya musuh atau teman yang seumur hidup.” ujar dr Kim namun matanya tertuju pada direktur yang sedang berbincang-bincang dengan tamu undangannya. Saat direktur Oh tak sengaja menatapnya, Hyun Wook berteriak menyapanya. Bukan hanya itu saja, Hyun Wook berlari menhampirinya. Dr Kim mencibir, dasar rumput liar.

*

“Halo. Hari ini untuk merayakan kehormatan kita yang terpilih untuk operasi PM. Sekarang kita akan perdengarkan, pidato dari Dr Han Jae Joon yang akan jadi kepala bedah, untuk operasi Perdana Menteri nanti.” Ujar Sang Jin yang bertindak sebagai MC. Semuanya bertepuk tangan menyambut Jae Joon.

“Pertama, aku ingin berterima kasih pada Direktur kita, karena telah mempersiapkan semua ini. Aku juga ingin berterima kasih pada rekan rekan dokterku yang telah berusaha sangat keras, selama proses pemilihan tim kemarin. Karena kita sedang tidak di rumah sakit, aku harap kalian semua bisa... Menikmati waktu kalian. Terima kasih.” Ujar Jae Joon

Soo Hyun tampak gelisah. Sang Jin kembali mengumumkan. “Direktur Myung Woo juga punya pengumuman penting yang akan disampaikan setelah makan nanti. Tetaplah disini sampai acara selesai.”

Jae Joon memperhatikan direktur Oh yang sedang menyapa tamunya. Soo Hyun duduk di sampingnya. Soo Hyun ingin bertanya sesuatu. Jae Joon meminta Soo Hyun tidak usah khawatir. Direktur tidak boleh mengumumkan pernikahan mereka di sini. Soo Hyun memotong, itu bukan maksudnya. Sayang sekali Jae Joon berdir dan bergegas pergi ke depan. Seseorang mendekatinya dan mengatakan sesuatu.

***

Apa yang di katakan oleh orang itu??? apakah ini ada hubungannya dengan rencana balas dendam Jae Joon??

~ Bersambung ke bagian 2~

2 komentar:

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang