Sabtu, 12 Juli 2014

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 18 Bagian 2


Setelah menerima pemberitahuan dari orang itu, Jae Joon pergi ke sebuah ruangan kosong. Rupanya di sana sudah ada Hoon. Hoon datang karena ia mendengar Jae Joon ingin bertemu dengannya. Jae Joon mengatakan ia mau minta maaf pada Hoon. Ia telah salah paham tentang ayah Hoon. Itu sebabnya kau menyuruhku datang kesini, tanya Hoon. Jae Joon bilang ia ingin berhubungan baik dengan Hoon. Ia juga ingin minta tolong pada Hoon.


“Tidak, terima kasih. Aku tidak punya waktu untuk melakukan permintanmu itu.”

“Ini tentang.. Dr. Oh. Soo Hyun, dia sangat menyukaimu.”

“Lalu, apa kau tidak menyukainya? Jangan bercanda. Jangan menyakitinya lagi, atau jika tidak, kau akan dapat balasannya nanti. Jangan lakukan apapun yang akan kau sesali nantinya. Jujurlah dan katakan padanya kalau kau menyembunyikan sesuatu. Minta maaflah jika memang harus, sebelum semuanya terlambat.”

“Aku tidak bisa memberitahu Soo Hyun apa yang akan ku lakukan, atau meminta perminta maafannya.”

“Maka, kau tidak perlu melakukannya.”

“Tapi, ini sudah dimulai.” Terdengar bunyi serine mobil polisi di luar. Hoon tampak kaget.

***

Bukan hanya Hoon yang kaget, semua tamu undangan pun sama kagetnya. Beberapa bodyguard mencoba menghalangi para polisi. Tapi sayang sekali, polisi datang dengan surat perintah penangkapan. Mereka pun tak bisa berkutik.

Para polisi itu mencari Sang Jin. Mereka menunjukan surat penangkpan itu pada Sang Jin. “Kami menangkapmu dengan dakwaan.. Pemborosan uang negara dan suap ilegal.” Sang Jin langsung di ringkus oleh pak polisi itu. Hyun Wook ikut campur. Tapi pak polisi itu memarahinya. Kau lihat surat penangkapan ini

Sang Jin di giring pergi oleh pakpol, ia terus memanggil ayahnya. Soo Hyun dan ayahnya tak bisa melakukan apa-apahanya bisa melihat Sang Jin di tangkap.

***

Hoon dan Jae Joon melihat semua itu dari balik jendela. “Apa kau yang melakukannya?” Tanya Hoon. Jae Joon bilang ini hanya awalnya saja. Akan ada banyak hal, yang akan sangat melukai Soo Hyun. Hoon tersenyum tipis. Aku sedikit ragu, tapi kau lah Lee Sung Hoon itu. Apa kau.. Mau balas dendam?

“Kalau kau jadi Lee Sung Hoon, kau tidak akan balas dendam? Aku kehilangan ayahku dan ibuku juga. Selama 20 tahun ini, aku hanya bisa berpikir tentang mereka yang diperlakukan tidak adil. Aku sudah menunggu untuk balas dendam, dan sekarang waktu yang tepat. Aku harus melakukannya.”

Hoon mengingatkan Jae Joon kalau direktur Oh, ayah dari wanita yang Jae Joon cintai. Jae Joon membalas dia orang yang Han Jae Joon cintai. Bukan Lee Sung Hoon. Namun Hoon mengatakan Jae Joon salah. Han Jae Joon dan Lee Sung Hoon, mereka mencintai Soo Hyun. Benarkan?

Jae Joon hanya bisa diam. Tapi diamnya itu seakan menjawab kalau perkataan Hoon itu benar adanya.

***

Direktur Oh menunggu info dari Hyun Wook. Hyun Wook menyampaikan Polisi dapat info-nya dari surat kaleng. Surat kaleng?  Siapa yang akan mengirimkannya?

“Mereka bilang itu rahasia. Mereka tidak bisa memberitahunya.. Tapi untungnya, aku punya teman sekelas dulu yang bekerja dalam tim di kasus ini.”

“Siapa dia?”

“Namanya Lee Sung Hoon.” direktur Oh seperti mengenal nama itu.  Hyun Wook tanya apa direktur pernah dengar nama itu sebelumnya. Direktur Oh mencoba mengingat nama itu.

***

Jae Joon menatap kursi-kursi tamu yang telah kosong. Hanya ada para pelayan yang sedang beres-beres. Soo Hyun menghampirinya. Soo Hyun tanya apa Jae Joon benar-benar Lee Sung Hoon. Jae Joon balik nanya,  apa itu penting. Soo Hyun mendesak Jae Joon mengatakan padanya. Jae Joon menatapnya. “Dengarkan. Tidak penting siapa aku. Yang penting adalah.. Kita perlu mengoreksi peristiwa yang terjadi 20 tahun yang lalu.”

“Apa itu? Menelepon polisi dan balas dendam?”

“Kau tidak mengerti? Hanya 1 yang Lee Sung Hoon inginkan. Perminta maafan yang tulus.”

Soo Hyun melihat mata Jae Joon berkaca-kaca saat mengatakannya.

***

Direktur Oh tak bisa menelan minumannya saat Soo Hyun menanyakan siapa Lee Sung Hoon. Di depan anaknya ia harus bertindak sesopan mungkin. Ia merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk di masa lalu yang berdampak fatal pada nasib orang lain.

“Ayahnya meninggal di rumah sakit kita, 20 tahun yang lalu. Kita.. Baru saja lulus kriteria untuk mendapat izin jadi RS universitas. Aku tidak ingin gugatan itu mengganggu, untuk mendapatkan izin itu. Memang benar.. Kalau aku tidak menghentikan gugatan itu, rumah sakit kita akan dirobohkan.”

“Aku bertemu dengan Lee Sung Hoon. Aku tidak ingin kau ataupun dia dalam bahaya.”

“Dimana dia?”

Soo Hyun berusaha membujuk ayahnya supaya bisa meminta maaf pada Lee Sung Hoon/Jae Joon. Jika ayahnya meminta maaf dengan tulus, ayahnya akan dimaafkan. Namun sang ayah mementingkan harga dirinya. harga dirinya telah membutakannya. Ia tidak mau melakukan itu. Bahkan ia merasa tidak melakukan sesuatu yang salah. Menurutnya, ia hanya melakukan apa yang harus ia lakukan untuk Myung Woo.

Soo Hyun mengenggam tangan ayahnya. Ia khawatir sesuatu yang mengerikan bisa terjadi pada ayahnya nanti. Sang ayah tetap apada pendiriannya. “Lakukan saja! Aku tidak akan menyerah dengan mudahnya. Aku ini Oh Joon Gyu.”

“Ayah..” direktur Oh menepis tangan Soo Hyun dan menyuruhnya pergi. soo Hyun tak tahu apa yang harus ia lakukan lagi.

***

Jae Hee sedang mengganti pakaiannya. Hoon menelpon namun ia terus mengabaikan panggilan Hoon. Tiba-tiba PM menelpon.

Jae Hee pun menghadap PM. PM mengatakan ia harus sejauh ini, agar orang lain percaya kalau dirinyalah yang dioperasi. Benarkan. Jae Hee berkata ia dengar ada seorang direktur eksekutif yang bernama Oh Sang Jin ditangkap. Dengan santainya PM mengatakan itu ulah Dr Han. Siapa dia sebenarnya, tanya Jae Hee.

“Nama aslinya Lee Sung Hoon. Ayahnya meninggal karena kecelakaan medis, di Myung Woo 20 tahun yang lalu. Aku yang akan mengurus masalah ini. Kau fokus saja pada operasi ini.” Jae Hee mengangguk. PM kembali berujar menganai Hoon dan ibunya. Ia akan mengirim mereka ke tempat yang aman sesuai yang ia janjikan. Jae Hee tampak ragu dengan kata-kata PM.

“Dimana itu?”

PM hanya diam saja. Sepertinya ia menggunakan Hoon dan ibunya sebagai sandra agar Jae Hee bisa melancarkan rencananya.

***

Pengawal yang semulanya pengawal Presiden, sedang menunggu Hoon di klinik. Ia memberikan kepada Hoon tiket pesawat untuk Hoon dan ibunya ke Swiss. Ada juga sejumlah uang.

“Swiss?”

“Setelah kau sampai di sana, dia bilang kau bisa bebas hidup disana. Ayo pergi.”

Hoon bilang ia harus bertemu Jae Hee dulu. Si pengawal bilang tidak bisa. Mereka tidak punya waktu lagi. Hoon meminta si pengawal menyampaikan pada PM, ia tidak akan pergi kemana pun sebelum bertemu Jae Hee.

***

Ternyata permintaa Hoon di kabulkan. Jae Hee menemuinya di atap. Hoon langsung menyerbunya degan beberapa pertanyaan. Kenapa Jae Hee menghindarinya. Kenapa Jae Hee tidak menjawab teleponnya. Jae Hee meminta Hoon pergi bersama Ibunya. Tapi Jae Hee meminta tanpa menatap Hoon. Hoon bilang ia mengerti kenapa Jae Hee bersikap seperti ini. Tapi.. Jae Hee memotong perkataan Hoon. Tidak. Kau tidak mengerti.

“Ayahmu yang memintaku menyelamatkan nyawamu. Dia bilang aku harus menyelamatkanmu”

“Itu cuma alasan saja. Aku tidak bisa bersamamu lagi. Kumohon pergilah. Itu yang terbaik untukmu.” Hoon janji ia akan datang menjemput Jae Hee, setelah mendapat tempat yang aman. Jae Hee nemolaknya. Tidak usah, terima kasih. Jangan kembali. Semuanya sudah berakhir. Hubungan kita sudah berakhir. Hoon bilang ia sudah berjanji pada ayah Jae Hee. Ia berjanji akan melindungi Jae Hee.

“Jika kau begitu karena rasa bersalahmu, maka lupakan saja tentang semua ini.”

“Tidak. Ini bukanlah rasa bersalah.”

“Aku pergi. Selamat tinggal.” Jae Hee menghntikan langkahnya. “Lupakan semua tentangku dan juga ayahku. Lupakan semua itu. Aku harap kau punya kehidupan yang baik.”

Ya ampun Jae Hee, loh tega buat Hoon jadi hancur berkppig-keping githu ya. Puk puk puk puk (sini aNNa peluk nenangin kamu)

***

Presiden memeriksa berkas dan profil Hoon. Setelah selesai membacanya, Presiden menyuruh pengawalnya menghubungi PM.

PM yang baru saja keluar RS Myung Woo, mendapatkan info kalau Presiden ingin bertemu dengannya. Ia mencibir itu bahkan lebih menyebalkan, daripada dia menelponku dengan kata singkat. Sebelum naik ke mobil. PM mengingatkan Tae Soo untuk menyingkirkan Park Hoon tanpa tersisa apapun. Tae Soo mengiyakan.

***

Hoon bersama ibunya di antar ke bandara oleh pengawal PM. Sesekali pengawal itu melihat Hoon dari kaca. Namun Hoon memergokinya. Hoon mulai merasakan ada gelagat tak baik. Sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya dan sang ibu. Ia melihat jalan yang mereka lalui bukannya menuju bandara.

Bener saja, Hoon dan ibunya di turunkan di sebuah padang yang luas. Si pengawal itu mendekat. Hoon berusaha melindungi ibunya di balik punggungnya. Si pengawal berkata ia hanya melakukan apa yang disuruh padanya. Kemudian ia mengeluarkan pistol. Hoon mengganggam erat tangan ibunya. Pistol pun di arahkan ke Hoon.

***

Operasinya dilakukan Senin depan dan Han Jae Joon yang akan jadi kepala bedahnya. Presiden mengatakan Hoon sangat bodoh karena menyerah pada operasi kemarin. Ia pikir kemampuan Hoon dan Jae Joon sama. Ia tidak mengerti kenapa Hoon menyerah  di kesempatan yang sangat baik itu. PM mencibir Hoon itu bodoh. Presiden tertawa kecil mendengarnya.

Beralih lagi ke Hoon. Tadinya pistol yang terarah ke Hoon masih jauh dari wajah Hoon namun sekarang hanya beberapa senti dari wajah hoon. Pengawal siap menaruk pelatuknya. Tiba-tiba ada telpon masuk. Sepertinya dari pihak PM menelpon untuk membatalkan misi mereka menghabisi Hoon. Hoon tampak lega melihat senjata berparas cantik itu menjauh dari wajahnya.

***

Presiden mengatakan Hoon bukannya bodoh. Tapi Hoon itu memikirkan tentang pasien. PM mencoba menyelah, tapi tetap Han Jae Joon-lah yang memenangkan kompetisi ini.

“Dokter yang sejati, seharusnya lebih memikirkan pasiennya daripada kemenangannya.”

“Kau pikir begitu?”

“Jika kau yang jadi pasiennya, aku yakin kau pasti akan memilih dokter seperti Park Hoon.”

Sepertinya PM tak suka dengan ide Presiden. Emang dari dulu PM tak menyukai apapun yang di usulkan oleh Presiden.

***

Rupanya karena percakapan tadi bersama Presiden, PM memutuskan untuk tidak membinasakan Hoon dari muka bumi ini. Hoon menerima telpon dari PM. Sementara ibunya di sandra sama pengawal PM. Hoon memaki PM. “Bajingan kau! Kau tidak pernah menginginkan aku hidup ya!”

“Tapi kau masih hidup, kan? Presiden ingin kau yang jadi Kepala bedah-nya.”

“Apa.. Kau pikir aku ini boneka-mu?” teriak Hoon

“Harusnya begitu. Nyawa Ibumu tergantung darimu.” Hoon baru menyadari ibunya sudah tidak berada di belakangnya lagi. Ibu di bawa pergi oleh pengawal PM. Hoon berusaha mencegahnya namun sia-sia.

***

Direktur Oh bertemu dengan PM. Direktur Oh tak senang kalau Hoon yang melakukannya. PM bilang ini perintah Presiden. Ini kan untuk jantungnya juga. sebagai PM, ia tidak bisa membantah. Tapi, Park Hoon tetaplah dokter di Myung Woo. Jadi, Myung Woo tetap akan dapat keuntungan yang sama.

“Aku akan langsung menyingkirkan Park Hoon, setelah operasinya selesai nanti. Bertahanlah sebentar lagi. Operasinya tetap harus dilakukan. Kau mengerti maksudku kan?”

“Baiklah.”

PM sudah berbicara dengan jaksa. Sang Jin akan segera keluar. *kalau semua pejabat negeri ini kayak PM, hancurlah keadilan dan hukum bangsa ini. Jadi ingat kasus anak pejabat itu. lolos dari jerat hukum karena ayahnya seorang pejabat. oopsss

***

PM menelpon Jae Joon. PM mengatakan kepala ahli bedah-nya diganti. Jae Joon tampak kecewa. “Anak direktur.. Akan segera dibebaskan. Aku memperingatkanmu. Aku bisa membalikkan semua yang kau lakukan. Ingat itu! Aku akan memberimu kesempatan, untuk melawan Oh Joon Gyu setelah operasi selesai nanti. Jadi, jangan bertindak sebelum hari itu. Paham?”

Usai menutup telpon, Jae Joon mengambil berkas yang di berikan PM dan bergegas memakai jasnya.

***

PM pun melakukan tugasnya. Berpura-pura menjalani perawatan di RS Myung Woo. Ia bahkan sudah muak dengan ini. Hoon masuk dan menatap tajam PM.  Dimana ibuku.

“Kami merawatnya dengan baik. Santailah. Dia akan aman sampai kau berhasil melakukan operasi nanti.”

“Aku tidak percaya kata-katamu.”

“Baiklah. Jadi, aku akan katakan dengan tegas. Kalau kau melakukan sesuatu yang tidak perlu, atau melakukan sesuatu yang akan menggangguku, ibumu... akan mati. Bagaimana menurutmu?”

*Ya ampun, sueerrrr aNNa pengen ngucak-ngucak wajah PM. Dasar PM busukkkkkk. :P

***

Hoon bertemu dengan Jae Hee. Tentu saja menyampaikan pada Jae Hee infi terupdate tentang dirinya yang di pilih Presiden untuk melakukan operasi. Bagaimana dengan ibumu, tanya Jae Hee. Hoon bilang ibunya akan baik-baik saja. Mereka sudah merawat dia. Sekarang ia yang jadi Kepala bedah-nya. Apa yang akan Jae Hee lakukan sekarang.

“Sama seperti yang aku katakan. Kau hanya perlu melakukan pekerjaanmu dengan baik, dan aku yang akan mengurus sisanya.” Ujar Jae Hee dingin. Hoon bilang Jae Hee mungkin tidak akan dapat kesempatan bertemu dengannya. Anak buah jang Seok Joo terus mengawasinya sepanjang waktu. Jae Hee membalas. Selama bertahun-tahun, aku bersama Cha Jin Soo. Aku telah dilatih untuk melawan orang.

“Melawan?”

“Kau pikir aku hanya dilatih melakukan anastesi saja?

“Kenapa kau...”

“Kau benar. Kalau aku sudah tahu sebelumnya kalau kaulah yang membunuh ayahku, aku tidak akan begini. Aku tidak akan kehilanganmu sedetik pun.” Jae Hee berniat pergi. Namun Hoon tanya bagaimana jika semuanya berjalan lancar, seperti yang telah Jae Hee rencanakan. Jae Hee bilang ia belum tahu. Tapi, ada 1 hal yang pasti, ia tidak akan bersama Hoon.

*Saran aNNa sih, sebaiknya Hoon pasrah deh. Biar ama aNNa aj. LOL

***

Soo Hyun menunggu sang ayah di ruangannya. Direktur Oh baru masuk mengusirnya pergi, jika ini tentang Lee Sung Hoon lagi. soo Hyun meminta ayahnya mendengarkan saja walau tidak mau. Dia diadopsi ke Amerika setelah gugatan itu.

“Pergi!”

“Dia kembali ke Korea untuk balas dendam denganmu.” Direktur Oh tanya kenapa Soo Hyun menemuinya? Dia tidak akan bisa balas dendam. Soo Hyun bilang kau sudah lihat bagaimana adikku ditangkap kan! Direktur Oh membalas masalah itu sudah diselesaikan. Soo Hyun kembali meminta ayahnya meminta maaf pada Lee Sung Hoon dengan tulus.  Soo Hyun jamin dia akan memaafkan ayah.

“Minta maaf? Anak bodoh. Aku tidak melakukan sesuatu yang salah.”

“Kau yakin dengan itu? Dia kehilangan ayahnya. Lalu, dia juga kehilangan ibunya karena gugatan itu terus saja ditunda. Dia berubah jadi anak yatim piatu dalam semalam. Jadi minta maaflah padanya!”

“Tutup mulutmu!” bentak sang ayah. “Ayah. Kau sungguh tidak tahu apa kesalahanmu?”

“Sudah ku bilang aku tidak melakukan sesuatu yang salah! Dia mau main-main denganku? Biarkan dia melakukannya. Dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Aku tidak akan peduli.”

Soo Hyun kecewa dengan ayahnya. Ia pun keluar. Dan mendapati Jae Joon berdiri di depan pintu. Ternyata Jae Joon mendengar percakapan mereka.

“Jae Joon. Aku tahu kau memanfaatkan-ku dan menyimpan rahasia dariku. Aku akan melupakan semua yang terjadi, tapi kumohon berhentilah sampai disini.”

“Maafkan aku, Soo Hyun.” Soo Hyun memegang tangan Jae Joon. “Aku belum memberitahu semuanya padanya. Aku akan terus meyakinkan dia, kau bisa berhenti kan?” jae Joon meminta Soo Hyun tidak mencoba terlalu keras. Jae Joon melepas tangan Soo Hyun pelan lalu beranjak pergi

**

Jae Joon mengetuk pintu direktur Oh. Ketukannya tidak seperti ketuka pada umumnya. Tangannya ia kepal kuat-kuat. Jae Joon pun masuk. ia mengunci pintu dan menutup tirai jendelanya.

Direktur bilang Jae Joon punya tugas untuk dilakukan. Jae Joon  tanya apa itu tentang Lee Sung Hoon. direktur membenarkan. Aku baru saja bertemu dengannya, ujar Jae Joon.

“Benarkah? Apa yang dia inginkan? Berapa banyak yang dia mau?”

“Dia bilang dia tidak butuh uang.”

“Dia sangat unik... Bahkan saat dia masih kecil.” Direktur mengingat saat Lee Sung Hoon/Jae Joon kecil berteriak memperingatkannya untuk tidak pernah lupa. Ayahnya, Lee Sun Do dan ia Lee Sung Hoon.  Ingat nama-nama itu. Ingat siapa yang akan balas dendam padamu.

Direktur menggebrak keras kursinya. “Aku tidak pernah tahu dia akan.... Menusukku dari belakang setelah 20 tahun ini.” Jae Joon mengatakan Lee Sung Hoon akan berhenti balas dendam, kalau direktur mengakui kesalahannya dan minta maaf dengan tulus.

“Mengakui apa? Minta maaf untuk apa?

Dasar anak bodoh. Aku tidak punya apa sesuatu diakui atau di minta maaf. Menghentikan gugatan itu, itulah hal terbaik yang pernah kulakukan.” Soo Hyun menunggu dengan khawatir di depan pintu. “Jika gugatan berhasil diproses, Myung Woo-ku akan dibakar menjadi abu.”

“Apa kau pernah berpikir, kalau kau bersalah?”

“Tidak pernah! Aku... Oh Joon Gyu, akan melindungi Myung Woo. Dan tak akan ada yang bisa melawanku!” Jae Joon kembali mengatakan mungkin Lee Sung Hoon Cuma memberimu 1 kesempatan terakhir ini. Kesempatan terakhir apanya, tanya direktur. “Ini kesempatan terakhir-mu, untuk minta maaf atas yang kau lakukan. Para korban kecelakaan medis, hanya ingin perminta maafan yang tulus. Ini terakhir kali...”

“Hentikan!” teriak direktur. Jae Joon berusaha sedikit bersabar dan memberi direktur kesempatan. “Lalu bagaimana jika... Lee Sung Hoon melakukan sesuatu yang sangat berbahaya?”

“Lakukan saja. Balaskan saja dendamnya itu atau lakukan apa pun yang dia mau. Walau dia mengerahkan semua yang dia punya, dia dia akan bisa melawanku.”

“Kau sungguh berpikir begitu?”

“Bahkan tuduhan Sang Jin telah di hentikan.”

Tapi aku pikir kau tidak akan berhenti... Dengan apa yang akan terjadi ini. Cabang di daerah Jae Joo, tidak akan bisa dibuka. Lee Sung Hoon sudah memberi Riwayat Keuangan Myung Woo pada Bank Korea.” Tampak Jae Joon menyerahkan sebuah berkas pada seseorang. “Kau tidak akan bisa meminta pinjaman lagi. Mereka akan memintamu segera membayar pinjaman.”

“Apa?” ucapan direktur sedikit bergetar. Hahah si tua akhirnya takut sama ancaman Jae Joon juga. LOL

“Lee Sung Hoon juga sudah menghubungi wartawan. Dia bilang pada mereka, tentang hilang-nya dana dari pembangunan sekolah kedokteran dan semua penyuapan yang berhubungan. Aku yakin kau sudah menyadari semuanya, termasuk biaya medis yang tidak adil untuk para pasien, sebanyak 5 kali lipat biaya asli selama 3 tahun ini. Aku yakin kau tahu itu.”

Amarah direktur meledak. “Lee Sung Hoon. Lee Sung Hoon, bajingan kau! Beraninya kau.. Main main denganku?!” nafasnya tak beraturan. Soo Hyun yang mendengar teriakan ayahnya pun semakin panik. Mana pintunya di kunci dari dalam lagi.

“Bisa kau cari tahu cara menghentikan dia?” direktur mencoba membuka dasinya. Ia merasakan sesak nafas. “Dia belum selesai. Dia akan mengekspos tentang Para politisi Myung Woo yang menyuap 20 tahun yang lalu agar bisa dapat izin sebagai RS Universitas.” Direktur Oh memegang dadanya yang sakit. Ia bertambah terkejut dengan perkataan Jae Joon barusan.

“PM Jang Seok Joo, termasuk dalam daftar politisi itu.” direktur berteriak meminta Jae Joon membawa Lee Sung Hoon padanya sekarang juga. Soo Hyun yang panik memanggil-manggil Jae Joon.

“Setiap hari selama 20 tahun ini, dia telah mencatat rencananya padamu sampai buku-nya menjadi sangat tebal. Dan dia mulai melihat adanya kesempatan yang sebenarnya juga dia takutkan. Apakah kau mau mengakui kesalahanmu dan minta maaf dengan tulus pada mereka? Dia terus memikirkan itu. Tapi dia juga bingung.. Apakah dia harus memaafkanmu, kalau kau meminta maaf padanya nanti. "Bagaimana jika aku memaafkan mu?" "Apa yang akan terjadi dalam hidupku?" Dia terus memikirkan itu. Tapi aku senang....” air mata Jae Joon menetes keluar.

“Apa maksudmu?”

“Kau sama sekali tidak berubah. Aku sangat senang melihatmu begitu. Sebenarnya, aku ingin mengucapkan terima kasih.” Direktur pun akhirnya menyadari Jae Joon adalah Lee Sung Hoon. “Aku Lee Sung Hoon dari 20 tahun yang lalu. Terima kasih telah membuat hidupku berarti, Direktur Oh Joon Gyu.

“Kau.. Bagaimana bisa?” Dalam kesesakannya, si direktur yang sombong berusaha sekuat tenaga mengambil telpon. Namun Jae Joon menjatuhkan telponnya. Direktur bertambah geram, dengan memegang dadanya yang semakin sakit.  Direktur terjatuh di lantai.

*standing applaus. LOL

***

Soo Hyun bertambah panik ia menyuruh asisten ayahnya mengambil kunci cadangan. Soo Hyun mengetuk pintu. Ia tampak frustasi memanggil ayahnya dan Jae Joon. Jae Joon mendengar namun ia berusaha mengabaikannya. Jae Joon menatap direktur yang terbujur kaku di hadapannya.


~Bersambung ke episode 19 di tempat Mbak IU~


Komentar :

Ternyata dari drama ini, kita banyak mengambil pelajaran. Banyak pemimpin busuk. Mereka menjanjikan cara untuk menolong kita tapi ada u di balik b. Namanya juga politik, gada yang berish, semuanya busuk.

Seperti yang kita tahu, Jae Joon hanya berharap ada sedikit penyesalan di hati direktur dan permintaan maaf dari mulut busuknya itu. Tapi sayang sekali, si direktur yang sombong tak mau meminta maaf. Walau pun neraka yang di pilih Jae Joon atas tindakannya, seperti ia tidak akan menyesalinya.

Lalu bagaimana dengan cintanya kepada Soo Hyun????

1 komentar:

  1. Masukkan komentar Anda...seru bngat ceritanya.aku suka. Makash anna

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang