Rabu, 16 April 2014

[Sinopsis] Bride Of The Century Episode 16 Bagian 1

vlcsnap-2014-04-14-17h14m36s39vlcsnap-2014-04-14-17h15m22s248vlcsnap-2014-04-14-17h15m25s25

Episode sebelumnya, Doo Rim berdiri di sebuah padang yang luas, di sampingnya ada kincir angin. Ia memegang perutnya dan menutup matanya merasakan kehadiran bayi dalam kandungannya. Hasil buah cintanya bersama urri Kang Joo ahjussi. Ia tersenyum bahagia memandang ke depan. Tiba-tiba sebuah tangan pelan-pelan menyentuh tangan Doo Rim dan memegangnya erat. Doo Rim menoleh melihat sosok arwah Byul muncul dan tersenyum memandangnya.

“Ini bukanlah sebuah akhir, tapi sebuah awal. Penantian dan kerinduanmu, membuatku mengerti apa itu cinta. Injak semua penderitaanmu sekarang, dan tempuhlah jalanmu sendiri. Teruslah berjalan hingga kau tiba di penghujung jalan. Akan ada yang menantimu di sana.”

vlcsnap-2014-04-14-17h16m22s84vlcsnap-2014-04-14-17h16m28s103

Doo Rim memikirkan kata-kata Byul lalu tersenyum. Byul tetap memegang erat tangan Doo Rim bahkan mengelusnya lembut. Mereka pun menikmati indahnya pemandangan laut dari bukit dan hembusan angin pegunungan.

**

Bride Of The Century Episode 16 End

vlcsnap-2014-04-14-17h17m54s235vlcsnap-2014-04-14-17h18m02s58vlcsnap-2014-04-14-17h18m06s94

Kang Joo beserta Roo Mi dan Sek. Kim berjalan melintasi arena mall. Mereka baru saja pulang dari acara penghargaan, Sek Kim memboyong piala dan buket bunga. Kang Joo tampak berbeda dengan style-nya sekarang. Ia tidak seperti Kang Joo yang dulu, Ia tampak lebih dewasa dan matang. Dan Roo Mi yang merupakan sahabatnya dari kecil masih setia bekerja dengannya. Ia tidak jadi berhenti kerja.

Roo Mi mengatakan arti dari penghargaan kali ini signifikan sekali. Karena ini adalah penghargaan tertinggi dari Republik Korea. Oleh karena itu, untuk meningkatkan citra Dept. Store, dalam hal peningkatan penjualan, kita boleh berharap sekarang. Terutama program yang Anda mengubah staf paruh waktu menjadi staf permanen... Telah mendapat respon besar dari masyarakat.

vlcsnap-2014-04-14-17h18m13s169vlcsnap-2014-04-14-17h18m21s245

Ia pun menambahkan “Aku tahu siapa orang yang membawa perubahan besar atas dirimu, Representatif.”

Kang Joo setengah menoleh dan tersenyum manis.

vlcsnap-2014-04-14-17h18m26s38vlcsnap-2014-04-14-17h18m30s79vlcsnap-2014-04-14-17h18m33s107vlcsnap-2014-04-14-17h18m43s210

Kang Joo berhenti berjalan karena mendengar keributan seorang pelanggan VVIP yang memarahi salah satu pramuniaga di salah satu tenant VVIP. Pelanggan VVIP itu meminta tasnya di ganti dengan yang baru namun pramuniaga itu bilang tidak bisa karena tanggal pengembaliannya sudah berlalu jadi mungkin sedikit susah. Di tambah kerusakan barang itu merupakan kelalaian pelanggan.

Pelanggan itu tidak terima kalau di bilang melakukan keributan. Emang berapa sih harga tas itu? Ia mengatakan ia adalah pelanggan VVIP di Dep. Store ini, ia ngotot mengembalikan tasnya. Pramuniaga meminta maaf dan berusaha menjelaskan peraturan di Dept. Store ini, namun si pelanggan tidak terima dan memukul pramuniaga itu dengan tasnya. Kang Joo yang melihat karyawannya di perlakukan seperti itu mendekat.

vlcsnap-2014-04-14-17h18m54s29vlcsnap-2014-04-14-17h20m41s107vlcsnap-2014-04-14-17h20m56s1vlcsnap-2014-04-14-17h23m12s80

Kang Joo berdiri di samping pelanggan itu, dan menatapnya tajam. Si pelanggan menatap heran Kang Joo, Kang Joo lalu memanggil pelanggan itu dengan sebutan “ahjumma”. Roo Mi kaget dan yang paling tak kalah kagetnya, tentu saja si pelanggan itu.

“ahjumma?” tanya si pelanggan tak terima di panggil seperti itu.

Kang Joo mengambil tas si pelanggan dan mengatakan anda dan tas ini tidak terlihat sepadan. Si pelanggan mencibir tak percaya, Kang Joo meminta pramuniaga itu memproses pengembalian barang pelanggan itu.

vlcsnap-2014-04-14-17h27m14s196vlcsnap-2014-04-14-17h27m17s228vlcsnap-2014-04-14-17h27m28s84 vlcsnap-2014-04-14-17h27m54s88vlcsnap-2014-04-14-17h27m35s153

Setelah itu, Kang Joo melipat tangannya dan meminta pelanggan itu meminta maaf kepada karyawannya. Pelanggan itu otomatis tidak terima begitu saja, ia merampas kembali tasnya dari tangan pramuniaga itu dan meluncur pergi.

Kang Joo tersenyum melihat aksi pelanggan itu, lalu meminta Roo Mi mengurusinya. Roo Mi mengiyakan dan pergi menyusul si pelanggan. Pramuniaga itu berulang-ulang menunduk dan mengucapkan terima kasih kepada Kang Joo. Ia berjanji akan bekerja dengan sebaik mungkin, Kang Joo tersenyum dan mengatakan selamat bekerja. Hmmmm Kang Joo sekarang tidak seperti kang Joo yang dulu, yang dingin dan berlaku kasar sama pegawainya. Ia banyak belajar dari Doo Rim, menghormati orang lain tidak peduli status sosial mereka.

**

Kang Joo pun melanjutkan perjalanannya, tentu saja masih di dampingi Sek. Kim. Dalam perjalanannya, Ia bertemu dengan salah satu model yang hari ini akan mengadakan syuting iklan di departemen store ini. Kang Joo bertanya selama proses syuting, tidak ada kendala apapun, bukan? Model itu mengatakan kendala sih tidak ada, ia lalu mendekat ke depan Kang Joo.

“Kau sudah melihat berita putusnya aku dengan teman priaku?”

Kang Joo melirik Sek Kim, Sek Kim langsung menggeleng. Model itu lalu memberanikan diri menyentuh jas Kang Joo. Dan mengatakan jika Representatif punya waktu, aku ingin makan malam bersamamu. Kang Joo tersenyum menyerigai, si model lebih mendekat dan membisikan sesuatu ke telinga Kang Joo.

“Representatif, kenapa kau tidak menikah?”

Kang Joo tersenyum dan mengatakan sepertinya kau tidak tahu. Ia mengangkat tangannya dan menunjukkan cincin kawin yang melinggar dengan manisnya di jari super cute-nya.

“Aku sudah menikah. Aku permisi dulu.” Ujar Kang Joo berlalu

**

Wanita itu mencibir tak percaya Kang Joo menikah dengan pengantin setan bernama Na Doo Rim. Dan menolaknya hanya gara-gara wanita itu?

**

Kang Joo berjalan di seputar arena permainan anak-anak. Terdengar suara seorang anak sedang menangis di atas mobil mainan memanggil ibunya. Kang Joo berlari mendekat dan menggendong menenangkannya.

“aigooo mama kemana? Mamamu kemana?” ujar kang Joo

Anak itu terus saja menangis sampai cekukan, saat Kang Joo melihat ke arah pintu. Ia melihat sosok Doo Rim tersenyum dan berlari mendekat ke arahnya. Kang Joo tersenyum, tiba-tiba bayangan Doo Rim berubah menjadi seorang ahjumma yang mendekat memanggil anaknya. Kang Joo menyerahkan anak itu kepada ibunya. Ibu anak itu pun berterima kasih kepada Kang Joo. Kang Joo melamun, sepertinya ia merindukan hidup berkeluarga bersama Doo Rim dan memiliki anak-anak yang lucu-lucu seperti anak itu.

**

Ada setangkai buket di atas tempat duduk, dan di bawahnya ada diary milik istri pertama Tuan Choi serta album lempengan piring musik yang di bakar.

Tuan Choi dan Ny. Choi berdiri di tempat dimana abu istri pertama Tuan Choi di tabur. Sepertinya Tuan Choi memutuskan membakar dan mengubur masa lalunya bersama dengan almarhum istri pertamanya. Dan memilih membuka lembaran baru, menghabiskan sisa hidupnya bersama istri yang selama ini setia mencintainya. Walaupun cintanya tak terbalas. ^^

“Sudah setahun lamanya semenjak kau meninggalkan rumah. Walaupun tidak bisa dibandingkan dengan waktu yang kau habiskan dalam penantianmu, Tapi dalam penantianku akan dirimu, setiap hari yang kulalui terasa bagaikan setahun. Dalam hari-hariku yang akan datang, aku ingin melaluinya sebagai seorang suami Kim Myeong Hee. Sekarang aku baru mengerti, kehadiranmu dalam kehidupanku adalah sebuah takdir yang berharga.”

Ny. Choi tersentuh dengan kata-kata Tuan Choi, matanya berkaca-kaca. Selama ini ia tidak perna mendengar Tuan Choi mengatakan kata-kata yang tulus dan membuatnya tersentuh seperti itu.

“Kelak saat meninggalkan dunia ini... Berubah menjadi debu dan terbang dibawa angin... Orang yang kujumpai saat melayang di udara...” ujar Tuan Choi sambil tersenyum

“Alangkah baiknya jika itu adalah engkau?” sambung Ny. Choi

Tuan Choi tersenyum menatap istrinya yang sekarang benar-benar adalah pemilik hatinya. Ny. Choi membalas senyuman Tuan choi. Mereka pun berpelukan melepas kerinduan satu sama lain.

**

-Musim dingin tahun ini-

Kang Joo berdiri di depan jendela kamarnya dan menatap wedding ring milik Doo Rim. Terdengar suara Kang Joo “Aku menyambut musim dingin yang kedua semenjak ia pergi meninggalkanku. Aku menyambut musim dingin yang kedua semenjak ia pergi meninggalkanku. Dan seperti yang diharapkannya, Kami menyambut kehidupan yang tenang dan damai. Orang yang pergi telah kembali.”

Kang Joo menatap salju yang berjatuhan dari langit di bawah jendela. Kang In masuk dan mengajak hyung-nya keluar tuk makan. Kang Joo mengiyakan, ia kembali menatap salju yang semakin deras turun menutupi tanah. Demikian juga hatinya, yang semakin derasnya merindukan kehadiran Na Doo Rim di sisinya.

**

Keluarga Choi nampak menikmati ubi rebus beserta Kimchi di ruang keluarga. Kebersamaan mereka merupakan momen yang indah, selama 2 tahun mereka berpisah dengan ibu mereka. Sekarang kehidupan mereka kembali utuh dan bahagia. Kang In mengingatkan keluarganya kalau showcase kali ini, mereka semua sekeluarga harus hadir, mengerti?

Tuan Choi mengiyakan, kali ini kita pasti hadir. Sembari menikmati ubinya, Kang In bertanya kenapa ibunya pagi-pagi begini bikin ubi jalar? Membuatnya jadi kangen pada Doo Rim Nuna. Kang Joo jadi terpaku mendengar nama Doo Rim di sebut. kang In lalu melanjutkan, andai saja Doo Rim Nuna bisa ikut hadir di showcase, dia pasti akan senang sekali. Kang Joo yang tertunduk sambil mengupas ubi, tersenyum mendengar kata-kata adiknya.

Kang Joo yang sudah habis mengupas ubinya, memberinya kepada ibunya. Melihat itu Tuan Choi jadi cemburu.

“Wah ada apa dengan suasana yang harmonis ini? Hei, aku tidak dikasih?”

Kang Joo pun menawari acar lobak pada ayahnya namun Tuan Choi menolaknya karena sudah bosan. Ny. Choi pun menawarkan makanan lain kepada suaminya. Melihat keharmonisan keluarganya, Kang Joo kembali bernarasi.

“Sepeninggalnya... Kami baru mengerti jika dia telah membawa begitu banyak hadiah bagi kami. Tempat yang dikosongkannya... Tidak diisi dengan air mata, tetapi dengan senyuman dan canda tawa. Aku benar-benar merindukannya.”

**

-Musim Semi Tahun berikutnya-

Di sebuah kampung di tepi laut, Na Doo Rim hidup bahagia bersama anak dan neneknya. Doo Rim hendak pergi bekerja, ia pamit pada nenek dan mengecup pipi putra semata wayangnya, Kang Rim. Nenek mengingatkan Doo Rim jangan lupa membawa bekalnya. Nenek mengajak Kang Rim say good bye-bye pada ibunya yang hendak pergi kerja. Ohh Kang Im ur so cuteee,, pipi bakpao. Tembem abizzzzz,, cubit dikit donkkk.. ^^

**

Doo Rim menjajakan ikan-ikan segar yang baru di tangkap di pasar ikan. Nampak ia melayani seorang pelanggan, tak lupa ia memberikan tambahan ikan gratis buat pelanggannya. Ia kembali duduk dan merajut baju buat Kang Rim. Hmmm benangnya warna merah loh, seperti benang merah yang kang Joo ikatkan di tangan Doo Rim dan melamarnya.

Tiba-tiba seorang gadis SMA berteriak memanggil Doo Rim, Eonnie. Ia nampak senang dan menyampaikan kepada Doo Rim kalau ujian try-out hari ini ia mendapat ranking satu. Doo Rim senang mendengarnya, ia memuji Yu jung pintar sekali. Doo Rim memberikan sedikit banchan (makanan kecil) dan obat untuk Haraboeji. Tak lupa Doo Rim memberikan sedikit uang sebagai hadiah ujian try-out karena Yu jung dapat ranking satu. Yu Jung sangat berterima kasih, ia berjanji akan belajar dengan rajin dan membalas semua kebaikan Doo Rim kelak. Doo Rim sennag dan mengelus sayang rambut Yu jung.

**

Yu Jung melihat rajutan Doo Rim, dan bertanya apa Doo Rim merajut buat Kang Rim? Doo Rim mengatakan Kang Rim pasti akan terlihat ganteng sekali pakai ini. Yu Jung ingin sekali bertemu dengan Kang Rm. Ia berjanji akan ke sana akhir pekan. Ia pun pamit karena kakeknya sudah menunggunya. Setelah kepergian Yu Jung, Doo Rim kembali merajut. Ia berhenti sejenak dan menatap ke langit. Doo Rim menutup matanya dan berkata dalam hati.

“Apa kabarmu? Kabarku baik-baik saja. Anak kita mirip sekali denganmu. Dia adalah sebuah hadiah yang kau berikan padaku yang kesepian ini. Bagaikan melihat bayanganmu... Saat aku melihat anak kita, sambil menahan kerinduan yang ada di dalam hati. Kau pasti sedang menatap ke langit yang sama. Semoga aku bisa bertemu denganmu di suatu tempat. Aku benar-benar merindukanmu.”

**

Bukan hanya Doo Rim yang merindukan Kang Joo, Kang Joo pun demikian sangat merindukan Doo Rim. Ia menatap makam kucing yang mana kenangan antara ia dan Doo Rim. Ia memikirkan Doo Rim, saat itu Tuan Choi lewat dan melihatnya.

“Cuaca telah berubah menjadi hangat. Ketika musim semi tiba, bunga yang gugur di musim dingin akan kembali bersemi. Burung-burung yang meninggalkan tempat ini juga akan kembali.”

Tuan Choi menatap Kang Joo dan mengatakan suatu saat, pasti akan ada kabar beritanya. Kang Joo tersenyum, Tuan Choi mendekat dan memukul pundak putranya.

**

Kang In dan Roo Mi mendatangi rumah cenayang. Cenayang itu bertanya apa mereka berdua datang untuk menanyakan perihal jodoh? Roo Mi bilang bukan tuh! Kami sedang mencari orang. Namanya Na Doo Rim.

Cenayang itu mengatakan jika mau cari orang, seharusnya kalian ke kantor polisi. atau biro-biro detektif swasta semacamnya. Tidak peduli segaib apapun aku, aku tidak memiliki kemampuan untuk melacak orang. Roo Mi jadi heran dan meminta penjelasan sama Kang In. Kang In bilang ia juga dengar dari ibunya.

“Berhubung sudah datang, bagaimana kalau kita meramalkan peruntungan jodoh Anda berdua? Peruntungan wajah kalian memperlihatkan jika kalian berdua adalah jodoh yang ditakdirkan.”

“Jodoh yang ditakdirkan?” ujar Roo Mi

Cenayan itu berkata baru pertama kali ia melihat peruntungan wajah yang benar-benar padan. Kang In tersenyum mendengarnya, Roo Mi menepis bahwa hubungan mereka berdua tidak seperti itu. Cenayang itu menutup matanya dan berkata jika kalian berdua tidak bersama, peruntungan kalian akan berbalik menjadi tidak bagus. Roo Mi tidak percaya akan hal seperti itu, ia mengajak Kang In pergi.

“Tidak bisa mengenali berlian yang berada di depan mata... Nona, ini tidak ada bedanya dengan membuang jauh-jauh peruntungan baik Anda. Percaya atau tidak, terserah Anda.” kata cenayang, Kang In diam-diam tersenyum tipis.

“Berlian?” ujar Roo Mi

“Tangkap dia erat-erat! Dengan begitu, peruntungan Anda akan berubah dari ular air menjadi naga khayangan.”

Roo Mi tak tahan lagi, sebenarnya ia merasa tidak enak mendengarnya saat ada Kang In di sampingnya. Ia mengajak Kang In cepat pergi. Saat Roo Mi sudah keluar, cenayang itu bernafas lega. Kang In tersenyum dan mengedipkan matanya sama cenayang itu.

“Thank you.” Ujar Kang In dan memberikan seamplop uang untuk cenayang itu. Lalu pergi

**

Sepeninggal kang In, cenayang itu menggerutu aigoo, ya ampun. Kunyuk itu menggunakan bahasa banmal (bahasa santai). Dasar anak kurang ajar. Cenayang itu membuka amplopnya dan kembali mengomel kemana hilangnya kekuatan gaibnya, pelanggan-pelangganku juga terbang semua. Aih, dewi keberuntunganku, kapan engkau akan kembali?

**

Kang Joo melihat beberapa foto Doo Rim saat mengantar antaran ke pelanggan yang Roo Mi ambil dari forum. Roo Mi berkata walaupun demikian banyaknya foto itu, namun begitu banyak petunjuk-petunjuk yang salah. Karena itu, kali ini kau juga jangan berharap terlalu banyak.

“Sekalipun itu sia-sia, aku juga harus lihat-lihat ke sana. Jika masih ada petunjuk yang lain, jangan lupa hubungi aku!”

“Baik.”

Kang Joo langsung pergi mencari Roo Mi. Roo Mi duduk lemas, ia melipat kedua tangannya dan berdoa. “Tuhan, Buddha... Kali ini tolong Kau harus mempertemukan mereka.”

**

Kang Joo sudah sampai di area pasar, ia melihat-lihat sekelilingnya mencari jejak Doo Rim. Saat itu Doo Rim berada tepat di seberang jalan mengantar pesanan. Namun Kang Joo tak menyadarinya, ia sibuk bertanya sama orang-orang yang lewat.

“Maaf Ajumeonim, Anda pernah melihat orang ini?” kang Joo masuk keluar tenda penjual menanyakan keberadaan Doo Rim.

Doo Rim yang sudah mendapatkan bayarannya pamit pergi, di seberang jalan Kang Joo masih bertanya-tanya pada oarng yang di jumpainya di sisi jalan.

**

Kang Joo tak menyerah mencari Doo Rim sampai malam menjemput. Bahkan ia berjalan kaki, Ia benar-benar bertekat mencari sampai menemukan Doo Rim, pujaan hatinya. Kang Joo duduk di bangku penjual, Doo Rim berjalan mendekat dan memasuki sebuah toko tepat di seberang jalan di depan Kang Joo duduk.

Roo Mi menelpon dan mengatakan sepertinya bukan di situ tempatnya. Kantor Polisi Seocho memberi petunjuk baru. Wajah dan cara berbusana sangat mirip. Sepertinya ini adalah sebuah petunjuk yang dapat dipercaya. Kang Joo mengiyakan, ia berdiri dan terlihat di depannya Doo Rim sudah keluar dari dalam toko tapi sayangnya kang Joo tidak menengok.

Kang Joo berbalik dan pergi, sementara Doo Rim berjalan hendak mendaki namun hampir saja di tabrak oleh pengendara motor yang asal-asalan nyentirnya. Alhasil barang bawaan Doo Rim terjatuh semua ke jalanan. Gulungan benang merah itu pun terus menurun melewati kaki Kang Joo. Doo Rim mendekat, kang Joo menunduk mengambil gulungan benang merah itu. Ia pun menoleh dan melihat Doo Rim, wanita yang selama ini ia rindukan ada tepat di depannya.

Kang Joo berjalan perlahan mendekat, begitu pula Doo Rim. Namun Doo Rim terpaku, ia tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Pria yang selama ini mengisi relung hatinya ada tepat di depannya, ini seperti mimpi. Mata Kang Joo berkaca-kaca melihat Doo Rim, air mata Doo Rim tak terbentung lagi. Mengalir dengan derasnya. Kang Joo melihat gulungan benang merah yang mempertemukan bahkan mempersatukan mereka berdua. Kang Joo tersenyum, mereka saling menatap kangen satu sama lain dalam jarak dua langkah ke depan. ^^

**

Di dinding kamar Doo Rim, terpampang ratusan poster Kang Joo. Udah kayak kliping anak SD or mading anak SMA aja deh. hehhehe

Doo Rim berkata kepada putranya “Kang Rim, Papa sudah datang.” Kang Joo tersenyum haru memandang buah hatinya. Doo Rim mengatakan nama yang ia berikan padanya adalah Kang Rim. Mengambil satu kata dari gabungan nama Kang Ju dan namanya. Mata, hidung, dan bibirnya mirip sekali denganmu, Kang Ju.

“Kau bisa ingat pada Doo Rim dan datang mencarinya, aku benar-benar berterima kasih. Benar-benar terima kasih. Terima kasih.” Ujar nenek sedih

“Halmeoni, terimalah sembah sujudku. (Tradisi penghormatan terhadap orang tua)” kang Joo pun bersujud di hadapan nenek dan berkata aku datang sedikit terlambat, maafkan aku. Benar-benar minta maaf.

Kang Rim yang lucu memanggil manggil nama ayahnya “Papa... Papa...”

**

Restoran Doo Rim yang di kelola Jin Joo ramai pelanggan. Ada spanduk yang bertuliskan “Tempat di mana asmara romantis Choi Kang Ju dan Na Doo Rim bersemi”

Ada dua sosok yang tak asing lagi memasuki restoran. Mereka adalah fans Kang In yang bertemu dengan Doo Rim di Namhae. Dan sudah bertahun-tahun namun kebiasaan mereka memakai topi tak kunjung hilang. Topinya pazti udah blusukan tuh. ^^

Si gadis bertopi merah bertanya “Tempat ini adalah tempat di mana asmara antara Choi Kang Ju dan Na Doo Rim bersemi?”

Gadis bertopi hijau pun menunjukkan info mengenai kisah Kang Joo dan Doo Rim di public. Mereka berdua ke sini karena melihat berita ini. Jin Joo membetulkan, tidak salah lagi. Di sini adalah Restoran Na Doo Rim.

Kedua gadis ini loncat-loncat kegirangan, mereka bahagia karena bisa mengunjungi tempat-tempat sakral. Jin Joo bertanya tempat sakral? Si gadis bertopi hijau mengatakan kisah cinta antara Choi Kang Ju dan Na Doo Rim benar-benar romantis dan menyentuh. Hari ini, Dept. Store dan toko ini telah menjadi sebuah tempat sakral lahirnya cinta. Gadis bertopi merah pun melanjutkan, setelah membaca cerita itu, aku menangis semalaman. Sampai kedua mataku bengkak.

Mereka lalu bertanya dimana Doo Rim, mereka ingin meminta tanda-tangannya. Jin Joo mengatakan Doo Rim sedang tidak ada di tempat sekarang. Dia di rumah mertuanya. Mereka bertambah bahagia mengetahui Doo Rim sudah tinggal bersama Kang Joo.

**

Nenek membawa bungkusan yang berisi sepatu merah sang pengantin wanita. Ny. Choi terperanjat kaget melihatnya, Tuan Choi dan kang Joo menatap ibunya. Tuan Choi lalu menatap nenek, nenek menarik nafas.

**

Flashback :

-Kediaman Keluarga Choi -- 50 Tahun Yang Lalu-

Di saat malam pertama pengantin di awal episode pertama. Ternyata pengantin wanita itu memasukan serbuk obat tidur ke dalam teko. Sementara pengantin pria (Tuan Choi) membuka topinya. Lalu duduk dan menatap pengantin wanitanya yang hanya duduk tertunduk.

“Kau juga percaya rumor itu? Menantu wanita pertama yang menikah dengan putra sulungku, pada malam pernikahan, akan dijadikan persembahan kepada jin penunggu rumah ini -- rumor seperti ini? Menurutmu di rumah ini benar-benar ada jin penunggu?” ujar Tuan Choi mendekat dan memegang tangan istrinya.

“Sun Bok... Rumor itu disebar-luaskan olehku. Jika ingin memperistrikan dirimu, aku hanya punya cara itu saja. Pertama kali bertemu denganmu di musim semi saat kau datang membantu ibuku dalam urusan menjahit. Ibuku memuji kehalusan hasil kerajinan tanganmu. Dan kau tersenyum dengan malu-malu di bawah pohon plum yang bersemi. Dibandingkan dengan baju berwarna merah muda yang kau jahit, kau jauh lebih cantik. Sepertinya pada saat itu aku mulai jatuh hati padamu. Aku ingin menjadikanmu istriku. Tapi para tetua keluargku pasti akan menentang. Karena itulah aku menyebarluaskan rumor seperti itu. Orang-orang pada percaya dengan rumor itu. Berhubung kenyataan bahwa istri pertama Haraboeji dan Aboeji, dikarenakan kecelakaan dan meninggal dunia adalah benar. Akhirnya pernikahan yang telah dijodohkan itu batal. Para putri keluarga terhormat menolak untuk menikah denganku. Jadi para Tetua keluarga terpaksa harus turun tangan sendiri. Membeli istri pertama dengan uang. Orang itu adalah kau, Sun Bok.”

Sun Bok tercengang mendengarnya, Tuan Choi meminta karena itu, janganlah kau merasa takut. Karena itu hanyalah kebohongan yang ku karang, supaya bisa mendapatkanmu.

*Note: Nenek Na Doo Rim bernama Park Sun Bok

 

 

KOMENTAR :

Terjawablah sudah semua pertanyaan yang mendera pikiran kita selama ini. Judul Bride Of The Century tentu saja di tujukan kepada Byul, yang mana merupakan kunci dari segalanya. Coba bayangkan saja chingu, tanpa Byul keluarga Choi tidak ada seperti ini. Secara istri pertama Tuan Choi pada seratus tahun yang lalu itu mandul dan tidak bisa mempunyai seorang putra penerus klan Choi.

Dan nenek Doo Rim yang selama ini memegang sepatu merah itu merupakan istri pertama Tuan Choi pada 50 tahun yang lalu. Ia melarikan diri bukan meninggal seperti dugaan kita sebelumnya. ^^

2 komentar:

  1. Pdhal ep trakhir tp kok ga ad gmbr'x kak...
    galau :(

    BalasHapus
  2. Iya kak kecewa padahal penasaran bgt :( sama episodenya

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya chingu,,
habis baca di tunggu commentnya ya..
Hwaiting

 

Drama Oh Drama Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang