Selasa, 03 Juni 2014

[Sinopsis] ANGEL EYES Episode 9 Bagian 2



Mobil ambulans 119 meluncur menuju RS Seyoung. Setelah mendengar kabar tentang Soo Wan yang terjatuh dari atap gedung saat menyelamatkan warga. Dong Joo langsung menuju RS Seyoung. Ia tampak panik. Bukan hanya Dong Joo yang panik dan khawatir. Ji Woon yang baru saja mendapatkan kabar pun tak kalah terkejut dan paniknya. Ji Woon bergegas ke ER. Dong Joopun demikian, ia berlari sekuat tenaga menuju ER. Takut terjadi sesuatu sama Soo Wan, pujaan hatinya. Dan akhirnya mereka berdua berpapasan di depan pintu ER. Ji Woon dengan tampang sinis bertanya kau pikir kau mau kemana. Dong Joo menjawab ia mau menemui Ketua Yoon Soo Wan.

“Dengan maksud apa?” ujar Ji Woon tajam.  “Aku akan menjaga pacarku. kembalilah.” Ji Woon pun berbalik pergi namun Dong Joo menahan tangannya. Ia mengatakan ia tidak bisa melakukan itu. Ji Woon jadi geram. Dong Joo meminta maaf. Bagaimana pun, aku yang pertama. Dan aku tidak akan ragu-ragu lagi. Ji Woon terkejut mendengar kata-kata Dong Joo. Sepertinya ia tak percaya Dong Joo melawannya dengan kata-kata itu.


“Kepala Park Dong Joo.” ujar Soo Wan mengagetkan keduanya. Soo Wan, apa kau baik baik saja? Tanya Dong Joo. Soo Wan diam saja, Ia tak enak dalam keadaan seperti ini. Ada dua pria sedang bersiteruh hanya karenanya. Dan mereka berdua adalah orang-orang yang sangat ia sayangi. Soo Wan hanya mengalami goresan kecil di dahinya. Ia lalu mendekat dan meminta Dong Joo memeriksa keadaan orang yang ia selamatkan. Dong Joo tanya apa Soo Wan baik-baik saja? Soo Wan mengangguk. Dong Joo pun mengikuti apa yang Soo Wan katakan. Ia mengerti, dengan kepergiannya dapat memberi kesempatan untuk Soo Wan berbicara berdua dengan Ji Woon.

 

Di taman, Soo Wan mengatakan ia akan memberitahu ayahnya kalau ia tidak bisa menikah dengan Ji Woon. Soo Wan pun meminta Ji Woon memberitahu ibunya. Ji Woon tanya apa alasan Soo Wan mau memberitahunya. Soo Wan bilang ia tidak cukup baik untuk Ji Woon. Ji Woon tidak bisa menerima alasan Soo Wan, menurutnya itu bukanlah sebuah alasan. Soo Wan pun mengatakan kalau begitu bagaimana dengan ia yang mencintai orang lain. Ji Woon terkejut mendengarnya. Namun ia berusaha mengendalikan perasaannya yang terluka.

 

“Aku harus masuk kedalam. Memberitahu ini pada orang tua, bukanlah hal yang sulit dilakukan. Tapi sebelum itu kita harus membuat pilihan. Aku masih mencoba mencari tahu ini. Jadi jangan terlalu terburu-buru.”

“Ji Woon.”

“Melegakan kau tidak terluka. Hati-hati.” Ji Woon pun pergi. Sepertinya Ji Woon tidak mau terlalu lama berada di sana, ia takut Soo Wan tetap pada pendiriannya. Ia terlalu takut Soo Wan akan benar-benar meninggalkannya.


Dong Joo menunggu Soo Wan di depan kantor. Rasa khawatir membuat dirinya tak tenang. Saat Soo Wan muncul, ia langsung membawanya ke rooftop. Dong Joo memeriksa kedaan Soo Wan, ia takut Soo Wan mengalami luka parah namun ia menyembunyikannya. Soo Wan mengatakan ia baik-baik saja, cuma luka kecil di dahinya. Dong Joo merasa lega. Saat mendengar Soo Wan jatuh. Ia sangat khawatir. Dong Joo pikir ia akan kehilangan Soo Wan seperti ia kehilangan Jung Hwa. Soo Wan minta maaf karena sudah membuat Dong Joo khawatir. Soo Wan lalu bersandar di bahu Dong Joo.

***

Kepala pemadam kebakaran mengomeli Soo Wan dan petugas Ki. Ia pun bercanda jika terjadi sesuatu ia kan membunuh mereka. Kemudian Kepala  menyuruh Soo Wan mengemasi barangnya. Sontak membuat semuanya kaget. Mereka mengira kepala akan memecat Soo Wan namun kepala malah memberi Soo Wan cuti. Awalnya Soo Wan menolak menerima cuti itu. Tapi karena desakan teman-teman,  dengan berat hati Soo Wan menerimanya. Poor petugas Ki, ia sama sekali tidak menerima cuti seperti halnya Soo Wan. ^^

***

Min Soo mentraktir Detektif Kim. Makanan yang di hidangan sangatlah banyak. Membuat Detektif Kim yang melihatnya saja tak sanggup. Miin Soo mengatakan kita semua makan untuk bertahan hidup. Jadi karena kita mau hidup, maka aku pikir kita harus makan yang banyak. Min Soo tanya bagaimana penyelidikan, apa sunbae menemukan sesuatu. Det Kim mengakui dirinya susah dalam melakukan penyelidikan tanpa lencana polisi. Min Soo melihat berkasnya penyelidikannya. Saat melihat nama pemilik mobilnya, Min Soo pikir ia mengenalinya. Kang In Tae? Dia kan Direktur Penuntut saat ini. Detektif Kim mengatakan bukan dia. lalu siapa. Detektif mencibir Min Soo. Apa kau memanggil dirimu sendiri Detektif.

“Kang In Tae adalah suami dari Ketua Dewan Rumah Sakit Seyoung. Dia bahkan pernah bekerja di kantor jaksa daerah sebelumnya!  Kau masih memanggil dirimu detektif?” cibir Detektif Kim. Min Soo mengatakan Kalau begitu dia adalah ayahnya Ji Woon. Detektif Kim tanya bagaimana bisa Min Soo tahu mereka. Min Soo mencibir apa tidak boleh seseorang sepertiku mengenal orang seperti mereka.

**

“Bukannya kau tidak boleh, tapi ini aneh, bocah. Dengan pekerjaan dan kekuasaanmu, bagaimana bisa kau mengenal orang dari keluarga itu? Tidak ada hubungannya.” Min Soo sedikit kesal mendengar kata-kata det Kim. “ Kau... Saat kau muda apa kau menerima beberapa jenis beasiswa tambahan atau sesuatu?”

“Sunbae!”

Ahjumma pemilik restoran mengatakan sekarang semuanya sudah masak, kau bisa memakannya. Benar benar menyenangkan melihat hubungan bapak anak berjalan baik. Mendengar pujian ahjumma itu, membuat selera makan Min Soo dan Det Kim hilang.

***

Ayah merasa heran mendapati putrinya yang bekerja sebagai petugas kebakaran berada di rumah. Soo Wan mengatakan ia mendapatkan cuti. Ayah tanya apa ada masalah. Soo Wan bilang tidak, ia hanya sedikit sakit. Soo Wan dan ayah pun berbicara berdua di ruang tamu. Soo Wanbertanya apa ayahnya ingat ibunya Park Dong Joo. Apa ayah pernah berbicara dengannya ketika dia dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Ayah menjawab tidak.

“Apakah begitu? Seharusnya dia akan lebih baik karena operasinya berjalan baik. Ayah, dengan tanganmu jika kau menyelamatkannya, ini pasti akan sangat bagus. Tapi tetap saja karena kau sangat menyesal, karena kau sangat menyesal di hatimu itu sebabnya kau merawat Dong Joo.”

“Kenapa kau tiba tiba bicara tentang Dong Joo?” ujar ayah. Soo Wan mengatakan ia tidak bisa menikah ataupun tunangan dengan Ji Woon. Ia punya orang yang ia cintai. Dan itu bukan Ji Woon. Ayah menegur Soo Wan. Soo Wan membalas dia seseorang yang ayah kenal juga. Tentunya ayah tahu siapa yang Soo Wan bicarakan. Ayah meminta Soo Wan tidak melakukannya (mencintai Dong Joo). Soo Wan bilang Park Dong Joo adalah orang yang ia cintai. Ayah menyuruh Soo Wan hentikan perkataannya. Ayah tidak mau mendengarnya lagi. Ayah berniat pergi namun Soo Wan mengatakan ini tidak akan berubah walau ayah menghindari atau marah.

“Tidak mungkin.” Ayah berbalik. “Kau, Yoon Soo Wan, kau... Kenapa kau jadi orang yang egois dan tidak berperasaan seperti ini? Bagaimana dengan Ji Woon? Apa kau melakukan ini karena kau tidak tahu betapa Ji Woon sangat mencintai mu?”

“Jadi, apa aku harus membalasnya dengan kebohongan?” ujar Soo Wan tajam
“Bayarlah dengan menikah dengannya dan hidup bahagia.”

“Bagaimana bisa dia bahagia dengan wanita yang punya seseorang di hatinya?”

“Dong Joo tidak akan melakukannya. Aku sudah bilang padamu dia anakku dan keluarga kita. Ini bukan karena Ji Woon, tapi aku tetap tidak bisa! Aku tidak akan pernah bisa mengizinkan kalian berdua.”

“Sebelum kau, sebelum Ji Woon, dia yang pertama. Kami... Dong Joo dan Aku sudah dekat denganku sebelum ayah dan Ji Woon.”

Ayah meminta Soo Wan menyerah, maka semuanya akan bahagia. Namun Soo Wan tidak bisa menyerah. Ayah menegaskan suatu hal. Ia meminta Soo Wan dengarkan baik baik. Jika hanya cinta diantara kalian yang penting, artinya kau dan Dong Joo. Kalian berdua bukan anakku.

Ayah pun pergi meninggalkan Soo Wan.

***

Bukan Soo Wan namanya kalau hanya tinggal diam di rumah saja. Ia pun meluncur ke kantor. Rekan-rekannya merasa heran. Kau kan lagi cuti kenapa kau kembali? Soo Wan mengatakan ia datang karena ia pikir rekan-rekannya pasti merindukannya. Mendengar itu, petugas Ki mencibir kalau Soo Wan tidak punya tempat untuk pergi. Itu karena ia punya sifat yang aneh. Jadi apa Soo Wan pernah punya teman untuk bermain atau melakukan hobi? Bagimu markas Damkar adalah rumahmu, teman, dan taman bermain ya?

“Apa maksudmu? Aku ini sangat terkenal.. Ada banyak orang yang menelponku dan ada banyak tempat untuk aku kunjungi. Aku kesini karena aku pikir karena kalau jagoan Departemen Damkar Seyoung tidak disini pasti akan terjadi kekacauan.” Balas Soo Wan

“Karena kita tidak usah melihat si Ddolnya Departemen Damkar Seyoung, pikiran kita tidak bisa lebih stabil dari sebelumnya..” tambah petugas Ki. Namun Teddy malah membuka kartu. Tapi, kau bilang rasanya kosong tanpa dia pagi ini. kepala pemadam membenarkan perkataan Teddy. Kau bilang itu seperti kue labu beras tanpa labu. Petugas Ki tidak mau mengaku. Ia tidak terima di serang serempak seperti itu. dari pada di serang terus, petugas Ki memilih pergi duluan. Semuanya tertawa dengan kelakuan petugas Ki.

***

Dong Joo mengendarai sepedanya menuju parkiran. Ia tidak menyadari ada dua bola mata sedang memperhatikannya. Siapa lagi kalau bukan Yoon Soo Wan si pembuat onar. Soo Wan menelpon. Dong Joo tersenyum saat melihat siapa penelponnya.

“Aku pekerja penyelamat SeYoung, Yoon Soo Wan. Ada jantung wanita 30 tahunan ini berdetak sangat kencang tanpa alasan dan nafasnya juga terengah-engah. Aku mau meminta bantuan segera.” Dong Joo tersenyum manis. Ia tahu maksud Soo Wan. Dong Joo pikir ia harus bertemu pasiennya langsung.

***

Di rooftop, Dong Joo sengaja memeriksa Soo Wan. Usai memeriksa Soo Wan. Dong Joo mengatakan jantungnya jelas berdetak lebih dari normal. Wajah Dong Joo tampak serius. Dong Joo tanya sejak kapan kau mengalami gejala ini. Soo Wan menjawab ia mengalami gejala ini setiap kali ia melihat orang yang jelek atau sombong. Kenapa aku seperti ini? Dong Joo melipat tangan dan pura-pura berpikir.

“Baik, kita akan mengetahui kepastiannya setelah kita melakukan beberapa tes. Tapi penyebabnya mungkin ada dua... Ini bisa disebabkan oleh marah.. Atau cinta.Soo Wan tertawa mendengar kata-kata Dong Joo.

Kemudian Soo Wan mengatakan ia membuat kecelakaan kemarin. Ia memberitahu ayah. Yang mana yang mau Dong Joo dengarkan dulu? Berita baik atau berita buruk? Dong Joo ingin mendengar berita buruk terlebih dulu. Soo wan mengatakan dengan gamblang kalau ayah benar-benar sangat marah. Ia pikir ayah benar-benar menentangnya. Dong penasaran dengan berita baiknya.

“Ayahku. Sangat menyayangimu. Dia benar benar sangat mencintaimu.” Dong Joo tersentuh mendengarnya. Soo Wan berteriak. Ia merasa sangat lega sekarang. Ia tahu betapa sakitnya ini, tapi ia juga merasa lega. Dong Joo tersenyum iba mendengarnya.

***

Ji Woon tampak tak bersemangat saat memasuki ruang kerjanya. Tiba-tiba ada pesan masuk. Soo Wan mengajak Ji Woon bertemu. Ji Woon merasa ragu. Apa yang akan Soo Wan katakan kalau mereka bertemu nanti. Mungkin itulah yang berada di pikiran Ji Woon. Mereka pun bertemu di restoran. Soo Wan meminta maaf. Ji Woon mengatakan ia sudah bilang kata-kata itu yang tidak mau ia dengar. Namun Soo Wan masih saja meminta maaf. Maka Ji Woon pun ingin mendengar apa yang harus dimintamaafkan.

Soo Wan mengatakan ia tidak bisa ingat hari itu. Ji Woon membalas tapi setidaknya Soo Wan ingat sekarang dan datang kesini, jadi ia sangat berterima kasih. Soo Wan lalu membicarakan tentang Dong Joo. Wajah Ji Woon berubah jadi tak suka. Soo Wan bilang untuk tidak membicarakan tentang Park Dong Joo pada Ji Woon sebelumnya. Ji Woon menebak Soo Wan tidak memberitahunya karena Soo Wan tidak bisa karena Soo Wan merasa menyesal dan khawatir padanya. Ji Woon mengatakan sebaliknya, ia yang lebih khawatir pada Soo Wan.


“Apakah aku tidak bisa atau tidak mau memberitahumu, namun aku tetap menyakitimu.” Ujar Soo Wan

“Aku akhirnya pasti akan terluka juga. Ketika kau memberitahuku tentang kita yang putus ketika Dylan pergi. Tapi sejujurnya, itu tidak berdampak sama sekali. Pria tidak bisa menyerah kecuali mereka melihat siapa orang lain itu.”

“Ji Woon.”

“Haruskah aku mengatakan satu hal karena aku terlanjur sudah jujur? Dia bukan pria yang tidak aku kenal, tapi dia itu Dylan. Baiklah,mengetahui kalau orang itu adalah Park Dong Joo membuatku buruk dan marah. Memikirkan hal itu. Itu adalah sesuatu yang Soo Wan yang akan lakukan. Karena dia bukan pria lain yang kau sukai, itu lebih mudah dimengerti. Dan karena itu aku aku sudah menemukan alasan agar tidak menyerahkanmu.”

“Soo Wan, kau hanya ingin menghidupkan saat-saat bahagia itu lagi. Karena ketika kau buta, kenangan itu sangat berharga bagimu. Tanpa memberitahumu dia menghilang, sehingga kau sangat terluka dan kecewa. Karena kau tida mau film nya berakhir, kau terus menunggu tanpa henti..”

“Bukan seperti itu.” ujar Soo Wan

“Apa kau ingat? Kau bahkan tidak bisa membayangkan kalau Dylan adalah Park Dong Joo. Dan kau juga tidak menyukainya. Dylan hanya mulai menjadi orang yang berarti untukmu ketika kau menanyakannya dengan kenangan dari Park Dong Joo.”


“Aku mengerti kalau kau marah dan kecewa denganku, tapi perasaanku adalah perasaan yang telah aku pastikan, yang telah menyakitimu yang aku pikir sangat berharga. Jangan katakan padaku kalau ini hanya salah paham.”

“Yoon Soo Wan.”

“Bencilah padaku dengan segenap hatimu. Kau punya hak untuk melakukan itu.”

***

Soo Wan melamun di atas tempat tidurnya. Tiba-tiba ada panggilan masuk. Soo Wan senang karena Hye Joo yang menelpon. Soo wan mengatai Hye Joo sombong. Soo Wan becanda ia hanya memikirkan tentang Hye Joo saja. Hye Joo mengatakan tidak heran kalau ia ingin menelpon Soo Wan.

Soo Wan pun tiba di rumah Dong Joo. Hye Joo lalu menyajihkan pie labu buat Soo Wan. Apa Soo Wan masih menukai labu. Tentu saja. Hye Joo mengatakan setiap kali mereka melihat labu, mereka selalu membicarakan Soo wan. Jadi apa Soo Wan tahu hari apa mereka paling sering membicarakannya.

“Kapan?”

“Halloween. Setiap halloween selalu ada labu di setiap rumah.” Soo Wan tertawa bahagia mendengarnya. Ia pun mencicipi pie labunya. Ia memuji pie-nya sangat enak. Tiba-tiba Hye Joo jadi sedih. Hye Joo lalu meminta maaf. Soo Wan tanya tentang apa. Rupanya  Hye Joo meminta maaf telah meninggalkan Soo Wan tanpa mengatakan selamat tinggal dan karena tidak menelpon Soo Wan.

“Itu semuanya salahku. Karena operasiku.. Karena dia merawatku. Oppa merawatku seperti seorang ibu...”

“Aku tahu.”

“Rumah sakit disini... Dia kesini untuk mencarimu. Tapi, dia bilang dia tidak bisa menemukanmu. Dia bilang dia tidak akan menemukanmu. Itu aneh kalau dia menyerah dengan begitu cepat. Tapi ketika dia kembali ke Amerika dia sangat terluka. Aku pikir sesuatu pasti terjadi jika aku meninggalkannya seperti itu. Meninggalkannya di Amerika dalam keadaan yang menakutkan. Aku hanya punya Oppa. Oppa adalah ayahku dan ibuku. Itu sebabnya. Jika sesuatu terjadi pada Oppa...”

“Hye Joo.” potong Soo Wan. Hye Joo meminta Soo Wan berjanji akan Dong Joo bahagia. Soo Wan lalu memeluk dan membelai rambut Hye Joo. *terharu melihat keduanya.

***

Petugas Ki dan Dong Joo membicarakan Hye Joo yang akan menjaga Jin Mo mulai besok. Teddy yang duduk di samping Dong Joo pun tampak senang. Ini benar-benar bagus. Jadi, aku bisa bertemu dengannya setiap hari mulai besok kan? Dong Joo tak mengerti maksud perkataan Teddy. Teddy jadi salah tingkah. Ia cepat-cepat meralat kalau maksudnya itu adalah Jin Mo. Karena Ellie datang setiap hari untuk bertemu Jin Mo.

Teddy benar-benar jatuh dalam lingkaran cinta. Ia memuji Hye Joo sangat imut. Apa Hye Joo mungkin sudah punya pacar. Dong Joo tidak tahu apa Hye Joo punya atau tidak. Tapi dia punya banyak penggemar ketika dia masih muda. Dong Joo sepertinya menyadari kalau Teddy ada hati sama adiknya. Ia pun mengatakan ia tidak yakin tentang itu sekarang. LOL

“Dia mungkin sudah punya. dan dia benar benar cantik. Orang tidak akan meninggalkannya sendirian. Karena dia terlihat cantik, mereka tidak akan meninggalkannya sendirian.” Teddy terlihat kecewa namun ia membesarkan hatinya menerima kenyataan itu. Petugas Ki dan Dong Joo merasa lucu melihatnya galau.

***

Soo Wan menelpon, Dong Joo pun permisi keluar mengangkatnya. Soo Wan bertanya apa ini 119. Dong Joo mengiyakan lalu bertanya ada masalah apa. Soo Wan sepertinya di seupermarket. Ia mengatakan ada banyak pasien yang tidak sadarkan diri disini. Maka Dong Joo harus datang kesini. Dong Joo tanya dimana itu.

Dong Joo pun sampai di tempat tujuan. Ia celingukan mencari Soo wan. Saat melihat Soo Wan yang membelakanginya. Dong Joo meminta Soo wan memberi tahu lokasinya. Seperti merasakan kehadiran Dong Joo. soo Wan pun menoleh dan memanggil Dong Joo mendekat.

“Dimana pasien yang tidak sadar itu?”

“Mereka.” Ternyata pasien itu adalah kepiting dan udang yang berada di dalam freezzer. Dong Joo bilang biar ia lihat. Rasanya tidak mungkin jika orang mengatakan aku punya tangan Tuhan.

“Kau pikir begitu ?” ujar Soo Wan. Soo Wan lalu membeli dua. Kemudian mereka pergi melihat-lihat barang belanjaan lainnya. Dong Joo berhenti dan mengambil sebuah cangkir. Tapi sayang sekali Soo Wan tidak menyukai cangkir itu. Saat berada di eskalator, mereka melihat seorang pria mencium pipi ceweknya. Dong Joo menatap Soo Wan. Soo Wan lalu mengangkat pipi sebelahnya. Oh mau juga di kiss toh.. ^^

Kebersamaan mereka tidak bersambung di sana. Tentunya masih berlanjut donk. Soo Wan mengambil beberapa snack yang berukuran jumbo. Dong Joo sengaja lari menjauh tak mau membelinya. Soo Wan lalu mencicipi makanan dan berlalu tanpa membelinya.

***

Dong Joo dan Soo Wan pulang ke rumah. Mereka mencari Hye Joo namun Hye tidak ada. Hye Joo meninggalkan pesan di memo. Ia berpesan agar Dong Joo dan Soo Wan menikmati makan malamnya. Satu-satunya gangguan untuk mereka sudah hilang. Soo Wan dan Dong Joo tertawa dengan sikap Hye Joo. 

Dong Joo kemudian pergi mengganti pakaiannya. Sementara Soo Wan memulai tradisi memasaknya, memutar kaset resep Jung Hwa. Dong Joo melangkah keluar kamar. Langkahnya terhenti saat ia mendengar suara Jung Hwa.

“Sekarang, hidangan hari ini adalah bakso daun mugwort. Pertama, siapkan mugwortnya.” Dong Joo terperangah kaget. Ia tidak menyangka akan mendengar suara Jung Hwa lagi. “Cuci mugwortnya dalam air dingin dan setelah itu potong dlam ukuran kecil, rebus mereka sebentar.” Dong Joo seolah melihat Jung Hwa berada di depannya. Jung Hwa tersenyum menatapnya.

“Park Dong Joo, cepat kesini.”                             

“Aku datang. aku datang. Aish” ujar Dong Joo remaja mendekat membawa kepiting. Dong Joo remaja tampak tak suka dengan bau amisnya.

“Kenapa semua keributan itu? Aigoo. Soo Wan, mugwort ini bagus sebagai tonik herbal di musim semi.. Ini bagus untuk demam, alergi, dan hati. Jadi di musim semi, kau harus makan daun mugwort dengan rajin tidak peduli apa Sup mugwort. sup mugwort pasta kedelai, kue beras mugwort, panekuk mugwort...” ujar Jung Hwa sambil memotong daun bawang. Rupanya saat memasak, ibu merekam semuanya di tape recorder.

“Astaga, apa yang kau pikirkan? Apa Jung Hwa itu kelinci?” protes Dong Joo remaja.

“Hmph.. semua yang dia perlukan adalah makan mugwort dan tumbuh dengan cepat dan sehat. Cepat kupas ini.”

Dong Joo mendekat. Sementara Soo Wan sibuk memasak dan tak menyadari kehadirannya. Dong Joo lalu memegang pundak Soo Wan. soo Wan menoleh menatap Dong Joo. dong Joo mengatakan ini, Soo Wan tahu maksud Dong Joo itu rekaman suara Jung Hwa. Soo Wan pun mematikan walkman-nya.

“Ini... Adalah suara Jung Hwa.” Soo Wan mengiyakan. Soo Wan mengatakan Jung Hwa memberikan ini padanya sebagai hadiah ulang tahun. Dong Joo mengatakan ini pertama kalinya ia mendengar itu. soo Wan bilang ia selalu mendengarnya setiap hari. Dong Joo ingin mendengarkannya sekali lagi. Soo Wan mengangguk mengiyakan. Lalu memberinya kepada Dong Joo.

Dong Joo duduk dan memutar kembali rekaman itu. “Selanjutnya, udang dan guritanya.  Kau harus mencucinya dengan air garam. selanjutnya, piting dengan panjang yang sesuai.” Scene pun beralih masa lalu. Di mana Dong Joo remaja bersama ibunya sedang memasak. “Soo Wan,  jangan gunakan pisau tapi gunakan gunting sebagai gantinya.  Setelah kau memotong mereka masukkan dalam mixer.  Dan kau hancurkan dia sampai encer Ini cara membuat pancake korea jadi kau bisa melakukan seperti ini.” 

“Kau harus menggoreng udang dan guritanya.  Aku suka digoreng.” Protes Dong Joo remaja

“Digoreng tidak baik. itu berbahaya. Aku bisa membuatnya untukmu. Tidak, hei, kalau dia ingin memakannya, kau harus membuat seleranya, laki laki bodoh ini. “

“Oh, benarkah? Aku tidak tahu ada makna dibalik itu.  Aku mengerti.  Soo Wan. aku akan membuatmu pancake goreng untukmu selama hidupku.”

“Wow, benar benar. lihat caramu bicara.  Kau selalu makan apa yang aku berikan padamu dan sekarang apa? Soo Wan, aku minta maaf tapi aku pikir aku tidak bisa merekamnya hari ini karena aku tersinggung"

“Apa ada yang salah, Jung Hwa? Jung Hwa, apa kau marah?” Dong Joo remaja menggelitik tubuh ibunya. Jung Hwa pun mengapitnya di ketiak lalu berpura-pura menghajarnya. Dong Joo remaja memegang kepalanya yang sakit. Padahal tidak tuh. ^^

Kembali ke masa kini, Dong Joo berurai air mata mengingat kenangannya bersama Jung Hwa. ia menangis terseduh-seduh. Ia begitu merindukan sosok ibunya. Soo Wan pun memeluk menenangkannya. Di pelukan Soo Wan, tangis Dong Joo semakin pecah. Soo Wan menepuk-nepuk bahu Dong Joo. Hanya ini saja yang bisa ia lakukan untuk menenangkan hati kekasihnya.

Soo Wan kemudian melepas pelukannya dan memegang pipi Dong Joo. Dong Joo mengangkat wajahnya menatap Soo Wan. Soo Wan kemudian mencium mata Dong Joo. Air mata Dong Joo masih mengalir keluar. Soo Wan pun menitikkan air mata. Soo Wan lalu mencium Dong Joo di bibirnya. ^^


Episode 10 sudah di posting oleh Mbak Lilik.. ^^


Komentar :

No Komen... Makasih aja buat chingu semua yang setia menunggu sinopsisnya. Luv u

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang