Sabtu, 07 Juni 2014

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 9 Bagian 1



Episode sebelumnya, Setelah berhasil menyelinap masuk ke dalam gedung. Chang Yi mendapati adanya keanehan yang terjadi di dalam sana. Ia melihat Seung Hee bersama seorang pria (Jin Soo) bertemu dengan seseorang (Tae Soo). Terlihat kalau Tae Soo di kawal oleh beberapa bodyguard. Sedangkan Seung Hee hanya di dampingi oleh Jin Soo saja. Chang Yi menceritakan keanehan itu kepada Hoon. Hoon yang mendengar itu pun tampak khawatir terjadi sesuatu dengan Seung Hee. 


Jin Soo tanya kenapa Tae Soo menyuruhnya ke sini. Tae Soo yang sedari tadi duduk pun berdiri dan mengatakan mereka perlu mengubah rencana mereka.

“Mengubah?”

“Benar. Kami akan memakai tim Han Jae Joon... Untuk operasi Perdana Menteri.” Seung Hee tampak kaget mendengar rencana Tae Soo. Kemudian Tae Soo mengambil pistol dari bodyguard-nya dan langsung mengarahkan ke arah Seung Hee. Chang Yi yang melihat itu pun menyerukan nama Hoon. Hoon tanya kenapa. Chang Yi mengatakan kau tahu gadis yang mirip Unni kan. Hoon mengiyakan. Ia berteriak Dr Han Seung Hee!


Sementara Seung Hee hanya mematung di todong seperti itu. Sekilas ia tampak takut karena Tae Soo sepertinya tidak main-main untuk melenyapkannya dari muka bumi ini. Hoon yang masih menantikan informasi dari Chang Yi pun tampak khawatir. Chang Yi pikir mereka akan membunuh Seung Hee. Hoon frustasi mendengarnya.


Kita beralih ke ruang operasi, baby twins I yang akan di operasi oleh tim Dr Park Hoon pun di pindahkan dari dalam inkubator ke meja operasi. Mereka sedang mempersiapkan baby twins. Perawat Min melihat Hoon yang masih menerima telpon di ruang sebelah, tampak memikirkan sesuatu. Perawat Min memanggil Soo Hyun melihat Hoon. Soo Hyun melihat Hoon keluar dari ruang operasi pun langsung menyusulnya. Sementara Hyun Wook yang melihat dari ruang penonton pun merasa heran dengan kepergian Soo Hyun.



Episode 9


Soo Hyun berusaha menahan Hoon. Ia bertanya Hoon mau pergi kemana? Hoon menepis tangan Soo Hyun. Ia harus pergi. Soo Hyun tanya apa Hoon mau meninggalkan bayi itu?

“Kumohon. Maafkan aku sekali ini saja.” Soo Hyun tidak mau mendengar permintaan maaf Hoon. Ia sekuat tenaga menarik Hoon ke dalam ruang operasi.


Kita beralih ke ruang operasi sebelah yang di tangani oleh Dr Han Jae Joon. Mereka sudah mempersiapkan baby twins II. Dr Keum melihat ke ruang sebelah dan melihat Soo Hyun menarik Hoon kembali ke dalam ruang operasi. Ia memanggil Jae Joon meilhat ke ruang sebelah. Sepertinya ada yang tidak beres. Jae Joo hanya memandang dalam diam. Sementara Hoon yang terus di desak Soo Hyun masuk ke ruang operasi pun memberontak. Ia meminta Soo Hyun melepaskannya.


Soo Hyun menyuruh Hoon melihat baby twins dari balik kaca. Hoon melihat ke dalam ruang operasi. Ia melihat baby twins dan Perawat Min yang memandangnya. Hoon merasa bersalah kepada baby twins dan juga Perawat Min. 



“Aku tidak tahu kau mau kemana... Apa yang akan terjadi pada bayi itu? Bagaimana dengan bayi yang baru lahir itu?” Hoon melihat ke arah baby twins. Baby twins hanya bisa bernafas dengan alat bantu di hidungnya. Hoon tak tahan melihatnya. Soo Hyun meminta Hoon harus menyelamatkannya. Ia tampak bimbang, mana yang harus ia selamatkan. Seung Hee ataukah baby twins. Namun saat matanya tertutup, ia teringat akan perkataan Seung Hee. 

“Kau harus menyelamatkan bayi itu.” 

Hoon hanya bisa mengepalkan tangannya melawan keinginan hatinya untuk menyelamatkan Seung Hee. Sepertinya ia benci berada di keadaan seperti ini. Tapi nyawa baby twins juga penting loh, ^^


Tae Soo yang masih menodong Seung Hee. Jin Soo tanya apa maksud perkataan Tae Soo, apa Tae Soo memilih tim Han Jae Joon? Tae Soo berkata ia sudah mengatakannya tadi. Tim Han Jae Joon yang akan melakukan operasi jantungnya Perdana Menteri. Seung Hee tanya apa itu alasan Tae Soo menyuruhnya masuk ke tim Jae Joon? Tae Soo mengatakan tapi Seung Hee melawan perintah kami.

“Rencana awal kita, aku memang harus bergabung dengan tim Park Hoon.” Ujar Seung Hee

“Rencana telah berubah.” Jawab Tae Soo.

“Jadi... Misi sudah berakhir.”  Seung Hee langsung mengarahkan pistol Tae Soo tepat di dahinya. Jin Soo yang melihat itu pun kaget. Seung Hee terlalu berani. Seung Hee ingin menanyakan satu hal terakhir. “Apa keputusanmu itu sudah disetujui oleh negaraku?” Tae Soo mengatakan kami tidak perlu persetujuan mereka. Kami bisa melakukan semua yang kami inginkan.


Seung Hee tersenyum kecil. “Apa kami terlihat enteng?” Tanpa ada komando, Jin Soo langung melumpuhkan bodyguard yang berada di sampingnya. Sontak membuat pandangan Tae Soo teralih. Hal itu membuat Seung Hee dengan mudahnya mengambil alih kendali. Ia merampas pistol Tae Soo dan mengarahkan ke arah Tae Soo. Posisi sekarang saling mengarahkan senjata ke lawan masing-masing. Seung Hee mengarahkan senjatanya ke arah Tae Soo yang hampir terjatuh. Sementara salah satu bodyguard mengarahkan pistol ke arah Seung Hee dan Jin Soo yang mengarahkan pistol ke arah bodyguard itu. Seung Hee menatap tajam Tae Soo. Tae Soo tak berkutik sedikit pun. (Posisi mereka saat ini sangat-sangat berseni. LOL)


Hoon kembali mengsterilkan/membersihkan tangannya. Ia menatap ke dalam ruang operasi. Soo Hyun menemaninya, takut-takut Hoon akan kabur lagi. Soo Hyun bertanya Hoon berencana mau kemana. Hoon malah memintanya mempersiapkan saja untuk operasinya. Soo Hyun kembali bertanya bagaimana dengan Dr Han. Hoon melihat ke arah jarum jam. Waktu menunjukan pukul 21:21 malam. Hoon yakin Seung Hee akan segera kesini. Sementara Hyun Wook gelisah karena Seung Hee belum datang. Sedangkan Direktur Oh sudah berada di di ruang penonton.


Direktur Oh bertanya pada Byung Chul bagaimana cara kita memutuskan pemenangnya? Byung Chul menjawab tingkat keberhasilan mereka adalah yang paling penting. Direktur Oh kembali bertanya, bagaimana jika keduanya berhasil?

“Tantangan terbesar untuk operasi ini ketika kinerja jantung-paru dihentikan sementara,  selagi membuat aorta.” Ujar Byung Chul. Sang Jin pun mengemukakan pendapatnya. Jika otak bayi kekurangan oksigen terlalu lama, Mereka akan mati. Mendengar itu, Byung Chul menegaskan jika kita menjaga suhu inti mereka di 64 derajat, mereka masih punya 45 menit untuk mengoperasinya.


“Itu waktu maksimalnya?” tanya Direktur Oh. Byung Chul membenarkan. Semakin cepat pembuatan aortanya, hasilnya akan lebih maksimal.

“Jadi, siapa pun bisa membuat aorta lebih cepat, dalam 45 menit mereka yang menang?”

“Ya.” Byung Chul melihat waktu dan mengatakan pemenangnya akan punya lebih banyak waktu yang tersisa. Percakapan mereka di dengar oleh Hyun Wook yang tampak gelisah dan khawatir dengan timnya. Sementara kedua dokter ahli bedah jantung-dada yang berkompetensi pun memulai ritual memakai busana kebesaran operasi mereka. Tim Jae Joon memulai memeriksa kondisi baby twins, tim Hoon pun sebaliknya.


“Bagaimana hasil ABGA (arteri pembawa udara) terakhir?” ujar Hoon

“50/40. Syukurlah hasilnya tidak rendah.” Jawab Soo Hyun

“Itu bagus.”

Hyun Wook tak tahan lagi. Ia menelpon Hoon menanyakan Seung Hee yang seharusnya bersiap untuk menganastesi. Hoon mengatakan Seung Hee akan segera ke sini. Hyun Wook tak mampu berkomentar lagi. Diam-diam dari ruang sebelah, Jae Joon menatap tajam ke arah Hoon.


Terdengar suara tepukan tangan dari lantai atas. Entah siapa gerangan yang menepuk tangan. Hal itu mengundang rasa penasaran Seung Hee dan Jin Soo. Perlahan-lahan sosok itu menuruni tangga. Dan ternyata dia adalah PM Jang Seok Joo. Chang Yi yang masih mengintip pun terperanjat melihat kehadiran PM di ruangan itu. Ia seolah tak percaya seorang PM bisa berada di tempat seperti itu.


PM meminta mereka semua menyingkirkan benda itu (senjata). Namun Seung Hee bertanya Park Hoon atau Han Jae Joon? PM mengatakan ia menyukai Han Jae Joon. Tapi ia sudah berubah pikiran setelah melihat Seung Hee. Ia punya pertanyaan. Seung Hee tanya apa itu.


“Apa kau... Song Jae Hee atau Han Seung Hee?” Seung Hee menoleh. “Aku harus tahu identitas aslimu.. Agar bisa sepenuhnya mempercayaimu.” Seung kembali menoleh dan menatap Jin Soo. Jin Soo akhirnya menurunkan senjatanya. Di ikuti oleh Seung Hee dan bodyguard PM.

Seung Hee langsung melucuti senjatanya. Lalu membuangnya begitu saja. Kemudian ia menatap PM. Seung Hee mau menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya kepada PM. Tae Soo memberi isyarat agar semuanya keluar dari ruangan. Mereka semua keluar meninggalkan PM dan Seung Hee. (Seung Hee sepertinya sangat cekatan dan terampil sekali dalam hal memakai senjata dan juga jago bela diri. Dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuknya berlatih sekuat tenaga). 

Jin Soo mencibir mendengar perkataan Tae Soo mengenai bekas luka di tubuh Seung Hee. Tae Soo berkata kau bisa menanamkan ginjal yang lain, tapi bekas luka dari operasi akan tetap ada.
“Kau ingin tahu? Itu terlalu sulit. Aku belum pernah melihat apa yang ada di baliknya pakaiannya.” Tae Soo tertawa kecil mendengar perkataan Jin Soo. Kemudian ia memberi Jin Soo sebuah lolli pop (Lolli pop Hoon). Jin Soo merasa aneh, Tae Soo bisa memberinya sebuah lolli pop di saat seperti ini. Namun Tae Soo serius ingin memberi Jin Soo lolli pop itu. Mau tak mau, Jin Soo harus menerimanya. Tae Soo pun mengeluarkan punyanya dan memakannya. LOL

Seung Hee kembali mengenakan pakaiannya. Sepertinya ia baru saja menunjukkan bukti bekas tembakannya waktu di Budapest atau juga bekas operasi ginjalnya kepada PM.
“Kau sudah menemukan jawabanmu?”
PM tertawa dan berkata “Wow, aku merasa sangat bersalah pada Park Hoon.” Ia pun serius. “Baik. Aku akan memberikan Park Hoon kesempatan. Yang perlu diingat, aku hanya perlu satu orang.” Seung Hee pun langsung pergi meninggalkan PM. Wajah PM berubah menjadi jahat. Tae Soo datang dan PM menanyakan apakah kompetisinya pukul 10? Pengawal yang dulunya mata-mata Presiden pun mengiyakan.
Seung He bergegas menuju mobilnya hendak pergi. Namun Jin Soo menahan pintu mobilnya. Jin Soo mengatakan jika Park Hoon kalah, kau akan dikuburkan bersamanya. Seung Hee bukannya menjawab malah menarik pintu mobilnya dan melajuh pergi.


Setelah kepergian Seung Hee, Jin Soo mendengar suara mobil di hidupkan. Jin Soo mencurigai mobil itu. Ia pun mendekat. Dan tentu saja mobil itu mobil Chang Yi. Chang Yi mengumpat mobilnya yang tidak mau hidup. Ia tambah panik saat Jin Soo hampir mendekat. Jin Soo mempercepat langkahnya namun di hadang oleh mobil PM yang melintas. PM mengatakan Park Hoon atau Han Jae Joon. Ini akan menjadi malam yang panjang. Jin Soo dengan tenangnya membalas Park Hoon yang akan menang.


“Tentu saja dia harus. Jika tidak, dia akan mati di tanganmu.” Mata-mata Presiden tampak kaget mendengarnya. “Sejujurnya, aku diam-diam berharap Park Hoon yang menang. Yah, aku tidak terlalu peduli tentang Park Hoon. Tapi dia akan marah padaku, jika dia harus melihat mayat Han Seung Hee.”
“Jangan khawatir. Kami tidak meninggalkan mayat tergeletak begitu saja.” Ujar Jin Soo. Mobil PM pun meluncur pergi. Jin Soo kembali menatap ke arah mobil di luar halaman namun mobilnya sudah hilang entah ke mana.

Chang Yi yang sudah luput dari maut pun berusaha menghubungi Hoon. Ia mengumpat. Ia bingung kenapa Hoon tidak mengangkat telponnya. Ia terus menerus menelpon. Hingga ada yang mengangkatnya handphone dari saku jas Hoon. (Loh bukannya tadi Hoon memegang handphonenya saat di ruang operasi ya? Kok sekarang bisa berada di ruang istirahat sih)
“Astaga, kau harusnya berhenti menelpon kalau tidak dijawab.” Ujar Dr Kim. ia pun mengangkat panggilan Chang Yi. (Apa mungkin Hoon punya dua handphone ya? Soalnya yang ini berwarna biru sedangkan yang di pegang Hoon berwarna hitam. Aahh abaikan *just drama*)
“Kenapa kau tidak mengangkat telpon?” teriak Chang Yi
“Siapa kau?”
“Apa ini Hoon Hyung?”
“Pria Galon... Maksudku Dr Park sedang mengoperasi sekarang.”


“Sialan! Siapa kau?” Dr Kim pun tak tahan lagi sama Chang Yi yang banyak tanya. Ia pun mematikan panggilannya. Ternyata tabiat buruk Dr Kim belum hilang juga. Ia masih saja mengombali para dokter cantik di RS. Herannya para dokter cantik itu mau aja di gombali sama Dr Kim. Gantengan Hoon kali. LOL
*oopss bukannya dokter cantik itu si hantu di Bride Of The Century ya*

Tepat pukul 22:00 (10 malam, waktu Korea Selatan). Direktur Oh pun mengingatkan Byung Chul. Sepertinya ia tak sabaran menunggu. Hyun Wook pun mengatakan ahli anestesi kami belum datang. Namun tidak di pedulikan oleh Direktur Oh. Byung Chul menghubungi ke ruang operasi menyuruh mereka memulai operasinya.


Jae Joon bertanya pada timnya apa mereka sudah siap. Mereka mengangguk mengiyakan. Dr Eun pun memulai anestesinya. Ia telah menginfus 2ml Pentothal dan atracurium. Direktur Oh dan para dokter lainnya melihat dari ruangan penonton. Sementara tim Hoon belum memulai menganestesi karena Seung Hee belum tiba. Hyun Wook kembali menelpon dan bertanya kenapa Hoon belum memulainya juga. hoon bilang Ahli anestesinya belum datang. Hyun Wook marah dan meminta Hoon memanggil anastesi yang lain saja. Hoon malas meladeni Hyun Wook. Ia pun kembali ke meja operasi. Jae Joon kembali memperhatikannya dari ruang sebelah. Soo Hyun tanya ada apa dengan Dr Han. Hoon menjawab dia akan ke sini. Soo Hyun tampak cemas. Ini adalah operasi pertamanya sebagai pendamping.


Tiba-tiba pintu terbuka, mereka semua termasuk Hyun Wook yang berada di ruang penonton pun langsung menatap ke arah pintu. Semuanya tampak penasaran dan berharap Seung Hee yang datang namun yang muncul malah Dr Kim.
“Oops! Ini bukan ruang Dr Han?” ujar Dr Kim 
“Di sebelah.” Jawab Soo Hyun
“Oh, benar.” Pintu pun kembali tertutup. Wajah mereka kembali kusut. Tiba-tiba pintu kembali terbuka. Semua mata langsung menatap ke arah pintu. Namun lagi-lagi Dr Kim yang datang. Ia penasaran kenapa Soo Hyun berada di sini bukannya di ruang sebelah bersama tim Jae Joon. Soo Hyun yang emosi pun mengusirnya pergi. Sebelum pergi dr Kim memberi semangat kepada Hoon. Semoga beruntung, Pria galon. Hyun Wook yang melihat itu tampak frustasi.


Namun kali ini, pintu kembali terbuka lagi. Soo Hyun mengira Dr Kim yang datang. Ia berniat mencercanya abis-abisan namun yang di tunggu pun datang. Seung Hee coming back. Soo Hyun terkejut dengan kedatangan Seung Hee. Semua orang di sana pun demikian. Seung Hee yang masih berdiri di depan pintu pun teringat akan perkataan PM dan Jin Soo.

“Kami akan memberikan Park Hoon kesempatan. Aku hanya perlu satu orang.”
“Jika Park Hoon kalah, kau akan dikuburkan bersamanya.”
Ia masuk dan akan memulai anestesinya. Hoon terus menatapnya. (Sebenarnya apa yang terjadi sama Seung Hee tadi. Kok ia pulang dengan selamat tanpa luka secuil pun di tubuhnya. Mungkin itu yang ada di pikiran Hoon). Seung Hee akan menginfus 2ml atracurium. Soo Hyun melihat jam, ia tampak khawatir. Ia mengatakan mereka akan kalah. Hoon menyuruhnya meninggalkan ruangan jika terus berpikir begitu. Soo Hyun hanya diam saja. Hoon kembali berujar kalau ini cuma operasi biasa untuk menyelamatkan bayi yang sakit.

***

Beberapa menit kemudian, dari ruang penonton. Sang Ji terlihat menguap. Sedangkan ayahnya (Direktur Oh) kembali melihat jam tangannya. Semua dokter di ruang penonton pun tampak menunggu saat-saat menegang itu. Dr Moon yang sudah selesai menganestasi pun meminta Jae Joon memulai operasinya. Jae Joon meminta pisau dan membeda tubuh baby twins. Dari atas sana, Sang Jin memuji Dr Moon benar-benar hebat. Dr Yang membenarkan perkataanya. Ia mengatakan dulu Dr Moon pernah jadi yang terbaik di Myung Woo.
“Dulu?”
“Ya. Sampai Dr Han Seung Hee datang ke sini.” ujar Dr Yang. Dan yang di bicarakan pun sudah selesai menganestesi pasiennya. Hoon bisa memulai operasinya. Hoon meminta pisau. Perawat Min memberinya dan meminta Hoon pikirkan saja bayinya. Hoon mengangguk mengiyakan.
“Han Seung Hee?” ujar Sang Jin penasaran. Ia mendekat ke tempat duduk Hyun Wook dan bertanya apa mereka  sudah melakukan anestesi. Mendengar itu, Direktur Oh memintanya diam dan tonton saja. Byung Chul mengatakan mereka memulainya sedikit terlambat, tapi mereka membuat sayatan duluan.
(jadi bingung, tadi habis menganestesi baru Hoon mulai membeda tubuh baby twins, tapi maksud Byung Chul mengenai sayatan itu apa ya?)
***
Kedua tim masing-masing sibuk mengoperasi pasien mereka. hyun Wook tampak tak tenang dari kursi penonton. Byung Chul berkata “Direktur. Perhatikan baik baik. Mereka akan menjadi... Ahli bedah jantung masa depan di Myung Woo, di seluruh Korea Selatan.” Namun Direktur Oh sepertinya hanya melihat tim Jae Joon saja.
***
PM duduk di ruang kerjanya. Ia tampak cemas juga dengan jalannya operasi. Ia mengatakan mereka sedang berada di tengah kompetisi sekarang. Hal ini membuatnya penasaran. Siapa yang akan ia pilih nanti. (gampang kok, tinggal milih Hoon aj. Hhehe) Kita beralih ke ruang penonton. Hyun Wook yang serius plus khawatir pun menggigit jari kukunya. Tiba-tiba handphone Dr Yang bergetar. Ada panggilan masuk. Entah siapa yang menelpon Dr Yang, ia terlihat mencurigakan. Direktur Oh tiba-tiba berdiri dan mengatakan moment ini dimulai. Ia pun berjalan ke tengah-tengah tempat yang mana bisa melihat kedua tim yang berada di ruangan berbeda. Sebelah kanan ada tim Jae Joo dan sebelah kiri ada tim Hoon.
“Suhu?” tanya Jae Joo
“64 derajat.” Jawan Dr Moon. Si dokter cantik yang berada di kursi penonton pun bertanya mengenai moment inti. Dr Kim yang sok cakep pun merubah posisi duduknya dan menjelaskan apa maksud dari moment inti itu. Setelah mereka menghentikan kinerja jantung-paru, mereka harus membuat aorta dalam waktu 45 menit. Sederhana.
“Pump Off.” Ujar Jae Joon. Mesin pun berhenti dan melihat melihat waktu. Dr Kim kembali menjelaskan, mereka harus selesai sebelum jam menunjukkan 00:00. Atau bayinya akan mati segera. Direktur Oh tampak penasaran juga dengan tim-nya Hoon.
“Mereka banyak memakan waktu selama anestesi.” kata Direktur Oh
“Tim sudah menyiapkan tim scrub (bantuan/cadangan).” Jawab Byung Chul.
Hoon dan timnya tampak serius menyelamatkan baby twins. Namun Soo Hyun tak henti-hentinya melihat jam. Hoon memintanya fokus saja. Bukan hanya Soo Hyun yang tampak khawatir, Seung Hee pun tak kalah khawatirnya. Matanya terus menatap jam tanpa berkedip.  Ia takut mereka tak punya waktu lagi, bisa-bisa mereka kalah dan nyawanya bersama Hoon bakalan melayang. Dan waktu terus berjalan dengan cepatnya.
***
Sebuah mobil meluncur ke RS Myung Woo. Ternyata Jin Soo yang datang. Sepertinya ia juga penasaran dengan jalannya operasi. Kita kembali ke ruang operasi, tepatnya di ruang operasi Dr Park. Soo Hyun lagi-lagi melihat ke arah jam. Melihat itu, Hoon memarahinya. Soo Hyun kembali membantu Hoon namun karena khawatir ia tidak fokus sehingga menyebabkan ada pembuluh darah yang pecah. Semuanya tampak panik melihat itu. Hoon menyuruh Soo Hyun menjahit itu. Karena saking groginya, membuat alat yang di pegang Soo Hyun pun terjatuh. 
“Kita tidak punya banyak waktu. Kita harus menjahitnya sekarang.” Ujar Seung Hee. Soo Hyun tak tahu harus melakukan apa lagi, dalam kepanikannya ia kembali menatap jam. Hyun Wook beranjak dari tempat duduknya. Ia mendekat dan melihat, ia kesal dan mengatai Soo Hyun itik. Direktur Oh langsung menoleh dan menatapnya. Sontak membuat Hyun Wook menyembunyikan wajahnya.
Direktur Oh kembali menatap putrinya. Tangan Soo Hyun gemetaran saat mau mengambil alat penjepit dari tangan Hoon. Hoon memegang tangannya. Soo Hyun menatap Hoon dan menggeleng. Ia tak bisa melakukannya. Seung Hee meminta Hoon mengambil alih, mereka tidak punya banyak waktu lagi. 
“Jangan lihat aku. Lihatlah bayinya.” Ujar Hoon. Tapi lagi-lagi Soo Hyun melihat ke arah jam. “Lihatl bayinya!” teriak Hoon. Ia meminta Soo Hyun menjahit itu. Seung Hee kembali mendesak Hoon saja yang melakukannya. Kita tidak memiliki banyak waktu!
“Ya, kau saja, Dr Park. Aku tidak bisa melakukannya dengan cepat. Kita tidak punya banyak waktu lagi.”
“Kau sudah berlatih untuk itu.” Soo Hyun teringat akan Hoon yang mengajarinya. “Lakukan. Apa kau ingin menjadi itik seumur hidupmu?” soo Hyun masih saja bimbang dan takut. Takut ia tidak bisa melakukannya. Sementara sang ayah tampak khawatir melihat sang putri yang tak kunjung melakukannya. Seung Hee melihat ke ruang penonton dan terbelalak kaget dengan kehadiran Jin Soo di ruangan itu. Ia melihat ke arah jam. Waktu mereka sangatlah tipis. Hoon masih saja mendesak Soo Hyun cepat melakukannya.
“Dr Park, kau saja. Kita tidak punya waktu!” ujar Seung Hee cemas
“Cukup!”
“Dr Park!” teriak Seung Hee. Sementara Soo Hyun masih bergulat dengan rasa takutnya. Dalam pikirannya terngiang perkataan Dr Moon yang memojokkannya di depan Jae Joon. Dan juga perkataan Jae Joon serta perkataan Hoon yang memotivasinya.
“Jika kau tidak memikirkan latar belakang mewah dan nama baiknya sebagai putri direktur. Dia cuma seorang dokter biasa.”
“Ini bukan sesuatu yang bisa dia tangani, Dr Oh.”
“Biarkan Dr Keum yang menjadi asisten utama untuk operasi ini.”
“Aku pikir kalau itik bekerja keras, kau bisa melakukannya.  Tanganmu sempurna untuk menjadi ahli bedah jantung.”
Hoon pun memutuskan mengambil alih namun Soo Hyun membuka matanya dan meminta biar ia saja yang melakukannya. Mereka pun melanjutkan operasinya. Seung Hee kembali menatap ke ruang penonton dan Jin Soo tersenyum sinis. Direktur Oh beralih melihat ke tim Jae Joon. Tim Jae Joon selesai menjahit dan waktunya untuk Pomp on. Mereka berhasil melakukan Aorta. Semua penonton bertepuk tangan. Jin Soo yang melihat kemenangan tim Jae Joon pun menatap tajam ke arah Hoon. Seung Hee tampak khawatir, ia hanya bisa menatap Hoon dengan perasaan sedih.
***
Kabar kemenangan Jae Joo pun sampai ke telinga PM. PM tersenyum menyeringai menanggapi kabar baik itu. Sementara Jin Soo tak menyukai kekalahan Hoon. Ia pun menyiapkan pistolnya. Jae Joo melihat ke arah Direktur Oh, Direktur Oh tersenyum kepadanya. Tim Jae Joon senang karena merekalah yang memennagkan kompetensi ini. Tapi Jae Joo penasaran sama tim Hoon. Tim Hoon pun akhirnya melakukan Pomp on. Soo Hyun melihat jam dan waktu mereka sudah mencapai batas waktu yang di berikan. Ia tampak merasa bersalah. Seung Hee menatapnya dengan tatapan tak suka.
“Maaf. Ini semua karenaku.”
“Karenamu, bayinya akan hidup.” Seung Hee dan Soo Hyun sama-sama terbelalak kaget dengan perkataan Hoon.
“Kita kalah.”
“Itu tidak masalah.” Hoon menatap jam dan menatap jantung kecil baby twins yang sudah kembali berdetak. Itu sudah cukup buatnya. Seung Hee pun teringat akan Jin Soo. Ia menatap ke ruang penonton namun Jin Soo sudah pergi. baby twins yang di operasi tim Jae Joon pun di pindahkan ke ruang perawatan. Tinggal Jae Joon yang masih di ruang operasi, ia menatap ke ruang sebelah. Hoon berbalik dan menatap Jae Joon dengan tatapan menghormatinya. Ia merasa ini bukanlah suatu persaingan namun sebuah aksi menyelamatkan nyawa manusia yang sangat berharga.
Hoon menyapa Seung Hee namun Seung Hee yang terlanjur kecewa dengan Hoon pun menjawab ketus. Sampai jumpa. Hyun Wook memberi selamat kepada Direktur Oh. Direktur Oh mengatakan kami juga akan segera memberikan selamat padamu. 
“Ini operasi yang mengesankan.” Ujar Byung Chul
“Ini operasi terakhirnya Park Hoon.” Jawab Direktur Oh lalu melangkah pergi. Hyun wook tampak sedih. Timnya kalah, ia akan di depak dari RS ini. Sementara Byung Chul mengejar Direktur Oh. Ia mengatakan operasi itu bukti kenapa kita perlu Park Hoon di rumah sakit kita. Direktur Oh mengiyakan. Ia akan mengakui bakat luar biasanya. Tapi... Ia tidak tahan dengannya.
“Direktur, ini impianmu untuk menjadikan Myung Woo yang terbaik. Park Hoon dan Dr Han adalah orang yang bisa membantumu mencapai impian itu.”
“Cukup Dr Han untuk mewujudkan mimpiku.”
“Direktur...” Byung Chul berusaha meyakinkan Direktur Oh namun Direktur Oh tak mau mendengar alasan apapun. Ia memang tidak menyukai Hoon dari awalnya. 
***
Hyun Wook menatap sedih ke ruang operasi. Ia stress mendengar perkataan Direktur Oh. Tiba-tiba Dr Kim muncul dan membisikkan ucapan selamat di telinganya.
“Aku ingin mengucapkan selamat di mukamu agar kau dipanggil ke rumah sakit cabang.”
“K*rang aj*r!”
“Aku tahu, kita sudah melalui banyak hal bersama. Membayangkan tidak bisa melihatmu lagi. Itu... Itu...” Dr Kim pura-pura sedih “Membuat ku terlalu senang.”
“Apa katamu? Apa yang baru saja kau katakan? Hah? Bajing*n! Berhenti! Berhenti!” Hyun Wook berusaha menangkap Dr Kim
“Ada banyak dokter wanita yang cantik di rumah sakit cabang. Akan ada banyak wanita yang bisa kau berikan bunga. Aku akan mengirimkanmu bunganya!” ujar Dr Kim mengejek
“Brengs*k kau! Jika aku menangkapmu ini akan menjadi akhir bagimu!”
“Aku berharap kau bertambah sehat, di daerah Moon Won udara dan airnya bersih. Sampai jumpa.”  Hyun Wook pun mengejar Dr Kim. Dr Kim terjatuh namun terlepas.
***
Hyun Wook mengumpat Dr Kim. Soo Hyun datang dan bertanya apa direktur sedang pergi? Hyun Wook mengatakan Oh Soo Hyun. Kau menyadari kita kalah karenamu, kan? Soo Hyun meminta maaf.
“Yah, setidaknya kau punya sopan santun dan hormat. Kumohon. Mintalah dia untuk tidak mengirimku ke cabang.”
“Apa maksudnya itu?”
“Direktur bilang dia akan mengucapkan selamat padaku segera.”
“Kita kekurangan staf di sini, tidak mungkin dia akan mengirimmu ke cabang.”
“Baiklah. Tolong beritahu direktur itu dari segenap hatimu. Tolong katakan padanya aku akan memberikan segalanya.” Hyun Wook menggenggam kedua tangan Soo Hyun dan memohon. “Untuk melayani di Myung Woo, aku akan memberikan segalanya! Silahkan?”
Soo Hyun menarik tangannya. Ia pikir akan lebih baik jika Hyun Wook mengatakan pada Direktur sendiri. Lalu pergi meninggalkan Hyun Wook. Hyun Wook mencibir ada apa dengan dirinya. Kenapa ia mengemis pada Soo Hyun. Ia kembali mengumpat Hoon. Gegara dia yang menyuruh Soo Hyun, mereka pun mengalami kekalahan. Hoon pun muncul. Hyun Wook menarik kerah baju Hoon.
“Kenapa kau kalah?”
“Jadi kenapa? Aku menyimpan bayinya kok.
“Aku akan mati!”
“Tak ada yang akan mati. Semuanya akan baik-baik saja.” Ujar Hoon lalu pergi. Hyun Wook yang stress pun mengatai semuanya akan mati! Ia menjerit histeris sampai duduk di lantai meratapi nasibnya. Ia bahkan tidak menyadari Jin Soo yang lewat di depannya.

Apa yang akan terjadi dengan Hoon?? Apakah Jin Soo akan membunuh Hoon karena ia kalah???

-Bersambung ke bagian 2-


Komentar :
Sepertinya Tae Soo orangnya baik. Hanya saja, kebaikannya tertutupi oleh kejahatan yang di lakukan oleh PM.
Seung Hee terlihat khawatir saat operasi karena ia tidak mau timnya gagal. Nyawa Hoon dan dirinya akan melayang, namun Hoon tidak tahu itu. Hoon malah terlihat sedang melatih Soo Hyun supaya menjadi seorang dokter yang hebat. Bukan karena ia seorang anak direktur namun karena ia memang seorang dokter yang mempunyai bakat kalau di latih.


13 komentar:

  1. mba mengenai sayatan yang dikatakan byung chul itu benar kok... sesudah pasien tidak sadarkan diri baru dimulai menyayat bagian kulit luar untuk membedah bagian dalamnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maybe aNNa krg fkus kali ya.. mkanya ga ngeh,, :/

      Hapus
  2. Mksh uniee di tnggu part slnjt nya...

    BalasHapus
  3. Eonnie kok gmbr nya dikit banget sih :( tambahin dong biar gk flat jadinya, kan syang tulisannua udh bagus tpi jdi kurang cetar krna gk banyak gmbr
    Btw tetap semangat buat part 2 & 3 nya ditunggu segera ;)

    BalasHapus
  4. Iyaaaa. Gambar nya tambahim dong..... pelisssss :') hehe

    BalasHapus
  5. Kadang ane suka baca sinop,tp gk nimbrung di komen -_-v
    salam kenal mbk anna,ditunggu sinopsis selanjutnya ^^

    BalasHapus
  6. Agak bingung bacanya,, soalnya ga ada gambar utk bayangin hehehe... :D

    BalasHapus
  7. Kalo liat Tae Soo makan permen lollipop nya Hoon, aku ngerasa Tae Soo ini care sama Hoon:D ngerasa dia itu pngen nyelametin Hoon.. Dan kemungkinan, bisa saja nanti Tae Soo bkal mengkhianati PM Jang, dan memihak pd Hoon juga melindunginya..

    BalasHapus
  8. Mbak anna ditunggu ya sinopsis selanjutnya ....
    Gumawo

    BalasHapus
  9. Sebel banget sama soohyun di eps ini. Dia khawatir kalah karena Songhee datang terlambat tp nyatanya dia justru yang membuat mereka hampir kalah.

    BalasHapus
  10. Sebel banget sama soohyun di eps ini. Dia khawatir kalah karena Songhee datang terlambat tp nyatanya dia justru yang membuat mereka hampir kalah.

    BalasHapus
  11. itu yg jadi dokter cantik namanya siapa ya???

    BalasHapus
  12. yang akhirnya menang siapaaa yaa

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang