(Bagian 1, just klik)
Hari ini adalah hari ulang tahun Seyoung. Pagi-pagi Ibu sudah menelponnya. Ibu menanyakan apa Seyoung sudah sarapan pagi. Seyoung mengiyakan. Ibu menebak pasti Seyoung makan tanpa ‘sup rumput laut’. Seyoung berbohong ia membuatnya. Ibu berkata ia membuat sup rumput laut favorit Seyoung. Namun mereka memakannya tanpa Seyoung.
“Aish, kau membuatku cemburu? Apakah supnya enak?” tanya Seyoung. Ibu menjawab tentu saja, ia yang membuatnya. Lezat sekali! Selain membuat membuat sup rumput laut, ibu juga menghidangkan yam (ubi rambat) favorit Seyoung. “Kau ingin aku mengirim bingkisan? Bisakah kau berkunjung akhir minggu ini?”
Seyoung mengatakan ia tidak bisa bulan ini, tapi ia akan pergi bulan depan. Seyoung lalu meminta sang ibu memasak sup rumput laut kesukaannya jika ia ke sana. Ibu mengiyakan namun ada syaratnya. Jika Seyoung berkunjung, ia harus membawa calon suaminya. Seyoung mengiyakan.
Sebelum menutup telponnya, sang ibu memperingatkan Seyoung agar selalu hati-hati dengan mobil dan pencopet. Dan juga yang paling penting, hati-hati dengan player. *Waduhhhh ^^ Seyoung cepat-cepat mengiyakan kata-kata ibunya. Sebaliknya Seyoung meminta sang ibu menjaga kesehatannya.
**
Rupanya asyik ngobrol sama sang ibu membuat Seyoung telat ke kantor. Ia berusaha masuk pelan-pelan sambil menunduk agar tidak ketahuan Manager Kim. Untungnya Manager Kim belum masuk. Seyoung bernafas lega.
Go Eun mendekat dan menyodorkan kado ultah buat Seyoung. “Selamat ulang tahun”. Seyoung kaget. Ia menyangka Go Eun lupa ultahnya. Seyoung pun berterima kasih pada Go Eun.
Go Eun membelikan Seyoung produk nomor 1 di Get it Beauty. Merek item terbaru pula. Seyoung senang sekali. Go Eun yakin ini akan terlihat bagus untuk Seyoung. Ia menyuruh Seyoung mencobanya. Seyoung malu, nanti saja. Namun Go Eun terus memaksanya. Coba saja. Ini warna yang dipakai Gong Hyo Jin dan ini terjual habis secara nasional.
“Begitu?” Seyoung menghadapkan wajahnya pada Go Eun. Go Eun pun memoles bibir Seyoung dengan lipstik yang ia belikan. Go Eun mengatakan para pria suka dengan warna ini. Go Eun memuji Seyoung cantik sekali dengan polesan lipstik itu. Bahkan Seyoung tampak seperti Gong Hyo Jin.
Seyoung bercermin. Go Eun menggodanya cantik sekali. Seyoung berjanji akan memakainya.
**
Seyoung kembali bercermin. Ia diam-diam melihat ke tempat duduk Jin Goo namun Jin Goo tak ada. Jin Goo pun datang, Seyoung langsung menunduk. Saat Jin Goo melihat warna bibir merah Seyoung, Jin Goo bertanya apa Seyoung makan spaghetti untuk sarapan?
“Apa? Go Eun bilang aku terlihat seperti Gong Hyo Jin.” Ujar Seyoung
“Apa? Dia punya imajinasi yang besar. Dia terlalu banyak menonton drama Holliwood.” Kata Jin Goo. Seyoung ga mau ribut ma Jin Goo. Ia menyuruh Jin Goo memikirkan urusannya sendiri.
Kemudian Jin Goo meminum air. Seyoung memuji gelas air minumnya cantik. Oppa, siapa yang memberikannya padamu? Jin Goo mengatakan ia mendapatkannya sebagai hadiah ulang tahun. Jin Goo pura-pura lupa siapa yang memberikannya gelas itu.
Seyoung berteriak ia yang memberikannya pada Jin Goo. Jin Goo bilang ia tahu. Seyoung tanya apa tidak ada hadiah untuknya? “Ini ulang tahunku dan apa tidak ada yang kau berikan padaku?”
“Untukmu?” Jin Goo berpikir. Oh ada. Jin Goo lalu menyuruh Seyoung mengulurkan tangannya. Seyoung yang sangat mengharapkan hadiah dari Jin Goo pun mengulurkan tangannya.
Dan apa yang terjadi selanjutnya????
Jin Goo malah menarik tangan Seyoung dan mengetuk kepala Seyoung berulang-ulang kali. “Ketukan ulang tahun!” Seyoung menyuruh Jin Goo berhenti. Jin Goo berhenti dan bertanya apa Seyoung puas?
Seyoung memegang kepalanya yang sakit. Jin Goo mencibir orang-orang merasa sedih ketika mereka tidak mendapat ketukan ulang tahun. Jin Goo tersenyum jahil telah mengerjai Seyoung. Seyoung diam-diam memandang Jin Goo. Dalam bangets. (entah apa yang ada dalam pikirannya. aNNa ga bisa baca pikiran orang sih. Haha)
**
So Jin menyambangi kafe Da In. Rupanya So Jin penasaran dengan hubungan Da In dan Kwang Soo. Menurut So Jin, Da In hidup begitu tertutup. Namun ia sangat mengenal Da In. Da In tida bisa menyembunyikannya. Pasti diam-diam Da In bertemu dengan Kwang soo. Mereka pasti punya sesuatu. Bagaimana bisa Da In tinggal di gedung apartemen yang sama?
“Apa sih maksudmu, siapapun bisa bertemu satu sama lain.” Ujar Da In
“Dia masih lajang. Tak dapat di elakan lagi, itu semua karena kamu.”
“Bukan karena aku. Dia pasti sibuk.”
“Dia punya pekerjaan yang hebat... dan dia tidak jelek. Aku bertanya-tanya kenapa dia masih single. Apa dia punya masalah serius? Apa dia... memintamu untuk... pergi dengan dia lagi?” Da In menarik nafas. Melihat itu, So Jin menebak Kwang Soo melakukannya.
“Bukan itu...” ujar Da In
**
Da In pun menceritakan semuanya pada So Jin.
“Benarkah? Kenapa kau ragu-ragu? Pergi saja dengan dia.”
“Kenapa harus aku?”
“Kenapa tidak? Kau harus pergi dengan dia. Kau selalu suka dengan Loveholic. Dan itu tidak mudah untuk menemukan seseorang seperti dia. Kau hanya 33 tahun. Apa kau mau menjadi tua sendirian?” Da In bilang ia punya Eun Suh.
So Jin berkata Eun Suh tidak sama dengan seorang pria. Pergi saja. Da In tetap ga mau pergi. “Kenapa? Apa kau begitu takut?”
“Semuanya ada di masa lalu. Aku sangat bahagia dengan Eun Suh. Aku tidak mau emosiku menjadi lebih baik dariku... dan pergi melalui rasa sakit dan penderitaan lagi... seperti sebelumnya.”
“Bagaimana kau tahu apa kau akan menderita atau tidak tanpa melihat dia? Kau tahu Hyun Sun yang bekerja di KBN? Dia bilang padaku Kwang Soo sudah lajang selama 10 tahun. Jika itu karenamu... dia tipe yang suka dengan wanita sejati. Ketemu saja dengan dia tanpa ada kekhawatiran. Ok?”
Da In masih bimbang. ^^
**
Pukul 06:29, Seyoung masih di kantor. Jin Goo mengirim pesan kakao. Pekerjaannya berjalan terlambat. Ia tidak bisa memaksa pekerjaannya. Ia khawatir tidak bisa pergi ke pesta ulang tahun Seyoung hari ini. Namun ia berharap nanti mereka minum bersama.
Jae Bum mengajak Seyoung makan malam bersama. Ia sudah memesan tempat di restoran untuk ulang tahun Seyoung. Mereka berdua bisa merayakannya tanpa Jin Goo. Seyoung tak dapat menolak.
**
Sampailah mereka berdua di sebuah restoran. Tempatnya sepi tanpa pengunjung (Udah di booking ma Jae Bum sih). Seyoung memuji tempatnya bagus sekali. jae Bum menyuruh Seyoung duduk. seyoung masih melihat-lihat.
Seyoung kaget saat melihat Jae Bum berada di dapur. Rupanya malam ini, Jae Bum akan menjadi koki special sehari buat Seyoung. tugas Seyoung adalah menunggu saja.
Alamak, Jae Bum ternyata jago masak loh chingu. Cara motong bawangnya aja bikin ngiri. Rupanya Seyoung penasaran juga ma cara masak Jae Bum. So dia tetap berdiri melihat Jae Bum memasak. Seyoung memuji irisan Jae Bum bagus. Ternyata Jae Bum bisa juga.
Tadaaa..... masakan chef JB siap di hidangkan (Ngiri ama JB euyyy. udah jago masak, cara platingnya sangat mengesankan *pengen makan). Mari makan. Jae Bum menyuapi Seyoung. Seyoung berdecak kagum ama rasa masakan Jae Bum. Jempol buat masakannya. Super masitta, Top markotop, delicious.
“Oppa. Apa kau menyewa tempat ini?”
“Tidak, ini restoran temanku. Mereka tidak pernah sibuk.” Seyoung mengerti. Ia kembali makan. “Ini pertama kalinya... aku memasak makanan untuk seorang gadis. Aku harap kau tidak merasa tidak nyaman.”
“Tidak. Sedikit.” Seyoung tertawa
“Yang penting, selamat ulang tahun Seyoung. Terima kasih sudah lahir ke dunia.” Seyoung keselek. Jae Bum meminta maaf atas komentarnya yang terlalu sentimental. Seyoung mengatakan tidak apa-apa kok.
Setelah itu, Jae Bum membahas tentang Jin Goo. Menurutnya, hubungan Jin Goo dan Go Eun berjalan lancar. Begitu? Jae Bum mengiyakan. Go Eun tampaknya menyukai Jin Goo. Tapi Jin Goo tidak menyukainya. Jae Bum jadi bertanya-tanya bagaimana dengan perjalanan mereka.
Seyoung hanya diam saja mendengar kata-kata Jae Bum. Namun sepertinya pikiran Seyoung sedang berkecamuk dan hatinya kacau mendengar kabar kedekatan Jin Goo dan Go Eun itu. haha
**
Bahkan dalam perjalanan pulang pun, Seyoung hanya diam membisu. Jae Bum mencoba memutar lagu. Seyoung masih diam. Sampailah mereka di lampu merah, Seyoung melihat ada pasangan yang lagi soswit-soswitan di atas bis. Si cewe menyandarkan kepalanya di bahu cowonya. Seyoung hanya memandang diam. (ckckck ada yang galau nih *seyoung)
**
Dan sampailah mereka di gang masuk rumah Seyoung. Jae Bum berniat mengantar Seyoung tapi di tolak Seyoung. Jae Bum memanggil Seyoung berhenti. Jae Bum lalu mengalungkan sebuah kalung cantik di leher Seyoung.
“Itu cantik.” Puji Jae Bum
“Jae Bum oppa. Ini terlalu berlebihan bagiku.”
“Semua orang memakainya sekarang. Jangan merasa tidak nyaman tentang hal itu. Se Young. Biarkan aku melakukan ini.” Mau tak mau Seyoung harus menerimanya. Terima kasih, ujar Seyoung.
Jae Bum merasa dirinya sangat membosan hari ini. Seyoung mengatakan tidak, ia benar-benar berterima kasih. Ia tidak pernah mendapat hadiah semacam ini. Seyoung mengaku ia tersentuh tapi...
Jae Bum langsung memotong kata-kata Seyoung. Ia merasa senang Seyoung menyukainya. Jae Bum pun pamit. Seyoung menatap kepergian Jae bum.
“Aku... mungkin satu-satunya yang tidak serius tentang hubungan... dari kami bertiga.”
**
Seyoung berjalan melewati lorong gelap menuju rumahnya. Ia memeriksa ponselnya. Tidak ada pesan lagi dari Jin Goo. Ia kembali berjalan dengan lesuh. Tiba-tiba Go Eun menelpon. Go Eun ingin mengucapkan selamat ulang tahun lagi sebelum hari berlalu.
Bagaimana dengan perjalanannya, tanya Seyoung. Go Eun menceritakan mereka pergi ke begitu banyak tempat Massage Parlor (Spa/Panti pijat). Pekerja di sana kasar. Namun Jin Goo mengurus semuanya. Setelah itu, mereka makan, minum teh dan segelas anggur dan juga melepaskan stress.
Seyoung kembali bertanya.”Bagaimana sekarang? Apa sekarang sudah pulang?” (cihhh modus nih, pura-pura nanya mau nyari tahu tentang Jin Goo keles. Udah ngaku aja hehe). Go Eun mengiyakan. Ia baru pulang. Seyoung merasa lega (senang). ^^
**
Seyoung masuk kamar langsung berbaring lemas. Wajahnya kusut. Jin Goo belum menelpon ataupun mengirim pesan buatnya. Tiba-tiba Jin Goo menelpon. Seyoung yang tadinya berwajah kusut langsung terkejut. Seyoung merapihkan poninya lalu mengangkat telpon. Haha
“Kenapa?” tanya Seyoung ketus
“Apa yang kau lakukan?”
“Peduli sekali. Kenapa kau menelpon?” ya ampun, si eneng tadi kan lagi nunggu-nunggu telpon dari akang Jin Goo. Kok sekarang sengaja jual mahal githu ya. LOL
“Aku pulang, lorong-lorong gelapnya sangat menakutkan.” Seyoung kesal. Ia menjauhkan telponnya. Ia berniat menutup telponnya. Namun Jin Goo bertanya kau dimana? Seyoung berbohong ia merayakan ulang tahun bersama teman-temannya.
“Kau pasti bohong.” Ujar Jin Goo
“Itu memang benar. Aku harus pergi.”
“Jangan bohong. Lampu kamarmu menyala.” Seyoung kaget. Kemudian ia membuka jendela, memastikan apa Jin Goo benar di luar apa enggak.
Taraaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Jin Goo is here now. Jin Goo melambaikan tangannya. *ost-nya keren lagi saat Seyoung membuka jendela. Jin Goo berkata ia lelah, jadi turunlah sekarang..
Seyoung menutup kembali jendelanya dan tersenyum senang. ^^
**
So Jin udah kagak mak comblang aja. Ia terus mendesak Da In agar pergi bersama Kwang Soo nonton konser Loveholic. Bahkan So Jin menawarkan diri menjaga Eun Suh. So Jin dan Eun Suh pun sudah mulai akrab.
Kembali lagi So Jin menyuruh Da In pergi. “Naiklah bus di halte bus. Kau berpikir berlebihan. Itulah kenapa ini begitu sulit untukmu.” Da In tetap tidak mau pergi. Bukan So Jin namanya, kalau berhenti mendesak sahabatnya pergi demi kebahagiaannya.
“Pergi saja tanpa ada kekhawatiran. Aku akan menjaga Eun Suh.”
Eun Suh meminta cola. Da In tak mau memberi, cola akan membuat gigi rusak. Tapi Eun Suh meminta ibuny memberinya cola sedikit saja (sambil menunjuk jarinya sedikit). Mau tak mau Da in menuruti keinginan putri semata wayangnya.
**
Da In mengambil cola di kulkas. Saat melihat ke meja, ia medapati buku yang Kwang Soo beri. Ternyata Da In yang memberi Kwang Soo buku itu saat mereka berpacaran dulu. Da In membuka mencari sesuatu di dalamnya. Ia mendapati ada tulisan yang sudah di garis bawahi dengan tinta merah.
“Jika seseorang bertanya... ketika aku memikirkan itu untuk datang kesini hari ini... aku hanya bisa menjawab ‘10 tahun yang lalu’.”
**
Di tempat konser, Kwang Soo sudah lama menanti Da In. Banyak sekali yang datang dengan pasangan mereka. Kwang Soo sepertinya tak sabar menanti Da In. “Sudah 10 tahun. Seharusnya aku beli yang ini. Bersinar di dalam kegelapan. Seharusnya aku membelinya.”
Kwang Soo tak tenang. Ia mondar-mandir dari tadi. Mencoba menelpon Da In namun nomornya tidak aktif. Masing-masing penonton masuk dengan pasangan mereka. Kwang Soo galau.
Saat melayangkan pandangannya ke pintu. Kwang Soo terpanah. Ia melihat bidadari cantiknya datang. Da In nampak berbeda dengan rambut di gerai (di catok pula). *tapi tambut Da In persis Geum Jandi di BBf ya. LOL
Perlahan-lahan Da In berjalan mendekat. Kwang Soo tersenyum lebar menatapnya. Mereka saling berpandangan.
“Aku tidak mengerti alasannya. Aku tidak berpikir aku bisa menahan... kerinduanku untuk dia lagi.”
**
Selama konser, Kwang Soo nampak sangat menikmati lagu-lagu yang di bawakan. Namun Da In hanya diam. Ia memandang Kwang Soo. Bayangan masa lalunya bersama Kwang Soo terekam kembali dalam pikirannya. Waktu itu, mereka berdua nampak sangat sangat menikmati jalannya konser. Tidak seperti sekarang. Hanya Kwang Soo yang menikmatinya.
**
Min Goo menemani Soo Ah belajar di perpustakaan. Min Goo lalu menulis sebuah pesan di kertas kecil. Ia menyodorkan kertas itu pada Soo Ah. “Soo Ah, apa arti dari ‘memuja’?” Soo Ah membalas menulis. “Untuk cinta atau saling menyukai.” Kini Min Goo kembali menulis lagi. “Kalau begitu... aku memujamu.”Soo Ah tersenyum geli.
Min Goo tersenyum cute pada Soo Ah. Karena di perpustakaan di larang berisik. Soo Ah pun berkata pelan menyuruh Min Goo belajar. Min Goo menurut. Diam-diam Soo Ah tersenyum memandang wajah tampan pacarnya saat belajar. Namun, Soo Ah tersadar dan kembali fokus belajar.
**
Setelah itu, Soo Ah mencari buku di rak. Soo Ah berjalan perlahan-lahan melihat deretan buku di rak. Lalu dimana Min Goo??? Ternyata urri Min Goo berada di rak sebelah. Min Goo mengintip Soo Ah. Soo Ah pun demikian. Mereka berdua saling mengintip satu sama lain. Soo Ah tersenyum menikmati moment indah ini.
Soo Ah selesai mengumpulkan buku yang ia perlukan. Ia mencari-cari keberadaan Min Goo. Ternyata Min Goo bersama seorang pelajar wanita. Gadis itu memberi Min Goo minuman. Min Goo pun menerimanya. Melihat itu, Soo Ah terbakar api cemburu.
Bukanlah belajar malah Jin Goo bobo. Soo Ah yang dari tadi kesal menulis memo “Aku sudah ada yang punya”, dan menempelkannya di jidat Min Goo lalu pergi. Min Goo tersadar dan melihat memo itu. Ia tersenyum.
**
Soo Ah diam-diam bertemu dengan teman prianya. Soo Ah mengatakan pada pria itu kalau dirinya sibuk. Nanti ia akan ke sana. Pria itu berkata para clubbers merindukan Soo Ah.
“Kenapa kau datang kesini? Kubilang aku tidak mau.” ujar Soo Ah
Tiba-tiba Min Goo memanggilnya. Soo Ah kaget. Min Goo mendekat dan bertanya pada pria itu. “Apa kau punya sesuatu untuk dibicarakan dengan pacarku?”
“Pacar?”
“Ya. Dia pacarku. Kau bisa bicara denganku.” Soo Ah hanya menunduk saja. Pria itu pun pergi. “Kau tidak apa-apa?” Soo Ah mengangguk namun kembali menunduk. (Pasti Min Goo mengira Soo Ah yang polos di ganggu ama cowo itu.)
Min Goo berujar ia tahu itu. Ia pikir Soo Ah perlu ini. Min Goo menempelkan memo tadi di kepala Soo Ah. “Aku takut untuk mengambil mataku darimu. Kau memang keren.” Soo Ah mengambil memo itu dan tersenyum.
Min Goo melihat senyuman manis yang mengembang di wajah pacarnya itu. Min Goo mendekat.
“Aku tidak bisa menipu dirinya lagi. Aku lebih baik bilang saja yang sebenarnya.”
Min Goo mengikat tali hoodie jaket Soo Ah dan menariknya mendekat. Rupanya senyuman manis Soo Ah tadi membuat Min Goo tak tahan tuk mencium Soo Ah. Min Goo tersenyum usai mencium pacarnya itu. Eh Soo Ah malah bengong karena mendapatkan kissing dadakan itu. LOL
**
Back to Jin Goo and Seyoung. Min Goo mencandai Seyoung. “Apa kau tidak punya teman? Kenapa kau menghabiskan ulang tahunmu di rumah?” Seyoung tak terima. Ia membalas ia memakan steak premium. Ia juga mendapatkan hadiah yang mengagumkan. Min Goo menebak pasti Jae Bum yang memberinya.
Min Goo memberi Seyoung hadiah ulang tahun. Jin Goo tidak bisa mendapat yang mahal-mahal karena pekerjaannya terlambat.
“Tidak, aku tidak menginginkannya. Beri aku sesuatu yang menyenangkan. Aku tidak mengambil apapun yang murah.” Seyoung kembali menyodorkan bungkusan itu pada Jin Goo
“Apa kau gila? Kenapa aku harus membeli sesuatu yang mahal? Kau bukan pacarku.” Seyoung menjadi diam. “Kau jelek... Aku memberimu hanya karena kau temanku. Sampai jumpa. Dan... kembalilah ke rumah. Jangan menakuti orang di malam hari.”
Seyoung mencibir Jin Goo tidak pernah berhenti. Jin Goo pun pergi.
**
Seyoung kembali ke kamarnya. Ia membuka hadiah yang Jin Goo beri. Ada kartu ucapan yang Jin Goo selipkan.
“Rasamu begitu cerewet (Seyoung sangat rewel dalam soal makanan), aku punya waktu yang sulit untuk mendapatkan ini. Aku mencarinya di seluruh Seoul untuk menemukan sup rumput laut ini. Yang penting, selamat ulang tahun. Aku berharap kau menjadi lebih cantik di tahun yang akan datang ini. Dari ‘Oppa’.”
Seyoung tersenyum membaca pesan Jin Goo. Ia lalu menuang sup rumput laut itu. Seyoung terdiam memandang sup rumput laut itu. Sesaat kemudian, Seyoung berlari keluar. Mungkinkah ia menyadari betapa tulusnya cinta Jin Goo. haha
**
Jin Goo kaget melihat Seyoung berlari menghampirinya dengan napas tersengal-sengal. Apa, semuanya baik-baik saja? Seyoung berniat mengatakan sesuatu tapi ada panggilan masuk. Go Eun yang menelpon Jin Goo. Jin Goo berniat mengangkat namun Seyoung mencegahnya. Jangan dijawab. Jin Goo bengong dengan sikap Seyoung. Mereka pun saling berpandangan.
“Tidak ada alasan khusus... seorang wanita yang membuka hatinya untuk seorang pria”
**
Di konser Loveholic, Kwang Soo dan para penggemar Loveholic nampak menikmati lagu-lagu yang di bawakan oleh band kesukaan Da In itu. Namun Da In hanya terdiam.
“Ketulusan yang kau rasakan dengan seluruh tubuhmu... dimana tidak ada kata-kata atau ungkapan yang diperlukan.”
**
Min Goo memegang erat tangan Soo Ah. Ia tidak mau mengatakan sampai jumpa pada Soo Ah. Cie ciee yang lagi kasmaran.. Bahkan ia tak mau melepaskan pegangannya saat Soo Ah mau pulang. Ia menarik Soo Ah mendekat.
“Kenapa kau tidak pergi?” tanya Min Goo pura-pura gatau alasannya.
“Kau tidak membiarkanku pergi. Kau lebih dulu.” Ya ampun gemas banget ma mereka. Ya udah daripada ribut siapa yang pergi duluan. Mending ga usah pulang aja, tinggal aja di halte. Anggap aj dunia milik berdua, yang lain cuman kos aja.. hahah
“Itulah satu-satunya kunci... yang bisa membuka hati seorang wanita.”
**
Saat pulang les, Soo Ah di panggil oleh seorang pegawai les. Pegawai itu memanggilnya dengan nama “Han Bong Sook”. Rupanya Soo Ah lupa mengambil kartu pendaftarannya.
Soo Ah mengambilnya dan berbalik pergi. Namun betapa terkejut saat melihat Min Goo berdiri tepat di depannya.
“Han Bong Sook?” Min Goo tak kalah kagetnya.
**
Bersambung ke episode 10 di tempat Mbak Mumu - Berbagisinopsis.blogspot.com
**
Komentar :
Alamakkk,,,,,,,, cute bingitssss si urri Min Goo.... Min Goo,, aku padamu ♥♥
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting