Minggu, 15 Juni 2014

[Sinopsis] DOCTOR STRANGER Episode 12 Bagian 2

Note :

Mian atas ketidaknyamanannya, lagi-lagi ada kendala dalam mengupload pikunya. Piku akan segera menyusul.. ^^



~ Doctor Stranger Ep 12 Bagian 2 ~


Jin Soo menawarkan kepada Hoon sebuah tawaran yang akan membuat jantung Hoon berdebar-debar walau hanya memikirkannya saja. Yaitu hari pembebasan Hoon. ( Hari dimana Hoon akan bebas seutuhnya tanpa di incar oleh Utara maupun Selatan). Hoon bisa bersama dengan wanita yang ia cintai dan menghabiskan sisa hidupnya tanpa kekhawatiran dan tidak perlu bersembunyi. Jin Soo pun berjanji ia tidak akan pernah datang mencari Hoon lagi. Ia juga akan memberi Hoon uang, sehingga Hoon akan merasa nyaman. Itu semua hanya bisa terjadi jikalau misi mereka berhasil. Maka Hoon dan Song Jae Hee bisa bahagia selamanya.

Hoon tampak memikirkan tawaran Jin Soo, menerima tawaran itu berarti ia harus siap sedih melakukan sesuatu yang melawan hati nuraninya sebagai seorang dokter. Tentunya sangatlah berat untuknya.

***

Jae Joon mengantar Direktur menuju mobilnya. Direktur hendak naik namun mengurungkan niatnya naik ke mobil. Ia pun menjauh dari mobil dan menyuruh Jae Joon melihat bangunan megah RS Myung Woo yang menjulang tinggi.

“Kita sudah melalui.. Banyak hambatan agar bisa sebesar ini. Waktu itu.. Kita pernah mendapat beberapa tuntutan serius.. Karena kecelakaan medis.” Jae Joon menoleh menatap Direktur. “Tapi aku tidak pernah membiarkan mereka menghancur Myung Woo dengan cara apapun. Itulah kenapa aku tetap menjadi Direktur sampai hari ini... Dan aku menerimamu sebagai ahli warisku.”

Jae Joon meminta maaf telah membuat Direktur khawatir. Direktur meminta untuk pertandingan ke-2. Jae Joon harus memilih 2 pasien yang Jae Joo rasa bisa membuatnya nyaman dan pamerkanlah. Direktur pun memberi sedikit nasihat, jika Jae Joon ingin menjadi penguasa Myung Woo, Jae Joo harus lebih dari seorang dokter. Direktur lalu menepuk-nepuk pundak Jae Joo dan beranjak pergi. Jae Joon pun melihat bangunan megah di depannya ini.

***

Jae Joon duduk menatap kastil buatannya. Ia teringat saat ayahnya di rawat di RS ini. Sang ayah meminta mereka tidak khawatir sebab kata dokter ini cuma operasi sederhana. Namun tetap saja hal ini membuat ibunya khawatir. Jae Joon remaja dengan polosnya memprotes kenapa ayahnya sakitnya tidak setelah ia sudah sedikit dewasa saja. Sang ayah tanya kenapa memangnya. Apa ayahnya sudah lupa, bukankah ia mengatakan ia ingin jadi dokter. Ayah baru menyadarinya. Jae Joon mengatakan tidak masalah. Ayah boleh baikan kali ini, tapi ia akan membiarkan ayah sakit lagi nanti ketika ia sudah menjadi dokter. Sang ibu menggetok kepalanya. Kau ingin ayahmu sakit? Sang ayah pun mengatakan ia mungkin akan benar-benar sakit nanti. Oleh sebab itu, ia meminta jae Joon berjanji padanya akan menjadi dokter yang hebat. Jae Joon pun berjanji pada ayahnya. Ayah tertawa bahagia mendengar janji anaknya itu. 

Jae Joon remaja berteriak memperingatkan Direktur. Ia meminta Direktur jangan lupa. Ayahnya Lee Do Sun, dan namanya Lee Sung Hoon. Ingat siapa yang akan datang padamu nanti.

Jae Joo terbangun dari mimpi buruknya. Ia kembali menatap kastilnya itu. Sepertinya ia terbeban dengan masalah yang di alaminya ini. Sepertinya juga, ia dilema harus memilih balas dendam atau menyelamatkan ibunya Jae Chul yang bernasib sama seperti ayahnya. Yang notabene sama-sama korban kesalahan medis.

Jae Joon pun mendatangi ibu Jae Chul. Saat melihat ibu tertidur pulas. Ia teringat akan perkataan Direktur. “Jika kau mengoperasinya, artinya kau akan kalah 2 kali.  Ini kan 3 babak pertandingan, jadi kita tidak perlu pertandingan ke-3 nanti.  Ini akan jadi akhir bagimu, Dr Han.”

Jae Joon tampak sedih. Ia meminta maaf pada ibu yang tertidur. Ia tidak bisa melakukan apapun, kalau ia ingin menghancurkan benteng itu. Saat berbalik, ia terkejut melihat gambar dirinya yang remaja berdiri di depan pintu memandangnya. Bayangan itu hilang dan ternyata Jae Chul sudah berada tepat di depan pintu.

Jae Chul tanya apa ibunya baik-baik saja. Jae Joon pun sadar kalau Jae Chul anak Ny Lee. Ia lalu berbalik kembali menatap ibu. Jae Chul mendekat dan memegang tangan ibunya. Ibu, apa kau sudah tidur. Ibu tidak merespon. Jae Chul mengatakan ibunya tertidur setiap kali ia menemuinya. Jae Joon menawarkan diri memanggil perawat untuk membangunkannya. Namun Jae Chul menolak. Ia mengatakan ibunya tidak pernah tidur di rumah karena dia sakit terus. Kemudian Jae Chul merapihkan selimut ibunya.

Jae Joon tanya siapa namanya. Jae Chul pun memperkenalkan dirinya. kemudian ia melihat name tag Jae Joon. Apa namamu Han Jae Joon, dokter? Jae joon mengatakan bukan. Namun raut wajahnya tampak terluka. (Sepertinya Jae Joo terluka di panggil dokter. Ia merasa dirinya tidak pantas di panggil seperti itu. Mengingat dirinya yang mengejar ambisi dan balas dendam ayahnya).

***

Jae Joon membawa Jae Chul ke pantry RS. Jae Chul tanya apa dokter kenal Dr Park Hoon. Jae Joon mengiyakan. Jae Chul menceritakan kepada Jae Joon kalau Dr Park pernah membicarakan tentang Dr Han. Jae Joon seolah tak percaya Hoon menceritakan tentangnya. Jae Chul mengatakan Dr Park bilang Dr Han Jae Joon punya kepribadian yang sangat baik dan sangat hebat. Jae Joon yakin Hoon tidak mengatakan itu.

“Sebenarnya dia bilang kau orangnya tidak menyenangkan, tapi dia sungguh bilang kalau kau sangat hebat. Dr Park Hoon bilang.. Dia akan mengoperasi ibuku besok. Jika sesuatu terjadi dan dia tidak bisa melakukannya. Bisa kau melakukannya?

“Jika Dr Park Hoon bilang dia akan melakukannya, dia pasti akan melakukannya.”

“Aku pikir juga begitu. Tapi dia tidak ada di RS sore ini. Jika dia tidak bisa melakukannya, bisa kau melakukannya?” pinta Jae Chul. Tiba-tiba sang ayah muncul mencarinya. Sebelum di bawah ayahnya, Jae Chul masih melontarkan harapannya agar Jae Joo melakukan operasi pada ibunya. Akhirnya Jae Joon mengiyakan. Ia akan memikirkannya. Jae Chul pun pergi sambil tersenyum kepada Jae Joon. Jae Joon membalas senyumannya namun saat mereka menghilang, senyuman Jae Joon pun ikutan menghilang.

***

Akhirnya Soo Hyun memutuskan menginap sementara di apartemen Seung Hee. Seung Hee tanya apa Soo Hyun dan Jae Joon akan melakukan operasi itu. Soo Hyun bilang Jae Joon mungkin tidak akan melakukannya. Soo Hyun mendesah dan mengatakan ia khawatir dengan Dr Park. Seung Hee tanya kenapa dengan Dr Park. Soo Hyun bilang dia sudah gila mau menyelamatkan pasien. Seung Hee tersenyum lega. Soo Hyun tanya apa Hoon meminta Seung Hee jadi ahli anastesi-nya?

“Belum.”

“Apa kau akan melakukannya kalau dia memintamu?”

“Aku tidak yakin. Apa dia memintamu jadi asisten utamanya, Dr Oh?”

“Kau tahu dia memanggilku itik.”

“Dia bilang dia akan mengajakmu hari ini.”

“Ya, itu karena... Seharusnya ini menjadi operasi yang rahasia.” Soo Hyun pun teringat saat Hoon meminjam tangannya. Ia tertawa layaknya orang yang lagi kasmaran. Ia mengatakan Hoon sangat konyol. Seung Hee tersenyum paksa.

“Dia bilang rambutku rontokan.. Karena aku meninggalkan sehelai rambut di bajunya, dan dia memijat kulit kepala ku seperti ini. Aku belum pernah melihat orang seperti dia.” Melihat ekspresi Soo Hyun yang ceria seperti itu saat membicarakan Hoon. Membuat Seung Hee jadi cemburu namun ia berusaha menyembunyikannya. Soo Hyun mengatakan terkadang Hoon sangat dewasa... Tapi kemudian dia berubah jadi anak kecil. Aku tidak tahu.

“Apa kau menyukainya?”

“Apa?” Soo Hyun kaget. Seung Hee mengatakan Soo Hyun selalu tersenyum kalau membicarakannya. Soo Hyun mengelak, tidak mungkin. 

“Dia selalu membuatku gila. Tanganku terus mengepal didekatnya. Aku ingin memukulnya... Seperti ini.” ujar Soo Hyun sambil memukul boneka Teddy-nya. Melihat gelagat Soo Hyun yang jadi salah tingkah begitu, membuat Seung Hee bisa merasakan adanya benih-benih cinta di hati Soo Hyun pada Hoon.

***

Jae Joon menatap kastilnya. Ia tampak memikirkan sesuatu. Sedangkan Hoon termenung di kliniknya. Kedua pria tampan ini sepertinya sama-sama memikirkan hal yang sama. Hal yang berhubungan dengan pertandingan kedua mereka. Jae Joon sepertinya memikirkan permintaan Jae Chul dan Hoon memikirkan tawaran Jin Soo. Namun Hoon tersenyum saat menatap video Jae Hee. Sepertinya ia sudah mengambil keputusan.

Sementara PM Jang Seok Joo bersama Tae Soo menonton berita mengenai harga perumahan yang telah meningkat di Seoul sejak Januari lalu turun 0,03% di bulan ini. PM mematikan TV-nya dan mencibir negara yang aneh. Padahal mereka sedang di ancaman uji coba nuklir. Tae Soo pikir mereka gagal kali ini.

“Gagal? Lalu menurutmu mereka akan heboh... Kalau kita meminta mereka menembakan beberapa meriam? Bagaimana dengan 2 dokter di Myung Woo itu?”

“Mungkin berakhir hari ini.. Atau mungkin kita harus menunggu sedikit lama lagi.” mendengar itu PM mengetuk-ngetuk tangannya di sofa. PM berkata karena mereka sudah sejauh ini, ia ingin ini jadi pertempuran yang berdarah. Ini akan menarik lebih banyak pelanggan. Kemudian PM mengatakan mereka juga harus mempersiapkan gladiator mereka untuk bertarung. Tae Soo lalu menyerahkan beberapa artikel RS yang akan mengoperasi PM.

Setelah itu PM menemui Presiden. Presiden menandatangani dokumen yang di bawah PM. Presiden mengatakan hal ini sangat berbeda dari 20 tahun lalu. Orang tidak heboh seperti dulu ketika Korea Utara mengumumkan uji coba nuklir. PM berkata tapi ini bukan masalah yang enteng, wartawan lokal tetap meliputnya dan wartawan asing juga terus meliput. Kami sudah mengabaikan apa yang di minta Korea Utara dulu. Mendengar perkataan PM yang tenang dalam menanggapi permasalahan ini. Presiden mencibir PM sepertinya menyukai keadaan krisis itu.

“Maaf. Ini hanya untuk mempersiapkan segalanya. Maksudku untuk mempersiapkan.. Alasan kalau kita melakukan pertemuan besar nanti.” PM lalu memberi artikel yang ia terima dari Tae Soo kepada Presiden. “Rumah sakit ini adalah kandidat.. Untuk operasi jantungku.”

“Apa dokter rumah sakit ini.. Dokter keluargamu dulu?” ujar Presdien. PM mengiyakan. Presdien tanya RS mana yang mau PM pilih. PM lalu menyodorkan artikel RS Min Gook. Presiden tersenyum senang. Sedangkan ekspresi wajah PM saat ini seperti singa yang mau menerkam mangsanya. Buas. 

***

Dr Kim bersenandung sambil membawa sepucuk mawar merah. Ia menyodorkan mawar itu kepada seorang wanita di depan Dunkin Donuts dan mengatakan ia mencintainya. Ternyata itu hanya latihan saja. Wanita itu mengatai dr Kim sudah gila. Sementara di dalam, Chang Yi terlihat menikmati pekerjaannya. Ia sedang mempersiapkan pesanan. Tiba-tiba ia mendengar ada pelanggan yang datang. Chang Yi menyapa namun yang datang tentu saja dokter player RS Myung Woo. (heran aja, RS Myung Woo yang segitu terkenalnya mempunyai dokter-dokter yang tampan tapi mempunyai kepribadian ganda. LOL).

Dr Kim mengatakan ia menemukan mawar ini ketika ke sini. Ia pun memulai aksi PDKT-nya. “Kapan kau pulang? Masakan Jepang, Cina, Shanghai... Kau yang pilih.” Namun Chang Yi tidak menghiraukannya. Dr Kim mengatakan Chang Yi punya tubuh yang seksi. Chang Yi tersenyum lebar mendengarnya. Ia kemudian mendekat dan mengambil mawar merah itu lalu menamparnya di wajah dr Kim. Chang Yi menegur dr Kim. Kau harus belajar sopan santun!

Chang Yi pun pergi mengantar pesanan dan meninggalkan dr Kim yang melongo di perlakukan seperti itu. dr Kim mengambil mawar yang berceceran itu dan memakannya. Ia bergumam, seperti yang ku duga dia sangat misterius. (Dasar aneh)

***

Dr Kim mengejar Chang Yi. Ia pikir Chang Yi belum mengenalnya dengan baik. Ia pria yang sangat mempesona. Ia tidak mudah menyerah. Chang Yi lalu menyodorkan pesanan itu kepada dr Kim. Chang Yi membuka kancing bajunya. Melihat itu, dr Kim yang pervert tampak senang. Ia mengatakan banyak orang yang menonton. Chang Yi menebar senyumannya dan seperti biasa Chang Yi selalu memakai baju berlapis. Kali ini bajunya bertuliskan Petarung Tae Kwon Do.

Haaaiiii, kaki Chang Yi menendang bagian paling berharga dr Kim. dr Kim meringis kesakitan. Chang Yi menyuruh Dr Kim mengingat itu. Ia pun melangkah pergi meninggalkan dr Kim yang tidak menduga Chang Yi bisa melakukan itu.

***

Chang Yi memasuki RS dan mencari seseorang. Ia terkejut saat Hoon mengagetkannya. Hoon tanya apa ibu baik-baik saja. Chang Yi mengangguk. Hmm Rupanya Chang Yi membawa sarapan untuk Hoon. Hoon senang karena ia juga sangat lapar. Saat menyantapnya, Hoon melihat sesuatu. Ia pun pamit pergi.

Ternyata Dr Yang mencari Hoon. Dr Yang tanya apa Hoon ingin mengoperasi pasien Dept Penyakin dalam. Hoon mengiyakan. Hoon tanya apa tangan dr Yang sudah lebih baik. Dr Yang mengiyakan. Ia pun menanyakan kapan Hoon mau mengoperasinya. Hoon mengatakan segera setelah ia mendapat tim scrub dan ahli anestesi dulu.

“Apa kau akan mengajak Perawat Min masuk tim scrub-mu?”

“Ya, kenapa?”

“Aku pikir Perawat Min ada shift malam. Kenapa kau tidak cari orang lain saja. Aku akan mencarinya.” Hoon pun mengiyakan tawaran dr Yang. Hoon pun pergi. setelah kepergian Hoon, dr yang menatap ke ruangan sebelah. Jae Joon tersenyum kepadanya. Rupanya dr Yang masih saja mau di bodohi Jae Joon.

Flashback :

Jae Joon menelpon meminta bantuan dr Yang. Ia meminta dr Yang membantu hoon mengoperasi Ny Lee. Dr yang mengatakan bukannya Hoon akan kalah jika mengoperasinya. Jae Joon mengatakan terserah dr Yang mau memikirkannya seperti apa. Ia ingin yang terbaik untuk pasien jadi tolong bantulah Hoon. Setelah itu, dr yang meminta Perawat Min mengubah jadwalnya untuk shift malam besok.

~ Flashbach End ~

Hoon duduk termenung menunggu Seung Hee. Hoon tanya apa Seung Hee ada operasi sekarang. Seung Hee bilang nanti. Hoon tanya kapan selesai. Jae Hee bilang ini cuma operasi sederhana jadi tidak akan lama. Hoon lalu meminta Seung Hee memberitahunya sesudah selesai. Mereka akan melakukan OP CABG (OP CABG: Pemompaan untuk menghentikan arteri koroner pad jantung).

Seung Hee kaget, apa Hoon akan mengambil pasien dari Dept Penyakit Dalam. Hoon mengiyakan. Seung Hee hendak membantah namun Hoon mengatakan mereka masih punya kesempatan selain ini. Ini kan 3 babak pertandingan. Seung Hee tanya apa Jin Soo juga tahu tentang ini. Hoon meminta Seung Hee tidak usah mempedulikannya. Seung Hee lalu menarik Hoon ke tempat yang sepi.

Seung Hee meminta Hoon jangan melakukannya. Hoon mengatakan ia paham maksud seung Hee tapi ia tidak bisa hanya melihatnya saja. Seung Hee mengingatkan Hoon telah berjanji akan melakukan apa yang ia katakan. Seung Hee memohon Hoon melakukan apa yang Jin Soo suruh pada mereka sekarang ini.

“Aku sudah berjanji pada keluarganya  kalau aku akan mengoperasinya.”

“Hoon!”

“Aku tidak bisa mengecewakan mereka.” Tujar Hoon. tiba-tiba Jin Soo memanggilnya. Jin Soo tanya bagaimana dengannya. Jin Soo mencengkram kerah Hoon di dinding. Ia memperingatkan Hoon tidak akan ada babak final. Hoon mengatakan jika pasien meninggal, akan ada gugatan. Maka RS ini akan didiskualifikasi untuk mengoperasi Perdana Menteri. Bagaimana? Jin Soo meminta Hoon tidak perlu khawatir tentang itu.

“Kumohon. Aku akan mengerahkan semuanya agar bisa menang di putaran ke-3 nanti. Biarkan aku melakukan operasi pada pasien ini.” Jin Soo pun melepaskan cengkramannya. Ia pun mendekati Seung Hee. Jin Soo langsung mengapit kepala Seung Hee. Satu  putaran saja, nyawa Seung Hee melayang. Melihat itu Hoon tanya apa yang Jin Soo lakukan? Jin Soo menyuruh hoon mengatakan ia akan melakukan apa yang dikatakan Cha Jin Soo. Hoon meminta Jin Soo menghentikan aksinya. Namu bukan itu yang ingin Jin Soo dengar. Hoon tidak tega melihat Seung Hee di perlakukan kasar seperti itu.

“Aku.. Akan melakukan apa yang dikatakan Cha Jin Soo.” Mendengar itu Jin Soo meminta Hoon mengulanginya lagi. Aku akan melakukan apa yang dikatakan Cha Jin Soo. Jin Soo pun melepas Seung Hee. Bagus. Lakukan saja apa yang ku katakan. Jin Soo pun pergi.

Setelah kepergian Jin Soo, Hoon mendekat dan memegang pipi Seung Hee. Kau tidak apa? Seung Hee meminta maaf. Ini semua karena aku. Hoon pun memeluk erat Seung Hee. Ia membelai rambut Seung Hee dan mencium kepalanya.

***

Hoon berjalan namun raganya seperti tidak di tubuhnya. Ia tampak galau. Ia berbalik dan memandang Seug Hee yang berjalan di belakangnya. Seung Hee hanya bisa diam dan menunduk. Tiba-tiba Jae chul datang dan mengatakan ibuku...
***

Apa yang terjadi sama ibu Jae Chul??? Saksikan di bagian ke 3 ya.


Komentar :

Kasihan Hoon, hanya karena Jae Hee seorang. Ia berusaha melawan hati nurani dan passion-nya sebagai seorang dokter. Sementara Jae Joo, perlahan-lahan ia belajar mendengar apa kata hati nuraninya. Namun kali ini, ia masih bimbang. Dan mengambil keputusan yang masih saja melawan hati nuraninya. Tapi sejauh ini, ada sedikit perubahan dalam dirinya. Hatinya tergerak membantu Ny Lee. Ia yakin Hoon akan berhasil mengoperasi Ny Lee.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang